Anda di halaman 1dari 17

KETERKAITAN PERENCANAAN PENDIDIKAN DENGAN ASPEK

DEMOGRAFI, SOSIAL EKONOMI, SUMBER DAYA MANUSIA,


SUMBER DAYA KEUANGAN PADA TINGKAT
MAKRO, MEZZO DAN MIKRO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pendidikan


Dosen Pengampu: Dr. H. Abdurrahman, M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Asihani (2111030014)
2. Putri Syahlu (2111030071)
3. Rohta Iglana (2111030205)

Semester/Kelas : 5/C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-NYA sehingga kami dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan jahiliyah menuju zaman terang benderang addinul islam.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Abdurrahman, M.Ag
selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pendidikan yang telah mengampu
kami, kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membatu kami menyelesaikan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam
pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 29 November 2023

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1


A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3


A. Keterkaitan Perencanaan Pendidikan Aspek Demografi Dan Sosial Ekonomi ......3
B. Keterkaitan Perencanaan Pendidikan Aspek Sumber Daya Manusia.....................6
C. Keterkaitan Perencanaan Pendidikan Aspek Sumber Daya Keuangan ..................9

BAB III PENUTUP .......................................................................................................13


A. Kesimpulan ...........................................................................................................13
B. Saran .....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan fondasi utama pembangunan suatu negara, dan
perencanaan pendidikan yang efektif sangat terkait dengan berbagai aspek yang
bersifat kompleks. Dalam konteks ini, hubungan erat antara perencanaan pendidikan
dengan aspek demografi, sosial ekonomi, sumber daya manusia, dan sumber daya
keuangan menjadi esensial pada tiga tingkatan analisis, yaitu makro, mezzo, dan
mikro.
Pada tingkat makro, aspek demografi menjadi pemegang peran kunci, memandu
perencanaan jangka panjang dalam mengakomodasi pertumbuhan populasi dan
kebutuhan pendidikan masyarakat secara menyeluruh. Faktor sosial ekonomi juga
berperan penting dalam membentuk kebijakan pendidikan yang berpihak pada
inklusivitas dan kesetaraan. Tingkat mezzo mencakup struktur organisasi
pendidikan dan komunitas lokal. Sumber daya manusia di tingkat ini menjadi fokus,
dengan memastikan ketersediaan guru berkualitas dan terlatih serta membangun
keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat dalam pendidikan anak-anak.
Pada tingkat mikro, perencanaan pendidikan harus mempertimbangkan
kebutuhan individual siswa. Faktor demografi seperti keberagaman budaya dan latar
belakang sosial ekonomi memainkan peran kunci dalam memastikan pendekatan
yang bersifat inklusif dan relevan bagi setiap siswa. Sumber daya keuangan, baik
pada tingkat makro, mezzo, maupun mikro, menjadi fondasi bagi implementasi
perencanaan pendidikan yang sukses. Penyediaan dana yang memadai dan alokasi
yang bijak menjadi faktor penentu dalam menjaga keberlanjutan sistem pendidikan.
Dengan memahami dan mengakui keterikatan perencanaan pendidikan dengan
aspek demografi, sosial ekonomi, sumber daya manusia, dan sumber daya keuangan
pada berbagai tingkatan, kita dapat membentuk pendidikan yang responsif, inklusif,
dan berkelanjutan untuk masyarakat yang maju dan berkembang. Oleh karena itu

1
kami kelompok 10 akan membahas bagaimana keterkaitan perencanaan pendidikan
dengan aspek demografi, sosial ekonomi, sumber daya manusia, sumber daya
keuangan pada tingkat makro, mezzo dan mikro.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterkaitan perencanaan pendidikan aspek demografi dan sosial
ekonomi?
2. Bagaimana keterkaitan perencanaan pendidikan aspek sumber daya manusia?
3. Bagaimana keterkaitan perencanaan pendidikan aspek sumber daya keuangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan perencanaan pendidikan aspek
demografi dan sosial ekonomi.
2. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan perencanaan pendidikan aspek sumber
daya manusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan perencanaan pendidikan aspek sumber
daya keuangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterkaitan Perencanaan Pendidikan Aspek Demografi Dan Sosial Ekonomi


1. Perencanaan Pendidikan Aspek Demografi
Penggunaan kata demografi digunakan pertama kali oleh Achille Guilard
pada tahun 1885. Demografi yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari
keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur meliputi perubahan secara umum,
fisik, peradaban, intelektualitas, dan kondisi moral. Sedangkan KBBI
mendefinisikan demografi sebagai ilmu mengenai susunan, jumlah, dan
perkembangan penduduk atau ilmu tentang uraian atau gambaran statistik
mengenai suatu bangsa berdasarkan perspektif sosial politik1.
Demografi, secara etimologi (kebahasaan) berasal bahasa Latin, kata
“demograhie” terdiri dari dua kata yaitu demos dan graphien, demos artinya
penduduk dan graphien berarti catatan, bahasan tentang sesuatu. Secara
etimology makna demografi adalah catatan atau bahasan mengenai penduduk
suatu daerah pada waktu tertentu. Secara epistemologi (berdasarkan ilmu
pengetahuan), pengertian demografi tidak sesederhana seperti dalam perspektif
etimologi, kata demografi diberi makna lebih spesifik tentang penduduk 2. Ilmu
demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat tujuan pokok,
yaitu:
a) Mempelajari distribusi penduduk serta kuantitasnya dalam wilayah tertentu.
Seperti mengukur penyebaran kesempatan atau lowongan tenaga kerja,
penyebaran penduduk berdasarkan distribusi persebaran penduduk serta
merencanakan lokasi sekolah.

1
Rahman Tanjung Yulia Rizki Ramadhani et al., Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, 1st ed.
(Medan, 2021). h. 112
2
Mubin Fatkhul, “HUBUNGAN PERENCANAAN PENDIDIKAN DENGAN ASPEK
DEMOGRAFI, SOSIAL EKONOMI,” Pendidikan 1, no. 1 (2020). h. 3

3
b) Menjelaskan kedinamisan pertumbuhan penduduk masa lampau,
penurunannya dan persebarannya dengan data yang kredibel. Pertumbuhan
penduduk tersebut sebagai informasi yang akan bermanfaat dalam banyak
hal yang berkaitan dengan konsep perencanaan.
c) Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan berbagai aspek-aspek pembangunan seperti sosial, budaya politik,
ekonomi, fungsi organisasi sosial dan keamanan. Hubungan ini dianggap
penting sebagai informasi penting yang akan berkaitan dengan berbagai
kebijakan.
d) Meramalkan pertumbuhan penduduk serta distribusinya untuk masa yang
akan datang serta mempelajari berbagai solusinya dari kemungkinan-
kemungkinan konsekuensi yang akan terjadi berdasarkan data-data yang ada
dalam unsur demografi3.
Keterkaitan aspek demografi dalam perencanaan pendidikan bentuk
secara makro atau mikro, yaitu sebagai berikut:
a) Pencapaian sasaran murid, yaitu mengenai berapa jumlah penduduk yang
berada pada usia sekolah, melek huruf serta perbandingan jumlah gedung
serta sarana prasarana lain dan guru jumlah penduduk usia sekolah.
b) Peningkatan mutu pendidikan yaitu dengan pertambahan penduduk yang
diikuti arus kelompok penduduk yang memasuki lembaga pendidikan,
membawa kepada tekanan untuk perluasan daya tampung serta peningkatan
kesempatan memperoleh pendidikan ada lembaga pendidikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan (kurikulum, inovasi teknologi, pembuatan
gedung praktis dan inovatif untuk proses belajar mengajar). Tuntutan untuk
peningkatan mutu pendidikan. kurang dapat dipenuhi dan sangat lambat dan
mengakibatkan pendidikan kurang menarik, akibatnya peningkatan putus
sekolah, dan terjadinya pemborosan karena banyak siswa yang tinggal kelas
dan harus mengulang.

3
Yulia Rizki Ramadhani et al., Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. h. 115

4
c) Pemerataan kesempatan belajar, yaitu terpenuhinya harapan pemeran
kesempatan memperoleh pendidikan pada lembaga pendidikan khususnya
pendidikan formal antara desa dan kota serta laki-laki dan perempuan.
d) Penambahan pola belajar yaitu mendorong penduduk usia sekolah untuk
belajar pada lembaga pendidikan nonformal yang ada di masyarakat seperti
pusat kegiatan belajar masyarakat, atau bengkel kerja, pusat kerajinan dan
menciptakan lapangan kerja sendiri.
e) Pencapaian tujuan sosial di luar pendidikan yaitu kemajuan. penduduk di
suatu tempat atau kota lebih mendorong penduduk di tempat lain didesa
untuk melakukan urbanisasi yang dapat memengaruhi lokasi pembangunan
sekolah4.
2. Perencanaan Pendidikan Aspek Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi terdiri dari dua kata yaitu sosial dan ekonimi, kata sosial
seperti yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti
sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Dalam ilmu
sosiologi menegaskan bahwa manusia merupakan makhluk sosial di mana
manusia tidak akan mampu wajar jika tidak dibantu oleh manusia lain di
lingkungannya. Sedangkan kata ekonomi diambil dari kata Yunani “oikos” yang
mempunyai arti keluarga atau rumah tangga serta “nomos” artinya aturan,
peraturan, hukum. Sehingga pengertian kata ekonomi bisa dijelaskan sebagai
aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa ekonomi adalah ilmu yang mengenai asas-
asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan
(keuangan, perindustrian dan perdagangan)5.
Dari penjelasan di atas bahwa sosial ekonomi adalah semua hal yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, seperti sandang, pangan,
pendidikan, perumahan, kesehatan dan lain-lain.

4
Ali Nurdin, Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen, 1st ed. (Depok: PT.
RajaGrafindo Persada, 2019). h. 42-43
5
Ruth Roselin E. Nainggolan Dedeh Maryani, Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta:
Depublish, 2019). h. 56

5
Terdapat keterkaitan yang erat antara perencanaan pendidikan dengan
aspek sosial ekonomi. Keyakinan umum menyatakan bahwa seseorang yang
memiliki bekal pendidikan formal akan cenderung menuai sukses ekonomi
merupakan suatu contoh pengaruh pranata pendidikan terhadap aktivitas
ekonomi para anggota suatu masyarakat. setiap lembaga sosial tidak sekedar
memelihara tujuan dan manifes, yakni fungsi yang mencerminkan kegunaan dari
terbentuknya sebuah pranata. Munculnya asumsi sosial bahwa pendidikan
memengaruhi kesuksesan ekonomi. Pendidikan harus memiliki hubungan yang
erat dengan kebutuhan serta kemungkinan-kemungkinan perkembangan
ekonomi dan sosial, sehingga dapat memberi bekal hidup murid-murid dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Mengingat bahwa rencana pembangunan lima
tahun merupakan landasan untuk pembangunan tahap berikutnya dengan
prioritasnya pada pertanian, industri yang menyokong pertanian, industry kecil
dan ringan, industri pertambangan, prasarana serta pariwisata, pengarahan harus
disesuaikan dengn prioritas-prioritas tersebut. Hal ini diperlukan pada tingkat-
tingkat pendidikan yang akan menghasilkan lulusan dalam jangka waktu lima
tahun yang akan datang6.

B. Keterkaitan Perencanaan Pendidikan Aspek Sumber Daya Manusia


Perencanaan Pendidikan merupakan suatu proses yang mempersiapkan
seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepada
pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-
kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu
Negara. Perencanaan pendidikan juga dapat di artikan sebagai suatu usaha melihat
ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan
biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam
bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system

6
Yulia Rizki Ramadhani et al., Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. h. 130

6
pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani
oleh system tersebut7.
Sumber daya manusia adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak
suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki
fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
Sumber daya manusia juga dapat di artikan individu yang bekerja sebagai penggerak
suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang
harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya8. Sumber daya manusia secara
makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara
atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik
yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan (lapangan kerja). Sedangkan
sumber daya manusia dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang
yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai,
karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain9. Tujuan perencanaan sumber daya
manusia adalah untuk menjamin penggunaan yang optimal terhadap SDM pada
organisasi saaat ini, menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh
organisasi di masa akan datang baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Berikut
ini tujuan perencanaan sumber daya manusia, yaitu:
a. Menentukan kualitas dan kuantitas pegawai yang akan mengisi semua jabatan
dalam perusahaan.
b. Menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga
setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
c. Menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan
tugas.
d. Mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi sehingga produktivitas
kerja meningkat.
7
Nardawati Nardawati, “Perencanaan Pendidikan Yang Baik Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan Di Era Digital,” Jurnal Literasiologi 6, no. 2 (2021). h. 16-17
8
Syafira N, “Manajemen Sumber Daya Manusia Eri Susan 1,” Jurnal Manajemen Pendidikan 9,
no. 2 (2019). h. 954
9
Hadari Nawawi, Perencanaan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2003). h. 37

7
e. Menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan.
f. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian karyawan.
g. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertikal atau horizontal) dan
pensiun karyawan.
h. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan10.
Terdapat aspek yang harus di perhatikan dalam penyusunan perencanaan
pendidikan dalam aspek sumber daya manusia, sebagai berikut:
a. Kompetensi adalah kompetensi hanya merupakan aspek – aspek pribadi yang
dapat diukur dan esensial untuk pencapaian kinerja yang berhasil. Adapun
indikator - indikator yang memengaruhi kompetensi seperti:
1) Pengetahuan (Knowledge), adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk
bidang tertentu dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki.
2) Keterampilan (skill), adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional
mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan.
3) Perilaku (attitude), adalah hal ini erat hubungannya dengan kebiasaan dan
perilaku. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif
dengan hubungan dengan perilaku seseorang maka akan menguntungkan.
Artinya jika kebiasaan seseorang adalah baik, seperti tepat waktu, disiplin,
simple, maka perilaku kerja juga baik.
b. Motivasi yaitu energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri seseorang
yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku,
tenaga dan waktunya berdasarkan lingkungan kerja.
c. Loyalitas, yaitu sikap dan perbuatan mencurahkan kemampuan dan keahlian
yang dimiliki melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, disiplin serta jujur
dalam bekerja, menciptakan hubungan yang baik dengan atasan, rekan kerja

10
Marnis Priyono, Manajemen Sumber Daya Manusi (Surabaya: Zifatama Publisher, 2015).h. 24

8
serta bawahan dalam menyelesaikan tugas, menjaga citra perusahaan dan
bersedia bekerja dengan jangka waktu yang panjang.
d. Disiplin Kerja, yaitu suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak
tertulis11.
Adanya masalah berkaitan dengan aspek sumber daya manusia maka diperlukan
kebijakan perencanaan pendidikan antara lain:
a. Merencanakan berbagai ragam pendidikan yang para lulusannya dapat
memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam berbagai bidang kegiatan.
b. Mendorong berbagai pihak yang menampung para lulusan untuk melaksanakan
langkah penyesuaian sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
c. Merencanakan mutu dan relevansi pendidikan.
d. Merencanakan pendidikan kejuruan di berbagai bidang dengan berorientasi pada
dunia kerja.
e. Menanamkan sikap lebih positif terhadap kerja kasar di kalangan lulusan.
f. Mengusahakan adanya forum konsultasi secara efektif dan teratur antar wakil
pemakai tenaga pendidik dan penghasil tenaga pendidik untuk menentukan jenis
keterampilan yang dibutuhkan.
g. Merencanakan peningkatan informasi mengenai kesempatan kerja yang ada serta
bimbingan,yang meliputi usaha pengumpulan data dan keterangan mengenai
berbagai sumber pendapatan tenaga kerja termasuk upah di pedesaan maupun
perkotaan12.

C. Keterkaitan Perencanaan Pendidikan Aspek Sumber Daya Keuangan


Sebelum kami membahas mengenai keterkaitan perencanaan pendidikan dalam
aspek sumber daya keuangan, kami akan membahas terlebih dahulu apa itu yang di
maksud dengan manajemen keuangan? Jdi yang dimaksud dengan manajemen
keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
11
Yulia Rizki Ramadhani et al., Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. h. 145-148
12
Ali Nurdin, Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen (Depok: Rajawali Pers,
2019). h, 15

9
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh
suatu organisasi. Pengertian lain dari, manajemen Keuangan adalah segala kegiatan
atau aktivitas organisasi yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh
pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola
aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama organisasi13.
Dalam mengukur biaya (keuangan) pendidikan ada yang dinamakan sebagai
total cost dan unit cost. Total cost merupakan biaya pendidikan secara keseluruhan.
Sedangkan unit cost adalah biaya satuan per peserta didik. Untuk menentukan biaya
satuan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan mikro. Pendekatan
makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan
yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi jumlah murid. Sedangkan
pendekatan mikro berdasar pada alokasi pengeluaran per komponen pendidikan
yang digunakan peserta didik.
Terdapat 4 tahap dalam proses perencanaan keuangan dalam penyusunannya,
sebagai berikut:
1) Merencanakan anggaran, merupakan kegiatan identifikasi tujuan, penentuan
proses, penjabaran tujuan ke dalam penampilan personal yang dapat di ukur,
kegiatan analisis alternative untuk mencapai tujuan dengan analisis cost
effectiveness dan membuat rekomendasi alternative pendekatan untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai.
2) Menyiapkan anggaran, merupakan penyesuaian kegiatan dengan mekanisme
anggaran yang berlaku, telah dibentuk, distribusi dan sasaran progam
pembelajaran perlu perumusan yang jelas. Pelaksanaan inventarisasi
perlengkapan peralatan dan semua bahan yang telah disediakan.
3) Pengelolaan pelaksaan anggaran, merupakan pelaksanaan pembukuan,
pembelajaran, dan pembuatan transaksi, perhitungan, pengawasan dalam
melaksanakan yang sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku serta membuat
laporan dan mempertanggung jawabkan keuangan.

13
Fatkhul Mubin, “Hubungan Perencanaan Pendidikan Dengan Aspek Sdm Dan Sumber Daya
Keuangan” 2 (2020). h. 8

10
4) Penilaian pelaksaan anggaran merupakan penialain bagaimana mencapai sasaran
progam dan pembuatan rekomendasi untuk memperbaiki anggaran yang akan
datang14.
Untuk menyusun suatu perencanaan keuangan atau yang biasa disebut dengan
rencana anggaran, hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode
anggaran.
2) Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan
barang.
3) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada dasarnya
merupakan pernyataan financial.
4) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu.
5) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan pihak yang
berwenang.
6) Melakukan revisi usulan anggaran, persetujuan revisi anggaran, pengesahan
anggaran15.
Pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian
dibagi jumlah peserta didik. Sedangkan pendekatan mikro berdasarkan pada alokasi
pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan peserta didik. Sistem
Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret
1989. Pada Bab VIII Pasal 33-36 dijelaskan mengenai sumber daya pendidikan
kategori pembiayaan (keuangan) pendidikan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1) APBN dan APBD merupakan biaya langsung yang terkait dengan penggajian
guru, administrator, staf sekolah, pembelian peralatan, materi pelajaran dan
gedung sekolah. Dana pendidikan selain gaji dan biaya pendidikan kedinasan
14
Tria Zuliatul Faiza, “Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di Lembaga
Pendidikan MI Raudlatul Muta’allimin I,” Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 3, no. 1 (2020). h. 108
15
Siti Hapsah, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Manajemen Administrasi Sekolah,”
Seri Publikasi Pembelajaran : Manajemen Administrasi Sekolah 1, no. 1 (2022). h. 560

11
dialokasikan minimal 20% dari APBD. Dana APBD berasal dari APBD
Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Dana tersebut tergantung pada
kemampuan keuangan pemerintah setempat dan daerah lain. Dana pendidikan
yang berasal dari APBD diperuntukkan sama dengan dana yang berasal dari
APBN, yakni bisa untuk pendanaan rutin dan untuk pendanaan pembangunan,
tergantung pada kebutuhan sekolah. Untuk pendanaan rutin contohnya
membayar gaji guru bantu/tenaga honorer. Untuk pendanaan pembangunan
direalisasikan untuk rehabilitasi gedung, sarana olahrada dan sejenisnya. Dana
APBN pun dapat digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang
setiap daerah mendapatkan jatah yang sama dan dana APBD digunakan untuk
Bantuan Operasional Pembangunan (BOP). Sedangkan dana rutin, yaitu dana
yang dipakai membiayai kegiatan rutin seperti tambahan gaji guru, pendidikan,
penelitian, pengabdian masyarakat, biaya pemeliharaan, dsb.
2) Dana Penunjang Pendidikan berupa beasiswa yang diterima oleh peserta didik
untuk menunjang biaya pendidikannya.
3) Dana dari Masyarakat yang berupa bantuan/sumbangan BP3 (sekarang menjadi
SPP) yaitu dana untuk peserta didik seperti untuk pembayaran seragam, buku,
ATK, transport. Selain sumbangan SPP juga ada dana pembangunan, ialah dana
yang dipakai membiayai pembangunan dalam berbagai bidang seperti sarana
prasarana, alat belajar, media, dsb.
4) Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat ialah sumbangan yang diterima
oleh sekolah dari pemerintah daerah setempat dimana sekolah tersebut berada.
5) Bantuan lain-lain adalah bantuan yang diterima oleh sekolah dari berbagai pihak
selain APBN dan APBD, Dana Penunjang Pendidikan, Dana dari Masyarakat,
Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat. Bantuan tersebut berasal dari
kerjasama sekolah dengan instansi lain atau yang sejenis. Diantaranya ialah
bantuan yang berasal dari luar negeri16.

16
Fatimah Purba, Arta, dkk, “Problematika Pembiayaan Pendidikan Di Sekolah,” Edukasi
Nonformal 4, no. 1 (2023). h. 326

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas menegnai Keterkaitan Perencanaan
Pendidikan Dengan Aspek Demografi, Sosial Ekonomi, Sumber Daya Manusia,
Sumber Daya Keuangan Pada Tingkat Makro, Mezzo Dan Mikro, yaitu sebagai
berikut:
1. Terdapat keterkaitan aspek demografi dalam perencanaan pendidikan secara
makro, mikro dan mezzo yaitu pencapaian sasaran murid, peningkatan mutu
pendidikan, pemerataan kesepakatan belajar, penambahan pola belajar, dan
pencapaian tujuan sosial di luar pendidikan. Sedangkan keterkaitan dalam aspek
sosial ekonomi yaitu dalam perencanaan pendidikan harus sesuai terhadap
aktivitas sosial dan ekonomi para anggota suatu masyarakat.
2. Terdapat keterkaitan aspek sumber daya manusia dala perencanaan pendidikan
yaitu sebagai perencanaan berbagai ragam pendidikan agar dapat memenuhi
kebutuhan, merencanakan mutu, merencanakan relevansi pendidikan,
menanamkan sikap lebih positif terhadap kalangan lulusan.
3. Terdapat keterkaitan aspek sumber daya keuangan yaitu merencanakan
anggaran, menyiapkan anggaran, pengelolaan pelaksanaan anggaran, dan
penilaian pelaksanaan anggaran pendidikan.

B. Saran
Meskipun kami sebagai kelompok 10 menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini, namun pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
harus kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami
sebagai pembuat makalah. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik serta saran
yang membangun dari pembaca untuk bahan evaluasi untuk kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali Nurdin. Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen. 1st ed. Depok: PT.
RajaGrafindo Persada, 2019.
Ali Nurdin. Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen. Depok: Rajawali
Pers, 2019.
Dedeh Maryani, Ruth Roselin E. Nainggolan. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Depublish, 2019.
Faiza, Tria Zuliatul. “Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di Lembaga
Pendidikan MI Raudlatul Muta’allimin I.” Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 3,
no. 1 (2020).
Fatkhul, Mubin. “HUBUNGAN PERENCANAAN PENDIDIKAN DENGAN ASPEK
DEMOGRAFI, SOSIAL EKONOMI.” Pendidikan 1, no. 1 (2020).
Hadari Nawawi. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2003.
Hapsah, Siti. “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Manajemen Administrasi
Sekolah.” Seri Publikasi Pembelajaran : Manajemen Administrasi Sekolah 1, no. 1
(2022).
Mubin, Fatkhul. “Hubungan Perencanaan Pendidikan Dengan Aspek Sdm Dan Sumber
Daya Keuangan” 2 (2020).
Nardawati, Nardawati. “Perencanaan Pendidikan Yang Baik Sebagai Upaya
Peningkatan Mutu Pendidikan Di Era Digital.” Jurnal Literasiologi 6, no. 2 (2021).
Priyono, Marnis. Manajemen Sumber Daya Manusi. Surabaya: Zifatama Publisher,
2015.
Purba, Arta Wida Anastasia Situmeang, Nisa Teresia Four Nigerls Fitriani, Dini Febry,
Khoirani Sihombing, Fatimah, and Yunita Rahma Siregar. “Problematika
Pembiayaan Pendidikan Di Sekolah.” Edukasi Nonformal 4, no. 1 (2023).
Syafira N. “Manajemen Sumber Daya Manusia Eri Susan 1.” Jurnal Manajemen
Pendidikan 9, no. 2 (2019).
Yulia Rizki Ramadhani, Rahman Tanjung, Nisa Rahmaniyah Utami Agung Nugroho
Catur Saputro, Iskandar Kato Pratiwi Bernadetta Purba, Sukarman Purba,
Darmawati Ganjar Rahmat Gumelar, H. Cecep, Hani Subakti Sri Rezeki Fransiska
Purba, and Vina Febiani Musyadad Wika Karina Damayanti. Dasar-Dasar
Perencanaan Pendidikan. 1st ed. Medan, 2021.

14

Anda mungkin juga menyukai