Anda di halaman 1dari 4

KERESAHAN PENGAWAS PAI

Pengawasan merupakan kegiatan yang membantu memperbaiki dan meningkatkan


dalam pengelolaan Pendidikan Agama Islam di sekolah dan madrasah dengan tujuan agar
terciptanya kondisi belajar mengajar yang sebaik-baiknya. Dalam melakukan pengawasan,
pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, memiliki tugas dan tanggung jawab
yang strategis dalam mengembangkan pendidikan dan pengajaran. Peranan pengawas dalam
melaksanakan tugas-tugas kependidikan dan pembelajaran di sekolah, madrasah, dan pondok
pesantren (formal dan non formal) yang memberikan supervisi akademik dan manajerial,
bukan saja sebagai supervisor pendidikan namun pengawas juga sebagai konselor dan
motivator agar dapat menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar mengajar di
sekolah, madrasah, dan pondok pesantren serta meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru, kepala sekolah, dan pimpinan pondok pesantren serta para stafnya
menuju terselenggaranya pendidikan yang bermutu.
Tugas pokok pengawas sekolah berdasarkan Peraturan Menteri Negara Aparatur
Negara dan Reformasi Birokerasi Nomor 21 tahun 2010 pasal 5 adalah melaksanakan
kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial pada satuan pendidikan yang
meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan
pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan
pelatihan professional guru dan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan
pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.
Pengawasan terhadap sekolah umum dan Madrasah yang dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan maupun Kementerian Agama adalah dalam rangka pembinaan, pengembangan
perlindungan, peningkatan mutu dan pelayanan terhadap sekolah dan madrasah tersebut.
Pengawasan tersebut lebih merupakan upaya untuk memberikan bimbingan, dorongan dan
pengayoman bagi semua satuan pendidikan yang bersangkutan yang diharapkan terus
menerus dapat meningkatkan mutu pendidikan maupun mutu pelayanannya. Pengawasan atau
supervisi dilakukan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah umum dan madrasah
untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengelolaan sekolah atau madrasah yang
meliputi aspek edukatif dan administratif.
Namun demikian, PMA Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan
Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah juga menjadi penyebab terjadinya
banyak problem bagi pengawas PAI. Regulasi ini menyebut bahwa Pengawas PAI sebagai
penjamin mutu hanya bertugas melakukan pengawasan akademik tanpa manajerial, sehingga
mereka tidak mendapatkan hak yang sama dengan pengawas madrasah. Akibat lebih jauhnya,
para pengawas PAI terkendala dalam kenaikan golongan dan kenaikan jenjang jabatan.
Selain itu Permenpan Nomor 16 Tahun 2009 ini diterapkan, banyak guru yang
mentok pada golongan IV/a. Guru yang awalnya lancar kenaikan pangkatnya, bahkan dari
golongan 2 sekalipun, ketika sudah mencapai golongan IV/a sekolah tidak mampu lagi naik
ke golongan yang lebih tinggi. Hal ini karena guru yang akan naik pangkat ke golongan
IV/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan profesi membuat karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah ini seolah para guru yang akan naik pangkat sehingga karir guru banyak
terhenti di golongan IV/b karena faktor malas yang enggan atau bahkan ketidakmampuan
membuat KTI.
Tak jauh beda dengan guru, pengawas sekolah pun termasuk di dalamnya pengawas PAI
dipersyaratkan untuk mengumpulkan angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi, hal
ini juga menjadi hambatan bagi pengawas yang akan naik pangkat.
Banyak faktor yang menjadi hambatan bagi kenaikan pangkat guru dan pengawas
PAI. Paling tidak ada 3 hambatan yang sering dialami seorang guru/pengawas yang akan
naik pangkat, yaitu sebagai berikut.

Hambatan kultural. Hambatan Kultural berkaitan dengan Budaya Kerja. Budaya kerja
guru/pengawas pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang menjadi kebiasaan seorang
guru/pengawas yang menentukan kualitas kerja. Hambatan ini dapat diartikan sebagai
hambatan budaya kerja guru yang tidak mendukung perbaikan karir guru/pengawas.
Beberapa hal yang menjadi hambatan guru dalam meningkatkan karir profesinya dalam hal
ini proses kenaikan pangkat/ jabatan guru/pengawas, yaitu guru/pengawas lebih banyak
berorientasi bicara dari pada menulis, guru lebih suka mengajar dari pada menulis, dan
pengawas lebih suka monitoring/supervise. Rendahnya keterlibatan guru/pengawas dalam
kegiatan Seminar, workshop diklat dan lainnya.

Hambatan Administratif berupa Kelemahan Mengasipkan Surat. surat, sk, surat tugas
atau bukti fisik lainnya, kelemahan ini menyajikan bukti-bukti untuk kenaikan pangkat,
kelemahan dalam pemahaman peraturan tentang jabatan guru/pengawas, ketidaktepatan
waktu pengusulan berkas kenaikan pangkat.
Hambatan Pemahaman Teknologi
Kenaikan Pangkat Guru dan Pengawas semakin bertambah rumit dan kompleks, semenjak
diberlakukannya aplikasi e-dupak yang merupakan salah satu modul dari aplikasi simpeg5
bagi guru yang akan naik pangkat dari IV/a ke IV/b, selain karena kurang mengusai dalam
bidang teknologi untuk menggunakan aplikasi e-dupak, maka banyaknya dokumen yang
harus di pindai dan di upload keaplikasi tersebut.

Metode
Maka dalam menurunkan hambatan dalam permasalahan guru dan pengawas PAI sebaiknya
memperbaiki kebijakan administrasi baik dari persyaratan yang ada dan lebih mengarahkan
dari pihak yang belum memahami peningkatan teknologi.

Kesimpulan
Dengan memperbaiki kebijakan yang ada untuk menurunkan hambatan bagi pengawas. Maka
sebaiknya dalam pengawasan PAI dan guru bisa meningkatkan pengembangan tekonologi
dalam syarat administrasi untuk kenaikan pangkat untuk pengawas dan guru PAI serta
kebijakan yang sudah ada, dapat lebih tegas lagi agar tidak menimbulkan keresahan bagi para
pengawas PAI.
Daftar Pustaka

Habibullah, Achmad. 2013. Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam. Jurnal Edukasi. Vol-
11, No.1, halm. 47-63

Noor, Laila Nuzulul Fitria & Wathoni, Kharisul. 2020. Peran Pengawas Pendidikan Agama
Islam (PPAI) Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI di SMP Swasta Wilayah
Kecamatan Sioarjo Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Islam. Vol-1, No.1, halm.
2-22

Zaki, Ahmad. 2023. Mengurangi Benang Kusut Posisi Pengawas PAI. Diakses pada 11
Agustus 2023, dari https://kemenag.go.id/kolom/mengurai-benang-kusut-posisi-
pengawas-pai-iHv0b. pada pukul 07.38 WIB

Anda mungkin juga menyukai