Anda di halaman 1dari 13

Minggu ke tujuh Buckling

BEBAN TEKUK (BUCKLING)


16.1 Pengertian Buckling :
Buckling stress ( tegangan tekuk) adalah ketidakstabilan yang mengarah ke modus
kegagalan. Tegangan tekuk disebabkan oleh bifurkasi (Perubahn dalam struktur kualitatif)
solusi dalam persamaan differensiial untuk persamaan keseimbangan statis.
Tegangan tekuk bisa disebut juga sebagai suatu proses dimana suatu struktur tidak mampu
mempertahankan bentuk aslinya. Konsekuensi buckling pada dasarnya adalah masalah
geometrik dasar, dimana terjadi lendutan besar sehingga akan mengubah bentuk struktur.
Fenomena tekuk atau buckling dapat terjadi pada sebuah kolom, lateral buckling balok, pelat
dan cangkang.
Tegangan tekuk biasa terjadi bila ada kelebihan beban, contoh konkrit yang biasa kita temui
setiap hari seperti tegangan tekuk pada jembatan, kulit logam pada konstruksi pesawat atau
sayap dengan beban torsional yang berlebihan.kelebihan beban.
Mengingat contoh-contoh yang disebutkan di atas, itu jelas bahwa Tekuk adalah hasil dari
tindakan kompresi. Secara keseluruhan konstruksi geser, seperti yang dibahas sebelumnya,
dapat menyebabkan tekuk. Contoh dari buckling untuk umumnya melihat dan digunakan alat-
alat (komponen) terlihat pada gambar 16.1 a) dan b)
F< Fcr F<Fcr

F < Fcr P

a) b)
Gambar 16.1 Komponen tekuk. pada bola atau rol dan gaya lateral
Dalam gambar 16 . b) bola dan wadah melengkung, gravitasi cenderung untuk memulihkan bola
ke posisi semula, sementara untuk batang sendiri bertindak sebagai memulihkan kekuatan.
Tindakan ini merupakan kesetimbangan yang stabil.

Sebelum P

Sesudah P

Gambar 16.2 bola permukaan datar

Dalam gambar 16.2, bola dan permukaan datar, banyaknya defleksi akan tergantung pada
besarnya kekuatan lateral P.
Jenis perilaku menunjukkan bahwa untuk aksial beban yang lebih besar daripada Fcr, satu
kesetimbangan tidak stabil bahwa gangguan kecil akan cenderung tumbuh menjadi deformasi
berlebihan sehingga akan patah.
Tahun 1757, ahli matematika leonhard euler berasal formula yang memberikan maksimum
beban aksial bahwa panjang, ramping, kolom yang ideal dapat membawa tanpa buckling. Kolom
yang ideal adalah salah satu yang sempurna lurus, homogen, dan bebas dari stres awal. Beban
maksimum, kadang-kadang disebut beban kritis, menyebabkan kolom berada dalam keadaan
kesetimbangan yang tidak stabil; beban lateral sedikit akan menyebabkan kolom gagal oleh
Tekuk. Rumus yang diturunkan oleh Euler untuk kolom dengan tidak ada pertimbangan kekuatan
lateral yang diberikan pada suatu konstruksi. Namun, jika kekuatan lateral diambil ke dalam
pertimbangan nilai kritis beban kira-kira tetap sama.
6.2 Macam- macam Buckling
1) Lentur Buckling
Jenis Buckling dapat terjadi pada setiap anggota kompresi yang mengalami defleksi yang
disebabkan oleh pembengkokan antau lentur. Lentur tekuk terjadi sekitar sumbu dengan
rasio kelangsingan terbesar dan jari- jari terkecil.
1) Torsional Buckling
Jenis tekuk hanya terjadi pada anggota kompresi ganda simetris dan memiliki struktur
sangat ramping cross –sectional element . Hal ini disebabkan oleh balik tentang sumbu
longitudinal. Torsi tekuk terjadi terutama dibagian built –up ( rakitan) dan hamper tidak
pernah dibagian quality.
2) Lentur –Torsional Buckling.
Jenis tekuk hanya terjadi pada anggota kompresi yang memiliki penampang simetris
dengan satu sumbu simetris. Lentur torsi tekuk adalah membungkuk simultan dan
memutar dari anggota. Hal ini terutama terjadi pada sambungan, terstruktural, ganda
sudut bentuk dan sudut tunggal yang sama.
Dua katagori kegagalan secara tiba-tiba komponen mekanis
a) Kegagalan material
b) Ketidakstabilan struktur.
1.2 Analisis tentang buckling
Batang-batang yang menderita tegangan tekan sama, tetapi mempunyai perbandingan
panjang terhadap diameter yang berlainan akan menderita beban yang berlainan pula.
Batang yang ramping cenderung untuk melengkung dan akibatnya akan timbul
momen, gejala seperti ini disebut Buckling. Seperti gambar 16.3
Gambar 16.3 perbandingan panjang batang

Gambar 16.3 diatas menunjukkan batang-batang yang mempunyai penampang (A)


F
dan gaya tekan F sama sehingga tegangan tekan yang timbul juga sama
A
kemungkinan terjadinya buckling makin ke kanan makin besar karena makin ke
kanan makin ramping.
Karena adanya kemungkinan terjadi buckling, maka perlu diperhitungkan factor
keamanan, yang besarnya tergantung dari kerampingan batang.
Faktor keamanan (v).
FB σ B
v= =
F σ
Dengan : v = factor keamanan (biasanya 3-10)
FB = Gaya buckling……………….. N
F = Gaya tekan………………….... N
σB = Tegangan buckling………….. N/m 2
σ = Tegangan tekan……………… .N/m 2

16.4 Buckling Elastis menurut Euler

Tegangan buckling yang terjadi harus di bawah tegangan proporsional elastic


(σcr < σy), untuk factor keamanan, maka menurut Euler rumus gaya buckling
diuraikan sebagi berikut :
F Persamaan kurva elastis
2
d y
sendi EI 2 = M
dx
= F (- y)
2
d y
EI X EI 2 = - F y
dx
2
d y
y atau EI 2 + F y =0
dx
2
d y F
2 + y =0
dx EI
gambar 16.4 y
X
F

2
d y F
+ y =0 …… (1) perssamaan defferensial orde 2
dx
2
EI

missal k=
√ F
EI
atau k2 =
F
EI
sehingga pers(1) menjjadi
2
d y 2 dy
2 + k y =0 ……… (2) ; misal T=
dx dx
dT
Jadi + k2 y =0
dx
Integrasi T + k2 y x = 0
atau T = - k2 y x
dy
sehingga = - k2 y x
dx
dy
atau = - k2 x dx
y
1 2 2
integrasi ln y = - k x
2
−1 2 2
k X
atau y= e 2 …….. (3) ingat persamaan e ωt = A Sin ωt + B Cos ωt

maka jawaban persamaan (3)


y = A Sin k x + B Cos k x

y = A Sin
√ F
EI
x + B Cos

F
EI
x

untuk x = 0 dan y= 0 ; maka B = 0

x = L dan y = 0 ; maka 0 = A Sin


√ F
EI
L

atau Sin
√ F
EI
L=0
√ F
EI
L = 0 ; π ; 2 π ; 3 π, dst

Nilai A ± nol , karena semua penyeleaian persamaan akan selalu bernilai nol dan
merupakan trial solution sedangkan nilai 2 π ; 3 π, dst tidak memberikan praktis yang

signifikan , maka
√ F
EI
L=π

2
π E.I
Atau F = 2
L
2
π E I min .
Maka beban tekuk sendi – sendi Fcr = 2
L
Beban kritis tekuk Euler pada kolom ideal yang lain dapat dihitung dengan cara analoq
seperti kasus kolom bertumpuan sendi- sendi.
Formula tekuk Euler secara umum dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
2
π E I min .
Fcr = 2
Lk
Hasil formula beban kritis pada masing-masing jenis kolom ideal menunjukkan adanya
perbedaan karena pengaruh nilai factor tekuk “k” , untuk setiap jenis kolom ideal. Nilai
factor tekuk tersebut akan mempengaruhi besarnya panjang tekuk efektif “Lk”, yang
merupakan panjang aktual “ L” dan nilai “k”.
Besarnya panjang tekuk efektif “Lk”,dan Formula bebas kritis untuk jenis kolom ideal
yang lain seperti table 16.1 sebagai berikut
Tabel 16. 1 Jenis Tumpuan dan Rumus
Jenis Sendi- bebas Sendi –sendi Sendi-jepit Jepit- jepit
Tumpuan
Fcr Fcr Fcr Fcr
bebas Sendi Sendi Jepit

Jenis kolom L L L L
ideal

Jepit
Sendi Jepit jepit
2 2 2
Rumus Fcr =
Fcr =
π E I min .
Fcr =
π E I min . Fcr = π E I min .
4L
2
L
2 ¿¿ 2
4 π E I min .
2
L
Panjang Lk = 2 L Lk = L L L
Lk = Lk =
Tekuk √2 2
Kasus I II III IV

Besarnya tegangan normal kritis pada kolom ideal juga dapat ditentukan dari persamaan Euler

F cr π 2 E I min .
= 2
A A Lk
2
π E.

( )
σcr = Lk 2
Rmin
2
,

2
Lk
dimana = merupakan angka kelengkungan ( kerampingan) “λ “
R min
2
π E.
maka σcr = 2 ,
λ
tegangan kritis yang dihitung dengan persamaan Euler haya berlaku dalam batas hokum
Hooke σcr ≤ σp ; dimana σp = teegangan proporsional
~ σy = tegangan leleh (luluh)
2
π E.
Maka 2 ≤ σy
λ

Atau λ ≥ π
√ E
σy
…… 4)

Berdasarkan persamaan (4) dapat disimpulkan bahwa persamaan tekuk Euler hanya
berlaku jika angka kelansingan λ memenuhi kriteria kolom panjang.

16. 5 Batas angka kerampingan


Rumus Euler hanya berlaku sampai pada σ y . Batas tersebut sekaligus dapat
dipakai juga pada batas buckling tidak elastic dan elastic.
Buckling tidak elastic penggunaanya pada rumus Tetmajer. Batas angka
kerampingan dapat dihitung menurut rumus euler :
λ o=π
√ E
σy

Rumus Euler berlaku jika angka λ ≧ λ oAngka kerampingan biasanya didapatkan


dari percobaan-percobaan yang telah ditabelkan, lihat pada bagian buckling tidak
elastis :
Illustrasi suatu bahan St 37 dengan E = 2,1 x 10 5 N/mm2
2
σ y =190 N /mm
Maka angka kerampingan dapat dihitung

λ o=π
√ E
σy

λ o=π
√ 2 ,1 x 10 5
190
−−¿ 105

16.4 Hubungan antara tegangan buckling dan kerampingan


Rumus Euler bisa diterapkan pada diagram buckling dan kerampingan.
Contoh : Gambar 16.5 ini adalah untuk baja yang mempunyai modulus kekenyalan
(Elastis) E = 2,1 x 10 5 N/mm2
Guna membuat diagram harus diketahui jenis dari bajanya :
untuk St 37 ----σ y =190 N /mm2
500 λ o = batas kelangsingan
Tegangan N / mm2
400 grs tetmayer
300
200 σ y =190
100 tidak elastis
0 elastis
40 60 80 100 120 140
Angka kelangsingan λ
Gambar 16.5 . Batas kelangsingan

Dalam gambar16.5 maka dapat dilihat lengkungan Euler dengan batas kerampingan
( λ ) pada σ y =190 N /mm2
Rumus tegangan buckling tidak memberikan gambaran apakah buckling tersebut
elastic atau tidak elastis. Buckling tidak elastis (tidak memberikan lenturan) terjadi
pada pembebanan berganti-ganti dan tak teratur.

Contoh soal 1 .

Berapa Qmaks untuk gambar 16.6.berikut ini supaya konstruksi tetap stabil?
(EI)AD = (EI)BC
Q
Sendi

A B
EI
a
L1 b
L2
D EI

Gambar 16.6 Beban pada batang


Jawab :
Q
ΣMB =0 ; F A= ( b−a
b )
Q

A B
a
FA FB ΣMA =0 ; F B= xQ
b
Batang AD :

Termasuk kasus I atau III?


Dengan melihat gambar soal ini, dapat dibayangkan bahwa
pergerakan horizontal balok AB, hanya dapat ditahan oleh
batang AD saja.
Karenanya dapat disimpukan bahwa batang AD ini termasuk
kasus I (bagi batang BC sendiri tidak ada problem, titik B
berpindah atau tidak, BC termasuk kasus II)

2
π EI
Menurut kasus I = F kr =F A kr = 2 ……………………………….(a)
4 l1
Bagi batang BC (kasus II) :
F kr =F π2 EI
Bkr=¿ 2
…… …… … …… ……(b )¿
l2

Masukkan Harga F A pada pers (a) :

( )
2
b π EI
Q= … … … … … … … … (c) Masukkan harga F B pada persamaan (b) :
b−a 4 l12
2
b π EI
Q= … … … … … … … … . …(d)
a l 22
Jadi harga Q maks yang diijinkan, adalah harga terkecil diantara pers (c) dan (d),
dibagi dengan factor keamanan.
Tambahan :
Sebagai ilustrasi, ditentukan dimensi konstruksi di atas dan harga-harga kekuatan
materialnya, sebagai berikut :
Bahan batang AD dan BC = St 37
E = 2,1 x 106 kg/cm2
Penampang kedua batang bulat, d= 20 mm

a = 10 cm L1 = 75 cm
b = 30 cm L2 = 100 cm
jadi :
4 4
πd π2 4 π 4
I= = cm = cm
64 64 4
2 6 π
π x 2 , 1 x 10 x
Pers. (c) = Q maks = 30 4
x ( kg )
30−10 4 x 75
2

≈ 1084 kg
2 6 π
π x 2 ,1 x 10 x
Pers. (d) = Q maks = 30 ( kg )
4
x
10 100
2

≈ 4885 kg
Jadi yang digunakan adalah Q = 1084 kg
pada beban ini batang AD sudah tidak stabil (mudah menekuk)
bila kita tinjau tegangan tekan rata-ratanya menurut pengertian yang terdapat pada
bab sebelumnya , maka tegangan di batang AD adalah :
2
x 1084
2 FA 3
σ rata = = =230 kg /cm2
A 2
2
πx
4
Jadi masih jauh di bawah σ u=3700 kg /cm2, tetapi sudah timbul gejala buckling.
Contoh Soal 2:
Pada gambar 16.7 ini kekakuan masing-masing batang AB, AC dan AD adalah EI.
Titik A dan C berupa engsel.
Berapa besar Fkritis?
F

L
Gambar 16.7
B 60 0 C 60 0 D
jawab
Batang AB dan AD mengalami pembebanan yang sama karena letaknya simetris,
sebesar Q
o
F=R+2 Q sin 60
¿ R+Q √ 3...( a)
Q R Q
Batang AB :
Karena konstruksinya, maka titik A tidak dapat bergerak horizontal secara bebas.
Jadi keadaan batang AB termasuk kasus III.
Jadi :
2 2
π EI 3 π EI
Qkr = =
( )
2 2
2l 4 ( 0 ,7 l )
0 ,7 x
√3
Batang AC :
Termasuk kasus II :
2
π EI
Rkritis = 2
l
Jadi pers (a) menjadi :
2 2 2
π EI 3 π EI π EI
2 √
F kr = 2
+ x 3=3 , 65 2
l 4 (0 , 7 l) l
Uji Kompetensi 16.
1. Berapa Qmaks untuk gambar 16.8.berikut ini supaya konstruksi tetap stabil?
(EI)AD = (EI)BC
Q
bebas

A B
EI
a
L1 b
L2
D EI

Gambar 16.8 Beban pada batang


Jika Batang AD Sendi -jepit
Bahan batang AD dan BC = St 37
E = 2,1 x 106 kg/cm2
a = 20 cm L1 = 85 cm
b = 50 cm L2 = 120 cm
Bila
1) Penampang kedua batang bulat, d= 40 mm
2) Berbentuk bujur sangkkar 40 mm x 40 mm
3) Berbentuk bujjur sangkar belubang, tetapi luabang dalam 10 mm x 10 mm

2. Seperti gambar 16.7, bila beban F = 4 NPM akhir , Panjang L = 2 m , batang AB


dan AD segi empat 4 Cm sudut kemiringan batang 45 o, sedangkan batang AC
bulat 2 inch, kedua bahan adalah dari baja.
Tentukan : Beban Kritisnya?

Anda mungkin juga menyukai