F < Fcr P
a) b)
Gambar 16.1 Komponen tekuk. pada bola atau rol dan gaya lateral
Dalam gambar 16 . b) bola dan wadah melengkung, gravitasi cenderung untuk memulihkan bola
ke posisi semula, sementara untuk batang sendiri bertindak sebagai memulihkan kekuatan.
Tindakan ini merupakan kesetimbangan yang stabil.
Sebelum P
Sesudah P
Dalam gambar 16.2, bola dan permukaan datar, banyaknya defleksi akan tergantung pada
besarnya kekuatan lateral P.
Jenis perilaku menunjukkan bahwa untuk aksial beban yang lebih besar daripada Fcr, satu
kesetimbangan tidak stabil bahwa gangguan kecil akan cenderung tumbuh menjadi deformasi
berlebihan sehingga akan patah.
Tahun 1757, ahli matematika leonhard euler berasal formula yang memberikan maksimum
beban aksial bahwa panjang, ramping, kolom yang ideal dapat membawa tanpa buckling. Kolom
yang ideal adalah salah satu yang sempurna lurus, homogen, dan bebas dari stres awal. Beban
maksimum, kadang-kadang disebut beban kritis, menyebabkan kolom berada dalam keadaan
kesetimbangan yang tidak stabil; beban lateral sedikit akan menyebabkan kolom gagal oleh
Tekuk. Rumus yang diturunkan oleh Euler untuk kolom dengan tidak ada pertimbangan kekuatan
lateral yang diberikan pada suatu konstruksi. Namun, jika kekuatan lateral diambil ke dalam
pertimbangan nilai kritis beban kira-kira tetap sama.
6.2 Macam- macam Buckling
1) Lentur Buckling
Jenis Buckling dapat terjadi pada setiap anggota kompresi yang mengalami defleksi yang
disebabkan oleh pembengkokan antau lentur. Lentur tekuk terjadi sekitar sumbu dengan
rasio kelangsingan terbesar dan jari- jari terkecil.
1) Torsional Buckling
Jenis tekuk hanya terjadi pada anggota kompresi ganda simetris dan memiliki struktur
sangat ramping cross –sectional element . Hal ini disebabkan oleh balik tentang sumbu
longitudinal. Torsi tekuk terjadi terutama dibagian built –up ( rakitan) dan hamper tidak
pernah dibagian quality.
2) Lentur –Torsional Buckling.
Jenis tekuk hanya terjadi pada anggota kompresi yang memiliki penampang simetris
dengan satu sumbu simetris. Lentur torsi tekuk adalah membungkuk simultan dan
memutar dari anggota. Hal ini terutama terjadi pada sambungan, terstruktural, ganda
sudut bentuk dan sudut tunggal yang sama.
Dua katagori kegagalan secara tiba-tiba komponen mekanis
a) Kegagalan material
b) Ketidakstabilan struktur.
1.2 Analisis tentang buckling
Batang-batang yang menderita tegangan tekan sama, tetapi mempunyai perbandingan
panjang terhadap diameter yang berlainan akan menderita beban yang berlainan pula.
Batang yang ramping cenderung untuk melengkung dan akibatnya akan timbul
momen, gejala seperti ini disebut Buckling. Seperti gambar 16.3
Gambar 16.3 perbandingan panjang batang
2
d y F
+ y =0 …… (1) perssamaan defferensial orde 2
dx
2
EI
missal k=
√ F
EI
atau k2 =
F
EI
sehingga pers(1) menjjadi
2
d y 2 dy
2 + k y =0 ……… (2) ; misal T=
dx dx
dT
Jadi + k2 y =0
dx
Integrasi T + k2 y x = 0
atau T = - k2 y x
dy
sehingga = - k2 y x
dx
dy
atau = - k2 x dx
y
1 2 2
integrasi ln y = - k x
2
−1 2 2
k X
atau y= e 2 …….. (3) ingat persamaan e ωt = A Sin ωt + B Cos ωt
y = A Sin
√ F
EI
x + B Cos
√
F
EI
x
atau Sin
√ F
EI
L=0
√ F
EI
L = 0 ; π ; 2 π ; 3 π, dst
Nilai A ± nol , karena semua penyeleaian persamaan akan selalu bernilai nol dan
merupakan trial solution sedangkan nilai 2 π ; 3 π, dst tidak memberikan praktis yang
signifikan , maka
√ F
EI
L=π
2
π E.I
Atau F = 2
L
2
π E I min .
Maka beban tekuk sendi – sendi Fcr = 2
L
Beban kritis tekuk Euler pada kolom ideal yang lain dapat dihitung dengan cara analoq
seperti kasus kolom bertumpuan sendi- sendi.
Formula tekuk Euler secara umum dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
2
π E I min .
Fcr = 2
Lk
Hasil formula beban kritis pada masing-masing jenis kolom ideal menunjukkan adanya
perbedaan karena pengaruh nilai factor tekuk “k” , untuk setiap jenis kolom ideal. Nilai
factor tekuk tersebut akan mempengaruhi besarnya panjang tekuk efektif “Lk”, yang
merupakan panjang aktual “ L” dan nilai “k”.
Besarnya panjang tekuk efektif “Lk”,dan Formula bebas kritis untuk jenis kolom ideal
yang lain seperti table 16.1 sebagai berikut
Tabel 16. 1 Jenis Tumpuan dan Rumus
Jenis Sendi- bebas Sendi –sendi Sendi-jepit Jepit- jepit
Tumpuan
Fcr Fcr Fcr Fcr
bebas Sendi Sendi Jepit
Jenis kolom L L L L
ideal
Jepit
Sendi Jepit jepit
2 2 2
Rumus Fcr =
Fcr =
π E I min .
Fcr =
π E I min . Fcr = π E I min .
4L
2
L
2 ¿¿ 2
4 π E I min .
2
L
Panjang Lk = 2 L Lk = L L L
Lk = Lk =
Tekuk √2 2
Kasus I II III IV
Besarnya tegangan normal kritis pada kolom ideal juga dapat ditentukan dari persamaan Euler
F cr π 2 E I min .
= 2
A A Lk
2
π E.
( )
σcr = Lk 2
Rmin
2
,
2
Lk
dimana = merupakan angka kelengkungan ( kerampingan) “λ “
R min
2
π E.
maka σcr = 2 ,
λ
tegangan kritis yang dihitung dengan persamaan Euler haya berlaku dalam batas hokum
Hooke σcr ≤ σp ; dimana σp = teegangan proporsional
~ σy = tegangan leleh (luluh)
2
π E.
Maka 2 ≤ σy
λ
Atau λ ≥ π
√ E
σy
…… 4)
Berdasarkan persamaan (4) dapat disimpulkan bahwa persamaan tekuk Euler hanya
berlaku jika angka kelansingan λ memenuhi kriteria kolom panjang.
λ o=π
√ E
σy
λ o=π
√ 2 ,1 x 10 5
190
−−¿ 105
Dalam gambar16.5 maka dapat dilihat lengkungan Euler dengan batas kerampingan
( λ ) pada σ y =190 N /mm2
Rumus tegangan buckling tidak memberikan gambaran apakah buckling tersebut
elastic atau tidak elastis. Buckling tidak elastis (tidak memberikan lenturan) terjadi
pada pembebanan berganti-ganti dan tak teratur.
Contoh soal 1 .
Berapa Qmaks untuk gambar 16.6.berikut ini supaya konstruksi tetap stabil?
(EI)AD = (EI)BC
Q
Sendi
A B
EI
a
L1 b
L2
D EI
A B
a
FA FB ΣMA =0 ; F B= xQ
b
Batang AD :
2
π EI
Menurut kasus I = F kr =F A kr = 2 ……………………………….(a)
4 l1
Bagi batang BC (kasus II) :
F kr =F π2 EI
Bkr=¿ 2
…… …… … …… ……(b )¿
l2
( )
2
b π EI
Q= … … … … … … … … (c) Masukkan harga F B pada persamaan (b) :
b−a 4 l12
2
b π EI
Q= … … … … … … … … . …(d)
a l 22
Jadi harga Q maks yang diijinkan, adalah harga terkecil diantara pers (c) dan (d),
dibagi dengan factor keamanan.
Tambahan :
Sebagai ilustrasi, ditentukan dimensi konstruksi di atas dan harga-harga kekuatan
materialnya, sebagai berikut :
Bahan batang AD dan BC = St 37
E = 2,1 x 106 kg/cm2
Penampang kedua batang bulat, d= 20 mm
a = 10 cm L1 = 75 cm
b = 30 cm L2 = 100 cm
jadi :
4 4
πd π2 4 π 4
I= = cm = cm
64 64 4
2 6 π
π x 2 , 1 x 10 x
Pers. (c) = Q maks = 30 4
x ( kg )
30−10 4 x 75
2
≈ 1084 kg
2 6 π
π x 2 ,1 x 10 x
Pers. (d) = Q maks = 30 ( kg )
4
x
10 100
2
≈ 4885 kg
Jadi yang digunakan adalah Q = 1084 kg
pada beban ini batang AD sudah tidak stabil (mudah menekuk)
bila kita tinjau tegangan tekan rata-ratanya menurut pengertian yang terdapat pada
bab sebelumnya , maka tegangan di batang AD adalah :
2
x 1084
2 FA 3
σ rata = = =230 kg /cm2
A 2
2
πx
4
Jadi masih jauh di bawah σ u=3700 kg /cm2, tetapi sudah timbul gejala buckling.
Contoh Soal 2:
Pada gambar 16.7 ini kekakuan masing-masing batang AB, AC dan AD adalah EI.
Titik A dan C berupa engsel.
Berapa besar Fkritis?
F
L
Gambar 16.7
B 60 0 C 60 0 D
jawab
Batang AB dan AD mengalami pembebanan yang sama karena letaknya simetris,
sebesar Q
o
F=R+2 Q sin 60
¿ R+Q √ 3...( a)
Q R Q
Batang AB :
Karena konstruksinya, maka titik A tidak dapat bergerak horizontal secara bebas.
Jadi keadaan batang AB termasuk kasus III.
Jadi :
2 2
π EI 3 π EI
Qkr = =
( )
2 2
2l 4 ( 0 ,7 l )
0 ,7 x
√3
Batang AC :
Termasuk kasus II :
2
π EI
Rkritis = 2
l
Jadi pers (a) menjadi :
2 2 2
π EI 3 π EI π EI
2 √
F kr = 2
+ x 3=3 , 65 2
l 4 (0 , 7 l) l
Uji Kompetensi 16.
1. Berapa Qmaks untuk gambar 16.8.berikut ini supaya konstruksi tetap stabil?
(EI)AD = (EI)BC
Q
bebas
A B
EI
a
L1 b
L2
D EI