Anda di halaman 1dari 16

PERSPEKTir PRAGMATIK, LINGKUNGAN DAN SOSIAL

DALAM LAPORAN KEUANGAN:


Peninskatan Kesunaan dan Pertanssunsjawaban
Kumalahadi'

Laporan keumgan selama im diklam sebagd laporm untuk pengambhn k^nausan dm


pertangguTiQawaban. Perm laporan keiumgm untuk pengambilm keputusan didasarkm pada
information usefulness. Untuk menm^<atkm usefulness informasi dalam laporan keuangm
diperlukan informasi forward looking dm informasi nonfinansial, Sedmgkm perm laporm keumgm
untuk pertmggungjawabm sudah lama diketahui. Tetapi seiring dengm perkemhmgm kecerdasm
masyarakat, tuntutm masyarakat kepada perusaham juga semaldn bmyak. Tmggung jawab
perusalxadn terhadap lingkungan ymg selama mi kurmg mendapatkm perhatim, perlu secara serius
di atur do/am stmdar akuntansi, sehingga isu UngkungOn dmasukkm ddam laporm keumgm dalam
bentuk di accrued maupun dalam bentuk Disclosure. Sedangkm format khusus diperlukm untuk
laporan pertmggungjawaban sosial. Hal ini didasarkan pada isM survival; yaitu keberadam
perusahaan harus sesud dengm kehendak masyarakat dan mendapatkm le^timasi dari mereka.
Di samping itu, masyarakat perlu dilibatkm dalam hal yang menymgkut nasib hidupnya.

PENDAHULUAN ^'
L,aporan keuangan selama ini cerus disempumakan, tetapi
hasilnya nampak sangat lambat. Semencara pengembangan akuntansi
telah berkembang secara parsial. Akuntansi keuangan nampak sebagai
bidang tersendiri yang paling lambat. Hal ini bisa dipahami, kerena
akuntansi keuangan langsung berhubungan dengan praktik yang sarat
dengan kepentingan. Sedangkan akuntansi lingkungan dan akuntansi
sosial berjalan sendiri seakan-akan sebagai disiplin tersendiri, bahkan
ingin memasukkan akuntansi keuangan sebagai bagiannya. Paper ini
membahas mengenai (1) perpektif pragmatik laporan keuangan, yaitu
upaya untuk meningkatkan kegunaan laporan keuangan untuk pertan^ung-
jawaban dan pengambilan keputusan ekonomi, (2) perspekcif lingkungan:
yiacu upaya untuk meningkatkan kegunaan laporan keuanngan untuk
pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
isu lingkungan, dan (3) perspektif sosial; yaitu upaya untuk meningkatkan
laporan keuangan untuk pertanggungjawaban sosial.

PERSPEKTIF PRAGMATIK
Laporan keuangan menurut SFAC no. 1 digunakan untuk
pertanggungjawaban dan untuk" pengambilan keputusan. Sedangkan

*adalah Dosen .Tetap Fakultas Ekonomi UIl, Yogyakarta yang saat ini sedang
menyelesaikan S3 di Program Pascasarjana UGM

JMl VOLUME 4 No. 1.JUNI2000 ^ Sf


Kumalahadi, Perspektif Pragmatik, Ungkungan dan Sosial dalam Laporan Keuangan... ISSN: 1410 - 2420

SFACNo. 2 mensyaratkan laporan keuangan hams memenuhi kualitas


usefulness. Untuk memenuhi kualitas usefulness tersebuc diperlukan
banyak informasi sesuai dengan kebutuhan user, sehingga diterbitkan
SFAC No.5 yang mencakup laporan keuangan danpelaporan keuangan.
Laporan keuangan selama ini celah menerima banyak kritik.
Tetapi temyata dalam praktik, laporan keuangan hanya bembah
sedikic. Dasar /ustorica! cost dan alokasi masih dianggap paling praktis.
Banyak kritik yang menunjukkan bahwa metode akuntansi yang
berbeda-beda menghasilkan angka akuntansi yang berbeda. Namun
dari hasil penelitiannya Foster (1986ri52-153) menunjukkan bahwa
perbedaan angka akuntansi hasil metode akuntansi yang berbeda secara
statistik tidak signifikan. Artinya perbedaan angka akuntansi akibat
perbedaan metode akuntansi, masih memiliki interpretasi yang sama.
Di samping itu alokasi walaupun mendapat banyak kritik, tetapi malah
berfungsi sebagai smoothing, sehingga angka akuntansi lebih mudah
digunakan untuk menggambarkan trend. Akibatnya daya prediksi
akuntansi menjadi lebih baik.
Namun user masih saja tidak puas terhadap informasi laporan
keuangan yang dinilai sebagai old tkws. Banyak peneliti yang
menyatakan ketidakpuasannya dengan perkembangan akuntansi yang
didasarkan pada information usefulness. Banyak literatur ^untansi
menyatakan bahwa laporan keuangan saat ini tidak menyajikan
informasi yang sangat diinginkan oleh investor (Gray, 1994: 17-45; Lee,
1978; Puxty and Laughlin, 1983:1-51). Decision usefulness juga gagal
untuk membedakan antara information needs dengan information wants
(Sterling, 1972:198-208). Dalam hubungannya penelitian akuntansi
yang berhubungan dengan pasar modal yang semakin banyak. Lev
(1989:173) menyatakan bahwa respon pasar pada bad news dan good
neu's dalam earning cukup kecil, bahkan setelah pengaruh peristiwa
economy wide dimasukkan, variabilitas abnormal return yang dapat
diatribusi dengan eaming hanya 2 - 5% pada narrow wiruiow, sedangkan
pada window yang lebih luas kontribusinya lebih besar tetapi masih jauh
di bawah 20%. Dengan demikian sebagian besar return sekuritas
dipengaruhi sebagian besar oleh faktor-faktor selain pembahan eaming.
Sedangkan untuk pertanggungjawaban laporan keuangan
hanya menyokong sistem kapitalis yang menyajikan informasi finansial
kepada investor dan kreditor. Informasi kepada masyarakat dan
informasi tentang lingkungan merupakah isu yang sedang kontroversial
dalam pengembangan laporan keuangan untuk pertanggungjawaban.
aporan keuangan secara umum telah banyak menjadi obyek penelitian.
Namun demikian masih saja banyak pihak yang tidak puas dengan
praktik akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan tersebut,
sehingga cakupan standar akuntansi dalam SFAC No. 5 (1985)
diperluas tidak hanya laporan keuangan dan catatan atas laporan

52 JAAl VOLUME 4 No. 1.JUNI 2000


ISSN: 1410-2420 Kumalahadi. PeiipekBf Pragmab'k, Lingkungan dan Sosialdafam Laporan Keuangan...

•keuangan, tetapi juga mencakup supplementary information yang disebut


sebagai pelaporan keuangan. Di' samping itu terdapat pelaporan
'keuangan yang tidak 'dipengaruhi oleh'FASB yaitu isi pelaporan
keuangan yang tercakup dalam alat-alat lain pelaporan keuangan
. seperti MD &. A (Management Discussion & Analysis). Informasi lainnya
juga biasadimasukkan dalam pelaporan keuangan seperti laporan analis,
' •' stadstik ekonomi'" dan sebagainya. Di samping itu laporan keuangan sebagai
' •" media, pertanggungjav^aban masih. terlalu sempit, yaitu hanya kepada
pemegang saham saja. '
- -— N Berikut ini' diuraikan tentang upaya-upaya penyempumaan
^-'laporan keuangan. Urutan pembahasan di awali dengan upaya untuk
•: , meningkatkan-, keguriaan' infohnasi laporan keuangan, selanjutnya dibahas
cen^g isu lingkungan dan terakhir dibahas mengenai pertanggungjawaban
^sosial.

'i, ./i UpayaPenyetripurna'ah danPeningkatanKegunaan


Laporan Keuangan

' ' Upaya AICPA urituk'ihemenuHi- tuntiitan para penggunanya


• -telah-meinbentuk'komite 'Jenkins'yaitu'koriiite'khusus AICPA untuk
'•memperbaiki/inimdal -reportir^. Kbmite! Jenkins-tersebut telah menyelesaikan
'• tiigasnya dengan' mengha^an>laporan' :-imfTOwng business reporting a
1' ajstomer/o^.Tertiyata hasil'pelcerjaan komite jenkihs ini menarik perhatian
'• setiap orang yang mempuny^ kepentingan dengah'busfness repomr^.
. ' . Memahg user utama laporan keuangan-(investor dan kreditor)
' ' selama ini mengahggap bahwa laporan keiiahgan tersebuc mengandung
•good news dan-bad rtews. Good rrews maksudnya laporan keuangan
••dipandang "sebagfai 'komponeri "'yang-'penting dari informasi yang
'• ^'diperlukan untuk mengambil kejjutusan kredit dan investasi, sedangkan
'• bad neu's maksudnya laporan keuangan•tidak dapat memenuhi kebutuhan
informasi kunci sehingga mereka memandarig bahwa financial reporting masih
' bei^na tetapiharusdiperbaikt (Noll and Weygandt 1997: 47).
• ' ' Pelaporan keuangan "yang dipeiluas menjadi pelaporan keuangan
yang lebih sempuma sesuai usulah komite Jenkins disebut business reporting.
Hal ini menunjukkail adanya' perbaikan yang terus menerus pada output
'••proses akuntansi' khususnya lapdraii •keuangan. Model business reporting
yang Miusulkan' bleh Jenkin • adalah' model business reporting yang
•' komprehensif yaitu -mericakup infomiasi finansial dan informasi non
finansial serta mencakup iriformasi masa lalli dan informasi yang akan
• datang (Noll and Weygandt, 1997:48). Informasi finansial masa lalu
adalah laporan keuangan, sedangkan informasi'masa lalu non finansial
' adalah data operasi. Informal masa' yang ^an datanghanya mencakup
• informasi lion' fin^sial yaitu informasi yang'mempunyai nilai prediksi
(fonvard working-information). Informasi finansial masa yang akan datang

JAAI VOLUME4N0.1.JUNI 2000 53


Kumalahadi, Perspektif Pragmatik, Ungkungan dan Sosialdalam Laporan Keuangan... ISSN: 1410-2420

dalam bentuk finansial forecast ddak direkomendasi. Untuk lebih jelasnya


dibawah ini Noll and Weygandt (I997;48) menggambarkan model fcwsiness
yangkomprehensifyangdiusulkan olehJenkin.

Non Finansial Data Operas!

t
1 /
Finansial Laporan Keuangan

Masa lalu Masa yang akan datang

Dalam sosialisasi modelnya Jenkin, AlCPA telah


menyelenggarakan simposium yang dihadiri oleh user laporan
keuangan, perusahaan penyusun laporan keuangan, akuncan publik,
akademisi, suindard setter dan regulator Amerika dan Kanada untuk
membahas elemen-elemen model komprehensif yang diusulkan. Simposium
tersebut telah memberikan fokus pada 3 hal utama: (1) apa yang menjadi
kesepakatan dan ketidaksepakatan elemen informasi non hnansial
dalam model yang diusulkan, (2) apa yang menjadi kesepakatan dan
ketidaksepakatan elemen informasi forward looking dalam model yang
diusulkan dan (3) langkah apa yang harus dilakukan berikutnya dalam
hubungannya dengan informasi yang diusulkan dalam model yang
komprehensif. Jelas bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut didominasi
oleh pertanyaan mengenai elemen-elemen informasi non finansial dan
informasi/onvard looki?ig (Nolland Weygandt, 1997:49).
Respon dari pertanyaan tersebut menyatakan bahwa sebagian
be.sar responden .sopakat bahwa informasi non finansial dan fonvard
•looking adalah penting untuk menilai peiuang dan resiko. Dengan kata
lain para user memerlukan informasi tersebut untuk membuac m/onned
dectstons. Di samping itu disepakati bahwa pelaporan keuangan harus
mampu memenuhi kebutuhan para customer.
Memang model business reporting yang diusulkan oleh Jenkin
menjadi lebih luas. Di samping itu informs! non finansial dan informasi
forward looking mencapai cakupan yang sangat luas dan sangat
bervariasi satu peusahaan dengan perusahaan Iain. Untuk itu
masalahnya adalah apakah pencantuman informasi non finansial dan
informasi forward looking dalam model business reporting perlu diatur
dengan standar atau tidak diatur dengan standar. Memang selalu ada

54 JAAI VOLUME 4 No. 1. JUNI2000


ISSN : 1410-2420 Kumalahadi,Perspe^ PfagmatiKLingkungandanSosialdaJamLaporanKeuangan...

alasannya • apakah memilih perlu standar atau memilih tidak perlu


standar. Tetapi mengingat adanya variasi informasi yang relevan pada
setiap kelompok perusahaan, maka sehaiknya dipilih yang tidak perlu
diatur oleh standar. Biarkan pasar memutuskan sendiri, informasi apa
yang diperlukan. Di samping icu dikembangkan disclosure yang paling
baik memenuhi kebucuhan user; yaitu disclosure yang harus dikembangkan
-berdasarkan induscri dan mendorong (tidak mensyaratkan) sedt^ perusahaan
men-disclose data yang diperlukan user untuk membuat informed decision.
Dari sini pasar akan memberikan reward dalam bentuk penilaian yang
baik bagi perusahaan yang menyediakan informasi yang paling baik.
Metodologi ini akan memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk
melaporkan informasi non finansial dan forward looking. Berikut ini Noll
and Weygandt (1997:50) menyatakan bahwa dalah elemeri-elemen
.model business reporting yang. diusulkan oleh Jenkin adalah sebagai
berikut:, . - •
1. Data finansial dan non finansial .
Laporan keuangan dan disclosure yang berhubungan dengan
- laporan keuangan. : •
Data operasi lii^i level dan pengukuran prestasi yang digunakan
nianajemen untuk mengelola business
•2. •Analisis manajemen terhadap data finansial dan non finansial
Alasan •terhadap perubahan-perubahan dalam keuangan, operasi
• dan' kinerja dan trend kund daripengaruh masa lalu.

3. Informasi/pni'ord looking ..
Peluang dan resikp, mencakup hasil dari trend kunci
Rencana manajemen, mencakup faktor kesuksesan kunci
Perbandingaii prestasi-business riyata dengan disclose peluang,
resiko dan rencana manajemen

4. Informasi manajemen dan peiiiegang saham


Direksi. manajemen, kompensasi, pemegang saham utama dan
transaksi serta hubungan diantara related parties

5. Background perusahaan
- . Tujuan umum dan strategi
Cakupan dan deskripsi bisnis dan properties
- , Pengaruh struktur industri pada perusahaan

Sementara itu selaras dengan ekonomi yang berkembang sangat


pesat, peniakai laporan keuangan juga semakin maju, sehingga mereka tidak
hanya memerlukan informasi keuangan yang tradisional saja, tetapi
juga memerlukan informasi-informasi lain (kualitatif) yang relevan
(Drucker, 1995:26-27). Bila semua tuntutan masyarakat dipenuhi, sejalan

JAAIVOLUME4NO.1.JUNI.2000 55
Kumalahadi, PerspeMif Pragmatik, Ungkungandan SosialdalamLaporanKauangan... ISSN: 1410- 2420

dengan usaha komite Jenkin teritu bencuk laporan keuangan akan semakin
sesuai dengan kebutuhan user.

Perspektif Lingkungan - Akuntansi


dan Disclosure Masalah Lingkungan

Menuruc Paul Munter, Rene Sacasas ' and Elaine Garcia


(1996:36-50) masalah lingkungan tidak hanya dihadapi oleh perusahaan
hesar saja cetapi juga oleh penisaliaan kecil. Di USA telali diaturupaya untuk
menjaga kelestarian lingkungan, niisalnya : setelah pom hensin dicucup
harus dilakukan perbaikan tanah yang dicemari minyak. Bengkel mobil
harus- menjaga limbah oli agar tidak mencemari tanah. Dengan
demikian masalah lingkungan menjadi masalah yang sangat luas, yaitu
masalah bagi perusahaan besar, perusahaan kecil dan masyarakatluas.
Akuntansi dalam menahggapi masalah ini masih sangat
terbatas, seakan-akan isu lingkungan ini merupakan masalah kecil.
Agar pertimbangan isu lingkungan ini sedikit lengkap dapat dipahami,
perlu diketahui perkembangan aturan lingkungan di USA. Menurut
Munter,- Sacasas dan Garcia (1996:36-50) perkembangan aturan
lingkungan di USA adalah:
Undang-undang (UU) ' lingkungan di USA bermula di
peiighujung tahun 1950-an baik' di tingkat lokal, state dan federal.
Undang-undang tersebut dimaksudkan untuk menurunkan polusi air
dan udara. Pada perkembangan di dasawarsa berikutnya, undang-
undang lingkungan tersebut disempurnakan dan ditambah sesuai
dengan tuntutan masyarakat. EnwVontmental protection, agency (EPA)
dibentuk'-197(j'untuk'bertanggung jawah terhadap masalah undang-
undang lingkungan di tingkat federal untuk mengatur polusi udara dan
air, buangan sisa tanah, supply air, pengendalian pestisida dan radiasi
dan ocean dumping. Pada perkembangan berikutnya EPA ini diperluas
untuk mencakup masalah polusi yang lain seperti buangan sisa toxic dan
hujan asam. • •
Secara umum masalah lingkungan mencakup polusi udara,
polusi air dan buangan sisa. Polusi udara meliputi hujan asam, urban
smog, toxin yang naik ke udara, penipisan ozon dan masalah-masalah
lain. Walaupun masalah-masalah tersebut dihadapi oleh perusahaan
besar namun telah terjadi perubahan definisi pofutter, seperti toko cat
dan bakery saat ini masuk kategori sebagai polutter sebagaimana
penghasil sulfur dioxide. Tetapi anehnya perusahaan tidak dilarang
menjual fasilitas yang menghasilkan polusi. Polusi air mencakup segala
buangan ke sungai-dan yang mencemari air tanah sehingga undang-
undang air bersih secara umum mensyaratkan perusahaan untuk
memasang alat pengendali untuk pengendalian polusi air. UU polusi air
menjangkau tidak hanya perusahaan besar, tetapi juga perusahaan

56 • JAAI VOLUME 4 No. l.JUNI 2000 .


ISSN : 1410-2420 Kumalahadi, Perspektif Pragmatik, Lingkungan dan Sosial dalam Laporan Keuangan...

kecil, dalam industri konstruksi, pertanian, dry cleaning, mining sampai


pada caman hiburan. Buangan.sisa dapac berupa sampah atau sisa apa
saja yang mencemari lingkungan. Buangan sisa dapac merusak tanah,
air minum dan kesehatan.
Pada tahun 1980. Congress mengesahkan comprehensive
environtmental response compensation and liability act (CERLA) atau
superfund untuk mengatur masalah kerusakan cempat akibac buangan
sisa yang tidak terkendali yang semakin meningkac. Di bawah
Supei/und, menurut Beth, McNichols and Wilson (1997:72-81) EPA
melakukan (1) idencifikasi dan penilaian tempat yang rusak akibat
bahan yang merusak lingkungan ditumpahkan, disimpan atau dibuang
di tempat tersebut (2) menentukan Superfund site (tempat yang paling
mendapatkan perhatian Supetfund) yang paling rusak, (3) Idencifikasi
Potentially Responsibility Parties (PRP) pada setiap tempat yang rusak
(termasuk Supeifund site), (4) menegosiasi penyelesaian perbaikan
kerusakan lingkungan PRP, (5) memtirincalikan PRP untuk memperbaiki
tempat yang rusak, (6) menuntut PRP biaya penggantian dan denda
perbaikan tempat yang rusak, bila PRPmenolak.
Tempat tersebut selanjutnya dirangking berdasarkan layak
tidaknya digunakan untuk tujuan yang lain (setelah mempertimbangkan
sejumlah faktor). Bila tempat tersebut memerlukan pembersihan dan
perbaikan EPA bisa minta pemilik atau pihak yang lain-bertanggung
jawab cerhadap tempat yang terkontaminasi tersebut.
Dari uraian di atas, semiia calon pembeli dan mereka yang
akan menjadi pemilik berikutnya (kreditur penyita) harus terlebih
dahulu mengevaluasi kemungkinan kewajiban lingkungan dari setiap
tanah dan property sebelum mereka peroleh, jangan sampai mereka
secara finansial dan hukum bertanggung jawab terhadap masalah-
masalah lingkungan di masa yang akan datang.

Isu Lingkungan dalam Laporan Keuangan. Pedoman akuntansi dan


pelaporan terhadap acaiw/ dan Disclosure kewajiban lingkungan terdapat
pada beberapa sumber menurut Munter, Sacasas and Garcia (1996 36-
50), yaitu :
1. SPAS No. 5 mengenai akuntansi untuk contingency.
2. FASB interpretation No. 14 mengenai estimasi jumlah kerugian
yang dapat diterima.
3. FASB interpretation No. 39 mengenai off setting jumlah yang
berhubungan dengan kontak-kontrak tertentu.

Accrual of Environtmental Cost Sebagaimana dalam evaluasi contingency


yang Iain, pedoman utama dapat ditemukan dalam SPAS No. 5 yang
menyatakan bahwa rugi coruingency harus diakui bila kerugian tersebut dapat
dinyatakan probable dan dapat. ditaksir jumlahnya. Memang SPAS No. 5

JAAIVOLUME4No.1,JUNI2000 57
Kumalahadi, Perspektif Pragmatik, Ungkungan dan Sosial dalam Laporan Keuangan... ISSN :1410-2420

dapac menjadi pedoman yang cukup dalam melakukan evaluasi banyak


kewajiban conmxgency, tetapi ketika diterapkan pada kewajiban lingkungan,
perusahaan dihadapkan dengan banyak kesulitan karena perubahan acuran
dan perundang-undangan dan perubahan teknologl. Dalam hal ini
Barth, McNichols and Wilson (1997:72-81) menyatakan bahwa sulitnya
•estimasi kewajiban lingkungan karena total biaya perbaikan tempac
pembuangan yang rusak jumlahnya besar, sangat tidak pasti dan tidak
diketahui sepenuhnya selama 30 tahun atau lebih ke depan. Sekali
perusahaan masuk dalam kelompok PRP, maka perusahaan tersebut
akan menghadapi ketidakpastian bagian alokasi biaya perbaikan yang
dibebankan kepadanya.
Dari uraian di atas untuk tujuan pelaporan kewajiban lingkungan
nampak bahwa semua pemsahaan perlu hati-hari dalam melakukan evaluasi
kegiatannya untuk menencukan apakah terdapat kewajiban lingkungan. Bila
perusahaan dapat mengidencifikasi adanya masalah lingkungan dan
temyata perusahaan harus berpartisipasi untuk melakukan pembersihan
akibat pencemaran, maka perusahaan, harus menentukan apakah
accrual tepat untuk digunakan, kecuali jumlahnya ddak material. Munter,
Sacasas and Garcia (1996:36-50) berpendapat bahwa mengakui jumlah
taksiran yang kasar (yang nantinya perlu direvisi) merupakan. pendekatan
akuntansi yang-lebih baik daripada meniinggu informasi yang lebih teliti
tersediapada waktu kemudian.
Discloswre. Apakah^ disclosure- kewajiban lingkungan perlu
disediakan berdasarkan site tertentu- (site-speci/ic base)? Namun cara ini
akan memicu terjadinya biaya legab dan, biaya lain, yang tidak terjadi
selama ini, yaitu perusahaan khawatir langsung dimasukkan ke dalam
PRP oleh EPA atau bahkan masuk- dalam kategori prioritas Supetfund,
sehingga konskuensinya bagiiperusahaan sangatmahal.
Pembersihan lingkungan. dapat dipisahkan. menjadi dua kelompok
yaitu (1) supetfund site (site lain yang pembersihannya-sesuai dengan arah
pemeriiitali) dan (2) site-yang memerlukan pembersihan dengan cara lain.
Dengan demikian dapat dinyatakan. Bahwa keterlibatani perusahaan
dalam pembersihan sudah menjadi masalah, publik.. Jadi: argumerr ini
menyatakan bahwa. disclosure berdasarkan\ tempac. tertentU: diperlukan.
ketika perusahaan dilibatkan pembersihan site oleh,supejfund..
Disclosure lingkungan dalam praktik; seiring- dengan semakin.
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kepedulian. lingkungan
dan semakin di-atumya masalah. lingkungan dalam bentuk undang-
undang, maka jumlah: disclosure lingkungan dalam annual reports
meningkat sejak 1989'(Gamble et all 1995). Sedangkan menuruc survey
KPMG selama 1994-1995 perusahaan-perusahaan yang; mendisclbse
lingkungan. di UK. semakin meningkat,, tetapi kurangnya^ standar atau
pedoman,, bersamaan, dengan: adkiya. kelidycpastian kepada' siapa^ disclose'
lingkungan tersebut ditujukan, membuat pelaporan isu; lingkungan tersebut

58 JAAIiVOLUME 4 No:1. JUNl2000


ISSN : 1410- 2420 Kiimalahadi, PerspeMif Pragmatik, Lingkungan dan Sosialdalam Lappran Keuangan...

sangat bervariasi (anonymous, 1996). Sedangkan daii sisi manajemen, luasnya


disclose kewajiban lingkungan berhubungan dengan 4 faktcr yaitu (1)
peracuran, termasuk dndakan pemaksaan, (2) peradilan dan negosiasi, (3)
implikasi pasar modal dan (4) pengaruh peraturan yang lain. hasil
penelirian tei'sebuc dapat disimpulkan bahwa seiring dengan semakin
banyaknya peracuran-peraturan dan pemaksaan hukum, jumlah discbse isu
lingkungan semakin meningkac, tetapi karena pedomannya belum jelas dan
kepada siapa disclose tersebuc dicujukan. Maka discbse isu lingkungan masih
sk\gat variacif. Untuk itu perlu pedoman yang jelas dalam pelaporan
lingkungan beseita menencukan secara jelas siapa user isu lingkungan yang
sebenamya.

Perspektif Sosial - Pertanggungjawaban Sosial

Pertanggungjawaban sosial bukan merupakan fenomena yang


baru, tetapi merupakan akibat dari semakin meningkatnya isu
lingkungan di akhir 1980-an. Pertanggungjawaban sosial merupakan
manifestasi kepedulian terhadap tanggung jawab sosial dari perusahaan.
Sejarah telah mencatat perkembangan liubungan organisasi dengan
masyarakat dan berkembangnya akuncansi untuk pertanggungjawaban
sosial. Seakan-akan akuntansi pertanggungjawaban sosial telah
berkembang dengan tiba-tiba dan belum mendapatkan perhatian yang
serins dari profesi. Namun demikian akuntansi untuk pertanggungjawaban
sosial telah mengarah pada proses komunikasi pengaruh sosial dan
lingkungan kegiatan ekonomi organisasi kepada kelompok kepentingan
tertentu dalam masyarakat dan kepada masyarakat secara luas (Rob
Gray et.al, 1996:112). Akuntansi untuk pertanggungjawaban sosial
merupakan perluasan pertanggungjawaban organisasi (perusahaan) di
luar batas-batas akuntansi keuangan tradisional, yaitu menyediakan
laporan keuangan tidak hanya kepada pemilik modal khususnya
pemegang saham. Perluasan ini didasarkan pada anggapan bahwa
perusahaan memiliki tanggung jawab yang lebih luas dan tidak sekedar
mencari uang untuk para pemegang saham.
Salah satu tujuan akuntansi untuk tujuan sosial adalah untuk
melakukan pertanggung-jawaban sasial organisasi. Pertanggungjawaban sosial
timbul jika organisasi mempunyai tanggung jawab, bila organisasi merasa
tidak memiliki tanggung jawab maka tidak akan ada pertanggungjawaban
sosial. Untuk itu model pertanggungjawaban sosial harus eksplisit.
Pandangan 'tentang sifat dan luasnya tanggung jawab sosial dari suatu
organisasi tergantung pada bagaimaha seseorang memandang dunia,
seperti apa dunia ini sebagaimana diyakininya. Dalam hal ini memang
terdapat perbedaan yang besar pada setiap kelompok masysrakat.
Berikut ini beberapa kelompok' masyarakat yang berbeda memandang
hubimgan organisasi-masyarakat:

JAArvOLUME4No.l.JUNI2000 59
Kumalahadi, Perspeklif Pragmalik, Ungkungan dan Sosial dalam Laporan Keuangan... ISSN:1410- 2420

1. Kelompok kapicalis mumi adalah mereka yang melihat demokrasi


ekonomi liberal sebagai cita-cita yang ideal tencang bagaimana
dunia berlangsung dan suatu cara yang seharusnya demikian.
Dalam perusahaan swasta para ekskutif adalah karyawan pemilik.
Ekskutif tersebut memiliki tanggung jawab langsung dengan
majikannya. Tanggung jawab tersebut adalah untuk menjalankan
bisnis sesuai dengan keinginan majikan, yang secara umum ekskutif
, harus dapat menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan cara
yang sesuai dengan aturan dasar masyarakat yang melekat dalam
hukum dan kebiasaan etik (Friedman, 1970:122-126). Namun
demikian pemegang saham tentu tidak akan memberikan toleransi
suatu jumlah yang digunakan kegiatan yang bersifat non profit yang
dapat mengurangi deviden (Hetherington, 1973:48-58). Pandangan
ini tentu bertentangan dengan semangat tanggung jawab perusahaan
kepada masyarakat. Pandangan yang bijaksana adalah pandangan yang
mempertimbangkan kesejahteraan dan stabilitas ekonomi jangka
panjang yang hanya dapat dicapai dengan diterimanya tanggung jawab
minimal yang lebih luas (biasanya minimal).
Isu yang penting adalah bagaimana memenuhi kelompok-
kelompok yang memiliki value yang berbeda-beda yaitu value yang
berhubungan dengan ekonomi pasar seperti efisiensi, kebebasan,
inovasi, desentralisasi, insentif dan pencapaian individual. Sedangkan
value yang lain berhubungan dengan hak politik dan sosial seperti
kesamaan peluang, hak sedap individu untuk berpartisipasi dalam
keputusan yang penting yang mempengaruhi hidupnya, hak untuk
sehat sesuai standar, pendidikan, martabat dan privacy pribadi. Apa
yang terus menerus dihadapi adalali pilihan yang sulit dan hubungan
, >-ang diperlukan untuk mencapai keseimbangan dl antara semua nilai-
nilai tersebut. Pandangan ini dianggap sebagai pencerahan kepentingan
pribadi oleh Grayet.al (1996:57).
2. Pendukung kontrak sosial yang memandang bahwa perusahaan dan
organisasi lain ada sebagai kehendak masyarakat dan selanjutnya
ditencukan sesuai keinginan masyarakat. Menurut Shocker and
Sethi (1973:97-105) bahwa setiap institusi sosial dan bisnis tanpa
kecuali beroperasi dalam Ungkungan masyarakat melalui kontrak
sosial yang mengatakan bahwa suruii/al dan pertumbuhan institusi
tersebut didasarkan pada:
a. Penyampaian beberapa basil akhir yang secara sosial diinginkan
kepadamasyarakat secaraumum.
b. Distribusi manfaat ekonomi, sosial dan politik kepada kelompok-
kelompok agar mendapatkan power.
Dalam masyarakat yang dinamis, tidak ada sumber kekuasaan
institusional atau kebutuhan terhadap pelayanan yang sifatriya

60 JAAlVOLUME 4 No. 1. JUNI2000


ISSN: 1410-2420 Kumalahadi, PerspeW Pragmatik, LingkungandanSosialdalamLaporanKeuangan...

permanen. Selanjutnya suacu institusi harus secara terus menerus


memenuhi pengujian legitiniasi dan relevansi dengan menunjukkan
bahwa masyarakat membucuhkan jasanya dan perusahaan telah
mendapatkan pengesahan dari masyarakat (Shoeker and Sethi,
1973:97-105). Setiap perusahaan besar harus dianggap sebagai
perusahaan sosial; yaitu sebagai suatu enticas yang keberadaan dan
keputusannya dapac dijastifikasi (dipengaruhi oleh) sejauh perusahaan
tersebuc mampu melayani publik acau tujuansosial (Dahl, 1972:17-25).
3. Social ecologist adalah mereka yang peduli cerhadap lingkungan
manusia. Dalam arti yang sangat luas mereka melihat akan terjadi
masalah yang serius jika tak ada satupun yang dikerjakan dalam
inceraksi organisasi lingkungan dan mereka berpendapat bahwa
organisasi yang besar secara khusus telah terpengaruh dengan
adanya masalah sosial dan lingkungan.
Kerusakan mendasar akibat cara perusahaan beroperasi
dengan etos ekspansinya ddak bisa terus menerus berlangpung, sehingga
cara-cara tei-sehut harus segera dihentikan agar ddak menyengsarakan
umat manusia. Upaya untuk menghentikan kerusakan-kerusakan
tersebut merupakan pandangan yang bljaksana, menyelamatkan
generasi di masa yang akan datang, humanis dan melakukan perubahan-
perubalian yang terukur (Goldsmidi, 1972:15)
4. Sosialis cenderung mempercayai bahwa dominasi sosial, ekonomi
dan politik saat ini oleh modal adalah bertentangan dengan
prinsip-prinsip sosialis, sehingga diperlukan readjustment yang
signifikan terhadap pemilikan dan struktur masyarakat.
5. Radical feminist yang memandang bahwa sistem ekonomi, sosial,
politik dan bisnis merupakan comtruct pria yang menekankan pada
agresi, konflik, persaingan dan sebagainya sehingga menolak feminine
values seperd keharuan, cinta, keijasama dan nilai lainnya. Mereka
memandang baliwa ddak ada kebijaksanaan dan cara yang penuh kasih
dalam mengeloladunia ini.

Makna khusus dalam sistem bisnis yang diharapkan secara holistik


adalah sustainability. SustainabilitN menjadi sangat penting karena, (1)
sustaiirability menjadi agenda politik dan bisnis dunia, (2) suscainabi/ity
secara universal dapat diterima (Gray et.al, 1996). Namun demikian
sitstaoiability seperci serigala berbulu domba yaitu (1) walaupun
sustainability secara umum digunakan untuk merujuk isu planet bumi,cetapi
juga merupakan konsep sosial ytuig pendng yaitu sustainahi^ dapat dibagi
menjadi elemen sosial (eco-justice) dan elemeii lingkungan {eco-effdency)
(Gladwin,l993), (2) cerdapat gap yang luas antara pola konsumsi dan
produksi saat ini di satu sisi dengan sustainabtltty sebagian way of life di
sisi lain. '

JAAI VOLUME 4 No, 1.JUNI2000 61


Kumalahadi, PerspekSf Pragmatik, Ungkungan dan SosialdalamLaporan Keuangan... ISSN; 1410-2420

• Dari uraian di atas, pertanggungjawaban sosial menjadi sangat


penting. Gray (1996:66) menyatakan bahwa perspekrif stakeholder
cerdlri atas pandangan dunia yang berpusat ke perusahaan (analisis
stakeholder) ,dan pandangan dunia yang berpusat ke masyarakat
(pertanggungjawaban). Dari pandangan perusahaan seseorang
berkepentingan untuk menilai pertanggungjawaban perusahaan kepada
stake-holdemya. Untuk itu perusaliaan hams mengetahui apa ^g
diinginkan oleh stakeholdernya agar dapac mengelola laporan
pertanggungjawabannya.
Agar. perusahaan mengetahui apa yang diinginkan oleh
stake/ioider-nya, perusahaan harus dapat menilai SMbstantiue environtment
yang terdiri atas primary level, secondary level dan tertiary level (Grayet.al
1996:66-70). Pada prmiary level, digambarkan interaksi medium
perusahaan manufacturing dengan lingkungan yaitu pemegang saham,
pemerintah otoritas lokal, bank, dana pensiun dan asuransi, konsumen,
kary.awan, industri-industri' nasional, perusahaan pembuat barang
modal, pemsahaan pembuat barang dan jasa (barang konsumsi). Mereka
memiliki hak untuk mendapatkan informasi pertanggungjawaban.
Sedangkan dari sudut pandang perusahaan, mereka mempunyai pengaruh
yang langsung dengan keberadaan dan kesuksesan perusahaan. Bagi
pemsahaan interaksi dengan lingkungannya berarti memelihara goodivill atau
legitimasi.
Pada secondary level menggambarkan interaksi sosial pemsahaan.
Pemsahaan beraiiggapan bahwa tujuan orientitsi laba yang sempit berarti
mengelola scaJ<elwlder hanya untuk jangka waktu yang pendek saja. Secondan
level in! mehggambarkan interaksi medium perusahaan manufacturing dengan
lingkungannya yang lebih luas yaitu penggunaan infrastruktur, pengaruh
estetika," kesehatan karyawan dan kepuasan status, opsi konsumen dan
kesejahteraan, advertensi, sampah sisa, teknologi baru dan sumber-
sumber, dan social opportunity cost. Akhimya pada tertiary level. Pada
level ini interaksi antara organisasi secara individual dengan lingkungannya
tidak sepenting interaksi sistem ekonomi organisasi secara keselumharu
Teroaiy level ini menampakkan teori yang mendasari keberadaan organisasi.
Pengaruh yang berhubungan dengan sistem organisasi demikian
tidak kelihacan dan sulituntuk dipahami.
Tertiary level ini menggambarkan interaksi dalam sistem
organisasional yang lebih komplek yaitu menyangkut seperti apa yang
kita inginkah, sehingga menghasilkan pilihan dan sistem di masa yang
akan datang; Interaksi tersebut berhubungan dengan: kualicas kebebasan,
sikap (moral, pendidikan, budaya dan estetika), tingkat informasi (berita),
warisan budaya, dunia ketiga, sistem, pilihan individu, kesehatan, lingkurrgan,
sistem hukum yangadiL
Beberapa aspek penting dalam pelaporan untuk pertanggung
jawaban sosial meliputi subyek laporan, audience laporan, isi laporan.

62 . JMI VOLUME 4 No. 1.JUNI 2000


ISSN: 1410-2420 Kumalahadi, Perspek^f Pragmatik, Lingkungan dan Sosiafdalam Laporan Keuangan...

mocivasi laporan dan Reliability (Gray ec.al, 1996:83). Semakin jelas


aspek-aspek tersebut, semakin sesuai laporan untuk pertanggung-
jawaban sosialdengan tuncutan lingkungannya.
Subyek pelaporan untuk pertanggungjawaban sosial meliputi
pemegang saham, investasi, karyawan, konsumen, masyarakat, lingkungan;
pengaruh bisnis, lingkungan dan sosial secara total; kebijakan umum, etika
dan standard, pemerintaln dan hubungan dengan negara lain. Sedangkan
aitdience pelaporan untuk pertanggungjawaban sosial adalah pemegang
salnam, pasar finansial dan oMermu^ary, karyawan, manajemen, serikat
buruh; calon karyawan, kelompok-kelompok kepentingan, pressure
givup, media, pemerintah, badan pembuat peraturan, pesaing, perusahaan
lain sejenis, nulMstjy group, konsumen, supplier dan masyarakat secara umum.
Isi pelaporan untuk pertanggungjawaban sosial mencakup laporan narasi
mengenai pemyataan-pemyataan, tujiian dan fakta-fakta, laporan kuantitatif
perbandingan target dan realisasi, dan laporan keuangan. Motivasi pelaporan
untuk pertan^ngjawaban sosial adalali untuk pertanggungjawaban, etika
dan motivasi lain yang dibutuhkan masyarakat.
Reliability berhubungan dengan seberapa jauh seseorang
mempercayai suatu informasi. Relwbili^ pelaporan untuk pertanggung
jawaban sosial didasarican pada data taksiran dan part^, laporan hasil dari
internal audit dan sistem informasi dan laporan yang telah diaudit oleh pihak
eksternal.

KESIMPULAN ^

Dalam upaya menyempumakan laporan keuangan untuk


meningkatkan kegunaannya telah dikembangkan suatu model yang
lebih menyeluruh yang disebut Business reporting yang isinya di samping
laporan keuangan adalah informasi non finansial dan informasi forward
luokiug. Sedangkan upaya untuk momasukkan informasi lingkungan
diporlukan standar yang Icbih Icngkap agar tcrdapat keseragaman
perusahaan-peiiisahaan dalam momasukkan masalah lingkungan dalam
laporan keuangan baik diaccrued maupun didisclose. Laporan untuk
pertanggungjawaban sosial memang masih sangat ideal, tetapi dengan
memperhatikan tuntutan masyarakat terhadap peran nyata dan
kepedulian perusahaan untuk kepentingan sosial, sudah waktunya
laporan keuangan memasukkan isu pertanggungjawaban sosial.
Dari uraian di atas, nampak bahwa laporan keuangan menjadi
sangat luas dan batas-batasnya tidak jelas. Namun. penulis telah membuka
wacana pemiasalahan akuntansi yang sangat luas. Dalam praktik diperlukan
^ •penyempumaan laporan keuangan yang memiliki demensi pragmatik,
lingkungan dan sosialsebagaimanadiuraikan di atas.

JAAIVOLUME4NO.1.JUN12000 63
Kumalahadi, Perspektif Pragmatik, Ungkungan dan SosialdalamLaporan Keuangan... - ISSN: 1410- 2420

DAFTARPUSTAKA

Anonymous. 1996. "UK Business Lag on Green Peporifng." Mma^ment


Accounting Jul/Aug Vol.7:5-7.
Bed\, Mary E, Maureen F. McNichols and 0. Peter Wilson. 1997. "Factors
Influencing Finns' Disclosure about Environmental liabilities."
Review ofAccounting Studies No.2:72-81.
Dahl, RA. 1972. "A Prelude to Corporate Reform." Business and Society
Review Spring:58. Dalam Gray, Rob, Dave Owen and Carol
Adams. 1996. 'Accountn^ and Accountabdity", Change and Chalange
Incoporate Social and Environmental Repotting. New York: Prentice
HaU: 58.

Drucker, Peter F. 1995. 'The Information Excutive Truly Need." Harvard


Business Review Jan-Feh:26-27.
FASB. 1978. ""SFAC No.l.'Objective of Financial Reporting By Biisiness
Enterprise." FASB of The Fmandal Accoimting Foundation
Nov:3021-3038. •

FASB. 1980. "SFAC No.2. Qualitative Characteristic of Accounting


Information." FASB of The Financial Accounting Foundation
Mei;3039-3079.

FASB. 1984- "SFAC No.5 Recognation and Measurement in Financial


Statement of Busmess Enterprise." FASB ofThe Finandal Accounting
Foundation Dec:3147-3182.

Foster, George. 1986. Firuindal Statement Analysis. New York: Prantice-Hall


International, Inc.:152-153.

Friedman. 1970. "The Social Responsibility of Busmess is to Increase Its


Profit." Pp. 122-126 in New York TimeMagcajne. Dalam Gray, Rob,
Dave Owen and Carol Adams. 1996. "Accozmting and
Accountability", CItange and Chalange Irtcoporate Sociol and
Environmental Repotting. NewYork: Prentice Hall: 97.
Gamble, George O.; Devaun Kite and Robin R. Radke. 1995.
"Environmental Disclosures in Annual Reports and lOKs: An
Examination." Accounting Horizon Sept, V. 9, N.3:34-54.
Gladwin, Thomas N. 1993. "Envisioning The Sustmahle Corporation" m
Mont^girig For Environment Excellence. Woshington, DC: Island
Press:. Dalam Gray, Rob, Dave Owen and Carol Adams. 1996.
"Accounting and AccouT]tability"j Chon^ and Chalange Incoporate
Social andEnvironmental Reporting. NewYork: Prentice HalL 61.

64 JAAIVOLUME4 No. i.JUNl2000


ISSN: 1410 - 2420 ^ Kumaiahadi, Perspektif Pragmatik, Lingkungan dan Sosialdalam Laporan Keuangan...

Goldsmith, et ^ 1972. Blueprint For Survivd. Hamonsworth: Penguin:.


DaJani Gray, Rob,- Dave Owen and' Carol Adams. 1996.
"Accounting and Accountabiky", Qvxnge.and Chakmge Incoporate
Social and Enwronmento! Reporm^g. New York: lYendce Hall: 58.
Gray, Rob, Dave Owen and Carol Adams. 1996. "Accounting and
. Accountability", Cht^e.• and Chalange Incoporate Socid and
Enviranmentd Reporting. NewYork: Prendce Hall: 1-339.
Gray, R.H. 1994. "The Accounting Profession and The Environmental Crisis
(or Can Accountancy Save Tlie World)." Meditari :1-51. Dalam
Gray, Rob, Dave Owen and Carol Adams. 1996. "Accounting-and
Accountability", Cliange and Chdange Incoporate Socid tmd
Environmental Reporting. NewYork: Prendce Hall:75.
Hetheiiiigton, J.A.C. 1973. "Corporate Social Responsibility Stakeholder and
The Law." Journal countamporary Busrkss Winter:48-58. Dalam
. Gray, Rob, Dave Owen and Carol Adams. 1996. "Accounting and
Accountably", Clvntge and C/ialatige IrKOporate Socid and
Enviraranentd Repoiw-g. NewYork: Prendce Hall:57.
Lee, T.A. 1978. The Cash Flow Alternative For Corporate Financid Reporting.
Amsterdam: Martinus Nijhoff:. Dalam Gray, Rob, Dave Owen and
Carol Adams. 1996. "Accduntmg and Accountabiky", Change and
Cl\alaj^e Incoporate Socid and Environmental Reports^. New York:
Pendce Hall: 75. ' "

Lev, Bruch. 1989. "Oii Tlie Usefulness of earnings and Earning Reserach:
Lesrans and Direcdons From Two Decades of Empirical Research."
Journal ofAccoitndng Researc/r September, Vol 27:153-188.
Munter, Paul: Rene Sacasas and Elaine Gracia. 1996. "Accounting and
Disc/ositre of Environmental Contingencies." CPAJoumai :36-50.
Noll, Daniel ). and Jerry J. Weygrandt. 1997. "Busnuas Repoitir^ What Come
Next.'" Joitnufl ofaccountancy Feb:47-50.
Puxty, AG and Laughlin. 1983. "A Rational Cbnstrucdon of The Decision
Usefulness Criterion." Jountal of Bitsniess, Firutnce and Accounting
:543-560. Dalam Gray, Rob, Dave Owen and Carol Adams. 1996.
"Accounting and Accoumabitry", Clvtn^ and Chalar\ge Incoporate
Social aird Enwrojinientoi Reporting. New York: Prendce Hall; 75.
Sethi, Shocker and. 1973. "An Approach To Incorporating Societal
Preferences in Developing Corporate Acdon Strategies." Qtl^omid
moTu^emenr Review Summer:97-105. Dalam Gray,- Rob, Dave
Owen and Carol Adams. 1996. "Accounting and Accountabiky",

JAAIVOLUME4No.1,JUNI2000 65
Kumalahadi, Perspeklif Pragmatik, Ungkungan dan Sosialdalam Laporan Keuangan... ISSN:1410- 2420

Ovmge and CMar\ge Incoporate Social and Environmental Reporting.


New York: Prendce Hall:58. •

Sterling, R. 1972. "Decision Oriented Financial Accounting." Accoimting


Business Resercich Summer. Dalam Gray, Rob, Dave Owen and
Carol Adams. 1996. "Accounting and Accountability", Change and
Chalange Incoporate Social and Environmental Reportij^. New York:
Prentice Hall:75.

66 JAAIVOLUME4NO.1.JUNI2000

Anda mungkin juga menyukai