Sekilas tentang Kromium dan Oksidanya

Chromium (Cr) adalah unsur logam transisi golongan IV B yang mempunyai 3

bilangan oksidasi yaitu +2, +3, +6. Kromium merupakan elemen berbahaya di muka

bumi dan dijumpai dalam kondisi antara Cr(II) sampai Cr(VI), tetapi hanya kromium

beravalensi 3 dan 6 yang memiliki kesamaan sifat biologinya. Kromium bervalensi

3 umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai di alam, dan di dalam materuial

biologi kromium berbentuk 3 valensi, karena kromium 6 valensi merupakan

merupakan salah satu material organik pengoksidasi tinggi. Kromium valensi 3

memiliki sifat racun yang rendah bila dibandingkan dengan valensi 6.

Kromium valensi 3 adalah tingkat oksidasi yang paling stabil dari unsur kromium.

Dalam air, unsur Cr(+3) membentuk senyawa kompleks Cr(H 2O)6 (+3) yang

berwarna biru-keunguan. Cr(+3) juga bersifat ampoter misal penambahan basa dalam

larutan Cr(H2O)6 (+3) akan menyebabkan pembentukan endapan berupa gel

berwarrna biru terang-keunguan Cr(H2O)3 (OH)3. Cr (+6) contoh cromium (VI)

oksida CrO3 adalah senyawa beracun yag merupakan asam anhydrida dari asam

cromat H2CrO4 berwarna merah orange dan bersifat oksidator kuat.

Kromium merupakan logam yang reaktif, mudah teroksidasi menjadi oksidanya, akan

tetapi dapat membentuk lapisan yang melindungi logam lebih lanjut terhadap udara,

tetapi oksida pelapis itu transparan hingga kromium tampak bagus terus. Oleh sebab

itru kromium banyak digunakan sebagai logan secara elektrolisis. Logam kromium

yang murni sukar untuk diperoleh kecuali dengan cara reaksi aluminothermy.
 2 Al + Cr2O3(aq) Al2O3 + 2Cr + E

Cr2O3 yang hijau terbentuk dari pembakaran Cr dalam O 2, pada dekomposisi thermal

CrO3, atau pada pemanggangan oksida hidrat, Cr 2O3.n.H2O, yanmg belakangan ini

disebut hidroksida krom(III)ii walaupun kandungan airnya bervariasi, diendapkan

pada poenambahan -OH pada laruytan garam Criii.

Unsur kromium banyak digunakan sebagai pelapis pada spare-part kendsaraan

bermotor atau digabung dengan campuran sehari-hari yang kita kenal kenal stainless

stell yaiotu campuran 18% Cr, 8% Ni sedikmit Mn , C, p, S, Si, yangf kesemuany6a

digab ung dengan Fe (besi).

Salah satu aplikasi senyawa Cr(+6) yang menarik adalah penggunaan sebagai pigmen

(zat warna) sebagai contoh, kromium(III) Oksida adalah pimen warna hijau yang

banyak digunakan pewarna cat dan plester. Senyawa ZnCrO 4 atrau zink yellow

digunakan untuk mencegah korosi pada spare-part pesawat yang menggunakan

aluminium dan magnesium, dan lead chromat PbCrO4 adalah pigmen kuning teranmg

yang digunakan sebagai pewarenma cxat mintyak (untuk melukis di canvas).

Kromium (Cr) dari oksida pelapisan, misalnya dapat membuat kul;it gatal. Bahkan

jika terjadi borok (luka) tidak cepat sembuh, kalau masuk lewat pernapasan dapat

membuat iritasi bahkan kanker paru-pwru atau bias juga melubangi hidung.

Peranan kromium trivalent (Cr3+) yang berfungsi sebagai factor toleransi glukosa

(glucose tolertance factor, GTF), berdasarkan literature ada lima kromium dalam
metabolism,e ikan antara lain mengaktivasi GTF, meningk atkan bioaktivitas insulin,

sensifitas target, aliran glukosa ke seldan efektifitas serta kapasitas kinerja insulin.

Tecnic applications compound CrO2

Enhancement of Magnetoresistance in Granular CrO2/Polystyrene Composites

We present a study of magnetotransport in CrO 2/polystyrene (PS) composites over a

range of polystyrene concentration (0-30 wt.%). In the experiment, an obvious

enhancement in magnetoresistance (MR) is observed at 77 K and at room temperature

as the half-metallic CrO2 particles are encapsulated with a thin layer of insulating

polystyrene. The enhanced MR can be interpreted in terms of spin-dependent

intergranular tunnelling with 4-nm-thick PS barrier. Moreover, it is found that the

novel PS barrier contributes to room-temperature MR more significantly than that at

77 K. Temperature dependence of resistance is good agreement with ~T-1/4 in the

temperature range from 77 to 298 K.

Growth and magnetotransport study of thin ferromagnetic CrO2 films

Highly a-axis-textured CrO2 films have been deposited on Al2O3(0001) and on

isostructural TiO2(100) substrates by a chemical vapour deposition technique. For

Al2O3 substrates a columnar growth of CrO2(010) on an initial Cr2O3(0001) layer has

been found in transmission electron microscopy as well as in x-ray diffraction

investigations. The sixfold in-plane symmetry of a (0001)-oriented Cr 2O3 initial layer

leads to three equivalent in-plane orientations of the CrO 2 unit cell as confirmed by

electron diffraction and scanning electron microscopy. The growth can be understood
by a simple model of the in-plane symmetries of the Al 2O3(0001), Cr2O3(0001), and

CrO2(010) lattices. The growth on TiO2(100) substrates leads to (100)-oriented CrO 2

films of higher crystalline quality than the ones grown on Al 2O3(0001). Transmission

electron microscope images show growth of CrO2(100) directly on the TiO2(100)

substrates and no significant Cr2O3 inclusions within the CrO2(100) layer. All

contributions to the magnetoresistance (MR) due to anisotropic MR, Lorentz MR,

spin disorder, and intergrain tunnelling MR have been determined and partly

correlated with the crystalline properties of the samples investigated. For films of

both types the intrinsic linear contribution to the high-field MR does not depend on

the crystalline quality of the films and supports the suggested intrinsic double-

exchange mechanism for CrO2.

Magnetic Tunneling Effect in CrO2 Nano Systems

The magnetoresistance (MR) and microstructures of half-metallic CrO2 nanoparticle

systems have been carefully studied in our group. Using field alignment, the needle-

shaped CrO2 single domain particles have been aligned in the same orientation. The

MR of this structure shows a magnetic junction-like behavior with two well separated

peaks in the MR at coercivity fields and the MR of the aligned CrO2 particles can

reach > 41 % at a relative low field of about 1000 Oe. The magnetotransport

mechanism is analyzed in terms of spin dependent tunneling between CrO2

nanoparticles.

Using TEM, XRD and XPS techniques, the intergranular tunneling barrier has been

characterized to be a very thin Cr2O3 interface layer between the CrO2 particles.
This work is the first time of report that gave the hard evidence of the microstructure

of CrO2 tunneling systems. Temperature dependence of MR and conductivity in

cold-pressed CrO2 nano powders has been studied. The MR significantly decreases

with increasing temperature and the conductance follows a power law with

temperature. It is found the spin independent inelastic hopping is responsible for the

suppression of MR at high temperature.

Audio Components - Cassette Decks department review

JVC TDW 354BK Dual A/R pitch control

Auto tapes selector (normal/CrO2/metal) twin auto-reverse system, one transport

both records and plays, the other is for play back only pitch control on deck A

cassette-shell stabilizers and large insulator for reduced acoustic modulation noi se

microphone input silent mechanism driven by by exclusive motor actuators dolby

B/C noise reductrion dolby HX pro (deck B) full-logic controlfluorescent level.

Pyramid PR 531D auto reverse dual cassette

Continous play with auto reverse deck, dual motor drive system dynamic noise

reduction system, norml and high speed dubbig, metal and CrO 2 tape selector, 3 digit

tapecounters,Dual lead peak level meters RCA preamp input and output, recording

volume level meters control, remote capable when usedwith model PR530A.
Reference:

- http://www.uno.edu.topic.htm.

- http://www.iop.org/EJ/abstract.htm.

- http://stacks.iop.org/0953-8984/14/7

- http://stacks.iop.org/0256-307X/20/8

- Pietersz, A, Z., 1985, Ilmu Kimia, Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta.
TUGAS PENDAHULUAN

PERCOBAAN VIII

PENETUAN KADAR PROTEIN

NAMA : NASRY MAKKALA

NIM : H311 02 034

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2004