57-64.
Abstract: PT X is a company that has been producing kinds of bread. Over the past 3 years, there
have been 30 to 35 work accidents every year. Until now the company does not have occupational
health and safety management system. This final project aims to identify hazards, carry out risk
assessments, and create risk control for hazards in the company's production area. After
conducting research, in the production area there are 16 sub-activities with 17 potential hazards.
The risk assessment resulted in a high risk rating of 4 potential hazards, significant risk rating of
10 potential hazards, and a moderate risk rating of 3 potential hazards. Risk control carried out is
9 controls with technical design, 11 administration, 9 personal protective equipment, and 1
substitution. This control has been validated by the company's implementation. If all of these
controls are carried out, then the estimated risk rating is a significant risk rating of 1, a moderate
risk rating of 7, and a low risk rating of 9. The implementation is carried out in the activity of
chopping coconut and attaching the oven plug to the electrical installation.
Pada tahun 2021, kecelakaan kerja di Indonesia Metode yang digunakan untuk menyelesaikan
meningkat sebanyak 5,65%. Melihat permasalahan permasalahan dalam penelitian ini adalah metode
yang ada, maka perusahaan perlu meningkatkan HIRARC dengan alur proses sebagai berikut.
fokus dalam keselamatan kerja. Keselamatan kerja
bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan Identifikasi Masalah
mengurangi biaya kecelakaan yang harus
ditanggung oleh perusahaan. PT X merupakan Identifikasi masalah dilakukan melalui wawancara
perusahaan di bidang boga, yang bertempat di dan pengamatan secara langsung untuk mengetahui
Kupang, Nusa Tenggara Timur. PT X memproduksi aktivitas produksi di pabrik roti PT X.
berbagai macam roti, kue, jajanan pasar, dan donat.
Hasil produksi kemudian dipasarkan ke outlet dan Studi Literatur
mobil box yang berkeliling. Kecelakaan kerja pada
perusahaan di data, dan diperoleh hasil bahwa Studi literatur dilakukan untuk menunjang teori
selama 3 tahun terakhir (2019, 2020, 2021) terjadi dalam penelitan, yaitu SMK3, keselamatan kerja,
sebanyak 30-35 kejadian setiap tahunnya. kesehatan kerja, dan metode HIRARC.
Kecelakaan kerja sering terjadi pada perusahaan
karena hingga saat ini perusahaan memiliki Sistem Pengumpulan Data
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Akibat dari kejadian ini adalah perusahaan Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
mengalami penurunan produktivitas sehingga data aktivitas produksi, proses produksi, kondisi
perusahaan perlu menerapkan SMK3 dengan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
melakukan tinjauan awal kondisi K3. Tinjauan awal kerja di lingkungan kerja.
berupa identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan
pengendalian risiko. Tinjauan ini mewajibkan Identifikasi Bahaya
perusahaan untuk menerapkan perancangan
HIRARC dengan sasaran mengurangi tingkat Tahap identifikasi berdasarkan aspek kecelakaan
keparahan pada potensi bahaya yang telah kerja, yakni mekanik, elektrik, dan metrial/
diidentifikasi. susbtansi. Tahap identifikasi aspek lingkungan kerja
yaitu fisika, biologi, kimia, ergonomi, dan psikologi.
Tujuan identifikasi bahaya adalah untuk
1,,2Fakultas
Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri,
menganalisis apakah data dapat digolongkan bahaya
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
60236. Email: carolinetaherr06@gmail.com, kriswidi@petra.ac.id atau tidak, yang nantinya akan dibahas lebih lanjut.
57
Taher/Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64
58
Taher et al./Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64.
Validasi Rancangan Pengendalian Risiko dan Proses produksi roti diawali dengan mengambil
Revisi Perancangan bahan baku dari lantai 1 menuju basement (gudang),
dan mempersiapkan bahan baku untuk adonan,
Tahap validasi dilakukan dengan mendiskusikan isian, dan topping. Bahan baku adonan kemudiaan
hasil perancangan kepada pihak perusahaan. dicampur menggunakan mixer, yang disebut proses
Rancangan pengendalian yang belum divalidasi mixing. Proses ini bertujuan agar bahan baku dapat
akan dilakukan revisi terhadap rancangan tersebut. tercampur dengan baik menjadi adonan yang kalis
Pertimbangan perusahaan dalam menyetujui usulan dan elastis. Adonan kalis elastis kemudian dicetak
adalah ketersediaan dana, sumber daya manusia, menjadi bagian kecil dengan ukuran yang sama.
dan lokasi. Adonan kemudian didiamkan selama kurang lebih
15 menit, proses ini disebut resting. Adonan
Implementasi Pengendalian Risiko kemudian dibentuk dan diberikan isian sesuai
dengan jenisnya dan dimasukkan ke dalam steamer
Tahap ilmplementasi dilakukan dengan selama 30 menit. Proses steam bertujuan untuk
menerapkan pengendalian yang telah dirancang mempercepat pengembangan adonan. Adonan
dalam penelitian. mengembang kemudian dimasukkan ke oven untuk
memulai proses baking. Roti matang dikeluarkan
Evaluasi Implementasi Pengendalian Risiko dan didiamkan dalam suhu ruangan untuk
mendinginkan roti, proses ini disebut dengan cooling.
Evaluasi dilakukan terhadap implementasi yang Terdapat berbagai jenis roti, ada beberapa jenis roti
telah diterapkan. Tahap ini diharapkan dapat yang harus diberikan topping, terlebih dahulu
menyempurnakan implementasi yang diberikan diberikan topping sedangkan jenis roti yang tidak
pada perusahaan dan menjawab kebutuhan- memerlukan topping akan langsung masuk ke proses
kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan quality control. Proses quality control untuk
mengenai permasalah yang ada. memastikan roti yang diproduksi sesuai dengan
standar. Apabila belum, dilakukan penanganan
Hasil dan Pembahasan sedangkan roti yang lolos dalam prosses quality
control akan dilakukan packaging kemudian siap
Alur Produksi untuk dipasarkan.
59
Taher/Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64
60
Taher et al./Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64.
Penilaian severity aktivitas ini sebesar 5, dimana lebih hati-hati lagi. Pengendalian risiko berupa
risiko bahaya yang ditimbulkan memiliki risiko besar penggunaan sarung tangan kain, kain pada
yang dapat menyebabkan kematian dengan kerugian pegangan parang, dan safety sign telah divalidasi
materi yang sangat besar. Kedua nilai pada oleh pihak perusahaan sehingga perencanaan
parameter ini untuk memperoleh nilai risk rating. pengendalian risiko ini dapat dilakukan
Nilai risk rating aktivitas pekerja memasang colokan implementasinya pada perusahaan. Perusahaan
oven ke intaslasi listrik adalah T atau tinggi, dimana perlu melakukan pengadaan sarung tangan anti
risiko yang diakibatkan memerlukan perencanaan potong seharga Rp 40.000, kain seharga Rp 5.000,
dan penanganan pengendalian segera. dan saferty sign seharga Rp 100.000. Sasaran berupa
pengurangan dilakukan berdasarkan pertimbangan
Pengendalian risiko waktu dan kemampuan perusahaan saat ini. Apabila
perusahaan mendatang memiliki kemampuan
Pengendalian risiko merupakan tahapan terakhir waktu maupun pengembangan terhadap
dari metode HIRARC. Pengendalian risiko bertujuan pengendalian zero accident maka pengendalian akan
untuk meminimalkan tingkat keparahan dari dilakukan dengan melakukan pengadaan berupa
potensi bahaya yang diidentifikasi. Tahapan mesin pemotong kelapa, dimana pengguaan mesin
pengendalian risiko dilakukan pada semua potensi pemotong kelapa bertujuan untuk menghindari
bahaya yang ditemukan pada proses produksi di kontak antara tangan pekerja dengan pisau
pabrik roti PT X. Contoh pengendalian risiko dapat pemotong.
dilihat pada Tabel 6.
Potensi bahaya pekerja kesetrum saat mencolokkan
Potensi bahaya tangan pekerja terpotong saat oven ke intalasi listrik memiliki nilai risk rating
melakukan aktivitas memotong kelapa memiliki tinggi sehingga memerlukan tindakan perbaikan
nilai risk rating tinggi sehingga memerlukan segera terhadap potensi bahaya yang ada.
tindakan perbaikan segera terhadap risiko yang ada. Perancangan pengendalian risiko berupa
Perancangan pengendalian risiko pada potensi pengendalian perancangan dan pengendalian
bahaya tangan pekerja terpotong adalah administrasi. Pengendalian perancangan dilakukan
pengendalian APD, perancangan teknis, dan dengan memasang switch pada colokan dengan
administrasi. Pengendalian APD yang dilakukan tujuan untuk menghindari pekerja melakukan
adalah berupa penggunaan sarung tangan anti aktivitas memasang colokan ke instalasi listrik.
potong. Sarung tangan anti potong digunakan pada Dengan menggunakan switch pekerja hanya perlu
tangan kiri yang memegang kelapa. Penggunaan menekan tombol untuk menyalakan ataupun
sarung tangan anti potong bertujuan untuk mematikan aliran listrik dari intalasi ke mesin oven
meningkatkan genggaman pada kelapa untuk saja. Pengendalian kedua adalah pengendalian
menghindari licin dan melindungi tangan pekerja administrasi berupa safety sign. Safety sign berisi
apabila parang mengenai tangan pekerja. kewajiban pekerja untuk menggunakan sepatu saat
Pengendalian perancangan teknis yang dilakukan menekan tombol pada switch. Safety sign dipasang
berupa penambahan kain untuk membalut pada area colokan mesin oven. Pengendalian risiko
pegangan parang. Kain berfungsi untuk berupa penggunaan switch pada colokan dan
menghindari licin pada tangan dan parang saat penempatan safety sign untuk meningkatkan
memotong kelapa. Pengendalian administrasi kesadaran pekerja dalam memakai sepatu saat
dilakukan dengan menempelkan safety sign tulisan melakukan aktivitas telah divalidasi oleh pihak
”HATI-HATI!” pada area memotong kelapa sehingga perusahaan sehingga perencanaan pengendalian
meningkatkan kesadaran dari pekerja untuk bekerja risiko ini dapat dilakukan implementasinya pada
61
Taher/Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64
Tabel 7. Implementasi
perusahaan. Perusahaan perlu melakukan kiri pekerja bertujuan untuk menghindari licin
pengadaan switch seharga Rp 20.000 dan saferty sign dan meningkatkan cengkraman tangan pekerja
seharga Rp 100.000. agar kelapa tidak bergeser saat pekerja akan
melakukan aktivitas memotong kelapa. Alat
Implementasi pengendalian kedua adalah kain yang bertujuan
untuk membalut pegangan parang untuk
Implementasi merupakan tahapan pelaksaan mengurangi licin pada pegangan plastik. Alat
terhadap rancangan pengedalian risiko yang telah pengendalian ketiga adalah safety sign
divalidasi oleh perusahaan. Pada saat penelitian bertuliskan hati-hati ditempelkan pada area
berlangsung, implementasi dilakukan pada dua sub aktivitas bertujuan untuk meningkatkan
aktivitas yang memiliki nilai risk rating tinggi dan kesadaran pekerja saat melakukan aktivitas
membutuhkan waktu singkat untuk pelaksanaan untuk lebih berhati-hati. Selain pengarahan
implementasi. Tahapan imlementasi dilakukan mengenai kegunaan dan cara menggunakan alat
selama kurang lebih satu bulan yang dilakukan pengendalian risiko, pengarahan juga diberikan
secara langsung oleh operator yang bekerja pada sub mengenai pentingnya pelaksanaan pengendalian
aktivitas yang diimplementasikan.Selama proses risiko pada perusahaan. Implementasi dilakukan
implementasi, peneliti melakukan obeservasi bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya
langsung bersama kepala divisi produksi. Pada saat potensi bahaya tangan pekerja terpotong parang
ini, implementasi pengendalian risiko dilakukan saat melakukan aktivitas.
pada sub aktivitas pekerja memotong kelapa dan b. Tahapan pelaksanaan
pekerja memasang colokan oven ke instalasi listrik. Tahapan kedua adalah tahapan pelaksanaan
Implementasi pada sub aktivitas pekerja memotong implementasi, dimana perancangan
kelapa dilakukan pada saat penelitian berlangsung. pengendalian risiko diimplementasikan pada
Proses implementasi pada sub aktivitas ini terdiri aktivitas kerja yang sesungguhnya. Pelaksanaan
dari tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan, tahapan dilakukan pada pekerja yang melakukan
pelaksanaan, dan hasil pelaksanaan dengan aktivitas memotong kelapa, yaitu pada 2 orang
penjelasan sebagai berikut: pekerja yang bekerja pada aktivitas ini. Aktivitas
a. Tahapan persiapan kerja yang dilkakukan oleh pekerja adalah
Tahapan persiapan merupakan tahapan dimana tangan kiri menggenggam kelapa agar kelapa
perusahaan melakukan pengadaan berupa tidak bergeser saat dipotong. Pada saat yang
penyediaan alat pengendalian risiko. Kebutuhan bersamaan tangan kanan pekerja memegang
alat pengendalian pada aktivitas ini adalah parang untuk memotong kelapa.
sarung tangan anti potong, kain, dan safety sign. c. Hasil pelaksanaan
Setelah semua alat pengendalian risiko telah Tahapan implementasi selama 1 bulan pada
tersedia, maka langkah selanjutnya adalah aktivitas pekerja memotong kelapa adalah
proses pengarahan mengenai cara menggunakan pekerja sudah melakukan aktivitas
alat pengendalian risiko. Alat pengendalian menggunakan pengendalian yang telah
berupa sarung tangan kain digunakan pada licin ditetapkan, yaitu tangan kiri pekerja
pada saat pekerja memegang kelapa dan tangan menggunakan sarung tangan kain, kain
62
Taher et al./Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64.
63
Taher/Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64
oleh perusahaan. Apabila semua pengendalian ini APD maupun peralatan baru dan pekerja merasa
dilakukan, maka prakiraan nilai risk ratingnya nyaman serta praktis saat melakukan aktivitas
adalah risk rating tinggi menjadi 0, risk rating sekarang.
signifikan menjadi 1, risk rating moderat menjadi 7,
dan risk rating rendah menjadi 9. Daftar Pustaka
Selama penelitian berlangsung perusahaan telah 1. Yuantari, M. G., Elemen Sistem Manajemen
melakukan implementasi pada 2 sub aktivitas, yaitu Bencana, 2018, retrieved from
pekerja memotong kelapa dan pekerja mencolokkan https://slideplayer.info/slide/12130293
oven ke instalasi listrik. Proses implementasi 2. ISO Center Indonesia, Hierarki Pengendalian
dilakukan melalui tahapan persiapan, pelaksanaan, Bahaya dalam OHSAS 18001:2007, 2016,
dan observasi terhadap implementasi yang retrieved from
dilakukan. Hasil proses implementasi adalah pekerja https://isoindonesiacenter.com/hierarki-
sudah terbiasa melakukan aktivitas menggunakan pengendalian-bahaya-dalam-ohsas-
180012007/
64