Anda di halaman 1dari 8

Taher et al./Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp.

57-64.

Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko


di Pabrik Roti PT X

Caroline Taher1, Kriswanto Widiawan2

Abstract: PT X is a company that has been producing kinds of bread. Over the past 3 years, there
have been 30 to 35 work accidents every year. Until now the company does not have occupational
health and safety management system. This final project aims to identify hazards, carry out risk
assessments, and create risk control for hazards in the company's production area. After
conducting research, in the production area there are 16 sub-activities with 17 potential hazards.
The risk assessment resulted in a high risk rating of 4 potential hazards, significant risk rating of
10 potential hazards, and a moderate risk rating of 3 potential hazards. Risk control carried out is
9 controls with technical design, 11 administration, 9 personal protective equipment, and 1
substitution. This control has been validated by the company's implementation. If all of these
controls are carried out, then the estimated risk rating is a significant risk rating of 1, a moderate
risk rating of 7, and a low risk rating of 9. The implementation is carried out in the activity of
chopping coconut and attaching the oven plug to the electrical installation.

Keywords: hazard identification; risk assessment; risk control; HIRARC

Pendahuluan Metode Penelitian

Pada tahun 2021, kecelakaan kerja di Indonesia Metode yang digunakan untuk menyelesaikan
meningkat sebanyak 5,65%. Melihat permasalahan permasalahan dalam penelitian ini adalah metode
yang ada, maka perusahaan perlu meningkatkan HIRARC dengan alur proses sebagai berikut.
fokus dalam keselamatan kerja. Keselamatan kerja
bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan Identifikasi Masalah
mengurangi biaya kecelakaan yang harus
ditanggung oleh perusahaan. PT X merupakan Identifikasi masalah dilakukan melalui wawancara
perusahaan di bidang boga, yang bertempat di dan pengamatan secara langsung untuk mengetahui
Kupang, Nusa Tenggara Timur. PT X memproduksi aktivitas produksi di pabrik roti PT X.
berbagai macam roti, kue, jajanan pasar, dan donat.
Hasil produksi kemudian dipasarkan ke outlet dan Studi Literatur
mobil box yang berkeliling. Kecelakaan kerja pada
perusahaan di data, dan diperoleh hasil bahwa Studi literatur dilakukan untuk menunjang teori
selama 3 tahun terakhir (2019, 2020, 2021) terjadi dalam penelitan, yaitu SMK3, keselamatan kerja,
sebanyak 30-35 kejadian setiap tahunnya. kesehatan kerja, dan metode HIRARC.
Kecelakaan kerja sering terjadi pada perusahaan
karena hingga saat ini perusahaan memiliki Sistem Pengumpulan Data
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Akibat dari kejadian ini adalah perusahaan Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
mengalami penurunan produktivitas sehingga data aktivitas produksi, proses produksi, kondisi
perusahaan perlu menerapkan SMK3 dengan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
melakukan tinjauan awal kondisi K3. Tinjauan awal kerja di lingkungan kerja.
berupa identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan
pengendalian risiko. Tinjauan ini mewajibkan Identifikasi Bahaya
perusahaan untuk menerapkan perancangan
HIRARC dengan sasaran mengurangi tingkat Tahap identifikasi berdasarkan aspek kecelakaan
keparahan pada potensi bahaya yang telah kerja, yakni mekanik, elektrik, dan metrial/
diidentifikasi. susbtansi. Tahap identifikasi aspek lingkungan kerja
yaitu fisika, biologi, kimia, ergonomi, dan psikologi.
Tujuan identifikasi bahaya adalah untuk
1,,2Fakultas
Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri,
menganalisis apakah data dapat digolongkan bahaya
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
60236. Email: carolinetaherr06@gmail.com, kriswidi@petra.ac.id atau tidak, yang nantinya akan dibahas lebih lanjut.

57
Taher/Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64

Penilaian Risiko kriteria dan penjelasannya. Pemberian nilai 1 (tidak


signifikan) menunjukkan besarnya dampak yang
Penilaian risiko dilakukan dengan memberikan nilai diakibatkan tidak ada cedera dengan kerugian
pada besarnya potensi bahaya dengan wawancara materi kecil hingga nilai 5 (bencana) berarti besarnya
kepada pihak perusahaan untuk mendapatkan dampak yang diakibatkan dapat menyebabkan
penilaian yang akurat. Parameter nilai terdapat dua, kematian dengan kerugian materi sangat besar.
yaitu kemungkinan terjadi (likelihood) dan besarnya
dampak (severity). Kedua parameter ini berfungsi Tabel 3. Nilai Risk Priority Number (Yuantari [1])
untuk menentukan risk rating dari potensi bahaya
yang ada. Akibat
Peluang 1 2 3 4 5
5 S S T T T
Tabel 1. Matriks penilaian risiko likelihood (Yuantari [1]) 4 M S S T T
3 R M S T T
Tingkatan Kriteria Penjelasan 2 R R M S T
5 Almost pasti terjadi pada 1 R R M S S
Certain/Hampir semua kondisi
pasti
4 Lileky/Mungkin mungkin terjadi pada
Tabel Nilai Risk Priority Number menunjukkan potensi
terjadi hampir semua kondisi. bahaya yang terbagi menjadi 4 tingkatan dengan
3 Moderate/Sedang terjadi pada beberapa penjelasan sebagai berikut.
kondisi tertentu.  R: Rendah yang mana risiko yang diakibatkan
2 Unlikely/Kecil terjadi pada beberapa
kemungkinannya kondisi tertentu, keciil
cukup ditangani dengan prosedur rutin di
kemungkinannya perusahaan.
1 Rare/Jarang dapat terjadi pada  M: Moderat yang mana risiko yang diakibatkan
terjadi suatu kondisi khusus segera diambil penanganan terhadap risiko.
 S: Signifikan yang mana risiko yang diakibatkan
Tabel matriks penilaian risiko likelihood dan memerlukan tindakan perbaikan secepat
menunjukkan tingkatan terjadinya potensi bahaya mungkin.
beserta dengan kriteria dan penjelasannya masing-  T: Tinggi yang mana risiko yang ditimbulkan
masing. Pemberian nilai 5 (hampir pasti) memerlukan perencanaan penanganan segera
menunjukkan kejadian pasti terjadi pada semua terhadap kondisi darurat.
kegiatan yang dilakukanhingga nilai 1 (jarang
terjadi) berarti suatu insiden mungkin dapat terjadi Perancangan Pengendalian Risiko
hanya pada kondisi khusus.
Tahap pengendalian risiko dilakukan berdasarkan
Tabel 2. Matriks penilaian risiko severity (Yuantari [1]) hierarki pengendalian risiko yang dapat dilihat pada
Gambar 1.
Tingkatan Kriteria Penjelasan

1 Insignificant/Tidak Tidak ada cedera,


signifikan kerugian materi
sangat kecil.
2 Minor Memerlukan
perawatan P3K,
kerugian materi
sedang.
3 Moderate/Sedang Memerlukan
perawatan medis,
Kerugian materi
cukup besar.
4 Major mengakibatkan
hilangnya fungsi
tubuh total,
kerugian materi
besar. Gambar 1. Hierarki pengendalian risiko (ISO [2])
5 Catasthrope/Bencana Menyebabkan
kematian, Terdapat lima tingkatan hierarki pengendalian
kerugian materi
sangat besar. risiko, yaitu eliminasi, substitusi, perancangan
teknis, rekayasa substitusi, dan eliminasi. Semakin
tinggi pengendalian yang dilakukan maka semakin
Tabel matriks penilaian risiko severity menunjukkan tinggi juga tingkat kehandalan dan proteksi
tingkatan terjadinya potensi bahaya beserta dengan pengendalian yang dilakukan.

58
Taher et al./Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64.

Validasi Rancangan Pengendalian Risiko dan Proses produksi roti diawali dengan mengambil
Revisi Perancangan bahan baku dari lantai 1 menuju basement (gudang),
dan mempersiapkan bahan baku untuk adonan,
Tahap validasi dilakukan dengan mendiskusikan isian, dan topping. Bahan baku adonan kemudiaan
hasil perancangan kepada pihak perusahaan. dicampur menggunakan mixer, yang disebut proses
Rancangan pengendalian yang belum divalidasi mixing. Proses ini bertujuan agar bahan baku dapat
akan dilakukan revisi terhadap rancangan tersebut. tercampur dengan baik menjadi adonan yang kalis
Pertimbangan perusahaan dalam menyetujui usulan dan elastis. Adonan kalis elastis kemudian dicetak
adalah ketersediaan dana, sumber daya manusia, menjadi bagian kecil dengan ukuran yang sama.
dan lokasi. Adonan kemudian didiamkan selama kurang lebih
15 menit, proses ini disebut resting. Adonan
Implementasi Pengendalian Risiko kemudian dibentuk dan diberikan isian sesuai
dengan jenisnya dan dimasukkan ke dalam steamer
Tahap ilmplementasi dilakukan dengan selama 30 menit. Proses steam bertujuan untuk
menerapkan pengendalian yang telah dirancang mempercepat pengembangan adonan. Adonan
dalam penelitian. mengembang kemudian dimasukkan ke oven untuk
memulai proses baking. Roti matang dikeluarkan
Evaluasi Implementasi Pengendalian Risiko dan didiamkan dalam suhu ruangan untuk
mendinginkan roti, proses ini disebut dengan cooling.
Evaluasi dilakukan terhadap implementasi yang Terdapat berbagai jenis roti, ada beberapa jenis roti
telah diterapkan. Tahap ini diharapkan dapat yang harus diberikan topping, terlebih dahulu
menyempurnakan implementasi yang diberikan diberikan topping sedangkan jenis roti yang tidak
pada perusahaan dan menjawab kebutuhan- memerlukan topping akan langsung masuk ke proses
kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan quality control. Proses quality control untuk
mengenai permasalah yang ada. memastikan roti yang diproduksi sesuai dengan
standar. Apabila belum, dilakukan penanganan
Hasil dan Pembahasan sedangkan roti yang lolos dalam prosses quality
control akan dilakukan packaging kemudian siap
Alur Produksi untuk dipasarkan.

Alur produksi di pabrik roti PT X mencakup seluruh Identifikasi Bahaya


aktivitas produksi.
Tahap pertama dalam perancangan HIRARC adalah
mengidentifikasi bahaya pada area produksi. Proses
identifikasi berupa pengamatan dan didukung
dengan wawancara menghasilkan data yang
menunjukkan adanya potensi bahaya pada
beberapa produksi di Pabrik roti PT X. Potensi
bahaya terdapat pada proses mengambil bahan
baku, mempersiapkan bahan baku, mixing,
mencetak adonan, membentuk adonan, steam,
baking, memberi topping, dan packaging.

Tabel 4. Contoh identifikasi bahaya

Sub aktivitas Potensi Penyebab


bahaya
Pekerja Jari tangan - Tangan pekerja licin
memotong pekerja - Pegangan parang
kelapa terpotong licin
parang

Pekerja Pekerja - Tangan pekerja


memasang tersetrum cenderung basah
colokan oven saat - Pekerja tidak
ke instalasi mencolokan mengguna-kan
listrik oven ke pengaman
instalasi
listrik
Gambar 2. Alur produksi roti

59
Taher/Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64

Identifikasi bahaya pada proses produksi Penilaian Risiko


menunjukkan adanya potensi bahaya pada sub
aktivitas pekerja memotong kelapa dan pekerja Tahap kedua dalam perancangan HIRARC adalah
memasang colokan oven ke instalasi listrik. Aktivitas penilaian risiko terhadap potensi bahaya yang telah
pekerja memotong kelapa merupakan sub aktivitas diidentifikasi. Penilaian terhadap risiko
dari proses mempersiapkan bahan baku. Pekerja menggunakan parameter kemungkinan terjadi
memotong kelapa dilakukan secara manual, dimana (likelihood) dan besarnya risiko (sverity). Kedua
pekerja menggunakan alat berupa parang untuk parameter ini kemudian digunakan untuk
memotong kelapa. Posisi pekerja saat melakukan memperoleh nilai keparahannya (risk rating). Contoh
aktivitas ini adalah dalam keadaan duduk. penilaian risiko pada proses produksi di pabrik roti
Identifikasi terhadap bahaya menunjukkan adanya PT X dapat dilihat pada Tabel 5.
potensi bahaya pada aktivitas memotong kelapa.
Potensi bahaya pada aktivitas memotong kelapa Tabel 5. Contoh penilaian risiko
adalah jari tangan pekerja tepotong parang. Hal ini
disebabkan karena bahan baku pada aktivitas ini Sub aktivitas Risiko L S RR
berupa kelapa, yang mana kelapa mengandung air
Pekerja Tangan pekerja 4 4 T
yang banya sehingga menyebabkan licin. Pada
memotong terpotong
aktivitas ini, pekerja cenderung berkeingat sehingga kelapa
menyebabkan licin pada tangan pekerja. Penyebab Pekerja Cedera dan gangguan 3 5 T
terjadinya potensi bahaya jari tangan pekerja memasang kesehatan hingga
colokan oven ke menyebabkan
terpotong parang adalah tangan pekerja licin dan
instalasi listrik kematian
pegangan parang licin. Pegangan parang licin
disebabkan juga karena bahan pegangan parang
Tabel contoh penilaian risiko menunjukkan L untuk
berbahan plastik, dimana apabila terkena air maka
likelihood, S untuk severity, dan RR untuk risk rating.
akan menyebabkan licin.
Risiko yang dapat terjadi pada pekerja yang
melakukan aktivitas memotong kelapa adalah
Identifikasi kedua dilakukan pada sub aktivitas
tangan pekerja terpotong. Pekerja berisiko
pekerja memasang colokan oven ke instalasi listrik.
mengalami cedera berupa luka sayat hingga jari
Aktivitas ini dilakukan secara manual, dimana
tangan terpotong serius. Potensi bahaya pada
setiap kali pekerja akan menggunakan oven, pekerja
aktivitas memotong kelapa memiliki nilai likelihood
harus memasang colokan oven ke intalasi listrik.
4 yang berarti potensi bahaya ini mungkin terjadi
Pekerja memasang colokan oven ke instalasi listrik
hampir pada semua kondisi saat melakukan
bertujuan untuk menyalakan oven dan kemudian
aktivitas. Besarnya nilai likelihood disebabkan
memanasakan oven untuk memulai proses baking.
karena pekerja yang melakukan aktivitas ini adalah
Sub aktivitas pekerja memasang colokan oven ke
pekerja dengan usia muda dan belum memiliki
instalasi listrik merupakan bagian dari proses
cukup pengalaman untuk melakukan aktivitas. Nilai
baking. Potensi bahaya saat pekerja melakukan
severity sebesar 4 yang berarti potensi bahaya
aktivitas ini adalah pekerja tersetrum. Hal ini
menyebabkan cedera hingga hilangnya fungsi tubuh
disebabkan karena saat melakukan aktivitas tangan
secara total dan tidak berjalannya aktivitas produksi
pekerja cenderung basah. Basah pada tangan pekerja
untuk sementara waktu dan kerugian materi yang
disebabkan karena pekerja berkeringat dan pekerja
besar. Kedua nilai pada parameter ini untuk
melakukan aktivitas lain seperti memegang bahan
memperoleh nilai risk rating. Nilai risk rating
yang basah, maupun saat mencuci tangan pekerja
aktivitas memotong kelapa adalah T atau tinggi,
tidak terlebih dahulu mengeringkan tangan sebelum
dimana risiko yang diakibatkan memerlukan
melakukan aktivitas. Penyebab kedua adalah pada
perencanaan dan penanganan pengendalian segera.
saat melakukan aktivitas ini pekerja tidak
Penilaian risiko pada aktivitas pekerja memasang
menggunakan pengaman berupa alas kaki saat
colokan oven ke instalasi listrik adalah aktivitas ini
melakukan aktivitas. Pada saat melakukan
berisiko menyebabkan cedera hingga gangguan
aktivitas, kaki pekerja cenderung basah, begitu juga
penyakit. Pekerja berisiko mengalami cedera berupa
dengan lantai pada area produksi. Lantai di area
tangan tersetrum hingga gangguan penyakit yang
produksi sering kali basah karena air maupun bahan
berkelanjutan dan kematian pada pekerja sehingga
yang digunakan pada aktivitas produksi, yaitu paling
membutuhkan penangan pada risiko yang
banyak bahan dasar yang digunakan adalah minyak
diakibatkan. Potensi bahaya pada aktivitas ini
dan mentega. Kedua penyebab utama ini merupakan
memiliki nilai likelihood sebesar 3 berarti
penyebab terjadinya potensi bahaya pekerja
kemungkinan terjadinya potensi ini sedang, yaitu
tersetrum saat melakukan aktivitas memasang
pada kondisi tertentu selama aktivitas ini dilakukan.
colokan ke instalasi listrik.

60
Taher et al./Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64.

Tabel 6. Contoh Pengendalian risiko


Potensi Bahaya Pengendalian Saat Ini Perancangan Pengendalian Risiko Prakiraan Risk Rating
setelah Pengendalian
Risiko
L S RR
Pekerja tersetrum saat Belum ada pengendalian Perancangan teknis: menggunakan switch 1 2 R
mencolokkan oven ke Administasi: safety sign
instalasi listrik
Jari tangan pekerja Belum ada pengendalian Perancangan teknis: kain untuk membalut 2 3 M
terpotong parang pegangan parang
Admistasi: safety sign
APD: sarung tangan anti potong

Penilaian severity aktivitas ini sebesar 5, dimana lebih hati-hati lagi. Pengendalian risiko berupa
risiko bahaya yang ditimbulkan memiliki risiko besar penggunaan sarung tangan kain, kain pada
yang dapat menyebabkan kematian dengan kerugian pegangan parang, dan safety sign telah divalidasi
materi yang sangat besar. Kedua nilai pada oleh pihak perusahaan sehingga perencanaan
parameter ini untuk memperoleh nilai risk rating. pengendalian risiko ini dapat dilakukan
Nilai risk rating aktivitas pekerja memasang colokan implementasinya pada perusahaan. Perusahaan
oven ke intaslasi listrik adalah T atau tinggi, dimana perlu melakukan pengadaan sarung tangan anti
risiko yang diakibatkan memerlukan perencanaan potong seharga Rp 40.000, kain seharga Rp 5.000,
dan penanganan pengendalian segera. dan saferty sign seharga Rp 100.000. Sasaran berupa
pengurangan dilakukan berdasarkan pertimbangan
Pengendalian risiko waktu dan kemampuan perusahaan saat ini. Apabila
perusahaan mendatang memiliki kemampuan
Pengendalian risiko merupakan tahapan terakhir waktu maupun pengembangan terhadap
dari metode HIRARC. Pengendalian risiko bertujuan pengendalian zero accident maka pengendalian akan
untuk meminimalkan tingkat keparahan dari dilakukan dengan melakukan pengadaan berupa
potensi bahaya yang diidentifikasi. Tahapan mesin pemotong kelapa, dimana pengguaan mesin
pengendalian risiko dilakukan pada semua potensi pemotong kelapa bertujuan untuk menghindari
bahaya yang ditemukan pada proses produksi di kontak antara tangan pekerja dengan pisau
pabrik roti PT X. Contoh pengendalian risiko dapat pemotong.
dilihat pada Tabel 6.
Potensi bahaya pekerja kesetrum saat mencolokkan
Potensi bahaya tangan pekerja terpotong saat oven ke intalasi listrik memiliki nilai risk rating
melakukan aktivitas memotong kelapa memiliki tinggi sehingga memerlukan tindakan perbaikan
nilai risk rating tinggi sehingga memerlukan segera terhadap potensi bahaya yang ada.
tindakan perbaikan segera terhadap risiko yang ada. Perancangan pengendalian risiko berupa
Perancangan pengendalian risiko pada potensi pengendalian perancangan dan pengendalian
bahaya tangan pekerja terpotong adalah administrasi. Pengendalian perancangan dilakukan
pengendalian APD, perancangan teknis, dan dengan memasang switch pada colokan dengan
administrasi. Pengendalian APD yang dilakukan tujuan untuk menghindari pekerja melakukan
adalah berupa penggunaan sarung tangan anti aktivitas memasang colokan ke instalasi listrik.
potong. Sarung tangan anti potong digunakan pada Dengan menggunakan switch pekerja hanya perlu
tangan kiri yang memegang kelapa. Penggunaan menekan tombol untuk menyalakan ataupun
sarung tangan anti potong bertujuan untuk mematikan aliran listrik dari intalasi ke mesin oven
meningkatkan genggaman pada kelapa untuk saja. Pengendalian kedua adalah pengendalian
menghindari licin dan melindungi tangan pekerja administrasi berupa safety sign. Safety sign berisi
apabila parang mengenai tangan pekerja. kewajiban pekerja untuk menggunakan sepatu saat
Pengendalian perancangan teknis yang dilakukan menekan tombol pada switch. Safety sign dipasang
berupa penambahan kain untuk membalut pada area colokan mesin oven. Pengendalian risiko
pegangan parang. Kain berfungsi untuk berupa penggunaan switch pada colokan dan
menghindari licin pada tangan dan parang saat penempatan safety sign untuk meningkatkan
memotong kelapa. Pengendalian administrasi kesadaran pekerja dalam memakai sepatu saat
dilakukan dengan menempelkan safety sign tulisan melakukan aktivitas telah divalidasi oleh pihak
”HATI-HATI!” pada area memotong kelapa sehingga perusahaan sehingga perencanaan pengendalian
meningkatkan kesadaran dari pekerja untuk bekerja risiko ini dapat dilakukan implementasinya pada

61
Taher/Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64

Tabel 7. Implementasi

Aktivitas Persiapan Pelaksanaan Hasil pelaksanan


Pekerja memotong Pengadaan alat pengendalian: Minggu pertama: Tangan kiri menggunakan
kelapa sarung tangan kain, kain, dan Pekerja merasa kurang nyaman sarung tangan, tangan kanan
safety sign dan evaluasi memegang kain yang
Pengarahan penggunaan alat Minggu kedua: membalut parang, dan
pengendalian Aktivitas dilakukan perlahan terdapat safety sign. Pekerja
Pengarahan pentingnya Minggu ketiga: merasa pekerjaan lebih mudah
pengendalian Mulai terlatih dan terbiasa dan licin berkurang
Pekerja memasang Pengadaan alat pengendalian: Minggu pertama: Pekerja tidak perlu memasang
colokan oven ke switch dan safety sign Pekerja sering lupa dan kurang colokan dan hanya perlu
instalasi listrik Pengarahan penggunaan alat nyaman menekan tombol pada switch
pengendalian Minggu kedua: sehingga mempermudah
Pengarahan pentingnya Pekerja perlu diingatkan dan aktivitas pekerja. Safety sign
pengendalian diawasi meningkatatkan kesadaran
Minggu ketiga: pekerja.
Mulai terlatih dan terbiasa

perusahaan. Perusahaan perlu melakukan kiri pekerja bertujuan untuk menghindari licin
pengadaan switch seharga Rp 20.000 dan saferty sign dan meningkatkan cengkraman tangan pekerja
seharga Rp 100.000. agar kelapa tidak bergeser saat pekerja akan
melakukan aktivitas memotong kelapa. Alat
Implementasi pengendalian kedua adalah kain yang bertujuan
untuk membalut pegangan parang untuk
Implementasi merupakan tahapan pelaksaan mengurangi licin pada pegangan plastik. Alat
terhadap rancangan pengedalian risiko yang telah pengendalian ketiga adalah safety sign
divalidasi oleh perusahaan. Pada saat penelitian bertuliskan hati-hati ditempelkan pada area
berlangsung, implementasi dilakukan pada dua sub aktivitas bertujuan untuk meningkatkan
aktivitas yang memiliki nilai risk rating tinggi dan kesadaran pekerja saat melakukan aktivitas
membutuhkan waktu singkat untuk pelaksanaan untuk lebih berhati-hati. Selain pengarahan
implementasi. Tahapan imlementasi dilakukan mengenai kegunaan dan cara menggunakan alat
selama kurang lebih satu bulan yang dilakukan pengendalian risiko, pengarahan juga diberikan
secara langsung oleh operator yang bekerja pada sub mengenai pentingnya pelaksanaan pengendalian
aktivitas yang diimplementasikan.Selama proses risiko pada perusahaan. Implementasi dilakukan
implementasi, peneliti melakukan obeservasi bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya
langsung bersama kepala divisi produksi. Pada saat potensi bahaya tangan pekerja terpotong parang
ini, implementasi pengendalian risiko dilakukan saat melakukan aktivitas.
pada sub aktivitas pekerja memotong kelapa dan b. Tahapan pelaksanaan
pekerja memasang colokan oven ke instalasi listrik. Tahapan kedua adalah tahapan pelaksanaan
Implementasi pada sub aktivitas pekerja memotong implementasi, dimana perancangan
kelapa dilakukan pada saat penelitian berlangsung. pengendalian risiko diimplementasikan pada
Proses implementasi pada sub aktivitas ini terdiri aktivitas kerja yang sesungguhnya. Pelaksanaan
dari tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan, tahapan dilakukan pada pekerja yang melakukan
pelaksanaan, dan hasil pelaksanaan dengan aktivitas memotong kelapa, yaitu pada 2 orang
penjelasan sebagai berikut: pekerja yang bekerja pada aktivitas ini. Aktivitas
a. Tahapan persiapan kerja yang dilkakukan oleh pekerja adalah
Tahapan persiapan merupakan tahapan dimana tangan kiri menggenggam kelapa agar kelapa
perusahaan melakukan pengadaan berupa tidak bergeser saat dipotong. Pada saat yang
penyediaan alat pengendalian risiko. Kebutuhan bersamaan tangan kanan pekerja memegang
alat pengendalian pada aktivitas ini adalah parang untuk memotong kelapa.
sarung tangan anti potong, kain, dan safety sign. c. Hasil pelaksanaan
Setelah semua alat pengendalian risiko telah Tahapan implementasi selama 1 bulan pada
tersedia, maka langkah selanjutnya adalah aktivitas pekerja memotong kelapa adalah
proses pengarahan mengenai cara menggunakan pekerja sudah melakukan aktivitas
alat pengendalian risiko. Alat pengendalian menggunakan pengendalian yang telah
berupa sarung tangan kain digunakan pada licin ditetapkan, yaitu tangan kiri pekerja
pada saat pekerja memegang kelapa dan tangan menggunakan sarung tangan kain, kain

62
Taher et al./Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64.

membalut pegangan parang, dan terdapat safety c. Hasil pelaksanaan


sign pada area aktivitas. Setelah tahapan Tahapan implementasi selama 1 bulan pada
pelaksanaan pekerja sudah dapat melakukan aktivitas pekerja memasang colokan oven ke
aktivitas dengan nyaman dan sesuai dengan intalasi listrik adalah pekerja sudah melakukan
perancangan yang dibuat. Pekerja merasa aktivitas menggunakan pengendalian yang telah
dengan pengendalian yang ada, pekerjaan lebih ditetapkan, yaitu penggunaan switch dimana
mudah dilakukan dan mengurangi licin pada saat pekerja tidak perlu memasang colokan dimana
melakukan aktivitas. Nilai risk rating aktivitas pekerja hanya perlu menekan tombol pada switch
ini ada tinggi, dimana potensi bahaya yang ada dan terdapat safety sign berupa kewajiban pekerja
sangat berbahaya apabila tidak dilakukan menggunakan sepatu pelindung saat melakukan
pengendalian akan risiko tersebut. Setelah aktivitas pada colokan oven. Setelah tahapan
melakukan implementasi pengendalian risiko, pelaksanaan pekerja sudah dapat melakukan
nilai risk rating diperkirakan dapat turun aktivitas dengan nyaman dan sesuai dengan
menjadi moderat. Dimana aktivitas ini masih perancangan yang dibuat. Pekerja merasa
memiliki potensi bahaya namun tidak telalu dengan pengendalian yang ada, pekerjaan lebih
berisiko tinggi lagi. Pejelasannya sebagai berikut: aman, nyaman, dan praktis saat melakukan
a. Tahapan persiapan aktivitas. Nilai risk rating aktivitas ini ada tinggi,
Kebutuhan alat pengendalian pada aktivitas ini dimana potensi bahaya yang ada sangat
switch dan safety sign. Setelah semua alat berbahaya apabila tidak dilakukan pengendalian
pengendalian risiko telah tersedia, maka langkah akan risiko tersebut. Setelah melakukan
selanjutnya adalah proses pengarahan mengenai implementasi pengendalian risiko, nilai risk
cara menggunakan alat-alat pengendalian risiko. rating diperkirakan dapat turun menjadi rendah.
Alat pengendalian berupa penggunaan switch Dimana potensi bahaya pada aktivitas ini kecil
bertujuan untuk menghindari pekerja melakukan kemungkinan dapat terjadi lagi dan risiko yang
aktivitas memasang dan melepas colokan oven ke diakibatkan tidak berbahaya lagi.
instalasi listrik. Alat pengendalian kedua adalah
safety sign bertuliskan “gunakan sepatu Simpulan
keselamatan” ditempelkan pada area aktivitas
sebagai peraturan pekerja dalam melakukan PT X merupakan sebuah perusahaan di bidang boga
aktivitas. Dalam melakukan aktivitas ini pekerja dimana selama 3 tahun terakhir terjadi kecelakaan
wajib menggunakan sepatu keselamatan untuk kerja sebanyak 30 sampai 35 kejadian setiap
menghindari setrum saat melakukan aktivitas. tahunnya, namun hingga saat ini perusahaan belum
Selain pengarahan mengenai kegunaan dan cara memiliki SMK3 untuk mengendalikan
menggunakan alat pengendalian risiko, permasalahan yang ada. Berdasarkan permasalahan
pengarahan juga diberikan mengenai pentingnya yang ada, peneliti melakukan identifikasi terhadap
pelaksanaan pengendalian risiko pada potensi bahaya ada pada area proses produksi di
perusahaan. Implementasi dilakukan bertujuan pabrik roti PT X. Identifikasi bahaya dilakukan pada
untuk mengurangi risiko terjadinya potensi area produksi, dimana proses produksi yang
bahaya tangan pekerja tersetrum saat dilakukan adalah sebanyak 12 proses produksi. Pada
mencolokkan oven ke isntalasi listrik. Tahapan proses produksi, terdapat 16 sub aktivitas kerja yang
implementasi diharapkan dapat mengurangi diidentifikasi memiliki sebanyak 17 potensi bahaya.
probabilitas terjadi risiko bahaya yang ada dan Penilaian risiko dilakukan pada 17 potensi bahaya
mencegah potensi bahaya yang ada terulang yang telah diidentifikasi. Penilaian risiko
kembali di perusahaan. menghasilkan nilai risk rating pada potensi bahaya
b. Tahapan pelaksanaan yang diidentifikasi. Nilai risk rating berupa tinggi,
Tahapan kedua adalah tahapan pelaksanaan signifikan, moderat, dan rendah. Nilai risk rating
implementasi, dimana perancangan tinggi terdapat pada 4 potensi bahaya, risk rating
pengendalian risiko diimplementasikan pada signifikan sebanyak 10 potensi bahaya, dan risk
aktivitas kerja yang sesungguhnya. Pelaksanaan rating moderat terdapat sebanyak 3 potensi bahaya.
dilakukan pada pekerja yang melakukan Pengendalian dilakukan berdasarkan hierarki
aktivitas memasang colokan oven ke instalasi pengendalian risiko pada semua potensi bahaya yang
listrik, yaitu pada 5 orang pekerja yang bekerja sudah diidentifikasi selama penelitian berlangsung.
pada aktivitas ini. Aktivitas kerja yang Pengendalian risiko yang dilakukan yaitu sebanyak
dilkakukan oleh pekerja adalah pekerja 9 pengendalian dilakukan dengan perancangan
memasang colokan saat memulai aktivitas kerja teknis, 11 pengendalian administrasi, 9 pengendalian
dan melepaskan colokan dari instalasi listrik APD, dan 1 pengendalian substitusi. Pengendalian
setelah melakukan aktivitas kerja ini telah disetujui dan divalidasi implementasinya

63
Taher/Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 1, Januari 2023, pp. 57-64

oleh perusahaan. Apabila semua pengendalian ini APD maupun peralatan baru dan pekerja merasa
dilakukan, maka prakiraan nilai risk ratingnya nyaman serta praktis saat melakukan aktivitas
adalah risk rating tinggi menjadi 0, risk rating sekarang.
signifikan menjadi 1, risk rating moderat menjadi 7,
dan risk rating rendah menjadi 9. Daftar Pustaka
Selama penelitian berlangsung perusahaan telah 1. Yuantari, M. G., Elemen Sistem Manajemen
melakukan implementasi pada 2 sub aktivitas, yaitu Bencana, 2018, retrieved from
pekerja memotong kelapa dan pekerja mencolokkan https://slideplayer.info/slide/12130293
oven ke instalasi listrik. Proses implementasi 2. ISO Center Indonesia, Hierarki Pengendalian
dilakukan melalui tahapan persiapan, pelaksanaan, Bahaya dalam OHSAS 18001:2007, 2016,
dan observasi terhadap implementasi yang retrieved from
dilakukan. Hasil proses implementasi adalah pekerja https://isoindonesiacenter.com/hierarki-
sudah terbiasa melakukan aktivitas menggunakan pengendalian-bahaya-dalam-ohsas-
180012007/

64

Anda mungkin juga menyukai