Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD RIDWAN

NRP : 520123034
PRODI : MANAJEMEN PELABUHAN. 1B

PENGANTAR ILMU HUKUM

MENURUT PARA AHLI


Purnadi purbasyarakan dan soedjorno

Norma atau kaidah adalh ukuran kedoman berperilaku dalam hidup


Kaidah di artikan dalam peraturan hidup yg menentukan bagai mana manusia
itu sepatutnya berperilaku, bersikap dan di dlm masyarakat agar
kepentinganya dan kepentingan orng lain terlindungi atau dalam arti sempit
kaidah hukum adalah nilai yg terdapat dalam peraturan kongrer .

Jenis-jenis kaidah terbagi dua yaitu


-kaidah sosial
-Kaidah hukum

Ciri-ciri kaidah kesusilaan/ moral

• Bersumber dari masing-masing individu.


• Sangsi bersifat internal dan idividiual Marah,takut malu dll.
• Isinya di tujukan pada sikap batin
Gaya kerjannya lebih mengakuratkan dari pada kewajiban.

1.Kaidah agama/kepercayaan

Kaidah agama/ kepercayaan adalah dalam aturan tingkahlaku yg di yakini


oleh penganutnya Berasal dari tuhan.
Kaidah agama merupakan kaidah kesempurnaan kaidah” lain seperti
kaidah hukum.
2.Kaidah Kesopanan

Kaidah kesopanan berdasarkan kebiasaan manusia dan berperilaku dalam


masyarakat.

Dasar kerja kaidah kesopanan


Ciri-ciri
• Bersumber dari masyarakat seperti lingkungan keluagra masyarakat
pertemanan DLL.

Kaidah Sosial

Dalam sistem hukum yang berlaku di Indonesia pada saat ini, ada tiga jenis kaidah
sosial, yaitu;

1.KAIDA AGAMA/KEPERCAYAAN

Kaidah agama merupakan aturan-aturan yang berisi perintah maupun larangan yang
besumber pada kitab suci masing-masing agama. Misalnya saja, bagi umat Islam,
kaidah agama bersumber pada Al-Qur’an, atau injilyang menjadi sumber kaidah agama
bagi yang memeluk agama Kristen.
Kaidah agama bukanlah kaidah yang bersifat mengikat kepada seluruh warga Negara
Indonesia, kaidah ini tergantung pada agama apa yang dianut oleh warga tersebut. Oleh
karenanya kaidah agama Islam tidak dapat diterapkan kepada individu atau masyarakat
yang beragama Kristen, ataupun sebaliknya.

2.KAIDAH KESUSILAAN

Kaidah kesusilaan adalah suatu keadaan dimana manusia secara naluriah dapat
mengetahui dan membedakan tindakan yang baik dan tindakan yang buruk, hal itu
dikarenakan kaidah kesusilaan bersumber dari naluri manusia tersebut.
Naluri manusia yang demikian itu menjadikannya aturan-aturan tersendiri dalam
berperilaku, khususnya dalam menjaga diri dari tindakan-tindakan burukyang dapat
merugikan diri sendiri.

3.KAIDAH KESOPANAN

Kaidah kesopanan ialah aturan-aturan dalam bertingkah laku di dalam kehidupan


bermasyarakat. Kaidah ini berisikan perintah maupun larangan untuk agar ketertiban
dalam masyarakat tetap terjaga, baik itu berupa keamananmaupun kenyamanan.
Sopan santun merupakan salah satu sikap yang diperlukan seseorang untuk dapat
diterima dengan baik oleh masyarakatnya, di samping sikap-sikap yang nebjadi syarat
lainnya.

A.Perbedaan dalam kaidah-kaidah sosial

Sebelum mengetahui tentang perbedaan di antara kaidah-kaidah sosial, ada baiknya kita
mengetahui tentang persamaan di antara kaidah-kaidah itu, yaitu semua kaidah-kaidah
sosial sama-sama berisikan tentang aturanyang dimana di dalamnya berisikan tentang
perintah dan larangan. Lalu sanksi yang timbul tidak jelas atau abstrak.
Ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan diantara kaidah-kaidah sosial yang
berlaku di Indonesia, dua diantaranya;

1.Sumber kaidah

- kaidah agama bersumber kepada kitab suci.


- kaidah kesusilaan bersumber kepada hati nurani.
- kaidah kesopanan bersumber kepada masyarakat.
- kaidah kebiasaan bersumber kepada kebiasaan maupun adat istiadat.

2.Sanksi

- kaidah agama memiliki sanksi dosa.


- kaidah kesusilaan memiliki sanksi ketenangan jiwa yang terganggu.
- kaidah kesopanan memiliki sanksi citra buruk di masyarakat.
- kaidah kebiasaan memiliki sanksi beragam, tergantung pada adatnya.

Walaupun berbeda, kaidah sosial merupakan suatu bagian yang utuh dalam sistem
hukum yang berlaku di Indonesia.

B. Fungsi dan peran kaidah sosia dalam kehidupan bermasyarakat

Fungsi dan peran kaidah sosial di dalam kehidupan bermasyarakat adalah sesuai
dengan PP No.25 tahun 2000, yaitu aturan atau ketentuan yang menjadi pedoman
masyarakat tersebut dalam melaksanakan setiap kegiatannya. Diharapkan dengan
adanya kaidah sosial ini kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan tertib.
Kaidah sosial menjadi aturan hukum lain disamping hukum nasional yang berupa hukum
perdata, hukum pidana, ataupun aturan-aturan hukum yang lainnya, dengan harapan
dapat melengkapi ataupun menjadi hukum yang lebih jelas bagi kalangan tertentu.

C. Kontribusi kaidah sosial/ hukum adat dalam hukum nasional

Konstribusi kaidah sosial/ hukum adat dalam hukum nasional adalah sebagai hukum
yang mencerminkan kepribadian/ jiwa sebuah bangsa[1][1]. Kaidah sosial yang tidak
menghambat tercapainya masyarakat sosialis pancasila yang dari dulu sampai
sekarang menjadi pengatur- pengatur hidup bermasyarakat kita, harus menjadi dasar-
dasar elemen, unsur- unsur, hukum yang kita masukan dalam hukum nasional kita yang
baru.
Profesor soepomo dalam pidato Dies Natalis di UGM pada tgl 17 maret 1947
menegaskan sebagai berikut:

• Bahwa dalam lapangan hidup kekeluargaan, hukum adat masih akan menguasai
masyarakat Indonesia.

• Bahwa hukum pidana dari suatu negara wajib sesuai dengan corak dan sifat-
sifat bangsanya atau masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, maka hukum adat
pidana akan memberi bahan- bahan yang sangat berharga dalam pembentukan
KUHP pidana baru untuk negara kita.

• Bahwa hukum adat sebagai hukum kebiasaan yang tak tertulis akan tetap
emnjadi sumber hukum baru dalam hal- hal yang belum atau tidak ditetapkan
oleh undang- undang.[2][2]

Dari berbagai uraian tersebut maka sungguh vital peranan hukum ada/ kaidah sosial
dalam merumuskan hukum nasional sebuah negara. Karena jika hukum sebuah negara
tidak sesuai dengan sifat atau karakter suatu bangsa maka akan sangat sulit hukum itu
bisa dijalankan. Sebagai contoh adalah ketika hukum syari’at Islam di terapkan di
Indonesia maka akan sangat sukit itu bisa berjalan. Karena masyarakat Indonesia
bukanlah sluruhnya beragama Islam, selain itu dari segi sosio- historisnya masyarakat
Indonesia erupakan masyarakat yang kental dengan corak budaya hindu dan budh
DAFTAR PUSTAKA

Mertokusumo, sudikno. Mengenal Hukum.penerbit Lyberti .Jogjakarta.2002

Wignjodipuro, surojo. Pengantar dan asas- asas hukum adat.gunung agung. Jakarta
1967.

http://www.indoskripsi.com

http://www.wikipedia.com

http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai