Anda di halaman 1dari 4

Seri Naskah Khutbah Jum’at Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Wilayah DIY

Edisi 201, Jum’at 28 Februari 2020


BERLOMBA-LOMBA DALAM AMAL AKHIRAT
Oleh: : Ust. Deden A. Herdiansyah
(Bidang Pelatihan dan Dakwah, PW Ikadi DIY)

Khutbah Pertama

‫ َاْلَعِم ْيِم‬،‫ َاْلَعِظ ْيِم َق ْد ُرُه َو اْس ِتْع اَل ُؤه‬،‫ َاْلُمْم َتِنِع َتَغُّيُرُه َو َفَناُؤه‬،‫َاْلَح ْم ُد ِهلل اْلَو اِج ِب ُو ُج ْو ُد ُه َو َبَقاُؤه‬
.‫َنْع َم اُؤ ُه َو آاَل ُؤه‬
‫ َو َأْش َهُد َأْن‬،‫ َتَقَّد َس ْت َأْس ُم اُؤ ُه َو َتَج َّلْت ِص َفاُته‬،‫َو َأْش َهُد َأْن اَل إلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِرْيَك َل ه‬
‫ َو اْس َتَّن‬،‫ َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َع َلى آِل ِه َو َم ْن َس اَر َع َلى َنْه ِج ه‬.‫َسِّيَد َنا ُم َح َّم دًا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُله‬
‫ َأَّم ا َبْع ُد؛‬.‫ َو اْقَتَفى َأَثَر ه‬،‫ِبُس َّنِته‬
. ‫ ُاْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا َو َطاَع ِتِه َلَعَّلُك ْم ُتْفِلُح ْو َن‬،‫َفَيا ِع َباَد ِهللا‬
‫َيا َأُّيَها اَّل ِذ يَن آَم ُن وا اَّتُق وا َهَّللا َح َّق ُتَقاِت ِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل‬ : ‫َقاَل ُهللا َتَعاَلى ِفى اْلُقْر آِن اْلَك ِرْيِم‬
 ‫َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Ajaran Islam telah jelas melarang umatnya untuk memiliki sikap hasad. Tetapi Rasulullah
mengecualikan dua hal, sebagaimana di dalam sabdanya:

‫اَل َح َس َد ِإاَّل َع َلى اْثَنْيِن َرُج ٌل َأَتاُه ُهللا اْلُق ْر آَن َفُه َو َيُق ْو ُم ِب ِه آَن اَء الَّلْي ِل‬
‫َو آَناَء الَّنَهاِر َو َرُج ٌل َاْع َطاُه ُهللا َم اًال َفُهَو ُيْنِفُقُه آَناَء الَّلْيِل َو آَناَء الَّنَهاِر‬
“Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal: kepada orang yang Allah berikan
kemampuan Al-Qur`an yang baik dan dia membacanya siang dan malam. Dan
orang yang Allah berikan harta, dan dia menginfakkannya siang dan malam.”
(H.r. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis ini Rasulullah mengecualikan bolehnya bersikap hasad, yaitu kepada orang yang
memiliki kelebihan dalam hal akhirat. Secara eksplisit Rasulullah menyebutkan dua kelompok, yaitu
ahlul Qur`an dan para dermawan. Di dalam agama Islam sikap seperti ini memiliki istilah tersendiri,
yaitu ghibthah. Sikap itu adalah keinginan untuk bisa memiliki kelebihan seperti orang lain tanpa harus
merebutnya dari orang tersebut.
Generasi pertama umat ini telah memberikan contoh kepada kita bagaimana sikap ini hidup di
tengah-tengah mereka. Sikap untuk berlomba-lomba, saling merebut posisi terdepan dalam hal
kebaikan. Satu ketika Umar bin Khaththab datang kepada Rasulullah untuk memberikan setengah dari
harta yang dimilikinya untuk membantu perjuangan kaum Muslimin di jalan Allah. Harapannya kali ini
dia akan mampu mengungguli amal Abu Bakar yang tidak pernah mampu dia kalahkan sebelumnya.
Tetapi tidak lama kemudian Abu Bakar datang menghadap Rasulullah dengan seluruh harta yang
dimilikinya, hingga Rasulullah bertanya kepadanya, “Wahai Abu Bakar apa yang kau tinggalkan untuk
anak dan istrimu?” Lalu Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”
Lagi-lagi Umar tidak mampu melampaui amal Abu Bakar.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Peristiwa-peristiwa semacam itu seringkali terjadi di kalangan para shahabat Rasulullah.
Mereka berlomba-lomba dalam kebaikan. Berusaha untuk menjadi yang terdepan. Berusaha untuk
menjadi yang terbaik dalam hal-hal yang berkaitan dengan akhirat.

1
Pernah pula pada suatu ketika datang ke hadapan Rasulullah sekelompok orang dari kalangan
para shahabat yang meminta izin agar mereka diikutsertakan dalam pertempuran bersama Rasulullah.
Tetapi Rasulullah mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kemampuan
harta. Mereka adalah orang-orang miskin, yang bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
saja mereka harus berjuang bekerja keras. Mereka tidak memiliki semua sarana untuk bisa membawa
mereka menuju tempat pertempuran. Maka Rasulullah mengatakan kepada mereka, “Jihad kalian
adalah untuk keluarga kalian.” Lalu mereka pulang ke rumah masing-masing dengan bercucuran air
mata. Mereka merasa tertinggal dalam amal kebaikan. Di saat orang lain bisa berjuang bersama
Rasulullah, mereka hanya bisa tinggal di rumah masing-masing karena adanya keterbatasan. Karena
itulah mereka bersedih.
Dalam masalah akhirat para shahabat senantiasa berlomba-lomba, saling menunjukan amal
terbaik mereka. Ingin menduduki posisi terdepan. Tetapi dalam masalah dunia mereka saling
mendahulukan kepentingan saudaranya dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendri. Itulah yang
digambarkan oleh Allah di dalam Al-Qur`an.

‫َو اَّلِذ يَن َتَبَّو ُء وا الَّداَر َو اِإْل يَم اَن ِم ْن َقْبِلِهْم ُيِح ُّب وَن َم ْن َه اَج َر ِإَلْيِهْم َو اَل‬
‫َيِج ُدوَن ِفي ُص ُدوِرِهْم َح اَج ًة ِم َّم ا ُأوُت وا َو ُي ْؤ ِثُر وَن َع َلٰى َأْنُفِس ِهْم َو َل ْو‬
‫َك اَن ِبِهْم َخ َص اَص ٌةۚ َو َم ْن ُيوَق ُش َّح َنْفِسِه َفُأوَٰل ِئَك ُهُم اْلُم ْفِلُح وَن‬
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar)
mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka
(Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-
orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.
Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang
yang beruntung. (Q.s. Al-Hasyr: 9).
Inilah yang terjadi pada masa para shahabat. Tetapi pada hari-hari ini, di tengah-tengah
kehidupan kita, seringkali kita mendapati fenomena yang berkebalikan. Banyak sekali orang yang
saling sikut untuk mendapatkan dunia, tetapi saling mempersilakan dalam perkara akhirat. Banyak
orang bahkan rela mengorbankan orang lain untuk mendapatkan dunianya, tetapi tidak pernah merasa
termotivasi untuk mendapatkan keutamaan akhirat. Allah menggambarkan sikap seperti ini di dalam
Al-Qur`an:

‫َيْع َلُم وَن َظاِهًر ا ِم َن اْلَح َياِة الُّد ْنَيا َو ُهْم َع ِن اآْل ِخ َر ِة ُهْم َغ اِفُلوَن‬
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang
mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Q.s. Ar-Rum: 7).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Inilah sesungguhnya makna dari perintah Rasulullah agar kita senantiasa bersahabat dengan
orang-orang baik. Agar kita senantiasa akrab dan dekat dengan orang-orang saleh (shuhbatush-
shalihin). Agar kita senantiasa bisa menyaksikan kebaikan di sekitar kita lalu termotivasi untuk
melakukan kebaikan yang sama. Seharusnya hati kita tergerak untuk melakukan kebaikan seperti yang
dilakukan orang lain. Inilah yang disebut ghibthah. Tetapi kebanyakan orang justru membuat
penghalang-penghalang dalam bentuk apologi. Tidak dibangun di dalam dirinya keinginan untuk
memiliki kemampuan yang sama seperti halnya orang lain yang telah Allah berikan anugerah kebaikan.
Bisa bangun malam seperti orang lain lalu mendirikan shalat malam. Bisa membaca Al-Qur`an dengan

2
‫‪baik seperti halnya orang lain. Bisa memiliki hafalan Al-Qur`an yang banyak seperti halnya juga orang‬‬
‫‪lain. Dalam masalah akhirat kita harus berlomba-lomba untuk menunjukan amal terbaik kita di hadapan‬‬
‫‪Allah. Tetapi dalam masalah dunia kita harus saling mempersilakan dan mendukung orang lain untuk‬‬
‫‪mendapatkan kebutuhan-kebutuhan hidupnya.‬‬
‫‪Semoga kita dijadikan Allah pribadi-pribadi yang senantiasa termotivasi untuk melakukan‬‬
‫‪kebaikan. Menunjukan amal terbaik kita di hadapan Allah. Kita berlomba-lomba dengan kaum‬‬
‫‪Muslimin yang lain untuk menunjukan yang terbaik dari diri kita. Tetapi dalam masalah dunia mari kita‬‬
‫‪saling mendukung, saling mempersilakan untuk mendapatkan kenikmatan dan rezekinya masing‬‬
‫‪masing.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُق ْر آِن اْلَعِظ ْيِم ‪َ ،‬و َنَفَعِنْي َو ِإَّي اُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِم َن ْاآلَي اِت َو الِّذ ْك ِر‬
‫اْلَح ِكْيِم ‪َ ،‬أُق ْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا‪َ ،‬و َأْس َتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‪،‬‬
‫َفاْس َتْغ ِفُر ْو ُه ِإّنُه ُهَو اْلَغُفْو ُر الّرِح ْيِم‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِهلل َنْح َم ُد ُه‪َ ،‬و َنْس َتِع ْيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُرُه‪َ ،‬و َنُعْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُفِس َنا‪َ ،‬و َسّيَئاِت‬
‫َأْع َم اِلَنا‪َ ،‬م ْن َيْه ِدِه ُهللا َفَال ُم ِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه‪.‬‬
‫َأْش َهُد َأْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو َأْش َهُد َأّن ُم َح ّم ًد ا َعْبُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه‪.‬‬
‫َأَّم ا َبْع د؛ َفاَّتُقوا َهللا ِع َباَد هللا‪َ ،‬و َأِط ْيُعْو ُه َلَعَّلُك ْم ُتْفِلُح ْو ن‪َ .‬قاَل َتَعاَلى‪َ :‬ياَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا‬
‫َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َتُم وُتَّن ِإال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن ‪.‬‬
‫‪َ‬ياَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو ال َسِد يًد ا ‪ُ ‬يْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم‬
‫َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو َر ُس وَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا‪‬‬
‫َاْلَح ْم ُد هلل َر ِّب اْلَعاَلـِم ْين‪َ ،‬ح ْم ًد ا ُيَو اِفي ِنَعَم ُه َو ُيَك اِفُئ َمِزْيَد ُه‪َ ،‬يا َر َّبنَا َلَك اْلَح ْم ُد َو َلَك الُّش ْك ُر َك َم ا‬
‫َيْنَبِغ ي ِلَج َالِل َو ْج ِهَك َو َع ِظ ْيِم ُس ْلَطاِنَك‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬إَّنَك‬
‫َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد‪َ .‬و َباِرْك َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّم ٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم ‪،‬‬
‫ِإَّنَك َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد‪.‬‬
‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‪َ ،‬و اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت ْاَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو ْاَألْمَو اِت‪ِ ،‬إَّنَك‬
‫َسِمْيٌع َقِرْيٌب ‪.‬‬
‫الَّلُهَّم اْنُصْر َنا َفِاَّنَك َخ ْيُر الَّناِص ِرْيَن ‪َ ،‬و اْفَتْح َلَنا َفِاَّنَك َخ ْيُر اْلَفاِتِح ْين‪َ ،‬و اْغ ِفْر َلَنا َفِاَّنَك َخ ْيُر‬
‫اْلَغاِفِرْين‪َ ،‬و اْر َح ْم َنا َفِاَّنَك َخ ْيُر الَّر اِح ِم ْين‪َ ،‬و اْر ُز ْقَنا َفِاَّنَك َخ ْيُر الَّر اِزِقْين‪َ ،‬و اْه ِد َنا َو َنِّج َنا ِم َن‬
‫اْلَقْو ِم الَّظاِلِم ْيَن َو اْلَك اِفِرْيَن ‪.‬‬
‫َالَّلُهَّم َأْص ِلْح َلَنا ِد ْيَننَا اَّلِذ ى ُهَو ِع ْص َم ُة َأْمِرَنا َو َأْص ِلْح َلَنا ُد ْنَياَن اَّلِتى ِفْيَها َم َعاُش َنا َو َأْص ِلْح َلَنا‬
‫آِخ َر َتَنا اَّلِتى ِفْيَها َم َعاُد َنا َو اْج َعِل اْلَح َياَة ِزَياَد ًة َلَنا ِفى ُك ِّل َخ ْيٍر َو اْج َعِل اْلَم ْو َت َر اَح ًة َلَنا ِم ْن ُك ِّل‬
‫شٍّر‬
‫َالَّلُهَّم َأِرَنا اْلَح َّق َح ًّقا َو اْر ُز ْقَنا اِّتَباَع ُه‪َ ،‬و َأِرَنا اْلَباِط َل بَاِط ًال َو اْر ُز ْقَنا اْج ِتَناَبُه‪.‬‬
‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآلِخ َرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‪.‬‬

‫‪3‬‬
‫َر َّبَنا َهْب َلَنا ِم ْن َأْز َو اِج َنا َو ُذ ِّر َّياِتَنا ُقَّر َة َأْع ُيٍن َو اْج َعْلَنا ِلْلُم َّتِقيَن ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫ُسْبَح اَن َرِّبَك َرِّب اْلِع َّز ِة َع َّم ا َيِص ُفْو َن ‪َ ،‬و َس َالٌم َع َلى اْلُم ْر َسِلْيَن َو اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َرِّب اْلَعاَلِم ْيَن ‪.‬‬
‫َو َص َّلى ُهللا َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِلِه َو َصْح ِبِه َو َس َّلَم ‪.‬‬
‫َو َأِقِم الَّص َالَة‬

‫‪4‬‬

Anda mungkin juga menyukai