Diterima: 9 Mei 2013, revisi akhir: 22 Agustus 2013 dan disetujui untuk diterbitkan: 3 September 2013
ABSTRAK
Penelitian pemanfaatan teknik ko-kristalisasi untuk produksi serbuk ekstrak sirsak dilakukan
untuk diversifikasi produk olahan buah sirsak yang dapat dijadikan komoditas industri.
Perlakuan yang diamati meliputi pengaruh: (1) penggunaan jenis anti kempal magnesium
oksida (MO), magnesium karbonat (MC), dan magnesium silikat (MS) dan (2) masa simpan (0,
1, 2, dan 3 bulan) terhadap karakteristik mutu serbuk sirsak. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa teknik ko-kristalisasi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan serbuk sirsak yang
memenuhi persyaratan mutu SNI 01-4320-1996. Berdasarkan karakteristik mutunya, serbuk
sirsak MC memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan serbuk sirsak MS dan serbuk
sirsak MO. Serbuk sirsak MC memiliki karakteristik mutu: kadar air 1,89%, pH 4,17, kadar gula
83,75%, Vitamin C 42,7 mg/100g, total padatan terlarut 98,1%, ALT 55 koloni/g, koliform < 3
APM, dan tidak mengandung kapang dan khamir. Penyimpanan serbuk sirsak sampai dengan
3 bulan mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar air, pH, dan ALT, dan sebaliknya
mengakibatkan penurunan kadar gula, vitamin C dan total padatan terlarut. Berdasarkan
karakteristik mutunya, serbuk sirsak yang disimpan selama 3 bulan tetap memenuhi
persyaratan mutu SNI 01-4320-1996.
ABSTRACT
67
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)
cukup tinggi (Lako et al, 2007) dan kaya akan penggumpalan produk yang disimpan lama,
serat (Samonte and Trinidad, 2013), serta karena adanya absorpsi air dari lingkungan.
mengandung Vitamin A dan C yang cukup Untuk menghindari terjadinya
tinggi (Nweke and Ibiam, 2012). Namun penggumpalan produk perlu ditambahkan
demikian sebagaimana komoditas pertanian anti kempal food-grade seperti trikalsium
lainnya, buah sirsak memiliki sifat mudah posfat, sehingga produk serbuk tetap
rusak dan pasokannya bersifat musiman, bersifat bebas/tidak menggumpal (Jaya and
sehingga tidak mudah untuk didistribusikan Das, 2005).
secara komersil. Untuk meningkatkan nilai Untuk mengembangkan buah sirsak
tambah buah sirsak perlu dilakukan menjadi komoditas industri maka perlu diteliti
diversifikasi produk yang memiliki umur diversifikasi produk buah sirsak menjadi
simpan lama dan pasokannya tidak produk serbuk sirsak dengan penggunaan
tergantung musim, seperti produk serbuk teknik ko-kristalisasi. Penelitian ini bertujuan
ekstrak sari buah sirsak (serbuk sirsak) untuk mempelajari karakteristik serbuk
dengan menggunakan teknik ko-kristalisasi. sirsak ko-kristalisasi dan pengaruh
Teknik ko-kristalisasi merupakan salah penyimpanan terhadap mutunya.
satu teknik enkapsulasi yang digunakan
untuk melapisi bahan atau campuran bahan METODOLOGI PENELITIAN
dalam bahan atau sistem yang lain (Madene
et al, 2006). Dalam proses ko-kristalisasi, Bahan baku yang digunakan adalah
ingredien kedua dimasukkan ke dalam buah sirsak yang dibeli di pasar Bogor.
butiran yang bersifat porous yang terbuat Bahan penolong terdiri dari gula, asam sitrat,
dari mikro-kristal sukrosa yang dibentuk vanili, garam, flavor, aspartam, pektin,
dalam proses kristalisasi spontan. Proses natrium sitrat, natrium karboksimetil
ko-kristalisasi dilakukan dengan selulosa, anti kempal (magnesium oksida,
memekatkan (concentrating) sirup sukrosa magnesium karbonat, dan magnesium
sampai tercapai kondisi super jenuh silikat ) , natrium benzoat, dan bahan
(supersaturation) dan kemudian pengemas aluminium foil (tebal ± 1,5 mm).
ditambahkan bahan inti dan dilakukan Alat yang digunakan adalah: oven, blender,
pengadukan intensif yang mengakibatkan Mollen Dryer, Disk Mill, dan Packaging
terbentuknya aglomerasi (Astolfi-Filho et Sachet Semi Automatic.
al, 2005). Pelaksanaan penelitian dilakukan
Mikro-enkapsulasi merupakan dengan dua tahap yaitu penelitian
penggabungan bahan makanan, enzim, sel, pendahuluan dan penelitian lanjutan proses
atau bahan lainnya dalam kapsul kecil. ko-kristalisasi serbuk ekstrak sari buah
Mikro-enkapsulasi dapat digunakan untuk sirsak.
melindungi komponen makanan yang Pada penelitian pendahuluan dilakukan
sensitif, mencegah kehilangan nutrisi, proses produksi serbuk sirsak untuk
melindungi rasa dan aroma, serta mengurangi terbentuknya endapan apabila
mengubah cairan menjadi bahan padat yang produk serbuk sirsak diseduh. Perlakuan
mudah ditangani (Desai and Park, 2005). yang diamati adalah teknik pemisahan filtrat
Teknik enkapsulasi dapat digunakan untuk hasil ekstraksi, yaitu: (1) cara sentrifugasi
memperpanjang umur simpan dan dan (2) cara dekantasi. Hasil kedua
memperbaiki penampilan produk, sehingga percobaan tersebut diuji dengan cara
memberikan beberapa keuntungan dalam penilaian organoleptik untuk menentukan
pemakaian selanjutnya. Idham et al (2012) penerimaan panelis terbaik dari kedua cara
menyebutkan bahwa teknik enkapsulasi tersebut. Hasil yang terbaik digunakan untuk
digunakan untuk mengurangi interaksi proses produksi serbuk sirsak pada
bahan pangan dengan faktor lingkungan, penelitian lanjutan.
seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan Proses produksi serbuk sirsak dimulai
oksigen. dengan pembelahan buah sirsak untuk
Dalam proses produksi serbuk sirsak, mengambil isinya, lalu dipisahkan antara
salah satu faktor yang perlu diperhatikan daging buah dengan bijinya, kemudian
adalah kemungkinan terjadinya daging buah diblender dengan penambahan
68
Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No. 2, Desember 2013: 67-76
air 1:1. Jus buah sirsak kemudian dipisahkan Analisis yang dilakukan meliputi: kadar
dengan cara sentrifugasi atau dekantasi. air, pH, Vitamin C, total padatan terlarut,
Hasil ekstraksi diformulasi lalu dimasukkan (AOAC, 2005), kadar gula (SNI 01-2892-
ke dalam Mollen Dryer dan dipanaskan pada 1992), dan cemaran mikroba (SNI 01-2897-
suhu 60-70°C, kemudian diputar dengan 1992). Sedangkan penilaian organoleptik
kecepatan perputaran 24 rpm sampai dilakukan berdasarkan uji kesukaan dengan
menjadi serbuk. Serbuk sirsak kemudian bobot nilai 1 (tidak suka), 2 (agak suka), 3
dihaluskan dengan menggunakan Disk Mill. (biasa), 4 (suka), dan 5 (sangat suka),
Lalu ke dalam setiap 1 kg serbuk sirsak dengan jumlah panelis sebanyak 15 orang
ditambahkan 1 gram anti kempal. Kemudian (Larmond, 1977).
dikemas dalam aluminium foil dan disimpan
selama 0, 1, 2, dan 3 bulan. Formula yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan pada proses ko-kristalisasi
diuraikan pada Tabel 1. Analisis Bahan Baku
Tabel 1. Formula bahan baku untuk Hasil analisis buah sirsak ditunjukkan
produksi serbuk sirsak pada tabel 2.
69
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)
mungkin. Hasil pengamatan secara serbuk sirsak yang lebih baik dibandingkan
organoleptik terhadap produk serbuk sirsak menggunakan teknik dekantasi.
dengan metoda sentrifugasi dan dekantasi Berdasarkan hasil penilaian
dapat dilihat pada Gambar 1. organoleptik yang ditunjukkan pada Gambar
1, terlihat bahwa untuk semua unsur
penilaian (rasa, warna, aroma dan
penampakan), produk serbuk sirsak
sentrifugasi memberikan nilai yang lebih baik
dibandingkan produk serbuk sirsak
dekantasi. Dengan demikian untuk
penelitian lanjutan dipilih proses ko-
kristalisasi dengan teknik sentrifugasi pada
proses pemisahan filtrat dengan ampas.
Penelitian Lanjutan
70
Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No. 2, Desember 2013: 67-76
Hasil analisis pH terhadap ketiga jenis sirsak MO sebesar 97,6%. Total padatan
produk serbuk sirsak menunjukkan nilai pH terlarut merupakan parameter mutu yang
maksimum 4,3. Dengan demikian produk sangat penting untuk produk minuman
serbuk sirsak ini tergolong produk pangan serbuk. Nilai total padatan terlarut
dengan tingkat keasaman tinggi (high acid menentukan tingkat kelarutan produk
food). Dari sudut pandang nilai keasaman apabila diseduh dengan air. Semakin tinggi
maka produk serbuk sirsak akan lebih aman nilai total padatan terlarut akan semakin baik
terhadap kerusakan mikrobiologis. produk tersebut, karena makin sedikit ampas
Hasil analisis parameter mutu kadar atau sisa bahan yang tidak dapat dikonsumsi
gula menunjukkan nilai kadar gula untuk sebagai minuman serbuk.
ketiga produk serbuk sirsak bervariasi Kadar vitamin C pada serbuk sirsak
antara 83,4% sampai 84,9%. Kadar gula bervariasi antara 3,9 sampai 4,27 mg/100g.
produk serbuk sirsak sebagian besar Vitamin C pada serbuk sirsak seluruhnya
berasal dari gula yang ditambahkan untuk berasal dari bahan baku buah sirsak,
proses ko-kristalisasi. Berdasarkan data sehingga kadar vitamin C hanya dipengaruhi
formula bahan baku untuk proses ko- oleh kadar vitamin C yang ada pada buah
kristalisasi yang ditunjukkan pada Tabel 1, sirsak.
maka dapat dihitung persentase gula yang Analisis mikrobiologis produk serbuk
ditambahkan pada formula sebesar 57,3% sirsak memberikan hasil ALT 20 sampai 110
(basis basah) dan buah sirsak sebesar koloni/g, coliform <3 APM, serta tidak ada
38,20% (basis basah). Apabila dihitung pencemaran Kapang dan Khamir. Hasil uji
persentase gula pada produk serbuk sirsak mikrobiologis ini memenuhi persyaratan SNI
akan diperoleh kadar gula sebesar 82,53% 01-0432- 1996 yang memberi batas
3
(basis kering). maksimum ALT 3 x10 kol/g dan coliform < 3
Hasil analisis kadar gula serbuk sirsak APM.
menunjukkan produk serbuk sirsak yang
dihasilkan memenuhi persyaratan SNI 01- Pengaruh lama penyimpanan terhadap
4320-1996, yaitu dibawah 85%. karakteristik mutu serbuk sirsak
Hasil analisis parameter mutu total
padatan terlarut menunjukkan nilai total Kadar air
padatan terlarut yang cukup besar, yaitu
sekitar 98%. Serbuk Sirsak MC memiliki nilai Untuk mengevaluasi pengaruh
total padatan terlarut yang paling tinggi di penyimpanan terhadap kadar air serbuk
antara ketiga jenis produk, yaitu sebesar sirsak, dilakukan penelitian penyimpanan
98,1%, diikuti oleh nilai total padatan terlarut selama 0, 1, 2, dan 3 bulan dan hasilnya
Serbuk Sirsak MS sebesar 98% dan serbuk ditunjukkan pada Gambar 2.
71
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)
72
Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No. 2, Desember 2013: 67-76
Kadar Gula
73
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)
74
Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No. 2, Desember 2013: 67-76
75
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)
Nweke, C.N. and Ibiam, O.F.A. 2012. Pre deliciosa) during Ripening and Its
and Post Harvest Fungi Associated Influence on Ethylene Biosynthesis
with The Soft Rot of The Fruit of and Antioxidant Activity. Scientia
Annona muricata, and Their Effects on Horticulturae 108(1): 22-28
The Nutrient Content of The Pulp. Am.
J. Food. Nutr, 2012, 2(4): 78-85 Samonte, P.A.L. and Trinidad, P.T. 2013.
Dietary Fiber, Phytonutrients and
Park, Y.S., Jung, S.T., and Gorinstein, S. Antioxidant Activity of Common Fruit
2 0 0 6 . E t h y l e n e Tr e a t m e n t o f Peels as Potential Functional Food
"Hayward" Kiwifruits (Actinidia Ingredient. J. Chem. Eng. 7, 70 - 75.
76