Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No.

2, Desember 2013: 67-76

PEMANFAATAN TEKNIK KO-KRISTALISASI UNTUK PRODUKSI SERBUK EKSTRAK


SIRSAK

Application of Co-Crystallization Technique on Production of Soursop Extract Powder

Lukman Junaidi*, Enny Hawani Loebis dan Rizal Alamsyah


Balai Besar Industri Agro,
Jl. Ir. H. Juanda No. 11, Bogor 16122
*e-mail: lukmanjunaidi@gmail.com

Diterima: 9 Mei 2013, revisi akhir: 22 Agustus 2013 dan disetujui untuk diterbitkan: 3 September 2013

ABSTRAK

Penelitian pemanfaatan teknik ko-kristalisasi untuk produksi serbuk ekstrak sirsak dilakukan
untuk diversifikasi produk olahan buah sirsak yang dapat dijadikan komoditas industri.
Perlakuan yang diamati meliputi pengaruh: (1) penggunaan jenis anti kempal magnesium
oksida (MO), magnesium karbonat (MC), dan magnesium silikat (MS) dan (2) masa simpan (0,
1, 2, dan 3 bulan) terhadap karakteristik mutu serbuk sirsak. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa teknik ko-kristalisasi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan serbuk sirsak yang
memenuhi persyaratan mutu SNI 01-4320-1996. Berdasarkan karakteristik mutunya, serbuk
sirsak MC memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan serbuk sirsak MS dan serbuk
sirsak MO. Serbuk sirsak MC memiliki karakteristik mutu: kadar air 1,89%, pH 4,17, kadar gula
83,75%, Vitamin C 42,7 mg/100g, total padatan terlarut 98,1%, ALT 55 koloni/g, koliform < 3
APM, dan tidak mengandung kapang dan khamir. Penyimpanan serbuk sirsak sampai dengan
3 bulan mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar air, pH, dan ALT, dan sebaliknya
mengakibatkan penurunan kadar gula, vitamin C dan total padatan terlarut. Berdasarkan
karakteristik mutunya, serbuk sirsak yang disimpan selama 3 bulan tetap memenuhi
persyaratan mutu SNI 01-4320-1996.

Kata Kunci : Anti kempal, buah sirsak, ko-kristalisasi, serbuk sirsak

ABSTRACT

Research on application of co-crystallization technique on production of soursop extract powder


conducted to diversify soursop product that could be used as industrial commodity. Treatment on
this research was influence of: (1) anti-caking magnesium oxide (MO), magnesium carbonate
(MC), and magnesium silicate (MS), and (2) storage period (0, 1, 2, and 3 months), on the
characteristics of soursop powder quality. The results showed co-crystallization could be applied
to produce soursop powder that met the requirements of SNI 01-4320-1996. Based on its quality
characteristics, soursop powder MC resulted a better quality compared to soursop powder MO
and soursop powder MS. Soursop powder MC had a quality characteristics: water content
1.89%, pH 4.17, sugar content 83.75%, vitamin C 42.7 mg/100g, total soluble solids 98.1%, TPC
55 colonies/g, coliform < 3 MPN, and contain no mold and yeast. Storage of soursop powder until
3 months increased water content, pH, and TPC, and contrarily decreased sugar content,
vitamin C, and total soluble solids. Based on the quality characteristics, soursop powder that
was stored for 3 months still met the SNI 01-4320-1996 requirements.

Keywords: Anti caking, soursop fruit, co-crystallization, soursop powder


PENDAHULUAN yang menyenangkan dan menjadi bahan
baku untuk pembuatan sirup, juice, nectar,
Sirsak ( Annona muricata Linn) dan jam (Fasolin and Cunha, 2012). Buah
merupakan tumbuhan yang memiliki banyak sirsak sangat bermanfaat untuk kesehatan
manfaat. Daging buahnya memiliki aroma karena mengandung antioksidan yang

67
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)

cukup tinggi (Lako et al, 2007) dan kaya akan penggumpalan produk yang disimpan lama,
serat (Samonte and Trinidad, 2013), serta karena adanya absorpsi air dari lingkungan.
mengandung Vitamin A dan C yang cukup Untuk menghindari terjadinya
tinggi (Nweke and Ibiam, 2012). Namun penggumpalan produk perlu ditambahkan
demikian sebagaimana komoditas pertanian anti kempal food-grade seperti trikalsium
lainnya, buah sirsak memiliki sifat mudah posfat, sehingga produk serbuk tetap
rusak dan pasokannya bersifat musiman, bersifat bebas/tidak menggumpal (Jaya and
sehingga tidak mudah untuk didistribusikan Das, 2005).
secara komersil. Untuk meningkatkan nilai Untuk mengembangkan buah sirsak
tambah buah sirsak perlu dilakukan menjadi komoditas industri maka perlu diteliti
diversifikasi produk yang memiliki umur diversifikasi produk buah sirsak menjadi
simpan lama dan pasokannya tidak produk serbuk sirsak dengan penggunaan
tergantung musim, seperti produk serbuk teknik ko-kristalisasi. Penelitian ini bertujuan
ekstrak sari buah sirsak (serbuk sirsak) untuk mempelajari karakteristik serbuk
dengan menggunakan teknik ko-kristalisasi. sirsak ko-kristalisasi dan pengaruh
Teknik ko-kristalisasi merupakan salah penyimpanan terhadap mutunya.
satu teknik enkapsulasi yang digunakan
untuk melapisi bahan atau campuran bahan METODOLOGI PENELITIAN
dalam bahan atau sistem yang lain (Madene
et al, 2006). Dalam proses ko-kristalisasi, Bahan baku yang digunakan adalah
ingredien kedua dimasukkan ke dalam buah sirsak yang dibeli di pasar Bogor.
butiran yang bersifat porous yang terbuat Bahan penolong terdiri dari gula, asam sitrat,
dari mikro-kristal sukrosa yang dibentuk vanili, garam, flavor, aspartam, pektin,
dalam proses kristalisasi spontan. Proses natrium sitrat, natrium karboksimetil
ko-kristalisasi dilakukan dengan selulosa, anti kempal (magnesium oksida,
memekatkan (concentrating) sirup sukrosa magnesium karbonat, dan magnesium
sampai tercapai kondisi super jenuh silikat ) , natrium benzoat, dan bahan
(supersaturation) dan kemudian pengemas aluminium foil (tebal ± 1,5 mm).
ditambahkan bahan inti dan dilakukan Alat yang digunakan adalah: oven, blender,
pengadukan intensif yang mengakibatkan Mollen Dryer, Disk Mill, dan Packaging
terbentuknya aglomerasi (Astolfi-Filho et Sachet Semi Automatic.
al, 2005). Pelaksanaan penelitian dilakukan
Mikro-enkapsulasi merupakan dengan dua tahap yaitu penelitian
penggabungan bahan makanan, enzim, sel, pendahuluan dan penelitian lanjutan proses
atau bahan lainnya dalam kapsul kecil. ko-kristalisasi serbuk ekstrak sari buah
Mikro-enkapsulasi dapat digunakan untuk sirsak.
melindungi komponen makanan yang Pada penelitian pendahuluan dilakukan
sensitif, mencegah kehilangan nutrisi, proses produksi serbuk sirsak untuk
melindungi rasa dan aroma, serta mengurangi terbentuknya endapan apabila
mengubah cairan menjadi bahan padat yang produk serbuk sirsak diseduh. Perlakuan
mudah ditangani (Desai and Park, 2005). yang diamati adalah teknik pemisahan filtrat
Teknik enkapsulasi dapat digunakan untuk hasil ekstraksi, yaitu: (1) cara sentrifugasi
memperpanjang umur simpan dan dan (2) cara dekantasi. Hasil kedua
memperbaiki penampilan produk, sehingga percobaan tersebut diuji dengan cara
memberikan beberapa keuntungan dalam penilaian organoleptik untuk menentukan
pemakaian selanjutnya. Idham et al (2012) penerimaan panelis terbaik dari kedua cara
menyebutkan bahwa teknik enkapsulasi tersebut. Hasil yang terbaik digunakan untuk
digunakan untuk mengurangi interaksi proses produksi serbuk sirsak pada
bahan pangan dengan faktor lingkungan, penelitian lanjutan.
seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan Proses produksi serbuk sirsak dimulai
oksigen. dengan pembelahan buah sirsak untuk
Dalam proses produksi serbuk sirsak, mengambil isinya, lalu dipisahkan antara
salah satu faktor yang perlu diperhatikan daging buah dengan bijinya, kemudian
adalah kemungkinan terjadinya daging buah diblender dengan penambahan

68
Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No. 2, Desember 2013: 67-76

air 1:1. Jus buah sirsak kemudian dipisahkan Analisis yang dilakukan meliputi: kadar
dengan cara sentrifugasi atau dekantasi. air, pH, Vitamin C, total padatan terlarut,
Hasil ekstraksi diformulasi lalu dimasukkan (AOAC, 2005), kadar gula (SNI 01-2892-
ke dalam Mollen Dryer dan dipanaskan pada 1992), dan cemaran mikroba (SNI 01-2897-
suhu 60-70°C, kemudian diputar dengan 1992). Sedangkan penilaian organoleptik
kecepatan perputaran 24 rpm sampai dilakukan berdasarkan uji kesukaan dengan
menjadi serbuk. Serbuk sirsak kemudian bobot nilai 1 (tidak suka), 2 (agak suka), 3
dihaluskan dengan menggunakan Disk Mill. (biasa), 4 (suka), dan 5 (sangat suka),
Lalu ke dalam setiap 1 kg serbuk sirsak dengan jumlah panelis sebanyak 15 orang
ditambahkan 1 gram anti kempal. Kemudian (Larmond, 1977).
dikemas dalam aluminium foil dan disimpan
selama 0, 1, 2, dan 3 bulan. Formula yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan pada proses ko-kristalisasi
diuraikan pada Tabel 1. Analisis Bahan Baku

Tabel 1. Formula bahan baku untuk Hasil analisis buah sirsak ditunjukkan
produksi serbuk sirsak pada tabel 2.

No Jenis Bahan Komposisi (g) Tabel 2. Hasil analisis buah sirsak

1 Daging buah sirsak 1000 No Parameter Uji Satuan Komposisi


2 Gula 1500
3 CMC 5 1 Kadar air (%) 82,03
4 Pektin 5 2 Kadar Abu (%) 0,45
5 Asam sitrat 40 3. Protein (%) 1,68
6 Natrium sitrat 40 4. Lemak (%) 0,75
7 Aspartam 20 5 Serat Kasar (%) 0,83
8 Garam 2,5 6 Karbohidrat (%) 6,71
9 Flavor 5 7 Total Gula (%) 12,11
10 Pewarna 0,1 8 pH - 7,32
9 Vitamin C Mg 19,67

Pada penelitian lanjutan dilakukan


pencampuran bahan anti kempal Berdasarkan hasil analisis tersebut
magnesium karbonat (MC), magnesium dapat dilihat bahwa buah sirsak yang
silikat (MS), dan magnesium oksida (MO), ke digunakan mengandung kadar air yang
dalam produk serbuk sirsak yang dihasilkan tinggi yaitu 82,03% sedang sisanya dalam
sesuai proses produksi yang diuraikan pada jumlah yang kecil, tersebar merata dalam
penelitian pendahuluan. Jumlah anti kempal bentuk mineral, protein, lemak, serat kasar
yang ditambahkan adalah 1 g/kg serbuk dan gula. Dengan komposisi tersebut maka
sirsak. Produk serbuk sirsak yang telah buah sirsak dapat diolah menjadi produk
ditambahi anti-kempal dikemas dalam serbuk sirsak dengan adanya penambahan
sachet aluminium foil dan disimpan selama 3 gula dalam proses ko-kristalisasi.
bulan untuk diamati karakteristik mutunya,
meliputi: kadar air, pH, kadar gula, Vitamin C, Penelitian Pendahuluan
total padatan terlarut, dan cemaran mikroba
(angka lempeng total, kapang, khamir, dan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk
coliform). Pengamatan dilakukan setiap mendapatkan proses ekstraksi sari buah
bulan selama penyimpanan 3 bulan. sirsak yang terbaik. Ekstraksi dilakukan
dengan penambahan air seminimal

69
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)

mungkin. Hasil pengamatan secara serbuk sirsak yang lebih baik dibandingkan
organoleptik terhadap produk serbuk sirsak menggunakan teknik dekantasi.
dengan metoda sentrifugasi dan dekantasi Berdasarkan hasil penilaian
dapat dilihat pada Gambar 1. organoleptik yang ditunjukkan pada Gambar
1, terlihat bahwa untuk semua unsur
penilaian (rasa, warna, aroma dan
penampakan), produk serbuk sirsak
sentrifugasi memberikan nilai yang lebih baik
dibandingkan produk serbuk sirsak
dekantasi. Dengan demikian untuk
penelitian lanjutan dipilih proses ko-
kristalisasi dengan teknik sentrifugasi pada
proses pemisahan filtrat dengan ampas.

Penelitian Lanjutan

Pengaruh jenis anti kempal terhadap


karakteristik mutu serbuk sirsak

Pada penelitian lanjutan dilakukan


Gambar 1. Hasil penilaian organoleptik penambahan anti kempal ke dalam produk
Serbuk Sirsak Sentrifugasi dan serbuk sirsak yang dihasilkan pada
Dekantasi penelitian pendahuluan, dan dihasilkan tiga
jenis produk yaitu serbuk sirsak yang
Berdasarkan grafik pada Gambar 1 ditambahi anti kempal magnesium karbonat
dapat dilihat bahwa tingkat penerimaan (MC), serbuk sirsak yang ditambahi
panelis terhadap rasa, warna, aroma dan magnesium silikat (MS), dan serbuk sirsak
penampakan serbuk sirsak menunjukkan yang ditambahi magnesium oksida (MO).
bahwa ekstraksi dengan cara sentrifugasi Penilaian terhadap perlakuan jenis anti
memberikan nilai antara 3,27 sampai 3,95 kempal dan pengaruh lama penyimpanan,
(biasa sampai suka), sedangkan produk dilakukan berdasarkan pengujian
cara dekantasi menunjukkan nilai antara karakteristik mutu serbuk sirsak, dan
2,43 sampai 2,83 (agak suka sampai biasa). hasilnya ditunjukkan pada Tabel 3.
Apabila dilakukan perhitungan rata-rata Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat
hasil penilaian organoleptik serbuk sirsak dilihat bahwa produk serbuk sirsak yang
maka diperoleh nilai serbuk sirsak dihasilkan memenuhi karakteristik mutu
sentrifugasi adalah 3,44 (biasa-suka), sesuai dengan persyaratan Standar
sedangkan serbuk sirsak dekantasi adalah Nasional Indonesia (SNI) untuk Serbuk
2,7 (agak suka-biasa). Minuman Tradisional (SNI 01-4320-1996).
Perbedaan nilai organoleptik paling Data pada Tabel 3 menunjukkan kadar
besar antara serbuk sirsak sentrifugasi air serbuk sirsak bervariasi dari 1,82%-
dengan serbuk sirsak dekantasi adalah pada 2,10%. serbuk sirsak MC memiliki kadar air
penilaian rasa, yaitu dengan selisih 1,2 poin, paling rendah yaitu 1,89% dan serbuk sirsak
dan perbedaan paling kecil adalah pada MO memiliki kadar air paling tinggi yaitu
penilaian warna yaitu dengan selisih 0,47 2,10%. Faktor kadar air sangat berperan
p o i n . Be rd a sa rka n h a si l p e n i l a i a n dalam mempengaruhi daya tahan simpan
organoleptik tersebut, dapat dinyatakan produk, sehingga diharapkan dengan kadar
bahwa teknik sentrifugasi pada proses ko- air awal produk yang rendah akan memiliki
kristalisasi serbuk sirsak memberikan rasa daya tahan simpan yang lebih lama.

70
Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No. 2, Desember 2013: 67-76

Tabel 3. Hasil analisis karakteristik mutu produk ko-kristalisasi serbuk sirsak

Hasil analisis pH terhadap ketiga jenis sirsak MO sebesar 97,6%. Total padatan
produk serbuk sirsak menunjukkan nilai pH terlarut merupakan parameter mutu yang
maksimum 4,3. Dengan demikian produk sangat penting untuk produk minuman
serbuk sirsak ini tergolong produk pangan serbuk. Nilai total padatan terlarut
dengan tingkat keasaman tinggi (high acid menentukan tingkat kelarutan produk
food). Dari sudut pandang nilai keasaman apabila diseduh dengan air. Semakin tinggi
maka produk serbuk sirsak akan lebih aman nilai total padatan terlarut akan semakin baik
terhadap kerusakan mikrobiologis. produk tersebut, karena makin sedikit ampas
Hasil analisis parameter mutu kadar atau sisa bahan yang tidak dapat dikonsumsi
gula menunjukkan nilai kadar gula untuk sebagai minuman serbuk.
ketiga produk serbuk sirsak bervariasi Kadar vitamin C pada serbuk sirsak
antara 83,4% sampai 84,9%. Kadar gula bervariasi antara 3,9 sampai 4,27 mg/100g.
produk serbuk sirsak sebagian besar Vitamin C pada serbuk sirsak seluruhnya
berasal dari gula yang ditambahkan untuk berasal dari bahan baku buah sirsak,
proses ko-kristalisasi. Berdasarkan data sehingga kadar vitamin C hanya dipengaruhi
formula bahan baku untuk proses ko- oleh kadar vitamin C yang ada pada buah
kristalisasi yang ditunjukkan pada Tabel 1, sirsak.
maka dapat dihitung persentase gula yang Analisis mikrobiologis produk serbuk
ditambahkan pada formula sebesar 57,3% sirsak memberikan hasil ALT 20 sampai 110
(basis basah) dan buah sirsak sebesar koloni/g, coliform <3 APM, serta tidak ada
38,20% (basis basah). Apabila dihitung pencemaran Kapang dan Khamir. Hasil uji
persentase gula pada produk serbuk sirsak mikrobiologis ini memenuhi persyaratan SNI
akan diperoleh kadar gula sebesar 82,53% 01-0432- 1996 yang memberi batas
3
(basis kering). maksimum ALT 3 x10 kol/g dan coliform < 3
Hasil analisis kadar gula serbuk sirsak APM.
menunjukkan produk serbuk sirsak yang
dihasilkan memenuhi persyaratan SNI 01- Pengaruh lama penyimpanan terhadap
4320-1996, yaitu dibawah 85%. karakteristik mutu serbuk sirsak
Hasil analisis parameter mutu total
padatan terlarut menunjukkan nilai total Kadar air
padatan terlarut yang cukup besar, yaitu
sekitar 98%. Serbuk Sirsak MC memiliki nilai Untuk mengevaluasi pengaruh
total padatan terlarut yang paling tinggi di penyimpanan terhadap kadar air serbuk
antara ketiga jenis produk, yaitu sebesar sirsak, dilakukan penelitian penyimpanan
98,1%, diikuti oleh nilai total padatan terlarut selama 0, 1, 2, dan 3 bulan dan hasilnya
Serbuk Sirsak MS sebesar 98% dan serbuk ditunjukkan pada Gambar 2.

71
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)

paling besar sejalan dengan lamanya


penyimpanan dibandingkan dengan MC dan
MO.
Apabila dilakukan perkiraan kadar air
berdasarkan persamaan regressi linier
tersebut, maka untuk penyimpanan 12
bulan, akan diperoleh berturut-turut kadar air
serbuk sirsak MS, MC dan MO sebesar
2,45%, 2,30%, dan 2,51%. Sehingga pada
peyimpanan bulan ke-12 serbuk sirsak MO
memiliki kadar air paling tinggi. Hal ini
disebabkan kadar air awal (bulan ke-0) dari
MO paling tinggi di antara ketiga jenis
perlakuan lainnya yaitu 2,10%.
Gambar 2. K o r e l a s i a n t a r a w a k t u
penyimpanan dan kadar air Tingkat Keasaman (pH)
serbuk sirsak.
Hasil analisis pH serbuk sirsak
Kadar air serbuk sirsak MC selama menunjukkan tidak ada kenaikan dari awal
penyimpanan 3 bulan berkisar dari 1,89%- produksi (bulan ke-0) sampai penyimpanan
2,0%, serbuk sirsak MS berkisar dari 1.82%- bulan ke-2. Hal ini disebabkan nilai pH
1,95% dan serbuk sirsak MO berkisar dari serbuk sirsak hanya dipengaruhi oleh tingkat
2,10-2,20%. Hasil analisis tersebut keasaman buah sirsak dan penambahan
menunjukkan bahwa kadar air produk asam sitrat, sehingga tidak dipengaruhi oleh
serbuk sirsak yang dihasilkan dengan faktor proses dan faktor bahan baku lainnya.
proses ko-kristalisasi masih memenuhi Nilai pH serbuk sirsak MC selama
persyaratan SNI 01-4320-1996, yaitu penyimpanan 3 bulan berkisar dari 4,17 -
maksimum 3%. 4,20, MS berkisar dari 4,07 - 4,10 dan MO
Berdasarkan data pada Gambar 2 berkisar dari 4,30 – 4,32. Secara grafik hasil
dapat dilihat adanya kecenderungan analisis pH serbuk sirsak pada masa
kenaikan kadar air sejalan dengan lama penyimpanan sampai 3 bulan disajikan pada
penyimpanan serbuk sirsak. Apabila Gambar 3.
dianalisis menggunakan regressi linier, Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat
maka akan diperoleh persamaan regresi bahwa nilai pH serbuk sirsak MC, MS, dan
linier korelasi antara peningkatan kadar air MO, setelah disimpan 3 bulan mengalami
serbuk sirsak dengan waktu penyimpanan kenaikan 0,03 sampai 0,05 dibandingkan
sebagai berikut: nilai pH pada awal produksi sampai
penyimpanan bulan ke-2. Kenaikan pH pada
y (SerbukSirsakMC) = 0,038 + 1,84
penyimpanan bulan ke-3 kemungkinan
y (SerbukSirsakMS) = 0,058 + 1,75
besar disebabkan peningkatan kadar air
y (SerbukSirsakMO) = 0,037 + 2,065
serbuk sirsak, sehingga sedikit menurunkan
tingkat keasaman produk. Cardozo et al
Berdasarkan persamaan regresi linier
(2012) menyebutkan, pada proses
yang ditunjukkan di atas dapat dilihat bahwa
penyimpanan buah sirsak akan terjadi
kemiringan (slope) grafik regresi antar ketiga
penurunan pH sampai hari ke-6, yang
jenis produk serbuk sirsak tidak berbeda
kemudian secara perlahan pada hari
nyata. Slope yang paling besar dihasilkan
berikutnya akan terjadi peningkatan pH. Hal
oleh serbuk sirsak MS, yaitu sebesar 0,058,
ini disebabkan oleh penurunan derajat
kemudian diikuti oleh slope regressi serbuk
keasaman (peningkatan pH) yang
sirsak MC dan serbuk sirsak MO. Dengan
diakibatkan oleh konsumsi asam organik
demikian serbuk sirsak MS akan mengalami
untuk metabolisme mikroba (Park et al,
kecenderungan peningkatan kadar air yang
2006).

72
Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No. 2, Desember 2013: 67-76

mengalami penurunan 0,11-0,15% selama


penyimpanan 3 bulan, sedangkan Serbuk
Sirsak MO mengalami penurunan kadar gula
0,3%. Penurunan ini diduga diakibatkan
peningkatan kadar air serbuk sirsak dan
adanya penguraian gula seiring dengan
pertumbuhan mikroba (ALT). Abbo et al
(2006) meneliti penyimpanan jus sirsak pada
o o
suhu 28 C dan 4 C, dan menyimpulkan
bahwa terjadi penurunan kadar gula pada
jus, yang ditandai dengan menurunnya
derajat brix jus sirsak yang disimpan pada
o o o
suhu 28 C, dari 14 brix menjadi 3 brix
selama periode penyimpanan 2 bulan.
Sedangkan jus sirsak yang disimpan pada
o
Gambar 3. Korelasi waktu penyimpanan suhu 4 C, derajat brix-nya relatif konstan.
dan nilai pH serbuk sirsak
Vitamin C
Hasil analisis pH serbuk sirsak yaitu
berkisar antara 4,07- 4,37, masih tergolong Hasil analisis kandungan Vitamin C
sebagai produk dengan tingkat keasaman serbuk sirsak selama periode penyimpanan
tinggi, sehingga diharapkan tingkat 3 bulan disajikan pada Gambar 5.
keasaman tersebut dapat menghambat atau
mencegah pertumbuhan mikroorganisme
pembusuk.

Kadar Gula

Hasil analisis kadar gula selama


penyimpanan dari bulan ke-0 sampai bulan
ke-3, ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 5. Korelasi waktu penyimpanan


dan kadar vitamin C serbuk
sirsak

Berdasarkan data pada Gambar 5


tersebut dapat dilihat terjadinya
kecenderungan penurunan kadar vitamin C
setelah periode penyimpanan 1 bulan.
Gambar 4. K o r e l a s i a n t a r a w a k t u Nweke and Ibiam (2012) melakukan
penyimpanan dan kadar gula penelitian pasca panen sirsak dan
serbuk sirsak hubungannya dengan kerusakan
kandungan gizi sirsak akibat
Berdasarkan data pada Gambar 4 mikroorganisme, dan menyimpulkan bahwa
dapat dilihat bahwa kadar gula serbuk sirsak terjadi penurunan kandungan Vitamin A dan
relatif konstan selama penyimpanan 3 bulan. Vitamin C yang diakibatkan pertumbuhan
Kadar gula serbuk sirsak MS dan MC hanya miroorganisme pembusuk.

73
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)

Total Padatan Terlarut bulan terjadi pada serbuk sirsak MS yaitu


sebesar 125 koloni/g. Nilai ALT ini masih
Total padatan terlarut dapat diartikan memenuhi persyaratan SNI 01-4320-1996.
sebagai besarnya padatan yang terlarut
dalam suatu larutan. Secara grafik hasil
analisis total padatan terlarut produk serbuk
sirsak selama penyimpanan 3 bulan
disajikan pada Gambar 6.

Gambar 7. Korelasi waktu penyimpanan


dan pertumbuhan mikroba
(ALT) pada serbuk sirsak
Gambar 6. Korelasi waktu penyimpanan
dengan total padatan terlarut KESIMPULAN
serbuk sirsak
Te k n i k k o - k r i s t a l i s a s i d a p a t
Berdasarkan grafik pada Gambar 6 dimanfaatkan untuk menghasilkan produk
dapat dilihat setelah penyimpanan 1 bulan serbuk sirsak yang dapat meningkatkan nilai
terjadi kecenderungan penurunan total tambah buah sirsak. Pada proses ko-
padatan terlarut. Cardozo et al (2012) kristalisasi perlu ditambahkan bahan anti-
meneliti karakteristik sifat fisiologis dan fisiko kempal, agar produk tidak menggumpal
kimia buah sirsak, dan menyimpulkan dalam kemasan selama penyimpanan.
terjadinya penurunan total padatan terlarut Berdasarkan karakteristik mutunya, produk
setelah hari ke-6 penyimpanan buah sirsak. serbuk sirsak yang ditambahkan bahan anti-
Penurunan ini disebabkan terjadinya kempal magnesium karbonat memberikan
pemecahan karbohidrat menjadi gula hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
sederhana yang selanjutnya digunakan produk sirsak magnesium silikat dan serbuk
untuk proses respirasi pertumbuhan sirsak magnesium oksida. Produk serbuk
mikroba (Kader, 2002). Hasil analisis total sirsak MC memiliki karakteristik mutu: kadar
padatan terlarut serbuk sirsak setelah air 1,89%, pH 4,17, kadar gula 83,75%,
penyimpanan 3 bulan masih tinggi, yaitu vitamin C 42,7 mg/100g total padatan terlarut
Serbuk Sirsak MC 97,5%, MS 96,6%, dan 98,1%, dan ALT 55 koloni/g, koliform < 3
MO 96,2%. APM, dan tidak mengandung kapang dan
khamir. Karakteristik mutu serbuk sirsak
Cemaran Mikroba yang dihasilkan dengan proses ko-
kristalisasi ini memenuhi persyaratan mutu
Hasil analisis pertumbuhan SNI 01-4320-1996 (Serbuk minuman
mikroorganisme (ALT) pada serbuk sirsak, tradisional).
secara grafis ditunjukkan pada Gambar 7. Penyimpanan produk serbuk sirsak
Penyimpanan serbuk sirsak selama 1 bulan sampai dengan 3 bulan mengakibatkan
nilai ALT relatif konstan, dan kemudian terjadinya peningkatan kadar air, pH, dan
terjadi kecenderungan kenaikan ALT setelah angka lempeng total, dan sebaliknya
masa penyimpanan 1 bulan sampai 3 bulan. mengakibatkan penurunan nilai kadar gula,
Nilai ALT maksimum setelah penyimpanan 3 vitamin C dan total padatan terlarut.

74
Jurnal Litbang Industri, Vol. 3 No. 2, Desember 2013: 67-76

Berdasarkan karakteristik mutunya, produk Characterization of The Soursop Fruit


serbuk sirsak selama penyimpanan 3 bulan (Annona muricata L. cv. Elita). Rev.
tetap memenuhi persyaratan mutu SNI 01- Fac. Nal. Agr. Medellín 65 (1), 6477-
4320-1996 (serbuk minuman tradisional). 6486.

SARAN Desai, K.G.H. and Park, H.J. 2005. Recent


Developments in Microencapsulation
Perlu dilakukan kajian tekno ekonomi of Food Ingredients. Drying
produksi serbuk sirsak dengan teknik ko- Technology, 23, 1361–1394
kristalisasi sehingga dapat dijadikan
sebagai informasi untuk pendirian industri Fasolin, L.H., and Cunha, R.L. 2012.
serbuk sirsak. Soursop Juice Stabilized With Soy
Fractions: A Rheologial Approach.
UCAPAN TERIMA KASIH: Cienc. Tecnol. Aliment., Vol 32, No.3,
558-567.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Indra Neffi Ridwan yang telah Idham, Z., Muhamad, I. I., and Sarmidi, M.R.
mendukung pelaksanaan penelitian ini. 2012. Degradation Kinetics and Color
Stability of Spray-Dried Encapsulated
DAFTAR PUSTAKA Anthocyanins from Hibiscus sabdariffa
L. Journal of Food Process
Abbo, E.S., Olurin, T.O. and Odeyemi, G. Engineering 35, 522–542.
2006. Studies on the storage stability
of soursop (Annona muricata L.) Juice. Jaya, S., and Das, H. 2005. Accelerated
African Journal of Biotechnology Vol. 5 Storage, Shelf-Life and Color of Mango
(19), 1808-1812. Powder. Journal of Food Processing
and Preservation 29, 45 – 62.
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis of
The Association of Official Analytical Kader, A. 2002. Postharvest Technology of
Chemist 18th Edition. USA. Horticultural Crops. Agriculture and
rd
Natural Resources. 3 edition.
Astolfi-Filho, Z., Souza, A.C., Reipert, University of California, Davis, CA.
E.C.D., and Telis, V.N.R. 2005. p.535.
Encapsulation of passion fruit juice by
co-crystallization with sucrose: Lako, J., Trenerry, V.C., Wahlqvist, M.,
crystallization kinetics and physical Wattanapenpaiboon, N.,
properties. Cienc. Tecnol. Aliment. Vol. Sotheeswaran, S., and Premier, R.
25 No.4, 795-801 2007. Phytochemical Flavonols,
Carotenoids and The Antioxidant
BSN. 1992. Cara Uji Gula (SNI 01-2892- Properties of A Wide Selection of Fijian
1992). Badan Standardisasi Nasional, Fruit, Vegetables and Other Readily
Jakarta. Available Foods. Food Chemistry
Volume 101, Issue 4, 1727–1741.
BSN. 1992. Cara Uji Cemaran Mikroba (SNI
01-2897-1992). Badan Standardisasi Larmond, E. 1977. Laboratory Methods for
Nasional, Jakarta. Sensory Evaluation of Food.
Agriculture Canada, Research Branch.
BSN. 1996. Serbuk Minuman Tradisional
(SNI 01-4320-1996). Badan Madene, A., Jacquot, M., Scher, J. and
Standardisasi Nasional, Jakarta. D e s o b r y, S . 2 0 0 6 . F l a v o u r
Encapsulation and Controlled Release
Cardozo, C.J.M., Lozano,V.V., Betancur, - A Review. Int.J. Food Science &
D.P.Y., Velásquez, H.J.C., and Technology. Vol. 41, 1 – 21.
Va l e n z u e l a , J . R . C . 2 0 1 2 .
Physiological and Physico-Chemical

75
Pemanfaatan Teknik Ko-kristalisasi …………. (Lukman Junaidi dkk)

Nweke, C.N. and Ibiam, O.F.A. 2012. Pre deliciosa) during Ripening and Its
and Post Harvest Fungi Associated Influence on Ethylene Biosynthesis
with The Soft Rot of The Fruit of and Antioxidant Activity. Scientia
Annona muricata, and Their Effects on Horticulturae 108(1): 22-28
The Nutrient Content of The Pulp. Am.
J. Food. Nutr, 2012, 2(4): 78-85 Samonte, P.A.L. and Trinidad, P.T. 2013.
Dietary Fiber, Phytonutrients and
Park, Y.S., Jung, S.T., and Gorinstein, S. Antioxidant Activity of Common Fruit
2 0 0 6 . E t h y l e n e Tr e a t m e n t o f Peels as Potential Functional Food
"Hayward" Kiwifruits (Actinidia Ingredient. J. Chem. Eng. 7, 70 - 75.

76

Anda mungkin juga menyukai