Anda di halaman 1dari 14

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN

KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET


MURBEI HITAM (Morus nigra sp.)

ARTIKEL
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik
Jurusan Teknologi Pangan

Oleh:
Puri Siti Rahmawati
12.302.0171

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN
KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET
MURBEI HITAM (Morus nigra sp.)
Puri Siti Rahmawati*),
Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si. **), dan Dr. Tantan Widiantara, ST., MT. ***)
*)
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Dr. Setiabudhi
No. 193, Bandung, 40153, Indonesia
**)
Dosen Pembimbing Utama, ***)Dosen Pembimbing Pendamping

Email : purisiti.rahmawati@gmail.com

ABSTRAK
Sorbet merupakan salah satu makanan pencuci mulut dimana berasal dari pencampuran sari
buah, sukrosa dan bahan penstabil yang memiliki bentuk menyerupai es krim. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penambahan konsentrasi bahan penstabil dan sukrosa serta interaksi
keduanya. Metode penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah menentukan bahan penstabil yang
terpilih menggunakan uji organoleptik. Pada uji organoleptik penelitian pendahuluan memiliki
tahapan yang terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan, blanching,
penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil, pemasakan, temperring, pembekuan
dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Sedangkan pada penelitian utama yaitu menentukan
konsentrasi bahan penstabil CMC dan sukrosa menggunakan metode RAK (Rancangan Acak
Kelompok). Tahapan penelitian utama terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian,
penirisan, blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil CMC, pemasakan,
temperring, pembekuan dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Bahan penstabil yang
terpilih di penelitian pendahuluan yaitu CMC. Hasil dari penelitian utama menunjukkan bahwa
konsentrasi bahan penstabil berpengaruh terhadap tekstur, overrun, kadar air dan vitamin C.
Konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap rasa, aroma, tekstur, kadar air dan vitamin C. Interaksi
antara konsentrasi bahan penstabil CMC dan konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap tekstur dan
kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk sorbet murbei hitam terpilih adalah
perlakuan sampel a3b3 (konsentrasi CMC 0,3% dan konsentrasi sukrosa 25%), karena dilihat dari
uji organoleptik merupakan sampel yang paling disukai panelis dengan aktivitas antioksidan
1954,388 ppm, kadar air 65,76%, vitamin C 22,16 mg/100 g bahan, dan overrun 25,30 %.

Kata Kunci : Sorbet, Murbei Hitam, Morus nigra sp.

PENDAHULUAN Murbei merupakan tanaman yang


dapat berbuah sepanjang tahun
Latar Belakang (Rahmasari, dkk, 2014). Saat ini
terdapat 45.085,5 Ha lahan murbei di
Tumbuhan murbei atau mulberry Indonesia dan sekitar 9.000 hektar
memiliki nama latin Morus sp. Morus diantaranya terdapat di Jawa Barat
merupakan genus yang kecil karena (BPPT, 2005 di dalam Utomo 2013).
terdiri hanya sekitar 15 spesies dan Tanaman murbei merupakan tanaman
dapat tumbuh dengan baik di daerah yang banyak tersebar di Pulau Jawa dan
beriklim sedang di wilayah Asia, Afrika Sulawesi dan memilki kapasitas
dan Amerika (Venkatesh, dkk, 2008 di
dalam Felinahayati, dkk, 2012).

1
produksi yang besar misalnya saja memiliki overrun antara 25-24%, kadar
varietas Nigra (5-8 ton per tahun), gula 25-35% dan bertekstur kasar.
Multicaulis (10-12 ton per tahun), dan Tekstur dari sorbet memiliki
Alba (8-10 ton per tahun) (Dalimartha, kristal-kristal es yang kasar serta mudah
2002). meleleh, oleh karena itu harus
Ditinjau dari komposisi kimiawi ditambahkan bahan penstabil untuk
buahnya, tanaman murbei memiliki mengatasi masalah tersebut supaya
senyawa-senyawa penting yang tekstur sorbet lebih homogen, halus dan
menguntungkan bagi kesehatan tidak mudah meleleh. Bahan penstabil
manusia. Diantaranya adalah kandungan ditambahkan dengan konsentrasi yang
cyanidin yang berperan sebagai berbeda sesuai dengan karakteristik
antosianin, insoquercetin, sakarida, asam buah yang digunakan.
linoleat, asam stearat, asam oleat, dan Jenis bahan penstabil yang
vitamin (karotin, B1, B2, C) (Utomo, digunakan dalam es krim biasa juga
2013). Dilihat dari karakter fisiknya, digunakan untuk pembuatan sorbet.
murbei merupakan buah yang berasa Adapaun jenis-jenis bahan penstabil
segar manis berwarna merah hingga diantaranya CMC (Carboxy Methyl
kehitaman, dan murbei memiliki kadar Cellulose) merupakan bahan penstabil
antosianin hingga 1993 mg/100 g yang yang sering digunakan dalam bahan
mana antosianin berperan sebagai pangan karena memperbaiki tekstur dan
sumber antioksidan (Rahmasari, dkk, kristal es yang terbentuk lebih halus.
2014). Antioksidan merupakan senyawa Karagenan merupakan bahan penstabil
kimia yang dapat menyumbangkan satu yang dapat membentuk gel, larutan
atau lebih elektron kepada radikal bebas, karagenan dapat mengentalkan dan
sehingga radikal bebas dapat diredam menstabilkan partikel-partikel. Serta
sifat radikalnya (Hilwiyah, dkk, 2015). gum arab merupakan bahan penstabil
Pemanfaatan murbei kurang yang bersifat hidrofilik sehingga dapat
diminati karena murbei hanya membentuk larutan koloid atau
dimanfaatkan daunnya untuk pakan ulat membentuk gel sehingga dapat
sutera. Oleh karena itu murbei memiliki memperbaiki kekentalan dan tekstur
potensi yang dapat dijadikan produk bahan pangan terutama frozen dessert.
pangan fungsional yang kaya akan Pada pembuatan sorbet murbei
antioksidan dan memiliki nilai ekonomi menggunakan sukrosa yang berfungsi
tinggi. Buah murbei berpotensi untuk sebagai pemanis. Sukrosa adalah
diolah menjadi produk frozen dessert disakarida yang mempunyai peranan
seperti sorbet yang dapat dinikmati oleh penting dalam pengolahan makanan dan
semua kalangan usia. banyak terdapat pada tebu, bit dan
Sorbet sering diartikan sebagai kelapa kopyor. Untuk industri-industri
makanan penutup yang terbuat dari makanan dan banyak biasa digunakan
hancuran buah (puree) dengan campuran sukrosa dalam bentuk kristal halus dan
air dan sukrosa, memiliki wujud seperti kasar dan dalam jumlah yang cukup
es krim dan memiliki rasa manis yang banyak dipergunakan dalam bentuk
menyegarkan (Wahyuni, 2012). Menurut cairan sukrosa (sirup) (Winarno, 2004).
Arbuckle (1986), sorbet terdiri dari gula, Gula yang ditambahkan pada sorbet
jus buah, dan bahan penstabil, atau dapat berfungsi untuk membuat tekstur sorbet
pula ditambahkan bahan pewarna, lebih baik, sebagai bahan pemanis,
perasa buah-buahan dan asam. Sorbet mencegah pembentukan kristal es yang
lebih besar dan sebagai pengawet.
2
penstabil yang cocok dengan
Manfaat Penelitian
karakteristik murbei dan mendapatkan
Manfaat penelitian ini diharapkan
konsentrasi bahan penstabil serta
dapat memberikan informasi kepada
konsentrasi sukrosa yang sesuai dalam
masyarakat bahwa buah murbei yang
pembuatan sorbet murbei sehingga
kurang diminati dapat dimanfaatkan
diharapkan mendapatkan formulasi yang
menjadi produk diversifikasi pangan dan
terpilih.
menganekaragamkan produk frozen
dessert dengan mengolahnya menjadi Rancangan Penelitian
sorbet serta diharapkan dapat Metode penelitian yang dilakukan
berkembang variasinya. yaitu penelitian pendahuluan
menentukan jenis bahan penstabil
METODE PENELITIAN terpilih yang akan digunakan untuk
Bahan dan Alat Penelitian penelitian utama, dimana terdapat 3 taraf
Bahan-bahan dasar yang yang terdiri dari CMC, gum arab dan
digunakan dalam pembuatan sorbet karagenan. Untuk memilih formulasi
murbei adalah buah murbei segar yang terpilih dilakukan penilaian berdasarkan
didapat dari Cibodas, CMC, gum arab, uji hedonik terhadap 30 orang panelis.
karagenan dari Toko PD. Kijang Mas, Penelitian utama ini merupakan
dan Sukrosa dengan merk Gulaku dari lanjutan dari penelitian pendahuluan
Toserba Yogya. yang bertujuan menentukan perlakuan
Bahan-bahan lain yang digunakan terpilih berdasarkan konsentrasi bahan
untuk analisis sorbet murbei adalah penstabil dan konsentrasi sukrosa dalam
diantaranya metanol, diphenil-2- pembuatan sorbet murbei.
picryllhydrazil (DPPH), aquadest, Rancangan perlakuan yang dilakukan
larutan pati/amilum, larutan iodin dan yaitu Faktor (A) konsentrasi bahan
larutan toluen. penstabil terdiri dari 3 taraf yaitu:
Alat-alat yang digunakan dalam a1 = 0,2 %
pembuatan sorbet murbei adalah neraca a2 = 0,25 %
digital (Mettler Toledo), ice cream a3 = 0,3 %
maker (Sico), blender (Philips), Faktor (B) konsentrasi sukrosa terdiri
saringan, wadah hasil adonan, panci, dari 3 taraf yaitu:
spatula, kompor gas (Rinnai), cup b1 = 15%,
plastik, sendok dan lemari es (Sharp). b2 = 20%,
Alat lain yang digunakan untuk b3 = 25%.
analisis diantaranya spektrofotometer Kombinasi yang dilaksanakan ada
UV-VIS, erlenmeyer (Pyrex), gelas ukur 9, setiap kombinasi diulang 3 kali,
(Pyrex), gelas kimia (Pyrex), neraca sehingga jumlah kombinasi 27 satuan
digital (Mettler Toledo), kompor gas percobaan (Gasperz, 1995).
(Rinnai), tangkrus, filler (D&N), pipet Metode yang digunakan adalah
volume (Iwaki), pipet tetes, glass beaker metode eksperimental dengan
(Pyrex), klem dan statif, kertas saring Rancangan Acak Kelompok Faktorial
(Whatman), buret (Pyrex), labu ukur dan yang terdiri dari konsentrasi bahan
seperangkat alat destilasi. penstabil yang terdiri atas 3 taraf dan
juga konsentrasi sukrosa yang terdiri
Tujuan Penelitian atas 3 taraf.
Tujuan penelitian secara umum Matriks rancangan dapat dilihat
adalah untuk mendapatkan jenis bahan pada tabel model percobaan untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut :
3
Yijk = μ + Kk + Ai + Bj + (AB)ij + ɛij Kelompok ulangan I
a2b1 a1b1 a3b1 a2b2 a1b 2 a 3b 3 a 1b 3 a2b3 a3b2
Keterangan :
Kelompok ulangan II
Yijk = Nilai respon pada pengamatan a1b1 a2b2 a3b3 a2b3 a1b 3 a 3b 2 a 3b 1 a1b2 a2b1
kelompok ke-k dari perlakuan
Kelompok ulangan III
penambahan konsentrasi bahan a3b3 a3b2 a2b2 a3b1 a1b 1 a 2b 3 a 2b 1 a1b3 a1b2
penstabil ke-i dan konsentrasi Berdasarkan rancangan diatas
sukrosa. maka dapat dibuat analisis variansi
i = 1,2,3 (banyaknya variasi (ANAVA) untuk mendapatkan
konsentrasi bahan penstabil) kesimpulan mengenai pengaruh
j = 1,2,3 (banyaknya variasi perlakuan. Hipotesis variansi percobaan
konsentrasi sukrosa) dengan RAK dapat dilihat pada tabel di
k = 1,2,3 (banyaknya ulangan) bawah ini.
μ = Nilai rata-rata perlakuan
Ai = Pengaruh perlakuan dari taraf Tabel 2. Analisis Variansi Percobaan
ke-i faktor konsentrasi bahan dengan RAK
Derajat Jumlah Kuadrat F
penstabil (A) Sumber
Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Tabel
Variansi
Bj = Pengaruh perlakuan dari taraf (db) (JK) (KT) 5%
ke-j faktor konsentrasi sukrosa JKK/
Kelompok r–1 JKK - -
(r-1)
(B) Perlakuan ab – 1 JKP
(AB)ij = Pengaruh interaksi antara taraf Faktor A a–1 JK(A) KT(A) KT(A)/KTG 3,63
ke-i faktor konsentrasi bahan Faktor B b–1 JK(B) KT(B) KT(B)/KTG 3,63
penstabil (A) dan ke-j faktor Interaksi (a- JK
KT(AxB) KT(AxB)/KTG
konsentrasi sukrosa (B). AB 1)(b-1) (AxB)
(r-
Kk = Pengaruh aditif dari kelompok Galat 1)(ab- JKG KTG
ke-k 1)
ɛij = Pengaruh galat dari satuan Total rab-1 JKT
percobaan ke-k yang (Sumber: Gaspersz, 1995).
memperoleh kombinasi Selanjutnya ditentukan daerah
perlakuan ij penolakan hipotesis, yaitu :
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel pada taraf 5% maka
Tabel 1. Rancangan Acak Kelompok tidak ada pengaruh antara rata-rata
(RAK) Dengan Desain Faktorial 3 x 3 dari setiap perlakuan, artinya
Konsentrasi Ulangan
Bahan
perlakuan yang diberikan tidak
Penstabil Konsentrasi berpengaruh terhadap mutu sorbet
(CMC, gum Sukrosa (B) I II III murbei maka hipotesis ditolak.
arab,
karagenan) (A)
2. Jika Fhitung> Ftabel, pada taraf 5% maka
b1 = 15% a1b1 a1b1 a 1b 1 adanya pengaruh antara rata-rata dari
a1 = 0,2% b2 = 20% a1b2 a1b2 a 1b 2 setiap perlakuan, artinya perlakuan
b3 = 25% a1b3 a1b3 a 1b 3
b1 = 15% a2b1 a2b1 a 2b 1
yang diberikan berpengaruh terhadap
a2 = 0,25% b2 = 20% a2b2 a2b2 a 2b 2 mutu sorbet murbei yang dihasilkan,
b3 = 25% a2b3 a2b3 a 2b 3 maka hipotesis diterima dan
b1 = 15% a3b1 a3b1 a 3b 1 selanjutnya dilakukan uji jarak
a3 = 0,3% b2 = 20% a3b2 a3b2 a 3b 2
b3 = 25% a3b3 a3b3 a 3b 3 berganda Duncan pada taraf 5%.
Berdasarkan rancangan diatas
dapat dibuat denah (layout) percobaan
yang dapat dilihat sebagai berikut :

4
Rancangan Respon Tabel 4. Data Hasil Uji Organoleptik
Penentuan Jenis Bahan Penstabil pada
Pada penelitian ini respon yang
Penelitian Pendahuluan
diamati adalah respon kimia, respon Bahan Atribut Mutu Jumlah
fisik dan respon organoleptik. Penstabil Rasa Aroma Warna Tekstur Rata-rata
1. Respon Organoleptik Karagenan
5,156 4,515 4,937 4,519 19,127
(365)
Uji kesukaan disebut uji hedonik. CMC
Dalam uji hedonik panelis diminta untuk 5,274 4,937 5,122 5,315 20,804
(821)
memberikan kesan pribadinya mengenai Gum Arab
5,22 4,722 5,063 5,122 20,127
sifat organoleptik yang terdapat pada (497)
produk. Tingkat-tingkat kesukaan ini Berdasarkan data Tabel 4,
disebut skala hedonik (Soekarto, 1985). menunjukan hasil pengamatan uji
Uji hedonik terhadap sampel hedonik yang paling banyak disukai oleh
Sorbet Murbei dilakukan dengan panelis yaitu jenis bahan penstabil CMC
melibatkan 30 orang panelis dan diminta karena mendapatkan nilai rata-rata
untuk memberikan penilaian terhadap paling besar. Menurut penelitian
warna, rasa, aroma dan tekstur. Wahyuni (2012), jenis bahan penstabil
2. Respon Kimia yang baik pada pembuatan sorbet yaitu
Respon kimia yang dilakukan CMC yang memiliki warna serbuk putih
terhadap Sorbet Murbei terdiri dari : sehingga sorbet menghasilkan warna
1) Penentuan aktivitas antioksidan yang alami. Menurut Dewi (2010), CMC
metode spektrofotometri DPPH pada mempunyai kelebihan daripada bahan
produk 3 terpilih dari respon penstabil lain yaitu mampu mengikat air
organoleptik. dalam kapasitas besar. Sehingga dapat
2) Penentuan kadar vitamin C metode memberikan tekstur yang seragam dan
Iodometri terhadap 27 perlakuan. lembut pada sorbet murbei.
3) Penentuan kadar air metode destilasi Penelitian utama yang dilakukan
terhadap 27 perlakuan. bertujuan untuk mengetahui pengaruh
konsentasi bahan penstabil terpilih
3. Respon Fisik (CMC) dan konsentrasi sukrosa terhadap
Respon fisik yang dilakukan karakteristik sorbet murbei dengan
terhadap produk Sorbet Murbei yaitu konsentrasi CMC sebesar 0,2%, 0,25%
sifat fisik overrun terhadap 27 dan 0,3% serta konsentrasi sukrosa
perlakuan. sebesar 15%, 20% dan 25%.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Respon Organoleptik
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Bahan a. Rasa
Baku Buah Murbei Tabel 5. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa
Sampel Buah Murbei
Terhadap Atribut Rasa Sorbet Murbei
Aktivitas
286,964 ppm Nilai Rata-Rata Rasa Sorbet
Antioksidan Konsentrasi
Murbei pada Taraf Nyata
28,37 mg/100g Sukrosa
Vitamin C 5%
bahan
b1 (15%) 4,678 (a)
b2 (20%) 4,800 (b)
b3 (25%) 4,885 (c)
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf
nyata menunjukan berbeda nyata
berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.

5
Berdasarkan data Tabel 5, dapat bahan pembentuk suspensi, atau koloid
diketahui bahwa semakin besar pelindung yang dapat menghindari
penambahan konsentrasi sukrosa perubahan warna.
semakin disukai oleh panelis. Hal ini Sukrosa yang ditambahkan tidak
disebabkan panelis cenderung lebih berpengaruh terhadap warna sorbet
menyukai rasa manis pada sorbet. murbei. Hal tersebut disebabkan buah
Menurut Marlindawati (2016) murbei memiliki warna alami yaitu
menyatakan bahwa bahan pemanis pigmen antosianin merah dan violet
selain berfungsi untuk memberikan rasa sehingga panelis sulit membedakannya.
manis, juga dapat meningkatkan citarasa Menurut Winarno (1992) faktor-faktor
sehingga meningkatkan penerimaan dan yang menyebabkan suatu bahan
kesukaan konsumen. Bahan pemanis makanan berwarna adalah pigmen alami
akan menurunkan titik beku yang dapat yang terdapat dalam bahan pangan
membentuk kristal-kristal es yang halus. tersebut.
Sedangkan untuk bahan penstabil
c. Aroma
tidak berpengaruh terhadap rasa yang
Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa
dihasilkan sorbet murbei. Menurut
Terhadap Atribut Aroma Sorbet Murbei
penelitian sebelumnya (Hakim, 2016), Nilai Rata-rata
jenis bahan penstabil yang digunakan Kosentrasi Perlakuan Aroma Sorbet
merupakan jenis hidrokoloid yang tidak Sukrosa Murbei pada Taraf
berasa sehingga tidak mempengaruhi Nyata 5%
rasa sorbet. b1 (15%) 4,440 (a)
b2 (20%) 4,689 (b)
b. Warna
b3 (25%) 4,793 (b)
Berdasarkan hasil penelitian Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf
menunjukkan bahwa konsentrasi bahan nyata menunjukan berbeda nyata
penstabil CMC, konsentrasi sukrosa dan berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.
interaksinya tidak berpengaruh nyata Bahan penstabil yang digunakan
terhadap warna sorbet murbei. merupakan sejenis hidrokoloid yang
Bahan penstabil CMC berbentuk tidak memiliki komponen volatil yang
serbuk berwarna putih sehingga tidak dapat menguap sehingga tidak
akan mempengaruhi warna dari produk memberikan pengaruh nyata terhadap
sorbet murbei. Hasil tersebut sesuai aroma bahan makanan (Gliksman, dkk,
dengan penelitian terdahulu, menurut 1984). Menurut Mutiara (2000),
Marlindawati (2016) panelis cenderung penambahan bahan penstabil mungkin
lebih menyukai warna sorbet dengan mengakibatkan terperangkapnya
menggunakan jenis bahan penstabil sebagian komponen aroma di dalam
CMC yang memiliki warna serbuk putih adonan, terutama bila adonan tersebut
sehingga tidak mempengaruhi terhadap mempunyai kekentalan yang lebih
warna sorbet yang menghasilkan warna tinggi.
sorbet menjadi lebih alami. Semakin tinggi penambahan
Bahan penstabil tidak sukrosa maka semakin disukai oleh
mempengaruhi bau dan warna, sehingga panelis. Menurut Marlindawati (2016)
penambahan bahan penstabil tidak hal tersebut disebabkan semakin tinggi
mempengaruhi warna dan aroma kadar sukrosa semakin mendominasi
(Gliksman, dkk, 1984 di dalam Hakim, aroma sukrosa pada suatu produk.
2016). Menurut Tranggono (1988), Disamping itu, menurut Handayani
kemampuan dari hidrokoloid ini (1994) di dalam Fauzan (2007), gula
(penstabil) yaitu berfungsi sebagai
6
yang dipanaskan akan mengalami molekul air sehingga membantu
karamelisasi baik dalam suasana asam mencegah pembekuan kristal es yang
maupun suasana basa. Karamel yang besar, akibatnya tekstur yang dihasilkan
terbentuk akan berpengaruh terhadap lebih lembut (Arbuckle, dkk, 1986 di
aroma produk yang dihasilkan. dalam Mutiara 2000).
Tekstur adalah sesuatu yang
d. Tekstur
bersifat kompleks dan difenisikan
Tabel 7. Pengaruh Interaksi Konsentrasi
sebagai manifestasi sensori dari struktur
CMC dan Konsentrasi Sukrosa
luar dan dalam dari suatu produk. Tiap
Terhadap Atribut Tekstur
Konsentra Konsentrasi Sukrosa
produk pangan memiliki definisi
si Bahan tersendiri untuk tekstur (Gliksman, dkk,
b1 b2 b3 1984). Respon organoleptik tekstur pada
Penstabil
(15%) (20%) (25%) produk sorbet erat kaitannya dengan
(CMC)
A A A mutu pada sorbet itu sendiri, dimana
a1 (0,2%) 4,178 4,589 4,644 sorbet yang memiliki tekstur halus
a b c cenderung lebih disukai oleh panelis.
B B A
a2
4,464 4,678 4,678
2. Respon Fisik
(0,25%)
a b b Tabel 8. Pengaruh Konsentrasi Bahan
B C B Penstabil CMC Terhadap Overrun
a3 (0,3%) 4,444 4,800 5,000 Sorbet Murbei
a b c Kosentrasi Nilai Rata-rata Overrun
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan Bahan Penstabil Sorbet Murbei pada
adanya perbedaan yang nyata pada taraf
5%. Uji Duncan (huruf kecil dibaca secara CMC Taraf Nyata 5%
horizontal dan huruf besar besar secara a3 (0,3%) 25,838 (a)
vertikal). a2 (0,25%) 26,732 (b)
Berdasarkan data Tabel 7, sorbet a1 (0,2%) 27,602 (c)
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf
yang ditambahkan bahan penstabil CMC nyata menunjukan berbeda nyata
dengan konsentrasi yang tinggi akan berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.
menghasilkan tekstur yang lebih lembut
sehingga paling disukai oleh panelis. Tabel 9. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa
Menurut Graham (1997) di dalam Rini Terhadap Overrun Sorbet Murbei
(2012) kenaikan konsentrasi CMC Nilai Rata-rata Overrun
Kosentrasi
dalam larutan juga dapat mengakibatkan Sorbet Murbei pada
Sukrosa
Taraf Nyata 5%
kenaikan kekentalan adonan. Dengan
b3 (25%) 26,099 (a)
meningkatnya kekentalan, maka b2 (20%) 26,823 (b)
semakin banyak air yang terikat b1 (15%) 27,250 (c)
sehingga pembentukan kristal es yang Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf
kasar semakin dapat dihindari dan nyata menunjukan berbeda nyata
berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.
tekstur yang dihasilkan lembut.
Semakin tinggi penambahan Berdasarkan data Tabel 8 dan 9,
sukrosa menyebabkan tekstur sorbet bahwa semakin besar penambahan
semakin baik. Tekstur pada es krim atau bahan penstabil CMC dan konsentrasi
sorbet ditentukan oleh padatan dalam sukrosa maka overrun yang dihasilkan
adonan, konsentrasi dalam gula dan semakin rendah. Hal tersebut disebabkan
kekentalan. Gula menghalangi penambahan CMC dan sukrosa akan
pembekuan produk. Fenomena ini meningkatkan viskositas adonan
terjadi karena molekul gula menarik

7
sehingga overrun sorbet murbei akan tekstur dan kepadatan yang sangat
terhambat. menentukan kualitas es krim (Pandaga
Penggunaan gula dalam jumlah dan Sawitri, 2005).
besar maka akan meningkatkan jumlah
3. Respon Kimia
padatan adonan yang akan
mengakibatkan nilai overrun menurun a. Analisis Kadar Air
(Faridah, 2005 di dalam Handayani Tabel 10. Pengaruh Interaksi
2014). Konsentrasi Bahan Penstabil CMC dan
Bahan Penstabil yang digunakan Konsentrasi Sukrosa terhadap Kadar Air
akan meningkatkan viskositas larutan, Sorbet Murbei
dimana Na-CMC akan terdispersi dalam Konsentra Konsentrasi Sukrosa
air, kemudian butir-butir Na-CMC yang si Bahan
bersifat hidrofilik akan menyerap air dan Penstabil b1 (15%) b2 (20%) b3 (25%)
terjadi pembengkakan. Air yang (CMC)
B B C
sebelumnya ada di luar granula dan a1
76,12 74,01 69,40
bebas bergerak, tidak dapat bergerak (0,2%)
c b a
lagi dengan bebas sehingga keadaan
B B B
larutan lebih mantap dan terjadi a2
75,89 73,48 68,21
peningkatan viskositas (Fennema, 1996). (0,25%)
c b a
Menurut Arbuckle (1986), A A A
menyatakan bahwa jika kekentalan a3
73,82 72,53 65,76
adonan meningkat maka daya (0,3%)
c b a
pengembangan (overrun) akan semakin Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan
menurun. Air yang terikat di dalam adanya perbedaan yang nyata pada taraf
5%. Uji Duncan (huruf kecil dibaca
struktur molekul menyebabkan adonan
secara horizontal dan huruf besar besar
semakin kental. Semakin kental adonan, secara vertikal).
tegangan permukaan adonan menjadi
lebih tinggi. Akibatnya udara sukar Berdasarkan data Tabel 10,
menembus permukaan adonan dan semakin meningkatnya konsentrasi
produk lebih sukar mengembang. sukrosa maka kadar air sorbet murbei
Nilai overrun yang baik untuk menjadi menurun. Hal tersebut
produk sorbet berkisar 25% - 45%. disebabkan oleh sukrosa bersifat
Overrun yang terlalu kecil berakibat higroskopis yang akan menyerap air
tekstur menjadi keras dan sebaliknya pada bahan pangan sehingga menjadi air
apabila terlalu besar produk mudah terikat yang akan sulit diuapkan
meleleh (Arbuckle, 1986). Nilai overrun sehingga semakin banyak penambahan
sorbet murbei berada diatas 25%, hal sukrosa maka kadar air akan menurun.
tersebut menunjukkan sorbet murbei Menurut Estiasih dan Ahmadi (1998) di
memiliki overrun yang cukup baik. dalam Siregar (2016), gula yang bersifat
Overrun merupakan salah satu osmosis akan menarik air dari dalam
parameter yang penting dalam industri bahan sehingga kadar air bahan dan Aw
es krim karena semakin besar nilai bahan menjadi rendah.
overrun maka tekstur semakin baik. Semakin meningkatnya
Overrun dapat dihasilkan dari konsentrasi bahan penstabil CMC maka
pengadukan (agitasi) pada saat proses kadar air semakin turun. Hal tersebut
pembekuan, tanpa adanya overrun es disebabkan penambahan bahan penstabil
krim akan berbentuk gumpalan masa akan meningkatkan padatan dalam
yang keras. Overrun mempengaruhi produk sehingga kadar air akan semakin
8
menurun. Disamping itu, air yang Semakin tinggi penggunaan
terdapat dalam sorbet murbei diikat oleh sukrosa maka vitamin C akan semakin
bahan penstabil CMC sehingga menjadi kecil hasilnya. Menurut Selviana (2016),
air terikat dan sulit untuk dibebaskan. hal itu disebabkan karena penambahan
Menurut Dewi (2010), adanya sukrosa akan menyebabkan suasana
penambahan bahan penstabil (CMC) lebih netral dimana pH akan meningkat
yang dapat mengikat atau menyerap air dan vitamin C lebih stabil di suasana
bebas dalam jumlah yang besar sehingga yang asam. Gula pasir berperan
keadaan larutan menjadi lebih mantap menyempurnakan rasa manis dan
dan terjadi peningkatan viskositas meningkatkan kekentalan dan dapat
larutan. menetralkan asam (Buckle, dkk, 1987 di
Kandungan kadar air dalam bahan dalam Selviana, 2016).
makanan ikut menentukan acceptability, Semakin tinggi penambahan
kesegaran, dan daya tahan bahan itu bahan penstabil CMC kandungan
(Winarno, 1992). Kadar air merupakan vitamin C semakin meningkat hasilnya.
karakteristik kimia yang sangat Menurut Puteri (2015) meningkatnya
berpengaruh pada bahan pangan, karena CMC maka bahan-bahan akan stabil dan
dapat mempengaruhi kenampakan, vitamin C yang mudah larut dalam air
tekstur dan cita rasa makanan dapat diikat oleh CMC sehingga
(Sudarmadji, 2003). kerusakan vitamin C akan semakin
kecil.
b. Analisis Vitamin C
Buah murbei memiliki kandungan
Tabel 11. Pengaruh Konsentrasi Bahan
vitamin C sebesar 28,37 mg/100 g
Penstabil CMC Terhadap Kadar Vitamin
bahan. Pada hasil analisis kadar vitamin
C Sorbet Murbei
C sorbet murbei terjadi penurunan kadar
Rata-rata Kadar
Konsentrasi vitamin C. Hal tersebut disebabkan oleh
Vitamin C (mg/100g)
Bahan Penstabil sifat vitamin C yang mudah rusak.
Sorbet Murbei pada
(CMC) Disamping itu pada pembuatan sorbet
Taraf Nyata 5%
murbei tersebut dilakukan proses
a1 (0,2%) 21,982 (a) blanching, pengancuran, penyaringan
a2 (0,25%) 22,378 (a) dan pemasakan sehingga akan terjadi
a3 (0,3%) 23,149 (b) penurunan kadar vitamin C.
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf Dari semua vitamin yang ada,
nyata menunjukan berbeda nyata
berdasarkan uji lanjut Duncan 5%. vitamin C merupakan vitamin yang
Tabel 12. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa paling mudah rusak. Disamping sangat
Terhadap Kadar Vitamin C Sorbet larut dalam air, vitamin C mudah
Murbei teroksidasi dan proses tersebut
Rata-rata Kadar dipercepat oleh panas, sinar, alkali,
Konsentrasi Vitamin C (mg/100g) enzim, oksidator, serta katalis tembaga
Sukrosa Sorbet Murbei pada dan besi. Oksidasi akan terhambat bila
Taraf Nyata 5% vitamin C dibiarkan dalam keadaan
b3 (25%) 21,431 (a)
asam, atau pada suhu rendah (Winarno,
1992).
b2 (20%) 22,677 (b)
b1 (15%) 23,401 (b)
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf
nyata menunjukan berbeda nyata
berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.

9
Tabel 13. Pemilihan Produk Terpilih 50%. Prinsip kerja dari pengukuran ini
Sorbet Murbei Berdasarkan Uji Skoring adalah adanya radikal bebas stabil yaitu
Kode
Atribut Mutu
Vita
DPPH yang dicampurakan dengan
War Aro Tek Over Kadar Total
Sampel
na
Rasa
ma stur run Air
min senyawa antioksidan yang memiliki
C
a1b1 1 2 1 1 5 5 4 19 kemampuan mendonorkan hidrogen,
a1b2 3 3 3 3 5 4 3 24 sehingga radikal bebas dapat diredam
a1b3 1 4 3 3 4 2 1 18
a2b1 1 1 1 2 4 5 5 19
(Zuhra dkk, 2008).
a2b2 5 4 4 3 3 4 3 26 Menurut molyneux (2004), bahwa
a2b3 3 3 3 3 2 2 1 17
a3b1 3 2 2 2 2 4 5 20
suatu zat mempunyai sifat antioksidan
a3b2 4 2 2 4 1 4 4 21 bila nilai IC50 yang diperoleh berkisar
a3b3 5 5 5 5 1 1 4 26 antara 200-1000 ppm, dimana zat
Tabel 14. Hasil Pengujian Aktivitas tersebut kurang aktif namun masih dapat
Antioksidan (ppm) terhadap Sorbet berpotensi sebagai zat antioksidan.
Murbei KESIMPULAN DAN SARAN
No Sampel Nilai IC50 (ppm)
1 a1b2 1657,540 Kesimpulan
2 a2b2 1747,429
3 a3b3 1954,388 Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai
Berdasarkan data Tabel 23, dapat
berikut:
dikatakan bahwa kekuatan antioksidan
1. Berdasarkan hasil analisis bahan
sorbet murbei termasuk ke dalam
baku buah murbei memiliki nilai
kategori lemah (tidak aktif).
aktivitas antioksidan 286,964 ppm
Hasil analisis analisis aktivitas dan kadar vitamin C sebesar 28,37
antioksidan pada buah murbei sebesar
mg/100g bahan.
286,964 ppm. Melihat hasil antioksidan
2. Pada penelitian pendahuluan
dari produk terpilih mengalami
penurunan yang cukup drastis. Hal penentuan bahan penstabil
tersebut disebakan adanya pencampuran berdasarkan uji organoleptik (warna,
bahan lain dan proses pemanasan selama rasa, aroma dan tekstur), maka
pengolahan. Proses blanching pada sampel yang terpilih yaitu CMC
bahan baku dan pemanasan ketika dengan kode sampel 821.
pencampuran adonan sorbet 3. Pada penelitian utama menunjukkan
o
menggunakan suhu 70 C, karena bahwa penambahan konsentrasi
menurut Utomo (2013) antosianin stabil bahan penstabil (CMC) berpengaruh
dibawah suhu 60oC. Dimana antosianin terhadap atribut tekstur, overrun,
yang terkandung dalam buah murbei kadar air dan vitamin C. Sedangkan
berperan sebagai sumber antioksidan konsentrasi sukrosa berpengaruh
(Rahmasari, dkk, 2014). terhadap atribut rasa, aroma tekstur,
Menurut Zuhra, dkk (2008), overrun, kadar air dan vitamin C.
tingkat kekuatan antioksidan senyawa 4. Interaksi antara penambahan
uji menggunakan metode DPPH dapat konsentrasi bahan penstabil (CMC)
digolongkan menurut IC50. Semakin dan konsentrasi sukrosa berpengaruh
kecil nilai IC50 berarti semakin tinggi terhadap tekstur dan kadar air pada
aktivitas antioksidannya. sorbet murbei.
Nilai IC50 didefinisikan sebagai 5. Pada penilaian utama penilaian
besarnya konsentrasi senyawa uji yang skoring terhadap keseluruhan respon
dapat meredam radikal bebas sebanyak organoleptik dan respon kimia
10
sehingga sehingga terpilih sampel 3 DAFTAR PUSTAKA
terpilih sorbet murbei yaitu a1b2
(konsentrasi CMC 0,2% dan Arbuckle, W. S. 1986. Ice Cream 4th
konsentrasi sukrosa 20%), a2b2 Edition. Published by Van
(konsentrasi CMC 0,25% dan Nostrand Reinhold Company,
konsentrasi sukrosa 20%), dan a3b3 New York.
(konsentrasi CMC 0,3% dan
Dalimartha, S. 2002. Jenis-jenis
konsentrasi sukrosa 25%). Ketiga
Tumbuhan Obat Indonesia.
sampel terpilih secara bertutut-turut
Trubus Agriwidya, Jakarta.
memiliki nilai aktivitas antioksidan
sebesar 1657,54 ppm, 1747,429 ppm, Dewi, R. K., 2010. Stabilizer
dan 1954,388 ppm. Concentration and Sucrose to
6. Produk sorbet paling terpilih dari The Velva Tomato Fruit
keseluruhan respon diperoleh pada Quality. Jurnal Teknik Kimia.
sampel a3b3, karena dilihat dari uji ITN, Malang.
organoleptik merupakan sampel yang Fauzan, A. 2007. Pengaruh
paling disukai oleh panelis dengan
Penambahan Na-CMC dan
aktivitas antioksidan sebesar Gula Pasir Terhadap Kualitas
1954,388 ppm, kadar air 65,76%, Sari Buah Nangka (Jackfruit).
kadar vitamin C 22,16 mg/100 g Staf Pengajar Fakultas Pertanian.
bahan, dan overrun 25,30 %. Universitas Pekalongan, Jawa
Saran Tengah.
Felinahayati., Hakim, E. H., Syah, Y.
Berdasarkan hasil penelitian
M., dan Juliawaty, L. D. 2012.
tersebut, maka penulis memberikan
Senyawa Morusin dan
saran sebagai berikut :
Tumbuhan Murbei Hitam
1. Perlu adanya analisis senyawa lain
(Morus nigra). Jurnal Program
seperti kadar antosianin pada sorbet
Studi Kimia. Universitas
murbei.
Sriwijaya, Sumatera Selatan.
2. Perlu adanya analisis waktu leleh
pada sorbet murbei. Fennema, O. R., M. Karen, dan D. B.
3. Perlu dilakukan lebih lanjut Lund. 1996. Principle of Food
mengenai konsentrasi bahan Science. The AVI Publishing,
penstabil yang bervariasi, yang Connecticut.
mungkin digunakan dalam Gaspersz. 1995. Teknik Analisis dalam
pembuatan sorbet. Penelitian Percobaan. Tarsito,
4. Suhu pemasakan adonan sorbet perlu Bandung.
dikurangi supaya tidak memperkecil
aktivitas antioksidan pada produk. Glicksman, M. 1984. Food
5. Diharapkan ada penganekaragaman Hydrocolloid. CRC Press Inc.
produk dengan bahan baku buah- Boca Raton, Florida.
buahan yang lain yang berpotensi Hakim, V. N. 2015. Pengaruh Jenis
dijadikan sorbet. Bahan Penstabil dan
Konsentrasi Sukrosa Terhadap
Karakteristik Sorbet Salak
Varietas Bongkok (Salacca
edulis Reinw). Skripsi Jurusan

11
Teknologi Pangan. Universitas Methyl Cellulose) dan Lama
Pasundan, Bandung. Penyimpanan Terhadap Mutu
Sorbet Sari Buah. Jurnal
Handayani, N., Sulistyowati, M., dan
Program Studi Ilmu dan
Sumarmono, J. 2014. Overrun,
Teknologi Pangan. Universitas
Waktu Leleh dan Kesukaan Es
Sumatera Utara, Medan.
Krim Yoghurt Susu Sapi
dengan Persentase Gula yang Rahmasari, H., dan Susanto, W. H.
Berbeda. Jurnal Fakultas 2014. Ekstraksi Osmosis Pada
Peternakan. Unsoed, Purwokerto. Pembuatan Sirup Murbei
(Morus alba L.) Kajian Proporsi
Hilwiyah, A., Lukiati, B., dan
Buah : Sukrosa dan Lama
Nugrahaningsih. Skrining
Osmosis. Jurnal Jurusan
Fitokimia dan Uji Antioksidan
Teknologi Hasil Pertanian.
serta Kadar Total Fenol –
Universitas Brawijaya, Malang.
Falvonoid Ekstrak Etanol
Murbei (Morus alba L.). Jurnal Rini, A. K., Ishartanti, D., dan Basito.
Jurusan Kimia. Universitas Negeri Pengaruh Kombinasi Bahan
Malang, Malang. Penstabil CMC dan Gum Arab
Terhadap Mutu Velva Wortel
Marlindawati, D. 2016. Pengaruh Jenis
(Daucus Carota L.) Varietas
Bahan Penstabil dan
Selo dan Varietas Tawamangu.
Konsentrasi Sukrosa Terhadap
Jurnal UNS, Surakarta.
Karakteristik Sorbet Belimbing
Varietas Dewa (Averrhoa Selviana, S. 2016. Pengaruh
carambola L). Skripsi Fakultas Konsentrasi Karagenan dan
Teknik. Universitas Pasundan, Gula Pasir Terhadap
Bandung. Karakteristik Minuman elly
Black Mulberry (Morus nigra
Molyneux, P. 2004. The Use of The L.). Artikel Teknologi Pangan.
Stable Free Radical UNPAS, Bandung.
Diphenylpicryl-hydrazyl
(DPPH) for Estimating Siregar, G., Setyohadi, dan
Antioxidant Activity. Ridwansyah. 2016. Pengaruh
Songklanakarin J. Sci. Lama Fermentasi dan
Technol. Konsentrasi Gula Terhadap
Mutu Manisan Kulit
Mutiara, D. A. 2000. Pengaruh Jenis Semangka. Jurnal Rekayasa
dan Konsentrasi Bahan
pangan dan Pertanian. USU,
Penstabil pada Velva Nenas
(Ananas comosus (L) Merr). Medan.
Skripsi Teknologi Pertanian. IPB, Soekarto, E. 1985. Penilaian
Bogor. Organoleptik untuk Industri
Pandaga, M., dan M. E. Sawitri. 2006. Pangan dan Hasil Pertanian.
Membuat Es Krim yang Sehat. Penerbit Bintara Karya Aksara,
Trubus Agrisarana, Surabaya. Jakarta.

Puteri, F., R. J. Nainggolan, dan L. N. Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi


Limbong. 2015. Pengaruh Pangan. PAU Pangan dan Gizi
Konsentrasi CMC (Carboxy UGM, Yogyakarta.

12
Tranggono. 1988. Biokimia dan
Fisiologi Karbohidrat. Pusat
Antar Universitas Pangan dan
Gizi. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Wahyuni, F. 2012. Kajian Jenis dan
Konsentrasi Bahan Penstabil
Terhadap Karakteristik Sorbet
Sirsak. Artikel Universitas
Pasundan, Bandung.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan
dan Gizi. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan
dan Gizi. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Zuhra, C. F., Tarigan, J. B., dan
Sitohang, H. 2008. Aktivitas
Antioksidan Senyawa Flavonoid
dari Daun Katuk (Sauropus
androgunus (L) Merr.). Journal
Vol. 3 Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sumatera Utara,
Medan.

13

Anda mungkin juga menyukai