Anda di halaman 1dari 8

FERMENTASI BUAH MARKISA (PASSIFLORA)

MENJADI ASAM SITRAT

Redho Ovelando, Mutiara Alytsia Nabilla, Azhary H Surest*


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

Abstrak

Buah markisa mengandung asam sitrat dalam kandungan yang tinggi, yaitu 2,4 – 4,8%. Penelitian ini
menggunakan metode fermentasi dengan menggunakan buah markisa kuning dan markisa manis.
Penelitian ini menggunakan variasi volum jamur 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml dan waktu fermentasi
dengan variasi 1 hari, 3 hari dan 5 hari. Zat kapur digunakan untuk membentuk endapan garam sitrat.
Endapan tersebut dicampurkan dengan larutan asam sulfat sehingga menghasilkan larutan asam sitrat.
Pada markisa kuning dengan penambahan volum jamur 50 ml dan waktu fermentasi 5 hari didapat persen
asam sitrat tertinggi yaitu 4,46 %.

Kata Kunci : asam sitrat, fermentasi, garam sitrat, asam sulfat

Abstract

Passion fruit contains citric acid at high content, ie 2.4 to 4.8%. The research was conducted by a
fermentation process using yellow passion fruit and passion fruit sweet. The research used a variation of
the volume of mushrooms 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml and fermentation time with a variation of 1
day, 3 day and 5 days. Calcium hydroxide used to form citrate salt precipitate. The precipitate was mixed
with a solution of sulfuric acid to produce citric acid solution. Yellow passion fruit with addition of 50 ml
volume of fungi and time of fermentation of 5 days produced the highest citric acid content 4.46%.

Keywords: citric acid, fermentation, salt, citric acid, sulfuric acid


Buah markisa memiliki banyak manfaat
bagi kesehatan karena memiliki kandungan
nutrisi yang berkhasiat. Buah markisa indentik
mempunyai rasa masam sehingga jarang
1. PENDAHULUAN
dimanfaatkan secara langsung dan hanya dibuat
sebagai bahan minuman. Padahal buah markisa
Buah markisa merupakan salah satu jenis merupakan bahan baku penghasil asam sitrat
buah impor yang kemudian berhasil yang baik.
dikembangkan di Indonesia. Budidaya markisa Buah markisa mengandung asam sitrat
tidak susah karena markisa cocok dengan jenis dalam konsentrasi tinggi. Kandungan asam sitrat
tanah apapun asalkan unsur hara serta bahan pada buah markisa berkisar antara 2,4 – 4,8%.
organiknya cukup. Untuk penanamannya tidak (Malaka, 2010). Asam sitrat tersebut dapat
sulit, hanya saja tanaman ini harus dibuatkan diperoleh dengan cara fermentasi, dan tidak
tiang rambatan. Tiang rambatan yang baik memerlukan biaya yang mahal, serta dapat
adalah dengan menggunakan pucuk bambu diterapkan dalam skala kecil.
tanpa kawat karena bisa merangsang Asam sitrat merupakan asam organik
pertumbuhan markisa serta jumlah buahnya. lemah yang terdapat pada daun dan buah
Indonesia merupakan negara yang agraris yang tumbuhan tertentu. Senyawa ini merupakan
beriklim tropis sehingga perkembangan tanaman bahan pengawet alami yang baik dan dapat juga
markisa sangat bagus. dipakai untuk mengatur tingkat kemasaman pada

1
berbagai pengolahan makanan dan minuman
ringan. Penggunaan asam sitrat ke dalam Tabel 1. Kandungan Karbohidrat Markisa
makanan cenderung aman karena mudah Kuning
dimetabolisme dan dikeluarkan oleh tubuh. Zat Component Markisa Kuning
ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih
yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan. A. Karbohidrat (%)
Asam sitrat termasuk salah satu produk – Fructosa 29,4
andalan yang di ekspor Indonesia ke berbagai – Glucosa 38,1
negara. Termasuk negara-negara maju seperti – Sucrosa 32,4
Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan lain-lain. Sumber : Ashurst, P. R. 1995
Kebutuhan dunia akan asam sitrat terus
meningkat dari tahun ke tahun dan produksi
Markisa konyal atau manis banyak
asam sitrat setiap tahunya meningkat sebesar
ditanam di daerah Lembang (Jawa Barat)
23%. Produksi asam sitrat nasional menurut Biro
sehingga populer disebut markisa konyal
Pusat Statistik (BPS,1993) pada tahun 1991
Lembang. Varietas ini mempunyai karakteristik
adalah 3.063 ton/tahun dengan nilai
morfologi sebagai berikut :
Rp.5.055.444.000,00 dan produksi tersebut
a. Batang tanaman agak halus, sedikit
diperkirakan akan meningkat seiring dengan
berkayu, berumur panjang, dan bersifat
perkembangan industri makanan, kosmetik, dan
menjalar.
obat-obatan (Riveri, 2012).
b. Buah berbentuk oval sampai bulat lonjong,
Melihat banyaknya kegunaan dari asam
berukuran panjang 5 cm – 7 cm.
sitrat, maka dilakukan penelitian untuk
c. Buah muda berwarna ungu, sedangkan buah
menghasilkan asam sitrat tersebut. Pada
tua berwarna kuning tua (orange).
penelitian sebelumnya menggunakan limbah
d. Biji keras, berjumlah banyak, dan berwarna
buah jeruk. Limbah tersebut dianggap kurang
cokelat kekuningan. Selaput biji
efektif karena asam sitrat yang dihasilkan masih
mengandung cairan yang manis sehingga
sangat sedikit. Maka dicari alternatif lain dengan
dapat dikonsumsi sebagai buah segar.
menggunakan buah markisa.
e. Markisa manis memiliki kadar glukosa
Dengan latar belakang ini memacu ide
sebesar 13,8 % dan pH 4,0 – 5,5.
peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
(Rukmana, 2003).
buah markisa dengan proses fermentasi untuk
mendapatkan asam sitrat. Selain itu, peneliti juga
ingin mengetahui proses fermentasi dan faktor – Fermentasi
faktor yang mempengaruhi proses fermentasi Fermentasi adalah reaksi dengan
buah markisa tersebut. Sehingga melalui menggunakan biokatalis untuk mengubah bahan
penelitian ini buah markisa dapat lebih baku menjadi produk. Biokatalis yang digunakan
dimanfaatkan lagi selain digunakan sebagai adalah bakteri, yeast atau jamur (fungi) (Riadi,
bahan minuman. 2007). Beberapa langkah utama yang
diperlukan dalam melakukan proses fermentasi,
Markisa yaitu :
Markisa yang digunakan a. Seleksi mikroba atau enzim yang sesuai
dalam penelitian ini adalah markisa kuning dan dengan tujuan.
markisa konyal atau manis. b. Seleksi media sesuai dengan tujuan.
Markisa kuning disebut juga buah rola c. Sterilisasi semua bagian penting untuk
atau yellow passion fruit. Adapun karakteristik mencegah kontaminasi.
markisa kuning adalah sebagai berikut: d. Teliti semua perlengkapan terutama pada
a. Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah bagian pengendalian proses.
tua berwarna kuning berbintik-bintik putih. e. Evaluasi hasil maupun proses
b. Buah berukuran sebesar bola tenis, secara menyeluruh.
berdiameter 5 cm – 6 cm, dan beraroma (Febrianty dkk, 2007).
sangat kuat.
c. Rasa buah masam dengan jus berwarna Saccharomyces Cerevisiae
kuning sehingga cocok dibuat jus atau sirup. S. cerevisiae merupakan khamir sejati
d. Markisa kuning memiliki pH 3-4,5. tergolong eukariot yang secara morfologi hanya
(Rukmana, 2003). membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong,
silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi
2
oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan Genus : Aspergillus
membelah diri melalui "budding cell". Spesies : Aspergillus Niger
Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan Aspergillus Niger berwarna coklat kehitaman,
lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia hidup di tempat yang lembab, bersifat parasit
bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik dan beracun. (Febrianty dkk, 2007).
mempunyai koloni berbentuk bulat, warna
kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur
lunak dan memiliki sel bulat dengan askospora
1-8 buah (Nikon, 2004) . Taksonomi Asam Sitrat
Saccharomyces spp. menurut Sanger (2004), Asam sitrat merupakan suatu senyawa
sebagai berikut : organik, yang banyak ditemukan pada daun dan
Super Kingdom : Eukaryota buah tumbuhan yang mempunyai rasa asam
Phylum : Fungi (Anonim, 2012). Senyawa ini merupakan bahan
Subphylum : Ascomycota pengawet alami yang baik, selain dipakai
Class : Saccharomycetes sebagai penambahan rasa masam pada makanan
Order : Saccharomycetales juga dapat digunakan untuk minuman ringan.
Family : Saccharomycetaceae Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai
Genus : Saccharomyces senyawa antara yang penting dalam metabolisme
Species : Saccharomyces cerevisiae makhluk hidup, sehingga ditemukan pada
Khamir dapat berkembang biak dalam gula hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat
sederhana seperti glukosa, maupun gula digunakan sebagai zat pembersih yang ramah
kompleks disakarida yaitu sukrosa (Marx, lingkungan dan sebagai antioksidan.
1991). Selain itu untuk menunjang kebutuhan Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis
hidup diperlukan oksigen, karbohidrat, dan buah dan sayuran, namun ditemukan pada
nitrogen . Pada uji fermentasi gula-gula konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8 %
mempunyai reaksi positif pada gula dekstrosa, bobot kering. Rumus kimia asam sitrat adalah
galaktosa, sukrosa, maltosa, raffinosa, C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel
trehalosa, dan negatif pada gula laktosa informasi di bawah). Struktur asam ini tercermin
(Lodder, 1970). pada nama IUPAC nya asam 2hidroksi-1,2,3-
Komposisi kimia S. cerevisiae terdiri propanatrikarboksilat. (Febrianty dkk, 2007).
atas : protein kasar 50-52%, karbohidrat ; 30 -
37%; lemase 4 - 5%; dan mineral 7 - 8% Tabel 2. Sifat – Sifat Umum Asam Sitrat
(Reed dan Nagodawthana, 1991). S.
Rumus
cerevisiae mempunyai beberapa enzim yang Bangun
mempunyai fungsi penting yaitu intervase,
peptidase dan zimase. Enzim peptidase
mempunyai 96 gen dan yang homolog inaktif
sebanyak 32 (Ahmad, 2005).
Rumus C6H8O7, atau
Aspergillus Niger Kimia CH2(COOH)•COH(COOH)•CH2
Sebagai inokulum pada pembuatan asam (COOH)
sitrat digunakan strain-strain tertentu dari
Aspergillus Niger, Aspergillus Berat 192,13
fumaricus, Aspergillus japonicus, atau Molekul
Aspergillus wentii. Nama asam2-hidroksi-
Pada penelitian ini digunakan sejumlah strain Lain 1,2,3propanatrikarboksilat
Aspergillus Niger karena memiliki kemampuan
produksi yang paling baik dalam fermentasi Sumber : www. wikipedia. com
asam sitrat (Currie, 1917). Adapun Aspergillus
Niger mempunyai taksonomi sebagai berikut : Tabel 3. Sifat – Sifat Fisika dan Kimia
Divisi : Mikota Asam Sitrat
Kelas : Eumycetes
Sub-Ordo : Ascomycetes Sifat Fisika Sifat Kimia
Ordo : Eurotiales Kontak langsung
Famili : Eurotiaceae Berat molekul : 192 (paparan)
3
gr/mol terhadap Asam anhidrat dengan
Sitrat kering atau pemanasan pada
larutan dapat suhu 70-75°C.
menyebabkan Berbentuk kristal Jika dipanaskan
iritasi kulit dan berwarna putih, di atas suhu
mata. tidak berbau, dan 175°C akan
Mampu terurai
Spesific gravity : mengikat ion-ion memiliki rasa asam. (terdekomposisi)
1,54 (20°C) logam sehingga dengan melepaskan karbon
dapat digunakan
dioksida
sebagai
pengawet dan (CO2) dan air
penghilang (H2O).
kesadahan
dalam Sumber : www. wikipedia. com
air.
Pembuatan Asam Sitrat
Keasaman Asam Dalam proses produksi asam sitrat yang
Titik lebur : Sitrat didapatkan sampai saat ini lazim digunakan, biakan kapang
153°C dari tiga gugus Aspergillus niger diberi glukosa agar
karboksil - membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring
dari larutan yang dihasilkan, asam sitrat diisolasi
COOH yang
dengan cara mengendapkannya dengan kalsium
dapat melepas
hidroksida membentuk garam kalsium sitrat.
proton dalam
Asam sitrat di regenerasikan dari kalsium sitrat
larutan. dengan penambahan asam sulfat.
Asam sitrat dapat Cara lain pengisolasian asam sitrat dari
Titik didih : berupa kristal hasil fermentasi adalah dengan
175°C anhidrat yang ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon
bebas air atau senyawa basa organik trilaurilamina yang diikuti
berupa kristal dengan re-ekstraksi dari larutan organik tersebut
monohidrat yang dengan air. (Febrianty dkk, 2007).
mengandung satu
molekul air Kegunaan Asam Sitrat
untuk setiap Penggunaan utama asam sitrat saat ini
molekulnya. adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan
pengawet makanan dan minuman, terutama
Bentuk anhidrat
minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat
Kelarutan dalam Asam Sitrat
aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat
air mengkristal
sitrat sebagai larutan penyangga digunakan
: 207,7 gr/100 ml dalam air sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih
(25°C) panas, dalam rumah tangga dan obat-obatan.
sedangkan Kemampuan asam sitrat untuk mengkelat
bentuk logam menjadikannya berguna sebagai bahan
monohidrat sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat logam
didapatkan dari pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun
kristalisasi Asam dan deterjen membentuk busa dan berfungsi
Sitrat dalam air dengan baik tanpa penambahan zat penghilang
dingin. kesadahan. Demikian pula, asam sitrat
Bentuk digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion
Pada titik monohidrat yang digunakan pada alat penghilang kesadahan
didihnya asam Asam Sitrat dengan menghilangkan ion-ion logam yang
sitrat terurai terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut
dapat diubah
(terdekomposisi). sebagai kompleks sitrat.
menjadi bentuk

4
Asam sitrat digunakan di dalam industri
bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi
(passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian
tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam
nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah
digunakan untuk keperluan tersebut, sementara
asam sitrat tidak. Asam sitrat dapat pula
ditambahkan pada es krim untuk menjaga
terpisahnya gelembung-gelembung lemak.
Dalam resep makanan, asam sitrat dapat juga
digunakan sebagai pengganti sari jeruk. (Ahira,
2012).

2. METODOLOGI PENELITIAN

Bahan yang digunakan :


Bahan untuk Pembuatan Starter
Kentang, dextrose, agar – agar murni, aquadest,
sukrosa, CaCO3, (NH4)2SO4 , KH2PO4, MgSO4
7H2O

Bahan untuk Proses Fermentasi


Buah markisa kuning dan buah markisa manis,
yeast, Aspergillus Niger, larutan asam sulfat 0,1
M, larutan NaOH 0,1 M, Indikator
Phenolphtalein, zat Kapur, aquadest. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat yang digunakan :


Untuk Pembuatan Starter 1,5
Beker gelas, tabung reaksi, batang pengaduk, V = 10
Asam Sitrat (%)

saringan, hot plate, shaker, autoclave, api 1 ml


bunsen, jarum oase.
V = 20
Untuk Proses Fermentasi
0,5 ml
Erlenmeyer, peralatan titrasi, buret, statif, gelas
ukur, pipet tetes, batang pengaduk, pH meter, V = 30
hot plate, neraca analitis, kertas saring. 0 ml
0 5 10
Prosedur Percobaan
Waktu Fermentasi (hari)
Gambar 2. Grafik Hubungan Lama Waktu
Fermentasi Terhadap Persentase Asam Sitrat
dari Buah Markisa Manis (MM)

5
5 Volum Jamur (ml)
4 t=1
Asam Sitrat (%)

hari Gambar 3. Grafik Hubungan Volum Jamur


3 yang Digunakan Terhadap Persentase Asam
t=3 Sitrat dari Buah Markisa Kuning (MK)
2 hari
1 t=5
0 hari
0 50 100
pertumbuhan lambat. Dimana pada fase ini
Gambar 1. Grafik Hubungan Lama Waktu pertumbuhan jamur diperlambat karena
Fermentasi Terhadap Persentase Asam Sitrat pembelahan sel tidak stabil terhambat oleh hasil
dari Buah Markisa Kuning (MK) – hasil metabolisme sel.
Pada waktu fermentasi 5 hari persen asam
sitrat yang dihasilkan semakin meningkat. Hal
Pada fermentasi ini digunakan dua jenis ini disebabkan karena jamur Aspergillus Niger

buah markisa yaitu markisa kuning dan markisa mengalami fase pertumbuhan logaritmik dimana
manis. Dilihat dari jenis buah yang digunakan jamur membelah diri dengan sangat cepat dan
buah markisa kuning menghasilkan asam sitrat konstan mengikuti kurva logaritmik.
lebih banyak dibandingkan dengan buah markisa Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa
manis. persen asam sitrat optimal dihasilkan pada waktu
Pada gambar 1 di atas. Grafik ini fermentasi 5 hari yaitu pada volum jamur 10 ml
menunjukkan pengaruh lama waktu fermentasi sebanyak 2,87 %; pada volum jamur 20 ml
terhadap persen asam sitrat yang dihasilkan dari sebanyak 3,21 %, pada volum jamur 30 ml
buah markisa kuning (MK). Pada waktu sebanyak 3,62 %; pada volum jamur 40 ml
fermentasi 1 hari, persen asam sitrat yang sebanyak 4,12 % dan pada volum jamur 50 %
dihasilkan masih sedikit. Hal ini disebabkan sebanyak 4,46 %.
fermentasi belum berjalan dengan sempurna Pada gambar 2. di atas. Grafik ini
karena jamur Aspergillus Niger baru mengalami menunjukkan pengaruh lama waktu fermentasi
fase pertumbuhan awal. Dimana jamur mulai terhadap persen asam sitrat yang dihasilkan dari
membelah diri dengan kecepatan yang sangat buah markisa manis (MM). Pengaruh lama
rendah, sehingga persen asam sitrat yang waktu fermentasi terhadap persen asam sitrat
terbentuk masih sedikit. yang dihasilkan dari buah markisa manis sama
Pada waktu fermentasi 3 hari persen asam dengan pengaruh pada buah markisa kuning.
sitrat yang dihasilkan semakin menurut dari Tetapi persen asam sitrat yang dihasilkan oleh
waktu fermentasi 1 hari. Hal ini disebabkan markisa manis lebih sedikit dibandingkan
karena jamur Aspergillus Niger mengalami fase dengan yang dihasilkan oleh markisa kuning.

6
Hal ini disebabkan karena kandungan yaitu pada penambahan volum jamur 50 ml
glukosa pada buah markisa kuning lebih banyak dan lama waktu fermentasi 5 hari pada
di bandingkan dengan kandungan glukosa pada markisa kuning.
buah markisa manis. Glukosa merupakan 2. Persen asam sitrat yang didapat semakin
sumber karbon dan energi bagi pertumbuhan banyak seiring dengan penambahan volum
mikroba sehingga semakin banyak glukosa yang jamur yang digunakan.
terkandung maka semakin tinggi pula persen 3. Kadar glukosa dan fase hidup dari jamur
asam sitrat yang dihasilkan. sangat berpengaruh terhadap persen asam
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa sitrat yang dihasilkan.
persen asam sitrat optimal dihasilkan pada waktu 4. Kecepatan reaksi yang paling maksimal
fermentasi 5 hari yaitu pada volum jamur 10 ml pada proses fermentasi asam sitrat adalah
sebanyak 0,75 %; pada volum jamur 20 ml pada buah markisa kuning dengan
sebanyak 1,02 %, pada volum jamur 30 ml penambahan volum jamur 20 ml.
sebanyak 1,15 %; pada volum jamur 40 ml
sebanyak 1,29 % dan pada volum jamur 50 %
sebanyak 1,40 %. DAFTAR PUSTAKA
Pada gambar 3 di atas. Grafik ini
menunjukkan pengaruh volum jamur yang Ahira, Anne. 2012. Mengenal Asam Sitrat
digunakan terhadap persentase asam sitrat dari Dalam Dunia Industri.
buah markisa kuning (MK). Pada grafik (www.anneahira.com, diakses tanggal
diketahui bahwa persen asam sitrat bertambah 26 Maret 2012).
seiring dengan bertambahnya volum jamur yang Ahmad, Rizal Zainudin. 2005. Pemanfaatan
digunakan. Khamir Saccharomyces Cerevisiae
Persen asam sitrat yang optimal untuk Ternak. (www.google.com,
dihasilkan pada penambahan volum jamur diakses tanggal 26 Maret 2012).
sebanyak 50 ml, yaitu pada waktu fermentasi 1 Anonim. 2012. Asam Sitrat.
hari sebanyak 2,24 %; pada waktu fermentasi 3 (www.wikipedia.com, diakses tanggal
hari sebanyak 1,19 % dan pada waktu 27 Maret 2012).
fermentasi 5 hari sebanyak 4,46 %. Febrianty, Amanah dan Suryadi. 2007.
Pada gambar 4 di atas. Grafik ini Fermentasi Limbah Jeruk Menjadi
menunjukkan pengaruh volum jamur yang Asam Sitrat. Inderalaya : Universitas
digunakan terhadap persentase asam sitrat dari Sriwijaya.
buah markisa manis (MM). Pengaruh volum Hidayat, Nur, dkk. 2007. Mikrobilogi Industri.
jamur yang digunakan terhadap persentase asam (www.wordpress.com, diakses tanggal
sitrat yang dihasilkan dari buah markisa manis 27 Maret 2012).
sama dengan pengaruh pada buah markisa Malaka, Ratmawati dan Sulmiyati. 2010.
kuning. Tetapi persen asam sitrat yang
Karekteristik Fisik dan Organoleptik
dihasilkan oleh markisa manis lebih sedikit Keju Markisa dengan Pemberian
dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh Level Starter (Lactococcus lactis
markisa kuning. Subsp.LACTIS 527) dengan Lama
Persen asam sitrat yang optimal Pemeranan yang Berbeda. (www.
dihasilkan pada penambahan volum jamur google.com, diakses tanggal 28 Maret
sebanyak 50 ml, yaitu pada waktu fermentasi 1 2012).
hari sebanyak 0,69 %; pada waktu fermentasi 3 Riadi, Lieke. 2007. Teknologi Fermentasi. Edisi
hari sebanyak 0,52 % dan pada waktu Ke-1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
fermentasi 5 hari sebanyak 1,40 %. Riveri, Nandha. 2012. Pengaruh
Variasi Konsentrasi Substrat.
(www. nandhariveri.blogspot.com,
4. KESIMPULAN diakses tanggal 27 Maret 2012).
Rukmawan, H. Rahmat. 2003. Usaha Tani
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan, Markisa. Edisi Ke-1. Yogyakarta :
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Kanisius.
Tim Laboratorium Mikroboilogi Industri. 2012.
1. Persen asam sitrat terbanyak yang didapat Asam Sitrat. (www.google.com,
dari proses fermentasi adalah 4,46 % diaskes tanggal 12 April 2012).

7
Yalun. 2008. Mengenal Ragi Saccharomyces
Cerevisiae.
(www.wordpress.com, diaskes tanggal
12 April 2012).

Anda mungkin juga menyukai