Anda di halaman 1dari 9

J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th.

2016

TEKNOLOGI PRODUKSI JAM MANGGA (Mangifera indica)

[Mango(Mangifera indica) Jam Production Technology]

Lucia C. Mandey1) Christine F. Mamuaja1)


1)
Program Studi Ilmu Pangan, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado

ABSTRAK

Jam buah mangga adalah produk makanan semi basah, dibuat dari pengolahan bubur buah
mangga, sukrosa dengan atau tanpa penambahan bahantambahan makanan yang diizinkan.
Buah mangga seperti halnya dengan hasil-hasil hortikultura lainnya adalah suatu bahan
pangan yang mudah rusak atau busuk. Pada musim panen produksi buah mangga berlimpah
sehingga banyak yang tidak dikonsumsi dengan kata lain buah mangga menjadi rusak.
Jumlah kerusakan buah mangga mencapai 35%, karena sifat mudah rusak inilah yang sering
mengakibatkan kerugian bagi petani atau pedagang buah. Kerugian yang paling besar terjadi
pada saat panen yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain dalam hal pemanfaatannya
yang masih terbatas dalam bentuk konsumsi buah segar serta cara pengolahan dan
pengawetan yang belum banyak dilakukan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengkaji beberapa karakteristik kualitas jam mangga
dengan parameter pH, kadar air, total gula, total padatan terlarut, uji organoleptik dan daya
oles dengan penambahan sukrosa yang berbeda. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah
diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai model teknologi
pembuatan jam mangga sebagai salah satu cara pemanfaatan buah mangga untuk
penganekaragaman produk makanan olahan mangga.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial,
dengan dua faktor dan 3 kali ulangan. Faktor A adalah jenis mangga dengan dua taraf : yakni
A1 = mangga dodol; A2 = mangga kweni dan faktor B adalah konsentrasi sukrosa; b1 =
penambahan sukrosa 30%, b2 = penambahan sukrosa 40% dan b3 = penambahan sukrosa
50%, dengan parameter yang diamati adalah : pH, kadar air, total gula, total padatan terlarut,
uji organoleptik warna, rasa, dan bau serta daya oles.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa jam mangga (mangga dodol dan mangga kweni)
dengan pemberian sukrosa 50% pada mangga dodol dan mangga kweni dengan semua
parameter yang diamati menghasilkan jam yang memenuhi syarat kualitas Jam yang
ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia.

Kata kunci: kualitas jam mangga, sukrosa

28
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th. 2016

ABSTRACT

Mango fuit jam is a semi-wet food products made of mango pulp processing and sucrose
with or without the addition of permitted food additives. Mango fruit as other horticultural
products is a food that can be easily damaged or rotten. In the harvest season mango
production is very plentiful and many are not consumed, as a result, mango fruit becomes
spoiled. The total spoiled mangoes can reach 35%, due to the perishable nature of this fruit
cause losses to farmers and fruit sellers. The greatest losses occur during the harvest because
of various factors, among others that have not been done are limited usage just as fresh fruit
comsumption and limited method of processing and preservation.
The purposes of this study were to examine some characteristic quality of mango jam with
parameters of pH, water content, total sugar, total dissolved solids, organoleptic test and
spreading ability with addition of different sucroses. The expected benefits of this research
were providing information about mango jam production technology-model as other method
to diversify the usage of mango as processed food products.
This study used a completely randomized design (CRD) arranged in factorial, with two
factors and three replications. A factor was the type of mango with two levels, namely A1 =
dodol mango and A2 = kweni mango; B factor was the concentration of sucrose, in which B1
= 30% sucrose, B2 = 40% sucrose, and B3 = 50% sucrose, with the measured parameters
were pH, water content, total sugar, total dissolved solids, organoleptic test, color, taste,
smell, and preading ability.
The results of this study showed that mango jam (dodol mango and kweni mango) with the
50% sucrose addition on dodol mango and kweni mango with all observed parameters
produced qualified jam with the quality set by the Indonesian National Standard.

Keywords: quality of mango jam, sucrose

PENDAHULUAN vitamin, mineral, tanin, zat warna dan zat


yang mudah menguap. Zat menguap itu
Buah mangga merupakan buah yang beraroma khas mangga. Karbohidrat
disukai hampir segala bangsa, karena lezat, daging buah mangga terdiri dari gula
sebagai buah konsumsi, mangga terdiri sederhana, tepung dan selulosa. Gula
atas tiga lapisan, yaitu kulit, daging dan sederhana yaitu sukrosa, glukosa dan
biji. Buah mangga ini juga merupakan fruktosa. Gula tersebut memberikan rasa
tanaman buah-buahan tropika dan manis dan tenaga yang dapat segera
termasuk dalam famili Anacardiaceae, digunakan oleh tubuh. Zat tepung mangga
yang berasal dari India kemudian tersebar masak lebih sedikit dibandingkan mangga
luas keseluruh daerah tropika, termasuk mentah, karena tepung yang ada telah
Indonesia (Sumaryono, 1989). banyak yang berubahmenjadi gula.
Buah mangga mentah sulit Berdasarkan data dari Dinas
dipisahkan antara kulit dan daging Pertanian Provinsi Sulawesi Utara (2006),
buahnya. Namun, jika mangga sudah produksi mangga di wilayah ini tahun
masak, pemisahan kulit dan daging 2006 sebesar 14.360 ton dan naik menjadi
buahnya agak mudah. Kulit buah sekitar 18.868 ton pada tahun 2007, dengan luas
11 – 18 %, daging buah 60 – 75 % dan biji panen sebesar 2.868 ha. Panenan dengan
14 – 22 %. jumlah ini, pada umumnya petani buah
Komponen daging buah mangga mangga, hanya menjual buah mangga
yang paling banyak adalah air dan segar, tanpa pengolahan.
karbohidrat. Jamn itu juga mengandung Buah mangga seperti halnya dengan
protein, lemak dan macam-macam asam, hasil-hasil hortikultura lainnya adalah

29
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th. 2016

suatu bahan pangan yang mudah rusak Manfaat penelitian


atau busuk. Pada musim panen produksi Diharapkan dengan penelitian ini
buah mangga berlimpah sehingga banyak dapat memberikan informasi mengenai
yang tidak dikonsumsi dengan kata lain model teknologi pembuatan Jam Mangga
buah mangga menjadi rusak. Jumlah sebagai salah satu cara pemanfaatan buah
kerusakan buah mangga mencapai 35% mangga untuk penganekaragaman produk
(Anonimous, 1998). Karena sifat mudah makanan olahan mangga.
rusak inilah yang sering mengakibatkan
kerugian bagi petani atau pedagang buah. METODOLOGI
Kerugian yang paling besar terjadi pada
saat panen yang disebabkan oleh berbagai Waktu dan tempat penelitian
faktor antara lain dalam hal Penelitian ini dilaksanakan pada
pemanfaatannya yang masih terbatas bulan September dan Oktober 2013 di
dalam bentuk konsumsi buah segar serta lokasi buah-buahan Kecamatan Airmadidi
cara pengolahan dan pengawetan yang Kabupaten Minahasa Utara.
belum banyak dilakukan.
Untuk menghindari terjadinya Bahan dan alat
kerusakan buah disaat produksinya Bahan yang digunakan adalah buah
meningkat maka dicari cara lain untuk mangga dodol dan mangga kweni, sukrosa,
memperpanjang daya simpan mangga natrium metabisulfit, asam sitrat, akuades,
dengan pengolahan yang tepat, di wilayah dan bahan-bahan kimia untuk analisis.
Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Alat yang digunakan adalah blender,
Sulawesi Utara, yang memiliki tanaman pisau, panci, pengaduk,kompor, botol jam,
buah mangga. Disamping itu, menambah timbangan analitik, aluminium foil, wadah
nilai ekonomis dan sebagai plastik, termometer dan oven.
penganekaragaman makanan. Sampai saat
ini, pengolahan buah mangga masih Rancangan penelitian
sangat terbatas antara lain sirup, jam dan 1. Penelitian jam mangga
sari buah. Pengolahan mangga menjadi Penelitian ini menggunakan metode
produk olahan Jam Mangga ini, sering faktorial dalam rancangan acak lengkap
tidak tahan simpan, karena cara (RAL) dengan dua faktor dan 3 kali
pengolahan yang belum sempurna. Oleh ulangan.
karena itu, melalui penelitian ini dilakukan A = Jenis mangga dengan dua taraf:
suatu upaya memperpanjang masa simpan A1 = mangga dodol
dari produk olahan Jam Mangga dengan A2 = mangga kweni
penambahan sukrosa dengan konsentrasi B = Konsentrasi Sukrosa
yang berbeda. B1 = 30%
B2 = 40%
Tujuan penelitian B3 = 50%
Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji beberapa karakteristik kualitas 2. Prosedur kerja
Jam Mangga dengan parameter pH, kadar 1. Siapkan buah yang matang dan
air, total gula, total padatan terlarut, uji setengah matang
organoleptik dan daya oles dengan 2. Buah dicuci bersih kemudian dikupas
penambahan sukrosa yang berbeda. 3. Daging buah ditimbang masing-
masing sebanyak 500 gram dan
dihancurkan dengan blender sehingga
diperoleh bubur buah (perbandingan 1
:1)

29
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th. 2016

4. Bubur buah dipanaskan selama 15 ragam pH Jam Mangga menunjukkan


menit dan ditambahkan sukrosa sesuai bahwa perlakuan pemberian sukrosa pada
perlakuan, diaduk-aduk sampai masak Jam Mangga sangat berpengaruh nyata,
hingg terbentuk campuran yang agak selanjutnya hasil uji BNT menunjukkan
kental atau sampai kekentalan Jam bahwa perbedaan perlakuan mangga
tercapai. dengan jenis A1 dan A2 berbeda nyata.
5. Jam dalam keadaan panas langsung Hal ini disebabkan karena Mangga Dodol
dimasukkan ke dalam botol yang dan Mangga Kweni mempunyai komposisi
sudah steril dan ditutup rapat. nutrisi yang berbeda, dimana Mangga
6. Analisis dilakukan terhadap pH, kadar Dodol memiliki vitamin C yang lebih
air, total gula, total padatan terlarut tinggi dari Mangga Kweni, sehingga
dan uji organoleptik (warna, bau dan Mangga Dodol memiliki nilai pH yang
rasa dan daya oles). lebih rendah dari Mangga Kweni. Dari
komposisi beberapa komposisi beberapa
3. Variabel pengamatan varietas mangga, Mangga Dodol memiliki
1. pH nilai vitamin C tertinggi yaitu 30 mg per
2. Kadar Air 100 gram bahan. Kandungan vitamin C
3. Total gula pada buah mangga berkisar antara 6 -30
4. Total Padatan Terlarut mg/ 100 gram buah (Satuhu, 1997).
5. Uji Organoleptik (Warna, rasa dan Perlakuan pemberian sukrosa dengan
bau) konsentrasi yang berbeda, hasil pengujian
6. Daya oles BNT berbeda, hal ini disebabkan karena
dengan bertambahnya konsentrasi sukrosa
HASIL DAN PEMBAHASAN maka akan mengurangi rasa asam dari jam,
sehingga nilai pH meningkat. Disamping
pH itu juga karena semakin tinggi
Analisis nilai pH Jam Mangga konsentarasi sukrosa semakin lama
menunjukkan hasil nilai rata-rata pada pH pemasakan, sehingga sebagian asam-asam
2 – 4. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa volatil menguap. Dengan berkurangnya
nilai pH Jam Mangga semakin meningkat asam maka nilai pH meningkat.
dengan bertambahnya konsentrasi sukrosa
yang diberikan. Kadar air
Pada proses selama pemasakan Jam
Tabel 1. Nilai Rata-Rata pH Jam Mangga Mangga terjadi pengurangan kadar air
Perlakuan Rata-Rata melalui penguapan. Lama pemasakan dan
Jenis Konsentrasi pH kadar air ditentukan oleh tercapainya
Sukrosa konsistensi produk Jam yang dikehendaki
Mangga 30 % 2,28 melalui spoon test. Hasil analisis kadar air
Dodol 40 % 2,94 Jam Mangga rata-rata berkisar antara
50 % 3,77 29.5% - 36.98%.
Mangga 30 % 3,14
Kweni 40 % 3,28
50 % 3,85

Pemberian sukrosa pada penelitian


Jam Mangga ini, jamn memberikan rasa
manis, juga memberikan efek pengenceran
sehingga mengurangi rasa asam dari Jam.
Dengan demikian berkurangnya rasa asam
ini nilai pH akan meningkat.. Hasil sidik

30
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th. 2016

Air yang teranalisis pada penetapan


Tabel 2. Nilai Rata-Rata Kadar Air Jam kadar air ini adalah air tipe III yang disebut
Mangga dengan air bebas. Tipe air ini adalah
Perlakuan Rata-Rata mudah diuapkan dan air ini dapat
Jenis Konsentrasi dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroba
Sukrosa (Winarno, 1985). Sedangkan menurut
Mangga 30 % 35,65 Sudarmadji (1997)menyatakan bahwa air
Dodol 40 % 36,39 bebas adalah air yang terdapat dalam rung-
50 % 29,50 ruang antar sel dan pori-pori yang terdapat
Mangga 30 % 35,90 dalam bahan. Makin tinggi konsentrasi
Kweni 40 % 36,98 sukrosa menyebabkan makin banyak air
50 % 32,34 yang berada dalam bentuk air terikat
sehingga kadar air bebas makin rendah.
Dari hasil penelitian diperoleh, kadar
air yang memenuhi syarat yang ditentukan
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar oleh Standar Nasional Indonesia adalah
air Jam Mangga tertinggi terdapat pada perlakun pemberian sukrosa 50% dimana
perlakuan pemberian sukrosa sebesar 40%. kadar air yang ditentukan adalah
Baik pada Mangga Dodol maupun Mangga maksimum 35%.
Kweni yaitu 36.39% dan 36,98% dan nilai
kadar air terendah terdapat pada perlakuan Total gula
pemberian sukrosa sebesar 50% yaitu Hasil analisis total gula Jam Mangga
29.50% untuk Mangga Dolek dan Mangga rata-rata berkisar antara 44.46 – 69.34%.
Kweni 32,34%. Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin
Hasil analisis sidik ragam tinggi konsentrasi sukrosa yang diberikan
menunjukkan bahwa kadar air Jam maka semakin tinggi pula nilai total gula
Mangga dengan perlakuan pemberian yang dihasilkan.
sukrosa berpengaruh sangat nyata.
Selanjutnya hasil uji BNT menunjukkan Tabel 3. Nilai Rata-Rata Total Gula Jam
bahwa perlakuan pemberian sukrosa Mangga
berbeda nyata untuk setiap perlakuan. Perlakuan Rata-Rata
Kadar air jam mangga cenderung Jenis Konsentrasi
menurun dengan bertambahnya sukrosa Sukrosa
yang diberikan atau dengan kata lain Mangga 30 % 57,27
semakin tinggi konsentrasi sukrosa Dodol 40 % 61,24
semakin rendah kadar airnya. Adanya 50 % 68,30
penurunan kadar air ini disebabkan oleh Mangga 30 % 43,66
sukrosa yang diberikan lebih banyak Kweni 40 % 55,90
sehingga waktu pemasakan untuk 50 % 62,40
mencapai konsistensi yang dikehendaki
lebih lama. Desrosier (1988) menyatakan Total gula rata-rata tertinggi dari Jam
bahwa semakin banyak padatan terlarut Mangga diperoleh dari pemberian sukrosa
pada pemanasan dapat meningkatkan titik 50% baik pada Mangga Dodol maupun
didih meskipun suhu pemasakan sama pada Mangga Kweni yaitu 68.30% dan
tetapi suhu bahan akan meningkat. 62.40%. Sedangkan total gula rata-rata
Hasil sidik ragam menunjukkan terendah dari Jam Mangga terdapat pada
bahwa perlakuan jenis mangga tidak pemberian sukrosa 30% pada Mangga
berpengaruh nyata. Hal ini disebabkan Dodol dan Mangga Kweni yaitu 57,27%
karena kedua jenis mangga ini mempunyai dan 43,66%.
kadar air yang tidak berbeda jauh.

31
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th. 2016

Berdasarkan hasil sidik ragam perbedaan kadar gula dan asam-asam


menunjukkan bahwa perlakuan jenis organik dan bahan terlarut lainnya.
mangga dan pemberian sukrosa sangat Hasil analisis total padatan terlarut
berpengaruh nyata. Hasil uji BNT untuk Jam Mangga berkisar antara 60.9 – 79.5%.
perlakuan jenis mangga berbeda nyata Dari Tabel 4 terlihat bahwa semakin
untuk tiap perlakuan. Hasil yang diperoleh tinggi konsentrasi sukrosa yang diberikan
Mangga Kweni mempunyai total gula maka total padatan terlarut Jam Mangga
yang lebih rendah dari Mangga Dodol. semakin meningkat.
Meskipun jumlah sukrosa yang diberikan
sama, tetapi hasil total gulanya berbeda. Tabel 4. Nilai Rata-Rata Total Padatan
Hal ini diduga disebabkan karena Terlarut Jam Mangga
perbedaan komposisi kimia dari Mangga Perlakuan Rata-Rata
Dodol dan Mangga Kweni Jenis Konsentrasi
Hasil uji BNT untuk perlakuan Sukrosa
pemberian sukrosa menunjukkan bahwa Mangga 30 % 61,40
perlakuan pemberian sukrosa berbeda Dodol 40 % 67,36
nyata untuk setiap perlakuan. Adanya 50 % 78,18
kenaikan total gula pada Jam Mangga Mangga 30 % 62,24
karena perbedaan konsentrasi sukrosa Kweni 40 % 67,08
yang ditambahkan. Jadi kenaikan 50 % 74,90
konsentrasi gula sesuai dengan kenaikan
konsentrasi sukrosa yang ditambahkan. Total padatan terlarut rata-rata
Perbedaan total gula pada jam tertinggi Jam Mangga didapat pada
mangga juga disebabkan karena semakin pemberian sukrosa 50% baik pada Mangga
tinggi konsentrasi sukrosa pemasakan Dodol maupun Mangga Kweni, yaitu
semakin lama, maka kehilangan air 78,18 % dan 74,90%. Total padatan
semakin besar dengan demikian terlarut terendah Jam Mangga terdapat
konsentarsi bahan-bahan yang terlarut pada pemberian sukrosa 30% pada
seperti sukrosa akan semakin meningkat. Mangga Dodol dan Mangga Kweni yaitu
Lama pemasakan pada pemberian sukrosa 62.24 %. Perbedaan kandungan total
40% adalah 30 menit, pemberian sukrosa padatan jamn karena perbedaan sukrosa
50% selama 40 menit. yang ditambahkan, juga karena total gula/
Dari hasil yang diperoleh, total gula karbohidrat pada bahan dasar.
yang memenuhi syarat yang di tetapkan Berdasarkan hasil sidik ragam
oleh Standar Nasional Indonesia adalah perlakuan perbedaan jenis mangga dan
perlakuan pemberian sukrosa 50 dan 40%, perlakuan pemberian sukrosa sangat
dimana total gula yang ditentukan adalah berbeda nyata. Hasil uji BNT untuk
maksimum 55%. Namun menurut perlakuan perbedaan jenis mangga
Desroiser (1988) kadar gula pada Jam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
berkisar antara 64,0 – 71,0% dengan yang nyata untuk setiap perlakuan. Dari
demikian perlakuan pemberian sukrosa hasil yang didapat Mangga Kweni
50% masih dapat diterima dan sesuai mempunyai total padatan terlarut yang
dengan SNI. lebih rendah dari Mangga Dodol,
meskipun perbedaannya tidak terlalu
Total padatan terlarut besar.
Total padatan dalam Jam didominasi Hasil uji BNT untuk pemberian
oleh sukrosa yang diberikan. Variasi sukrosa menunjukkan bahwa perlakuan
perbedaaan total padatan terlarut juga pemberian sukrosa berbeda nyata untuk
disebabkan oleh perbedaan kandungan setiap perlakuan. Total padatan terlarut
padatan terlarut pada bahan baku termasuk bubur buah. Hal ini disebabkan karena

32
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th. 2016

sukrosa merupakan senyawa yang larut kecoklatan. Adanya perbedaan warna


dalam air (Anonimous, 2002), sehingga produk Jamm Mangga ini disebabkan
semakin banyak sukrosa yang diberikan karena perbedaan konsentrasi sukrosa yang
maka total padatan terlarutnya meningkat diberikan. Semakin tinggi konsentrasi
juga. Adanya peningkatan total padatan sukrosa maka warna coklat yang dihaslkan
terlarut ini disebabkan juga oleh semakin nyata. Reaksi pencoklatan ini
penguapan air selama pemasakan, disebabkan karena adanya reaksi
mengakibatkan kadar air semakin rendah pencoklatan non enzimatis. Umumnya
sehingga padatan yang dapat larut semakin reaksi non enzimatis ini ada tiga macam
terkonsentrasi dalam bahan (kamariah, yaitu karamelisasi, reaksi Maillard dan
1991 dalam Sumarni, 2002). Dari hasil pencoklatan akibat vitamin C
yang diperoleh, total padatan terlarut yang (Winarno,1995). Dari penelitian ini
memenuhi syarat yang ditentukan oleh karamelisasi belum terjadi karena suhu
Standar Nasional Indonesia adalah yang dicapai tidak melebihi titik lebur
perlakuan pemberian sukrosa 30%, dimana sukrosa. Karamelisasi terjadi apabila
total padatan terlarut yang ditentukan sukrosa yang dipanaskan melebihi titik
adalah minimal 65%. lebur sukrosa (160oC). Diduga reaksi
pencoklatan ini disebabkan oleh reaksi
Uji organoleptik Mailard (reaksi antara gula pereduksi dan
Warna asam amino) dan pencoklatan akibat
Hasil pengujian organoleptik terhadap vitamin.
warna jam mangga, nilai organoleptik
warna tertinggi adalah 4.42 yaitu antara Rasa
suka dan sangat suka yang yang terdapat Berdasarkan data pengujian terhadap
pada perlakuan pemberian sukrosa 50% rasa Jam Mangga, nilai organoleptik rasa
jenis Mangga Golek dan penambahan Jam tertinggi adalah 4.10 yaitu antara
Sukrosa 50% pada jenis Mangga Kweni suka dan sangat suka yang terdapat pada
nilainya 4.12 antara suka dan sangat suka. perlakuan pemberian sukrosa 50% pada
Nilai organoleptik terendah untuk warna Mangga Dodol diikuti oleh perlakuan
Jam Mangga 2.84 (antara tidak suka dan pemberian sukrosa 50% pada Mangga
biasa) yang terdapat pada perlakuan Kweni dengan nilai organoleptik 4.04.
pemberian sukrosa 40% jenis Mangga Sedangkan nilai organoleptik terendah
Kweni diikuti perlakuan sukrosa 30% jenis untuk rasa Jam adalah 2.82 yaitu antara
Mangga Dodol dengan nilai organoleptik tidak suka dan biasa pada perlakuan
3.24 (antara biasa dan suka). Perlakuan pemberian sukrosa 30% Mangga Dodol.
pemberian sukrosa 40% baik pada mangga Perlakuan pemberian sukrosa 30%
golek maupun mangga kweni (nilai Mangga Golek panelis tidak menyukai
organoleptik 3.22 dan 2.82) memiliki nilai rasa Jam ini, karena mempunyai rasa yang
organoleptik terendah karena warna Jam asam. Adanya rasa asam dari Jam Mangga
yang dihasilkan berwarna kuning pucat. ini, karena Mangga Dodol mempunyai
Untuk pemberian sukrosa 50% Mangga kandungan vitamin C yang tinggi
Dodol (nilai organoleptik 3.58) dan dibandingkan jenis mangga yang lain.
Mangga Kweni (nilai prganoleptik 4.12) Perlakuan pemberian sukrosa 50%
panelis mulai menyukai warna Jam Mangga Dodol dan Mangga Kweni dan
Mangga dengan wrna kuning kecoklatan. 50% Mangga Dodol, rasa Jam disukai oleh
Begitu juga pada perlakuan pemberian panelis karena pada perlakuan ini Jam
sukrosa 50% Mangga Dodol (nilai yang dihasilkan rasanya manis. Jadi
organoleptik 4.42) dan Mangga Kweni tingkat kesukaan panelis terhadap rasa Jam
(nilai organoleptik 3.72) panelis sudah meningkat seiring dengan meningkatnya
menyukai warna Jam yaitu warna konsentrasi gula.

33
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th. 2016

Berdasarkan hasil analisis sidik adanya perbedaan pada setiap perlakuan


ragam menunjukkan bahwa pemberian karena yang menunjukkan perbedaan
sukrosa berpengaruh sangat nyata terhadap hanyalah jenis mangga.
Jam Mangga. Selanjutnya hasil uji BNT
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian Daya oles
sukrosa 40% Mangga Dodol dan Kweni, Penggunaan produk jam yang utama
sukrosa 50% Mangga Dodol dan sukrosa adalah dioleskan pada permukaan roti
60% Mangga Kweni tidak menunjukkan tawar. Jamn sifat organoleptik penerimaan
perbedaan kesukaan rasa yang nyata. konsumen terhadap produk jam untuk roti
Panelis menyukai perlakuan ditentukan oleh konsistensinya. Jam yang
pemberian sukrosa 50% Mangga Kweni dioleskan pada roti harus cukup kental
karena disamping memiliki rasa manis, agar tidak mengalir atau menetes waktu
juga mempunyai rasa khas Mangga Kweni. dioleskan, namun tidak terlalu keras
Menurut Anonimous (2001) Jam yang baik sehingga dapat dioleskan dengan mudah
adalah Jam yang mempunyai rasa buah dan baik pada permukaan roti. Jam yang
asli. Perlakuan pemberian sukrosa 50% demikian yang disebut mempunyai daya
Mangga Dodol, panelis menyukai rasa Jam oles yang baik.
ini karena mempunyai rasa seperti rasa Berdasarkan data pengujian terhadap
Jam Nenas walaupun tidak memiliki rasa daya oles Jam Mangga, nilai daya oles
khas tertentu. tertinggi adalah 2.76 yaitu antara
menyebar dengan baik dan kurang
Bau menyebar terdapat pada perlakuan
Berdasarkan data pengujian pemberian sukrosa 40% Mangga Dodol.
terhadap bau Jam Mangga, nilai Sedangkan nilai terendah adalah 1.62 yaitu
organoleptik bau Jam tertinggi adalah 4.14 antara kurang menyebar dan tidak
yaitu antara suka dan sangat suka yang menyebar dengan baik terdapat perlakuan
terdapat pada perlakuan pemberian sukrosa pemberian sukrosa 50% Mangga Kweni.
50% jenis Mangga Kweni dan nilai Perlakuan pemberian sukrosa 30%,
organoleptik terendah 2.76 yaitu antara 40%, dan 50% pada Mangga Dodol
tidak suka dan biasa pada perlakuan memiliki nilai yang lebih tinggi dari
pemberian sukrosa 40% jenis Mangga Mangga Kweni, karena pada perlakuan ini
Dodol. Jam yang dioleskan tersebar merata pada
Adanya perbedaan tingkat permukaan roti. Hal ini disebabkan karena
kesukaan terhadap bau Jam Mangga ini Mangga Dodol merupakan Mangga
disebabkan perbedaan jenis mangga berdaging tebal, lunak dan berserat halus.
dengan memiliki karakteristik falvour yang Jadi meskipun ada perbedaan pemberian
unik. Pada pengujian bau Jam Mangga, sukrosa namun mempunyai daya oles yang
panelis sebagian besar menyukai bau atau baik.
aroma Jam Mangga Kweni. Hal ini Perlakuan Mangga Kweni, semakin
disebabkan karena Mangga Kweni tinggi konsentrasi sukrosa nilai daya oles
memiliki aroma atau bau yang khas. semakin rendah. Hal ini disebabkan karena
Sedangkan panelis tidak menyukai bau semakin tinggi konsentrasi sukrosa
dari Jam Mangga Dodol dengan pemberian menyebabkan tekstur yang keras pada Jam
sukrosa 30% karena mempunyai aroma Mangga Kweni. Disamping itu juga karena
seperti bau buah mentah. sifat dari Mangga Kweni yang memiliki
Berdasrakan hasil uji statistik serat yang banyak sehingga daya oles
terhadap bau jam mangga menunjukkan terhadap roti kurang baik.
bahwa perlakuan pemberian sukrosa Berdasarkan hasil analisis statistik
memberikan pengaruh yang sangat nyata. terhadap daya oles Jam Mangga
Namun dalam uji BNT tidak menunjukkan menunjukkan bahwa perlakuan pemberian

34
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 4 No. 1 Th. 2016

sukrosa terhadap Jam Mangga DAFTAR PUSTAKA


memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap daya oles dari Jam Mangga. Astawan M, Astawan MW. 1991.
Selanjutnya hasil uji BNTmenunjukkan Teknologi Pengolahan Pangan Nabati
bahwa perlakuan pemberian sukrosa 50% Tepat Guna. Akademi Pressindo.
Mangga Kweni nilai organoleptik berbeda Manado.
nyata dengan perlakuan yang lain. Hal ini
disebabkan karena tingginya konsentrasi Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH and
sukrosa dan Jam yang dihasilkan berserat Wootton M. 1985. Ilmu Pangan.
sehingga memiliki tekstur yang agak keras. Penerbit Universitas Indonesia.
Jadi walaupun total padatan terlarut Jakarta.
dan total gula dari Jam Mangga Kweni
lebih rendah dari Mangga Dodol tetapi Desroiser NW. 1988. Teknologi
tekstur yang dihasilkan lebih keras. Diduga Pengawetan Pangan. Universitas
perbedaan ini berhubungan dengan Indonesia. Jakarta.
kandungan serat yang lebih tinggi pada
daging buah Mangga Kweni. Facruddin L. 1997. Membuat Aneka Jam.
Kanisius. Yogyakarta.
KESIMPULAN
Priyanto G. 1988. Teknik Pengawetan
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa Pangan. PAU. UGM. Yogyakarta.
Jam Mangga (Mangga Dodol dan Mangga
Kweni) dengan pemberian sukrosa 50% Ranggana S. 1977. Manual of Analysis of
pada Mangga Dodol dan Mangga Kweni Fruit and Vegetable Product. McGraw
dengan semua parameter yang diamati Hill Publishing Co. New Delhi.
menghasilkan Jam yang memenuhi syarat
kualitas Jam yang ditetapkan oleh Satuhu S. 1994. Penanganan dan
Standar Nasional Indonesia. Pengolahan Buah. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Satuhu S. 1997. Penanganan Mangga


Segar untuk Eksport. Penebar
Swadaya. Jakarta.

35

Anda mungkin juga menyukai