Anda di halaman 1dari 7

Pasundan Food Technology Journal, Volume 4, No.

3, Tahun 2017

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN SUKROSA


TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM
Wisnu Cahyadi
Tantan Widiantara
Puri Siti Rahmawati

Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Dr.Setiabudi No 93, Bandung, 40153,
Indonesia
E-mail : wisnu.cahyadi@unpas.ac.id

Abstrak
Sorbet merupakan salah satu makanan pencuci mulut dimana berasal dari pencampuran sari buah, sukrosa dan bahan
penstabil yang memiliki bentuk menyerupai es krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan
konsentrasi bahan penstabil dan sukrosa serta interaksi keduanya terhadap karakteristik sorbet murbei hitam. Metode
penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang
dilakukan adalah menentukan bahan penstabil yang terpilih menggunakan uji organoleptik. Pada uji organoleptik
penelitian pendahuluan memiliki tahapan yang terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan,
blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil, pemasakan, temperring, pembekuan dengan ice
cream maker, penyimpanan beku. Sedangkan pada penelitian utama yaitu menentukan konsentrasi bahan penstabil
CMC dan sukrosa menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok). Tahapan penelitian utama terdiri dari
sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan, blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan
penstabil CMC, pemasakan, temperring, pembekuan dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Bahan penstabil
yang terpilih di penelitian pendahuluan yaitu CMC. Hasil dari penelitian utama menunjukkan bahwa konsentrasi bahan
penstabil berpengaruh terhadap tekstur, overrun, kadar air dan vitamin C. Konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap
rasa, aroma, tekstur, kadar air dan vitamin C. Interaksi antara konsentrasi bahan penstabil CMC dan konsentrasi sukrosa
berpengaruh terhadap tekstur dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk sorbet murbei hitam terpilih
adalah perlakuan sampel a3b3 (konsentrasi CMC 0,3% dan konsentrasi sukrosa 25%), karena dilihat dari uji
organoleptik merupakan sampel yang paling disukai panelis dengan aktivitas antioksidan 1954,388 ppm, kadar air
65,76%, vitamin C 22,16 mg/100 g bahan, dan overrun 25,30 %.

Abstract
Sorbet is one of the desserts which came from mixing the juice, sucrose and stabilizer that had a shape resembling an
ice cream. This study aimed were determined the concentration of stabilizer and sucrose and their interaction. The
research method were carried out two stages, namely the preliminary research and the main research. The preliminary
research was determined the selected stabilizers using organoleptic tests. In the organoleptic tests of the preliminary
study were consisted of sorting mulberries, trimming, washing, draining, blanching, crushing, mixing sucrose and
stabilizers, cooking, temperring, freezing with ice cream maker, and frozen storage. While the main research were
determined the concentration of stabilizer CMC and sucrose using RBD (Randomized Block Design). The main
research stage were consisted of sorting mulberries, trimming, washing, draining, blanching, crushing, mixing sucrose
and stabilizer CMC, cooking, temperring, freezing with ice cream maker, and frozen storage. The chosen stabilizer in
preliminary research was CMC. The results of main research showed that the concentration of stabilizer effected on the
texture, overrun, water content and vitamin C. The concentration of sucrose were affected the taste, flavour, texture,
moisture and vitamin C. The interaction between the concentration of stabilizer CMC and sucrose concentration were
influenced the texture and water content. The results showed that the selected black mulberry sorbet products was
sample with treatment a3b3 (CMC concentration of 0,3% and a sucrose concentration of 25%), based on organoleptic
test it was the most liked by panelists with 1954,388 ppm antioxidant activity, moisture content 65,76 %, vitamin C
22,16 mg/100 g of material, and 25,30% overrun.
Keyword: Sorbet, Black Mulberry, Stabilizer, Sucrose

1. Pendahuluan Afrika dan Amerika (Venkatesh, dkk, 2008 di dalam


Tumbuhan murbei atau mulberry memiliki nama Felinahayati, dkk, 2012).
latin Morus sp. Morus merupakan genus yang kecil Murbei merupakan tanaman yang dapat berbuah
karena terdiri hanya sekitar 15 spesies dan dapat tumbuh sepanjang tahun (Rahmasari, dkk, 2014). Saat ini
dengan baik di daerah beriklim sedang di wilayah Asia, terdapat 45.085,5 Ha lahan murbei di Indonesia dan

218
Pasundan Food Technology Journal, Volume 4, No.3, Tahun 2017

sekitar 9.000 hektar diantaranya terdapat di Jawa Barat atau membentuk gel sehingga dapat memperbaiki
(BPPT, 2005 di dalam Utomo 2013). Tanaman murbei kekentalan dan tekstur bahan pangan terutama frozen
merupakan tanaman yang banyak tersebar di Pulau Jawa dessert.
dan Sulawesi dan memilki kapasitas produksi yang Pada pembuatan sorbet murbei menggunakan
besar misalnya saja varietas Nigra (5-8 ton per tahun), sukrosa yang berfungsi sebagai pemanis. Sukrosa
Multicaulis (10-12 ton per tahun), dan Alba (8-10 ton adalah disakarida yang mempunyai peranan penting
per tahun) (Dalimartha, 2002). dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada
Ditinjau dari komposisi kimiawi buahnya, tebu, bit dan kelapa kopyor. Untuk industri-industri
tanaman murbei memiliki senyawa-senyawa penting makanan dan banyak biasa digunakan sukrosa dalam
yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. bentuk kristal halus dan kasar dan dalam jumlah yang
Diantaranya adalah kandungan cyanidin yang berperan cukup banyak dipergunakan dalam bentuk cairan
sebagai antosianin, insoquercetin, sakarida, asam sukrosa (sirup) (Winarno, 2004). Gula yang
linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karotin, ditambahkan pada sorbet berfungsi untuk membuat
B1, B2, C) (Utomo, 2013). Dilihat dari karakter tekstur sorbet lebih baik, sebagai bahan pemanis,
fisiknya, murbei merupakan buah yang berasa segar mencegah pembentukan kristal es yang lebih besar dan
manis berwarna merah hingga kehitaman, dan murbei sebagai pengawet. kandungan protein 23.46%, kadar
memiliki kadar antosianin hingga 1993 mg/100 g yang karbohidrat 54.79%, kadar lemak 8.54%, dan kadar air
mana antosianin berperan sebagai sumber antioksidan 7.14% (Pangastuti, 2013).
(Rahmasari, dkk, 2014). Antioksidan merupakan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau informasi kepada masyarakat bahwa buah murbei yang
lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal kurang diminati dapat dimanfaatkan menjadi produk
bebas dapat diredam sifat radikalnya (Hilwiyah, dkk, diversifikasi pangan dan menganekaragamkan produk
2015). frozen dessert dengan mengolahnya menjadi sorbet serta
Pemanfaatan murbei kurang diminati karena diharapkan dapat berkembang variasinya..
murbei hanya dimanfaatkan daunnya untuk pakan ulat
sutera. Oleh karena itu murbei memiliki potensi yang 2. Metode Penelitian
dapat dijadikan produk pangan fungsional yang kaya Penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu
akan antioksidan dan memiliki nilai ekonomi tinggi. penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian
Buah murbei berpotensi untuk diolah menjadi produk tahap pendahuluan dilakukan untuk menentukan jenis
frozen dessert seperti sorbet yang dapat dinikmati oleh bahan penstabil yang akan digunakan untuk penelitian
semua kalangan usia. utama, dimana terdapat 3 taraf yang terdiri dari CMC,
Sorbet sering diartikan sebagai makanan penutup gum arab dan karagenan. Untuk memilih formulasi
yang terbuat dari hancuran buah (puree) dengan terpilih dilakukan penilaian berdasarkan uji hedonik
campuran air dan sukrosa, memiliki wujud seperti es terhadap 30 orang panelis..
krim dan memiliki rasa manis yang menyegarkan Penelitian utama dilakukan untuk menentukan
(Wahyuni, 2012). Menurut Arbuckle (1986), sorbet perlakuan terpilih berdasarkan konsentrasi bahan
terdiri dari gula, jus buah, dan bahan penstabil, atau penstabil dan konsentrasi sukrosa dalam pembuatan
dapat pula ditambahkan bahan pewarna, perasa buah- sorbet murbei dengan menggunakan Rancangan Acak
buahan dan asam. Sorbet memiliki overrun antara 25- Kelompok pola faktorial 3x3 dan setiap kombinasi
24%, kadar gula 25-35% dan bertekstur kasar. diulang 3 kali. Faktor (A) adalah konsentrasi bahan
Tekstur dari sorbet memiliki kristal-kristal es penstabil terdiri dari 3 taraf yang terdiri dari : a1 = 0,2
yang kasar serta mudah meleleh, oleh karena itu harus %, a2 = 0,25 %, dan a3 = 0,3 %. Sedangkan faktor (B)
ditambahkan bahan penstabil untuk mengatasi masalah konsentrasi sukrosa terdiri dari 3 taraf yang terdiri dari :
tersebut supaya tekstur sorbet lebih homogen, halus dan b1 = 15%, b2 = 20%, dan b3 = 25%.
tidak mudah meleleh. Bahan penstabil ditambahkan Rancangan respon terdiri dari respon kimia, fisik
dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan dan organoleptik. Respon kimia pada penelitian utama
karakteristik buah yang digunakan. terhadap sorbet murbei adalah kadar air metode destilasi
Jenis bahan penstabil yang digunakan dalam es (Apriantono dkk, 1989), kadar vitamin C metode
krim biasa juga digunakan untuk pembuatan sorbet. iodimetri (Sudarmadji, 1989), dan aktivitas antioksidan
Adapaun jenis-jenis bahan penstabil diantaranya CMC metode DPPH (AOAC, 1995). Respon fisik meliputi uji
(Carboxy Methyl Cellulose) merupakan bahan penstabil overrun (Pandaga dan Sawitri, 2006). Respon
yang sering digunakan dalam bahan pangan karena organoleptik menggunakan uji Hedonik (Soekarto,
memperbaiki tekstur dan kristal es yang terbentuk lebih 1985) meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur sorbet
halus. Karagenan merupakan bahan penstabil yang murbei berdasarkan tingkat kesukaan dari 30 panelis.
dapat membentuk gel, larutan karagenan dapat 3. Hasil dan Pembahasan
mengentalkan dan menstabilkan partikel-partikel. Serta
Hasil Penelitian Pendahuluan
gum arab merupakan bahan penstabil yang bersifat
1. Analisis Kadar Vitamin C dan Aktivitas Antioksidan
hidrofilik sehingga dapat membentuk larutan koloid

219
Pasundan Food Technology Journal, Volume 4, No.3, Tahun 2017

Murbei Berdasarkan data pada Tabel 5, dapat diketahui


Hasil yang didapatkan dari analisis aktivitas bahwa semakin besar penambahan konsentrasi sukrosa
antioksidan dan kadar vitamin C dari murbei sebagai semakin disukai oleh panelis. Hal ini disebabkan panelis
bahan baku dapat dilihat pada Tabel 1. cenderung lebih menyukai rasa manis pada sorbet.
Menurut Marlindawati (2016) menyatakan bahwa bahan
Tabel 1. Hasil Analisis Bahan Baku
pemanis selain berfungsi untuk memberikan rasa manis,
Sampel Buah Murbei
juga dapat meningkatkan citarasa sehingga
Aktivitas Antioksidan 286,964 ppm meningkatkan penerimaan dan kesukaan konsumen.
Vitamin C 28,37 mg/100g bahan Bahan pemanis akan menurunkan titik beku yang dapat
Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui membentuk kristal-kristal es yang halus.
kandungan aktivitas antioksidan dan vitamin C dalam Sedangkan untuk bahan penstabil tidak
buah murbei serta dapat diketahui perubahan berpengaruh terhadap rasa yang dihasilkan sorbet
kandungannya setelah dijadikan produk sorbet murbei. murbei. Menurut penelitian sebelumnya (Hakim, 2016),
jenis bahan penstabil yang digunakan merupakan jenis
2. Penentuan Jenis Bahan Penstabil hidrokoloid yang tidak berasa sehingga tidak
Nilai rata-rata data asli pengujian penelitian mempengaruhi rasa sorbet.
pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 4.
b. Warna
Tabel 4. Data Hasil Uji Organoleptik Penentuan Jenis Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Bahan Penstabil pada Penelitian Pendahuluan bahwa konsentrasi bahan penstabil CMC, konsentrasi
Bahan Atribut Mutu Jumlah sukrosa dan interaksinya tidak berpengaruh nyata
Penstabil Rasa Aroma Warna Tekstur Rata-rata terhadap warna sorbet murbei.
Karagenan
5,156 4,515 4,937 4,519 19,127 Bahan penstabil CMC berbentuk serbuk
(365)
berwarna putih sehingga tidak akan mempengaruhi
CMC
5,274 4,937 5,122 5,315 20,804 warna dari produk sorbet murbei. Hasil tersebut sesuai
(821)
Gum Arab dengan penelitian terdahulu, menurut Marlindawati
5,22 4,722 5,063 5,122 20,127 (2016) panelis cenderung lebih menyukai warna sorbet
(497)
dengan menggunakan jenis bahan penstabil CMC yang
Berdasarkan data Tabel 4, menunjukan hasil memiliki warna serbuk putih sehingga tidak
pengamatan uji hedonik yang paling banyak disukai mempengaruhi terhadap warna sorbet yang
oleh panelis yaitu jenis bahan penstabil CMC karena menghasilkan warna sorbet menjadi lebih alami.
mendapatkan nilai rata-rata paling besar. Menurut Bahan penstabil tidak mempengaruhi bau dan
penelitian Wahyuni (2012), jenis bahan penstabil yang warna, sehingga penambahan bahan penstabil tidak
baik pada pembuatan sorbet yaitu CMC yang memiliki mempengaruhi warna dan aroma (Gliksman, dkk, 1984
warna serbuk putih sehingga sorbet menghasilkan warna di dalam Hakim, 2016). Menurut Tranggono (1988),
yang alami. Menurut Dewi (2010), CMC mempunyai kemampuan dari hidrokoloid ini (penstabil) yaitu
kelebihan daripada bahan penstabil lain yaitu mampu berfungsi sebagai bahan pembentuk suspensi, atau
mengikat air dalam kapasitas besar. Sehingga dapat koloid pelindung yang dapat menghindari perubahan
memberikan tekstur yang seragam dan lembut pada warna.
sorbet murbei. Sukrosa yang ditambahkan tidak berpengaruh
Hasil Penelitian Utama terhadap warna sorbet murbei. Hal tersebut disebabkan
1. Uji Organoleptik buah murbei memiliki warna alami yaitu pigmen
a. Rasa antosianin merah dan violet sehingga panelis sulit
Berdasarkan data hasil perhitungan ANAVA membedakannya. Menurut Winarno (1992) faktor-
menunjukkan bahwa (B) berpengaruh nyata terhadap faktor yang menyebabkan suatu bahan makanan
rasa dari sorbet murbei yang dihasilkan. Hasil uji berwarna adalah pigmen alami yang terdapat dalam
statistiknya dapat dilihat pada Tabel 5. bahan pangan tersebut.

Tabel 5. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Terhadap c. Aroma


Atribut Rasa Sorbet Murbei Berdasarkan data hasil perhitungan ANAVA
Konsentrasi Nilai Rata-Rata Rasa Sorbet Murbei menunjukkan bahwa (B) berpengaruh nyata terhadap
Sukrosa pada Taraf Nyata 5% aroma dari sorbet murbei yang dihasilkan. Hasil uji
b1 (15%) 4,678 (a) statistiknya dapat dilihat pada Tabel 6.
b2 (20%) 4,800 (b)
b3 (25%) 4,885 (c)
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf nyata menunjukan
berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.

220
Pasundan Food Technology Journal, Volume 4, No.3, Tahun 2017

Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Terhadap Graham (1997) di dalam Rini (2012) kenaikan
Atribut Aroma Sorbet Murbei konsentrasi CMC dalam larutan juga dapat
Nilai Rata-rata Perlakuan Aroma mengakibatkan kenaikan kekentalan adonan. Dengan
Kosentrasi
Sorbet Murbei pada Taraf Nyata meningkatnya kekentalan, maka semakin banyak air
Sukrosa
5% yang terikat sehingga pembentukan kristal es yang kasar
b1 (15%) 4,440 (a) semakin dapat dihindari dan tekstur yang dihasilkan
b2 (20%) 4,689 (b) lembut.
b3 (25%) 4,793 (b) Semakin tinggi penambahan sukrosa
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf nyata menunjukan menyebabkan tekstur sorbet semakin baik. Tekstur pada
berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan 5%. es krim atau sorbet ditentukan oleh padatan dalam
Bahan penstabil yang digunakan merupakan adonan, konsentrasi dalam gula dan kekentalan. Gula
sejenis hidrokoloid yang tidak memiliki komponen menghalangi pembekuan produk. Fenomena ini terjadi
volatil yang dapat menguap sehingga tidak memberikan karena molekul gula menarik molekul air sehingga
pengaruh nyata terhadap aroma bahan makanan membantu mencegah pembekuan kristal es yang besar,
(Gliksman, dkk, 1984). Menurut Mutiara (2000), akibatnya tekstur yang dihasilkan lebih lembut
penambahan bahan penstabil mungkin mengakibatkan (Arbuckle, dkk, 1986 di dalam Mutiara 2000).
terperangkapnya sebagian komponen aroma di dalam Tekstur adalah sesuatu yang bersifat kompleks
adonan, terutama bila adonan tersebut mempunyai dan difenisikan sebagai manifestasi sensori dari struktur
kekentalan yang lebih tinggi. luar dan dalam dari suatu produk. Tiap produk pangan
Semakin tinggi penambahan sukrosa maka memiliki definisi tersendiri untuk tekstur (Gliksman,
semakin disukai oleh panelis. Menurut Marlindawati dkk, 1984). Respon organoleptik tekstur pada produk
(2016) hal tersebut disebabkan semakin tinggi kadar sorbet erat kaitannya dengan mutu pada sorbet itu
sukrosa semakin mendominasi aroma sukrosa pada sendiri, dimana sorbet yang memiliki tekstur halus
suatu produk. Disamping itu, menurut Handayani cenderung lebih disukai oleh panelis.
(1994) di dalam Fauzan (2007), gula yang dipanaskan 2. Overrun
akan mengalami karamelisasi baik dalam suasana asam Berdasarkan data hasil perhitungan ANAVA
maupun suasana basa. Karamel yang terbentuk akan menunjukkan bahwa konsentrasi bahan penstabil
berpengaruh terhadap aroma produk yang dihasilkan. berpengaruh nyata terhadap overrun dari sorbet murbei
d. Tekstur yang dihasilkan. Hasil uji statistiknya dapat dilihat pada
Berdasarkan data hasil perhitungan ANAVA Tabel 8.
menunjukkan bahwa (B) berpengaruh nyata terhadap Tabel 8. Pengaruh Konsentrasi Bahan Penstabil CMC
tekstur dari sorbet murbei yang dihasilkan. Hasil uji Terhadap Overrun Sorbet Murbei
statistiknya dapat dilihat pada Tabel 7. Kosentrasi Bahan Nilai Rata-rata Overrun Sorbet
Tabel 7. Pengaruh Interaksi Konsentrasi CMC dan Penstabil CMC Murbei pada Taraf Nyata 5%
Konsentrasi Sukrosa Terhadap Atribut Tekstur a3 (0,3%) 25,838 (a)
Konsentrasi Konsentrasi Sukrosa a2 (0,25%) 26,732 (b)
Bahan a1 (0,2%) 27,602 (c)
Penstabil b1 (15%) b2 (20%) b3 (25%) Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf nyata menunjukan
berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.
(CMC)
A A A Berdasarkan data hasil perhitungan ANAVA
a1 (0,2%) 4,178 4,589 4,644 menunjukkan bahwa konsentrasi sukrosa berpengaruh
a B C nyata terhadap overrun dari sorbet murbei yang
B B A dihasilkan. Hasil uji statistiknya dapat dilihat pada
a2 (0,25%) 4,464 4,678 4,678 Tabel 9.
a B B Tabel 9. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Terhadap
B C B Overrun Sorbet Murbei
a3 (0,3%) 4,444 4,800 5,000 Konsentrasi Nilai Rata-rata Overrun Sorbet
a B c Sukrosa Murbei pada Taraf Nyata 5%
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukan adanya b3 (25%) 26,099 (a)
perbedaan yang nyata pada taraf 5%. Uji Duncan (huruf
kecil dibaca secara horizontal dan huruf besar besar b2 (20%) 26,823 (b)
secara vertikal). b1 (15%) 27,250 (c)
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf nyata menunjukan
Berdasarkan data pada Tabel 7, sorbet yang berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.
ditambahkan bahan penstabil CMC dengan konsentrasi
yang tinggi akan menghasilkan tekstur yang lebih Berdasarkan data Tabel 8 dan 9, bahwa semakin
lembut sehingga paling disukai oleh panelis. Menurut besar penambahan bahan penstabil CMC dan
konsentrasi sukrosa maka overrun yang dihasilkan

221
Pasundan Food Technology Journal, Volume 4, No.3, Tahun 2017

semakin rendah. Hal tersebut disebabkan penambahan Berdasarkan data Tabel 10, semakin
CMC dan sukrosa akan meningkatkan viskositas adonan meningkatnya konsentrasi sukrosa maka kadar air sorbet
sehingga overrun sorbet murbei akan terhambat. murbei menjadi menurun. Hal tersebut disebabkan oleh
Penggunaan gula dalam jumlah besar maka akan sukrosa bersifat higroskopis yang akan menyerap air
meningkatkan jumlah padatan adonan yang akan pada bahan pangan sehingga menjadi air terikat yang
mengakibatkan nilai overrun menurun (Faridah, 2005 akan sulit diuapkan sehingga semakin banyak
dalam Handayani 2014). penambahan sukrosa maka kadar air akan menurun.
Bahan Penstabil yang digunakan akan Menurut Estiasih dan Ahmadi (1998) di dalam Siregar
meningkatkan viskositas larutan, dimana Na-CMC akan (2016), gula yang bersifat osmosis akan menarik air dari
terdispersi dalam air, kemudian butir-butir Na-CMC dalam bahan sehingga kadar air bahan dan Aw bahan
yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi menjadi rendah.
pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar Semakin meningkatnya konsentrasi bahan
granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi penstabil CMC maka kadar air semakin turun. Hal
dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap tersebut disebabkan penambahan bahan penstabil akan
dan terjadi peningkatan viskositas (Fennema, 1996). meningkatkan padatan dalam produk sehingga kadar air
Menurut Arbuckle (1986), menyatakan bahwa akan semakin menurun. Disamping itu, air yang
jika kekentalan adonan meningkat maka daya terdapat dalam sorbet murbei diikat oleh bahan
pengembangan (overrun) akan semakin menurun. Air penstabil CMC sehingga menjadi air terikat dan sulit
yang terikat di dalam struktur molekul menyebabkan untuk dibebaskan. Menurut Dewi (2010), adanya
adonan semakin kental. Semakin kental adonan, penambahan bahan penstabil (CMC) yang dapat
tegangan permukaan adonan menjadi lebih tinggi. mengikat atau menyerap air bebas dalam jumlah yang
Akibatnya udara sukar menembus permukaan adonan besar sehingga keadaan larutan menjadi lebih mantap
dan produk lebih sukar mengembang. dan terjadi peningkatan viskositas larutan.
Nilai overrun yang baik untuk produk sorbet Kandungan kadar air dalam bahan makanan ikut
berkisar 25% - 45%. Overrun yang terlalu kecil menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan
berakibat tekstur menjadi keras dan sebaliknya apabila bahan itu (Winarno, 1992). Kadar air merupakan
terlalu besar produk mudah meleleh (Arbuckle, 1986). karakteristik kimia yang sangat berpengaruh pada bahan
Nilai overrun sorbet murbei berada diatas 25%, hal pangan, karena dapat mempengaruhi kenampakan,
tersebut menunjukkan sorbet murbei memiliki overrun tekstur dan cita rasa makanan (Sudarmadji, 2003).
yang cukup baik.
4. Kadar Vitamin C
Overrun merupakan salah satu parameter yang
Berdasarkan data hasil perhitungan ANAVA
penting dalam industri es krim karena semakin besar
menunjukkan bahwa konsentrasi bahan penstabil
nilai overrun maka tekstur semakin baik. Overrun dapat
berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin C dari sorbet
dihasilkan dari pengadukan (agitasi) pada saat proses
murbei yang dihasilkan. Hasil uji statistiknya dapat
pembekuan, tanpa adanya overrun es krim akan
dilihat pada Tabel 11.
berbentuk gumpalan masa yang keras. Overrun
mempengaruhi tekstur dan kepadatan yang sangat Tabel 11. Pengaruh Konsentrasi Bahan Penstabil CMC
menentukan kualitas es krim (Pandaga dan Sawitri, Terhadap Kadar Vitamin C Sorbet Murbei
2005). Rata-rata Kadar Vitamin C
Konsentrasi Bahan
3. Kadar Air (mg/100g) Sorbet Murbei pada
Penstabil (CMC)
Tabel 10. Pengaruh Interaksi Konsentrasi Bahan Taraf Nyata 5%
Penstabil CMC dan Konsentrasi Sukrosa terhadap a1 (0,2%) 21,982 (a)
Kadar Air Sorbet Murbei a2 (0,25%) 22,378 (a)
Konsentra Konsentrasi Sukrosa a3 (0,3%) 23,149 (b)
si Bahan
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf nyata menunjukan
Penstabil b1 (15%) b2 (20%) b3 (25%) berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.
(CMC)
B B C Tabel 12. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Terhadap
a1 Kadar Vitamin C Sorbet Murbei
76,12 74,01 69,40
(0,2%) Rata-rata Kadar Vitamin C
c B a Konsentrasi
B B B (mg/100g) Sorbet Murbei pada
a2 Sukrosa
75,89 73,48 68,21 Taraf Nyata 5%
(0,25%)
c B a b3 (25%) 21,431 (a)
A A A b2 (20%) 22,677 (b)
a3
73,82 72,53 65,76 b1 (15%) 23,401 (b)
(0,3%)
c B a Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom taraf nyata menunjukan
berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan 5%.

222
Pasundan Food Technology Journal, Volume 4, No.3, Tahun 2017

Semakin tinggi penggunaan sukrosa maka Tabel 14. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan (ppm)
vitamin C akan semakin kecil hasilnya. Menurut terhadap Sorbet Murbei
Selviana (2016), hal itu disebabkan karena penambahan No Sampel Nilai IC50 (ppm)
sukrosa akan menyebabkan suasana lebih netral dimana 1 a1b2 1657,540
pH akan meningkat dan vitamin C lebih stabil di 2 a2b2 1747,429
suasana yang asam. Gula pasir berperan 3 a3b3 1954,388
menyempurnakan rasa manis dan meningkatkan
kekentalan dan dapat menetralkan asam (Buckle, dkk, Berdasarkan data Tabel 14, dapat dikatakan
1987 di dalam Selviana, 2016). bahwa kekuatan antioksidan sorbet murbei termasuk ke
Semakin tinggi penambahan bahan penstabil dalam kategori lemah (tidak aktif). Bila dibandingkan
CMC kandungan vitamin C semakin meningkat dengan hasil analisis aktivitas antioksidan pada buah
hasilnya. Menurut Puteri (2015) meningkatnya CMC murbei sebesar 286,964 ppm, aktivitas antioksidan dari
maka bahan-bahan akan stabil dan vitamin C yang produk terpilih mengalami penurunan yang cukup
mudah larut dalam air dapat diikat oleh CMC sehingga drastis. Hal tersebut disebabkan adanya pencampuran
kerusakan vitamin C akan semakin kecil. bahan lain dan proses pemanasan selama pengolahan.
Buah murbei memiliki kandungan vitamin C Proses blanching pada bahan baku dan pemanasan
sebesar 28,37 mg/100 g bahan. Pada hasil analisis kadar ketika pencampuran adonan sorbet menggunakan suhu
vitamin C sorbet murbei terjadi penurunan kadar 70oC, karena menurut Utomo (2013) antosianin stabil
vitamin C. Hal tersebut disebabkan oleh sifat vitamin C dibawah suhu 60oC. Dimana antosianin yang
yang mudah rusak. Disamping itu pada pembuatan terkandung dalam buah murbei berperan sebagai sumber
sorbet murbei tersebut dilakukan proses blanching, antioksidan (Rahmasari, dkk, 2014).
pengancuran, penyaringan dan pemasakan sehingga Menurut Zuhra, dkk (2008), tingkat kekuatan
akan terjadi penurunan kadar vitamin C. antioksidan senyawa uji menggunakan metode DPPH
Dari semua vitamin yang ada, vitamin C dapat digolongkan menurut IC50. Semakin kecil nilai
merupakan vitamin yang paling mudah rusak. IC50 berarti semakin tinggi aktivitas antioksidannya.
Disamping sangat larut dalam air, vitamin C mudah Nilai IC50 didefinisikan sebagai besarnya
teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam radikal
sinar, alkali, enzim, oksidator, serta katalis tembaga dan bebas sebanyak 50%. Prinsip kerja dari pengukuran ini
besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan adalah adanya radikal bebas stabil yaitu DPPH yang
dalam keadaan asam, atau pada suhu rendah (Winarno, dicampurakan dengan senyawa antioksidan yang
1992). memiliki kemampuan mendonorkan hidrogen, sehingga
radikal bebas dapat diredam (Zuhra dkk, 2008).
5. Aktivitas Antioksidan Menurut Molyneux (2004), bahwa suatu zat
Pada penelitian utama, diperoleh perlakuan mempunyai sifat antioksidan bila nilai IC50 yang
terpilih berdasarkan hasil organoleptik dengan diperoleh berkisar antara 200-1000 ppm, dimana zat
parameter warna, rasa, aroma dan tekstur. Analisis tersebut kurang aktif namun masih dapat berpotensi
kimia berdasarkan parameter kadar air dan kadar sebagai zat antioksidan.
vitamin C. Analisis fisik berdasarkan parameter Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil
overrun. Pemilihan sorbet terpilih dapat dilihat pada kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 13. Produk terpilih digunakan untuk analisis 1. Berdasarkan hasil analisis bahan baku buah murbei
aktivitas antioksidan. Hasil pengujian aktivitas memiliki nilai aktivitas antioksidan 286,964 ppm dan
antioksidan produk sorbet terpilih dapat dilihat pada kadar vitamin C sebesar 28,37 mg/100g bahan.
Tabel 14. 2. Pada penelitian pendahuluan penentuan bahan
Tabel 13. Pemilihan Produk Terpilih Sorbet Murbei penstabil berdasarkan uji organoleptik (warna, rasa,
Berdasarkan Uji Skoring aroma dan tekstur), maka sampel yang terpilih yaitu
Atribut Mutu CMC dengan kode sampel 821.
Kode Vita
Sampel War
Rasa
Aro Tek Over Kadar
min
Total 3. Pada penelitian utama menunjukkan bahwa
na ma stur run Air
C penambahan konsentrasi bahan penstabil (CMC)
a1b1 1 2 1 1 5 5 4 19
berpengaruh terhadap atribut tekstur, overrun, kadar air
a1b2 3 3 3 3 5 4 3 24
a1b3 1 4 3 3 4 2 1 18 dan vitamin C. Sedangkan konsentrasi sukrosa
a2b1 1 1 1 2 4 5 5 19 berpengaruh terhadap atribut rasa, aroma tekstur,
a2b2 5 4 4 3 3 4 3 26 overrun, kadar air dan vitamin C.
a2b3 3 3 3 3 2 2 1 17
a3b1 3 2 2 2 2 4 5 20
4. Interaksi antara penambahan konsentrasi bahan
a3b2 4 2 2 4 1 4 4 21 penstabil (CMC) dan konsentrasi sukrosa berpengaruh
a3b3 5 5 5 5 1 1 4 26 terhadap tekstur dan kadar air pada sorbet murbei.
5. Pada penilaian utama penilaian skoring terhadap
keseluruhan respon organoleptik dan respon kimia
sehingga sehingga terpilih sampel 3 terpilih sorbet

223
Pasundan Food Technology Journal, Volume 4, No.3, Tahun 2017

murbei yaitu a1b2 (konsentrasi CMC 0,2% dan (Averrhoa carambola L). Skripsi Fakultas Teknik.
konsentrasi sukrosa 20%), a2b2 (konsentrasi CMC Universitas Pasundan, Bandung.
0,25% dan konsentrasi sukrosa 20%), dan a3b3 13. Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free
(konsentrasi CMC 0,3% dan konsentrasi sukrosa 25%). Radical Diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for
Ketiga sampel terpilih secara bertutut-turut memiliki Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J.
nilai aktivitas antioksidan sebesar 1657,54 ppm, Sci. Technol.
1747,429 ppm, dan 1954,388 ppm. 14. Mutiara, D. A. 2000. Pengaruh Jenis dan
6. Produk sorbet terpilih dari keseluruhan respon Konsentrasi Bahan Penstabil pada Velva Nenas
diperoleh pada sampel a3b3, karena dilihat dari uji (Ananas comosus (L) Merr). Skripsi Teknologi
organoleptik merupakan sampel yang paling disukai Pertanian. IPB, Bogor.
oleh panelis dengan aktivitas antioksidan sebesar 15. Pandaga, M., dan M. E. Sawitri. 2006. Membuat Es
1954,388 ppm, kadar air 65,76%, kadar vitamin C 22,16 Krim yang Sehat. Trubus Agrisarana, Surabaya.
mg/100 g bahan, dan overrun 25,30 %. 16. Puteri, F., R. J. Nainggolan, dan L. N. Limbong.
2015. Pengaruh Konsentrasi CMC (Carboxy
Daftar Pustaka Methyl Cellulose) dan Lama Penyimpanan
1. Arbuckle, W. S. 1986. Ice Cream 4th Edition. Terhadap Mutu Sorbet Sari Buah. Jurnal Program
Published by Van Nostrand Reinhold Company, Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Universitas
New York. Sumatera Utara, Medan.
2. Dalimartha, S. 2002. Jenis-jenis Tumbuhan Obat 17. Rahmasari, H., dan Susanto, W. H. 2014. Ekstraksi
Indonesia. Trubus Agriwidya, Jakarta. Osmosis Pada Pembuatan Sirup Murbei (Morus
3. Dewi, R. K., 2010. Stabilizer Concentration and alba L.) Kajian Proporsi Buah : Sukrosa dan Lama
Sucrose to The Velva Tomato Fruit Quality. Jurnal Osmosis. Jurnal Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.
Teknik Kimia. ITN, Malang. Universitas Brawijaya, Malang.
4. Fauzan, A. 2007. Pengaruh Penambahan Na-CMC 18. Rini, A. K., Ishartanti, D., dan Basito. Pengaruh
dan Gula Pasir Terhadap Kualitas Sari Buah Kombinasi Bahan Penstabil CMC dan Gum Arab
Nangka (Jackfruit). Staf Pengajar Fakultas Terhadap Mutu Velva Wortel (Daucus Carota L.)
Pertanian. Universitas Pekalongan, Jawa Tengah. Varietas Selo dan Varietas Tawamangu. Jurnal
5. Felinahayati., Hakim, E. H., Syah, Y. M., dan UNS, Surakarta.
Juliawaty, L. D. 2012. Senyawa Morusin dan 19. Selviana, S. 2016. Pengaruh Konsentrasi
Tumbuhan Murbei Hitam (Morus nigra). Jurnal Karagenan dan Gula Pasir Terhadap Karakteristik
Program Studi Kimia. Universitas Sriwijaya, Minuman elly Black Mulberry (Morus nigra L.).
Sumatera Selatan. Artikel Teknologi Pangan. UNPAS, Bandung.
6. Fennema, O. R., M. Karen, dan D. B. Lund. 1996. 20. Siregar, G., Setyohadi, dan Ridwansyah. 2016.
Principle of Food Science. The AVI Publishing, Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Gula
Connecticut. Terhadap Mutu Manisan Kulit Semangka. Jurnal
7. Gaspersz. 1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Rekayasa pangan dan Pertanian. USU, Medan.
Percobaan. Tarsito, Bandung. 21. Soekarto, E. 1985. Penilaian Organoleptik untuk
8. Glicksman, M. 1984. Food Hydrocolloid. CRC Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Penerbit
Press Inc. Boca Raton, Florida. Bintara Karya Aksara, Jakarta.
9. Hakim, V. N. 2015. Pengaruh Jenis Bahan 22. Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi Pangan. PAU
Penstabil dan Konsentrasi Sukrosa Terhadap Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.
Karakteristik Sorbet Salak Varietas Bongkok 23. Wahyuni, F. 2012. Kajian Jenis dan Konsentrasi
(Salacca edulis Reinw). Skripsi Jurusan Teknologi Bahan Penstabil Terhadap Karakteristik Sorbet
Pangan. Universitas Pasundan, Bandung. Sirsak. Artikel Universitas Pasundan, Bandung.
10. Handayani, N., Sulistyowati, M., dan Sumarmono, 24. Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.
J. 2014. Overrun, Waktu Leleh dan Kesukaan Es Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Krim Yoghurt Susu Sapi dengan Persentase Gula 25. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
yang Berbeda. Jurnal Fakultas Peternakan. Unsoed, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Purwokerto. 26. Zuhra, C. F., Tarigan, J. B., dan Sitohang, H. 2008.
11. Hilwiyah, A., Lukiati, B., dan Nugrahaningsih. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari
Skrining Fitokimia dan Uji Antioksidan serta Daun Katuk (Sauropus androgunus (L) Merr.).
Kadar Total Fenol – Falvonoid Ekstrak Etanol Journal Vol. 3 Fakultas Matematika dan Ilmu
Murbei (Morus alba L.). Jurnal Jurusan Kimia. Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara,
Universitas Negeri Malang, Malang. Medan.
12. Marlindawati, D. 2016. Pengaruh Jenis Bahan
Penstabil dan Konsentrasi Sukrosa Terhadap
Karakteristik Sorbet Belimbing Varietas Dewa

224

Anda mungkin juga menyukai