TUGAS AKHIR
OLEH :
ALI IMRAN
16 22 040 214
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahawa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
Ali Imran
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir “Jenis
pertanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.)” dengan baik sesuai waktu
yang ditentukan.
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk dapat
banyak bantuan dan dorongan serta semangat dari berbagai pihak. Oleh karena
Pertama kepada Ayah, Ibu dan adikku yang senantiasa memberikan dukungan,
semangat dan dorongan kepada Penulis. Sri Muliani, S.P., M.P. dan Ir. Miss
Rahma Yassin, M.Si. selaku Pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan
Mutalib, S.P., M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan dan
Pertanian Negeri Pangkep. Dan ucapan terima kasih juga kepada Maneger serta
dan ridho Allah sang pencipta. Segala kerendahan hati, Penulis sangat
mengharapkan semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
Ali Imran
7
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................. i
PERNYATAAN ....................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan ............................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ulat Api ................................................................................ 4
2.2 Biologi dan Morfologi Ulat Api .................................................... 4
2.3 Gejala Serangan ............................................................................ 8
2.4 Pengedalian ................................................................................... 9
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 12
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 12
3.3 Metode Pengamatan ...................................................................... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .............................................................................................. 14
4.2 Pembahasan ................................................................................... 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 17
5.2 Saran .............................................................................................. 17
8
LAMPIRAN ............................................................................................. 20
RIWAYAT HIDUP
9
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
ALI IMRAN (1622040214). Jenis dan kepadatan populasi ulat pemakan daun
kelapa sawit pada pertanaman kelapa sawit di bawah bimbingan Sri Muliani dan
Miss Rahma Yassin.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan populasi Ulat
Pemakan Daun Kelapa Sawit. Pengamatan ini dilakukan di areal perkebunan PT
Dwiwira Lestari Jaya 1 Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur,
berlangsung pada bulan Januari sampai April 2019, pengamatan ini dilakukan di
afdeling echo pada tiga blok. Metode pengamatan yang dilakukan yaitu
mengikuti SOP yang berlaku di PT Dwiwira Lestari Jaya 1. Hasil pengamatan
Jenis UPDKS yang ditemukan adalah Ulat api jenis Setothosea asigna, Setora
nitens, Susica malayana, dan Thosea vetusta. Kategori kepadatan populasi
Setothosea asigna tergolong tinggi dari kepadatan populasi jenis ulat api lainnya
karena kemampuan bertelur Se
12
I. PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) merupakan salah satu jenis tanaman
semakin cerah. Perkembangan luas area kelapa sawit di Indonesia pada kurun
waktu 1980-2016 cenderung meningkat. Pada tahun 1980 luas area kelapa sawit
sebesar 294,56 ribu hektar kemudian pada tahun 2015 telah mencapai 11,30 juta
hektar dan semakin berkembang menjadi 11,67 juta hektar pada tahun 2016
(Respati, 2016).
Indonesia merupakan produsen crude oil palm (CPO) kelapa sawit (Elaeis
dilakukan oleh perkebunan besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR) dan
2010).
penurunan tingkat produksi kelapa sawit. Untuk menjamin kepastian hasil usaha
tanaman merupakan salah satu usaha yang harus dilakukan dalam pemeliharaan.
13
OPT dapat menyerang kelapa sawit sejak tahap para pembibitan hingga tahap
menghasilkan.
Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS). Beberapa jenis hama UPDKS yang
sering menimbulkan kerugian adalah ulat api dan ulat kantong. Spesies ulat api
yang paling merusak di Indosesia adalah Setothosea asigna, Setora nitens, dan
Darma trima, sedangkan spesies ulat kantong adalah Metisa plana dan
Mahasena corbetti.
Ulat pemakan daun kelapa sawit yang sering menyerang merupakan hama
kunci atau hama utama pada perkebunan kelapa sawit karena dapat menyerang
tanaman hampir sepanjang waktu (Untung, 2010). Menurut Fauzi dkk. (2011),
tanaman kelapa sawit yang diserang ulat pemakan daun hingga kehilangan 90%
daun akan mengalami penurunan produksi sekitar 69% pada tahun ke I dan
Identifiksai dan pengetahuan tentang jenis ulat pemakan daun kelapa sawit
sangat penting dalam proses pengendalian. Informasi jumlah dan jenis ulat
pemakan daun dapat digunakan sebagai data awal untuk melakukan pengendalian.
Mengetahui nama ilmiah dan ciri-ciri masing-masing jenis ulat pemakan daun
berbagai hal salah satunya adalah informasi tentang kelemahan pada siklus hidup
serangga hama juga akan membantu penetapan waktu yang tepat untuk
populasi kritis yang ditentukan. Hasil monitoring menjadi landasan dasar suatu
populasi pada perkebunan kelapa sawit di PT Dwiwira Lestari Jaya 1. Hasil dari
pengamatan ini dapat dijadikan sebagai landasan dasar untuk menerapkan strategi
Pyilum : Arthropoda
Class : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Family : Limacodidae
Genus : Setothosea
Phylum : Arthropoda
Class : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Family : Limacodidae
Genus : Setora
Siklus hidup ulat api diawali dengan peletakan telur secara berkelompok
pada daun kelapa sawit. Telur diletakkan berderet 3 - 4 baris sejajar dengan
permukaan daun sebelah bawah. Telur biasanya diletakkan pada pelepah daun ke
16 -17. Satu kelompok telur terdiri dari 44 butir. Telur biasanya menetas 4 - 8 hari
16
setelah diletakkan (Buana dan Siahaan, 2003). Telur Setothosea asigna dapat
Pada fase larva terjadi selama 50 hari, ulat api memiliki ciri yang spesifik
pada tubuhnya. Larva ulat api berwarna hijau kekuningan dan biasanya berubah
menjadi kemerahan menjelang masa kepompong. Larva memiliki corak yang khas
tersebut berwarna coklat sampai ungu keabu-abuan dan putih. Selain itu pada
Pupa berada di dalam kokon yang terbuat dari air liur ulat api. Kokon
Kokon berbentuk bulat telur dan berwarna coklat gelap. Kokon dapat dijumpai di
sekitar piringan tanaman kelapa sawit, pangkal batang kelapa sawit, atau pada
celah celah kantong pelepah yang lama (Susanto et al., 2012). Pupa Setothosea
Imago ulat api berupa ngengat yang memiliki ciri spesifik pada sayapnya.
Ngengat S. asigna memiliki warna sayap yang berbeda antara sayap depan dan
berwarna coklat muda. Pada sayapnya terdapat garis transparan dan bintik-bintik
Telur hampir sama dengan telur S. asigna hanya saja peletakan telur
antara satu sama lain tidak saling tindih. Telur menetas setelah 4 – 7 hari
(Susanto, 2005).
dengan adanya satu garis membujur di tengah punggung yang berwarna biru
keunguan. Perilaku ulat ini sama dengan ulat S. asigna dan stadia berlangsung
sekitar 30 hari (Prawirosukarto, 2003). Gambar larva Setora nitens dapat dilihat
pada gambar 5.
permukaan tanah sekitar piringan atau di bawah pangkal batang kelapa sawit.
Sayap depan berwarna coklat dengan garis-garis yang berwarna lebih gelap.
Ngengat aktif pada senja dan malam hari, sedangkan pada siang hari hinggap di
pelepah-pelepah tua atau pada tumpukan daun yang telah dibuang dengan posisi
terbalik (Desmier de Chenon, 1982). Gambar imago Setora nitens dapt dilihat
pada gambar 6.
19
Gambar 7. Larva Setothosea asigna, larva setora ntens, larva Susica malayana,
larva Thosea vetusta.
Ulat api merupakan hama yang menyerang daun kelapa sawit. Ulat api
menyerang kelapa sawit dengan mengikis daun mulai dari permukaan bawah daun
hingga meninggalkan epidermis daun bagian atas. Bekas serangan terlihat jelas
seperti jendela-jendela memanjang pada helaian daun. Daun yang terserang berat
akan mati kering seperti bekas terbakar. Pada serangan yang berat, ulat api
menyarang dengan memakan semua helaian daun dan meninggalkan lidinya saja.
Gejala ini sering disebut gejala melidi (Buana dan Siahaan, 2003). Gambar gejala
2.4 Pengendalian
Pengendalian Secara Manual
dengan umur 5 tahun (<TM 2). Hanya dilakukan untuk hama ulat pemakan daun
tanaman muda maupun pada tanaman yang sudah besar (terutama kepompong ulat
api).
Pengendalian Hayati
dari golongan predator yaitu serangga atau organisme lain yang memakan hama
hasil sensus menunjukkan tingkat serangan pada katagori sedang sampai berat
dengan intensitas serangan > 10% dalam blok. Material yang digunakan adalah
Bio insektisida Bacillus thurigiensis (missal : ekosef, ftorbac), dan juga dapat
digunakan Virus ulat api (yang mana virus ini diperoleh dari ekstrak ulat api yang
dianjurkan, sebab tidak merusak dan mengganggu Ekosistem serta sangat aman
sebaiknya ditanam sepanjang jalan main road dan collection road dengan
penamanan yang berselang seling dengan yang tanaman yang lain dan dijaga
Pengendalian Kimia
merupakan salah satu alat yang digunakan untuk pengendalian hama ulat api
secara kimiawi. Alat ini dapat membuat asap yang disebut fulsfog. fulsfog
insektisida kimia dan solar sebagai pelarut. Pada alat pengabut bertekanan/aliran
Dalam mengendalikan hama ulat api pada tanaman kelapa sawit dilakukan
berbahan aktif deltametrin yang bersifat racun kontak dan racun perut
(pencernaan) yang di aplikasikan pada daun kelapa sawit dengan dosis 0,25 ml/ha.
> l-0 tahun. Aplikasi ini biasanya dilakukan apabila telah terjadi ledakan hama
yaitu semua stadia ada (dari stadia telur, larva, pupa sampai imago).
diisi insektisida sebanyak 10 cc setelah itu lubang di tutup dengan tanah liat.
23
III. METODODLOGI
Lestari Jaya 1, di afdeling echo pada blok ( F12, F13, F14 ) Kecamatan Biatan,
Alat yang digunakan yaitu yang digunakan adalah alat tulis menulis, Form
2. Menentukan Jalur ke-1 sensus dimulai pada baris tanaman yang ke-5
dari pinggir jalan batas blok. Jalur ke-2 sensus berselang 10 baris
3. Menentukan titik sensus ke 1 adalah pohon ke 3 dari tepi jalan pada jalur
sensus ke 3 dst tetap berselang 10 pohon sampai ketemu jalan pada sisi
4. Penentuan Jalur dan titik sensus ke 2 dan seterusnya mengikuti jalur dan
titik sensus ke 1.
pelepah ke – 17.
diperoleh dengan tabel kriteria padat populasi, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :