Oleh:
Kelompok : 2
1. Afrizal Fikri (1205622078)
2. Aisyah Putri Ardita (1205622054)
3. Intan Kusuma Wardani (1205622077)
4. Jovandi Januar (1205622075)
5. Luthfiah Labibah (1205622021)
6. Taufik Shuhada (1205622002)
KELAS C/D
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dr. Siti Jubaidah, M.Asebagai
dosen pengampu mata kuliah Khat / Kaligarafi Arab yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN………………………………………………... 4
BAB II: PEMBAHASAN…………………………………………….…... 5
A. Macam-macam kaligrafi………………………………………… 5
B. Tokoh yang mempopulerkan khat……………............................ 9
C. Perbedaan masing-masing jenis tulisan khat…………………… 12
BAB III : PENUTUP……………………………………………………... 13
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….……. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kaligrafi merupakan serapan kata dari bahasa inggris calligraphy yang berarti
tulisan indah, kata tersebut diambil dari bahasa yunani callos yang berarti indah
dan graph yang berarti tulisan.
Kaligrafi dalam bahasa Arab dikenaldengansebutankhaṭdan ahli kaligrafi disebut
khaṭṭaṭatau kaligrafer dalam bahasa Indonesia (Huda, Arifin dan Shadiq 2014).
Pengertian Khat secara istilah menurut Syaikh Syamsuddin Al-Akfani sebagaimana
dikutip oleh
Masyhuri:ْصه ُ ْل َر ُو ُ ْ ْْ ال ْف ُو ُرِ طخا َ ِهبِ ْك َرتُةَّيِ ْفيَكَواَهُعاَض َْوا َ ِو َد ْرفُ ْم َ ًّ ْْكُيا َ ْم َواا
ال ْم َوا َ َبتْكُ ْينَأُلَ ْد ْ طس
َ َ ال ِْفِا َ ْهنِ ُم َبت ُ َبتْكُ َي ُّ رو
ُ س ْف َي َك ِو َ عتَت ٌ ْم ِل َع ُوهُ ُه ْل ِي َب
َ نِ ُمفَّ َر
ْ ْ ْْ ج
َ ْل ِْ ِفا َ ْه ِن ُملَ ْدبُيا َ ُمالَ ْد ِبا ِ َ بُياَذا َ ِْبَِْ ِوءا
Khat merupakan ilmu yang mengenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal dan tata
letaknya serta cara-cara dalam merangkainya menjadi tulisan yang tertata, atau
sesuatu yang tertulis di atas garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan
yang tidak perlu ditulis, mengganti ejaan yang perlu diganti dan dengan apa
menggantinya(Masyhuri 2013).Jadi kaligrafi adalah seni menulis yang memiliki nilai
keindahan baik dari gaya penulisannya, coraknya, maupun dekorasinya. Adapun
jenis kaligrafi di dunia ini bukan hanya digunakan sebagai tulisan kaligrafi Arab,
melainkan kaligrafi Cina (biasa digunakan dalam huruf mandarin), kaligrafi Jepang,
kaligrafi Sansekerta.
Terdapat dua jenis kaligrafi arab/ khat yaitu kaligrafi kontemporer dan kaligrafi
klasik. Kaligrafi klasik adalah kaligrafi yang taat dengan kaidah-kaidah yang telah
ditetapkan. Pada makalah ini kami akan membahas :
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Kaligrafi
Seperti telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya, kaligrafi
merupakan seni menulis indah yang digunakan di beberapa negara, seperti kaligrafi
Arab, Cina, Jepang, Yunani, dan Sansekerta dalam aksara Jawa. Kaligrafi Cina biasa
digunakan dalam bahasa Mandarin, kaligrafi Yunani biasa digunakan pada bahasa
Yunani kuno, sedangkan kaligrafi Arab banyak digunakan dalam mushaf Al-Qur’an,
naskah-naskah berbahasa Arab, transkrip kuno (Nabil 2021).
Naskh juga dikenali sebagai Naskhi atau dalam bahasa Turkish dengan nama
Nesih,adalah penulisan melengkung mudah yang digunakan dalam
perutusan sebelum pakar khat mula menggunakannya bagi penulisan Al-
Quran.Ia adalah langsing dan lentur, tanpa sebarang penekanan tertentu,
dan amat mudah dibaca. Khat yang mula direka semula oleh Ibn Muqlah
Shirazi pada kurun ke-10. Khat yang jelas,
bersama-sama dengan khat Ta'liq, juga terkenal dengan menghasilkan khat
Nasta'liq, khat yang digunakan untuk menulis tulisan Urdu, Parsi, Punjabi,
Kashmir, dan kadang-kadang Pashto dan Uyghu.
5
2. Khat Kufi
Merupakan satu bentuk tulisan yang terawal pada akhir abad ke 7 Masihi dan ia
berkait rapat dengan bandar Kufah di Iraq digunakan dengan meluas sehingga
abad ke 12 Masihi (Eva, 1988; Manja Mohd Ludin dan Ahmad Suhaimi Mohd
Nor, 1995; Abd Rahman, 2008). Ianya merupakan tulisan asas yang digunakan
pada zaman awal Islam untuk menyalin Al-Qur’an. Ia bercirikan huruf-huruf yang
berbentuk sudut dan ada juga berbentuk hurufnya yang bersegi atau murabba’
(khat kubism) digunakan sebagai hiasan pada kubah, menara masjid, makam,
dinding bangunan dan di tulis dalam bentuk ukiran timbul. Menurut Yasin (1978),
khat berbeza dengan menegak yang rendah, garisan mendatar
diperluaskan dan ia sengaja ditulis pada permukaan bujur, lebar yang jauh
lebih daripada ketinggian, yang memberikan ia satu momentum dinamik tertentu.
Reka bentuk setiap karakter khat telah dibuat dalam bentuk persegi dengan garis
hitam berselang dengan warna putih dan menggunakan sistem yang sama
seperti yang terdapat pada papan catur (Khaled 2013). Tidak ada peraturan
piawaian khas apabila menggunakan khat Kufi, hanya ciri-ciri yang mudah iaitu
sudut dan bentuk linear garisan. Menurut Yasin Hamid (1978), dan Abd Rahman
(2008) ciri-ciri utama khat Kufi berukuran seimbang dengan sifat bersudut-sudut
atau persegi dan garisan menegak pendek (misalnya huruf alif dan lam) serta
garisan mendatar yang panjang (misalnya huruf dal dan kaf) dalam ukuran yang
sama lebar. Manakala, khat Kufi terbahagi kepada empat kategori utama,
iaitu: Kufi Kuno, Kufi Fatimi, Kufi Empat Segi dan Kufi Moden.
6
3. Khat Farisi
5. Khat Diwani
Khat Diwani telah dibangunkan oleh ahli kaligrafi Uthmaniyyah pada abad
ke-16 dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-19. Kebanyakkan khat
Diwani digunakan terutamanya untuk mendokumentasi. Pada masa Utsmaniyah,
Syaikh Hamdullah (1436-1520) dan para ahli kaligrafi terkemuka lainnya
menyempurnakan beberapa tulisan kaligrafi, bahkan membuat tulisan resmi baru
yang disebut 'Diwani', yang digunakan untuk dekret, resolusi, wakaf dan
dokumen resmi dewan Sultan atau dewan menteri (Moya 2012).
6. Khat Riq’ah
Dalam bahasa Arab, riq’ah artinya tambalan. Pada masanya, seniman kaligrafi yang
menggunakan khat riq’ah menggunakan potongan kulit atau kayu sebagai media
tulisnya. Sejarah khat ini berasal dari bangsa Turki Usmani, tepatnya pada masa dinasti
Sultan Abdul Majid Khan (1280 H). Khat ini sangat umum ditulis oleh masyarakat Turki
Usmani karena khat ini dinilai paling mudah dan paling cepat ditulis. Dilihat dari
tampilan tulisannya, khat ini dinilai paling mirip dengan khat kufi, namun juga
mengadaptasi bentuk khat kufi. Ciri khas kaligrafi khat naskhi adalah penggunaan
8
harakat pada bagian yang penting saja, arah tulisan miring, dan bentuk hurufnya
pendek-pendek.
B. Tokoh-tokoh Yang Mempopulerkan Khat
Sejak lahirnya kaligrafi Kufi untuk yang pertama kali, hal ini turut melahirkan
para kaligrafer terkemuka yang terus mengembangkan model kaligrafi. Bahkan
hingga saat ini banyak kaligrafer yang telah mengembangkan kaligrafi seperti
gaya kontemporer modern. Sebagaimana gaya kaligrafi modern juga terinspirasi dari
kaligrafi Arab klasik (Alashari, Hamzah dan Marni 2019). Namun, yang akan kita bahas
di sini adalah kaligrafer terkemuka yang telah berjasa pada masa kekhalifahan,
diantaranya sebagai berikut:
Periode Umayyah
1. Qutbah al Muharrir
Qutbah al Muharrir salah satu kaligrafer Bani Umayyah yang termasyhur
mengembangkan tulisan kursif. Beliau menemukan empat tulisan yaitu Thumar,
Jalil, Nisf, dan Tsuluts. Tulisan Thumar yang berciri tegak lurus ditulis dengan pena
besar pada tumar-tumar (lembaran penuh, gulungan kulit atau kertas) yang tidak
terpotong. Tulisan ini digunakan untuk komunikasi tertulis para khalifah kepada
amir-amir dan penulisan dokumen resmi istana. Sedangkan tulisan Jalil yang berciri
miring digunakan oleh masyarakat luas.
3. Ibnu Muqlah
Nama asli beliau adalah Abu Ali Muhammad ibnu al Hasan ibnu Abdullah ibnu
Muqlah. Kaligrafer Islam kelahiran Baghdad pada tahun 887 M (272 H). Selain
sebagai kaligrafer, Ibnu Muqlah juga berperan sebagai penulis, budayawan,
serta perdana menteri pada masa Khilafah Abbasiyah.
9
Ibnu Muqlah berguru kepada Ishaq bin Ibrahim al-Ahwal, penulis kitab Tuḥfat al-
Wamiq yang pernah mengajar khalifah al-Muqtadir dan putra-putranya. Al-Ahwal ini
juga salah satu murid dari Ibrahim ash-Shajari yang pernah belajar pada adh-
Dhahhak bin ‘Ajlan dan Ishaq bin
Hammad, keduanya adalah maestro kaligrafi pada masa awal Bani Abbasiyah. Abu
al-‘Abbas Tsa’lab dan Ibnu Duraid juga pernah menjadi guru sang wazir.
Ibnu Muqlah menulis dua mushaf, salah satunya mushaf yang berada di museum
Harah Afganistan. Kaidah-kaidah penulisan huruf Ibnu Muqlah masih digunakan
sampai sekarang.
4. Ibnu Bawwab
Nama asli beliau ialah Abu Al-Hasan Ali Ala’uddin bin Hilal. Kaligrafer ini
mendapat julukan Ibnu Bawwab karena ayahnya adalah seorang penjaga pintu
istana di Baghdad.
Ibnu Bawwab berguru kepada kaligrafer Abdullah bin Muhammad Asad al-Qari dan
Muhammad bin al-Simsani, dimana keduanya merupakan murid dari Ibnu Muqlah.
Ibnu Bawwab mengembangkan lagi rumus yang sudah dirintis oleh Ibnu Muqlah
yang dikenal dengan Al Mansub Al Faiq (huruf bersandar yang indah). Ibnu
Bawwab menulis 64 mushaf Al-Qur’an dan disimpan di salah satu masjid Istambul.
Beliau berjasa sebagai penemu dan pengembang gaya khat Raihani dan
Muhaqqaq yang diperindah.
5. Yaqut Al-Musta’simi
Beliau seorang kepala perpustakaan Al Mustanshiriyah yang juga dikenal
sebagai seorang pujangga dan budayawan. Yaqut Al-Musta’simi memelopori
penggunaan bambu yang dipotong miring menyerupai pena untuk menulis
10
kaligrafi. Karena kemahirannya, beliau mengembangkan gaya Khat Tsuluts dengan
bentuk ornamental yang dekoratif. Karena kemahirannya dalam menguasai al-
aqlam as-sittah terutama dalam khat Naskhi dan Tsuluts, serta mampu
mengembangkan gayanya sendiri, ia mendapatkan gelar qiblatul kuttab (kiblat para
kaligrafer). Terdapat salah satu mushaf Al-Qur’an yang ditulis menggunakan gaya
khat ya’qut Al-Musta’shimi yaitu terletak di Madrasah Al-Asyraf Sya’ban ibnu Husein
Ibnu Muhamad Qalawun di Kairo. Beliau wafat di Baghdad pada tahun 698 H
(Masyhuri 2013).
7. Hafidz Utsman
Disebut Hafidz Utsman bin Ali karena beliau menghafalkan Al-Qur’an. Pada
masanya beliau dikirim oleh wazir Musthafa Pasha untuk belajar kaligrafi pada
seorang kaligrafer masyhur yaitu Darwisi Ali Al-Khattat. Karena kemahirannya,
pada usianya yang kurang dari 18 tahun sudah mendapat gelar Khattat dari
kaligrafer terkenal yaitu Ismail Affandi. Sampai akhir hayatnya,beliau telah menulis
25 mushaf Al-Qur’an dan sejumlah karya yang dihimpun dalam lukisan matahari.
Beliau wafat pada tahun 1698 dan sampai akhir hayatnya beliau telah
11
mengajar kaligrafi selama 40 tahun (Masyhuri 2013).6.Hamid Al-AmidiNama asli
beliau adalah Musa Azmi dan mendapat julukan Hamid al-Amidi. Sesuai
dengan namanya, beliau lahir di Amid pada tahun 1891 M. Beliau belajar
kaligrafi di bawah bimbingan gurunya yaitu Nadhif (1262-1331 H). Muridnya pun
tersebar di segala penjuru dunia. Salah satunya adalah Hasyim Muhammad al
Baghdadi (Albantani, et al. 2021).Gunamengenang jasa dan kebesarannya
dalam dunia kaligrafi, Komisi Nasional melakukan pemeliharaan kebudayaan
warisan Islam di bawah Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berpusat di
Istambul. Selain itu organisasi ini mengadakan lomba kaligrafi internasional atas
nama Hamid al-Amidi pada tahun 1985. Hamid Al-Amidi merupakan pewaris
terakhir “dinasti kaligrafi” di Turki abad 15 M (Masyhuri 2013).
A. Kesimpulan
Jadi Khat merupakan ilmu yang mengenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal dan tata
letaknya serta cara-cara dalam merangkainya menjadi tulisan yang tertata, atau
sesuatu yang tertulis di atas garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan
yang tidak perlu ditulis, mengganti ejaan yang perlu diganti dan dengan apa
menggantinya. Khat juga memiliki nilai keindahan baik dari gaya penulisannya,
coraknya, maupun dekorasinya.
Macam-macam tulisan arab ada 6 yaitu :
1. Khat Naskhi.
2. Khat Farisi.
3. Khat Kufi.
4. Khat Tsuluts.
5. Khat Diwani.
6. Khat Riq'ah.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tifani.org/index.php/tifani/article/view/15/12
https://ejurnal.iiq.ac.id/index.php/alfanar/article/view/192/152
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2014/pdf
https://ojs.upsi.edu.my/index.php/JSPS/article/view/2263/1585
http://www.prosiding.imla.or.id/index.php/pinba/article/view/234/231
https://www.99.co/blog/indonesia/jenis-hiasan-kaligrafi-arab/
14