Anda di halaman 1dari 9

Machine Translated by Google

JURNAL K6, PENDIDIKAN, DAN MANAJEMEN


2020, Jil. 3, No.1, 8 – 16
http://dx.doi.org/10.11594/jk6em.03.01.02

Artikel Penelitian

Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Taruhan Shelvia 1 *, Karyono Ibnu Ahmad 2, Mahrita 3

1 Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 70123,


Indonesia
2 Program Pascasarjana Pedoman Konseling Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 70123,
Indonesia
3 Program Pascasarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 70123,
Indonesia

ABSTRAK
Sejarah artikel:
Penyerahan November 2019
Revisi Juni 2020 Implementasi kurikulum merupakan penerapan konsep-konsep yang berupa
Diterima Juli 2020 dokumen kurikulum ke dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis penerapan K13, dengan menggunakan desain penelitian kualitatif
*Penulis yang sesuai: dan multi lokasi di SMA Negeri 4 dan 6 Palangka Raya. Data dikumpulkan melalui
Email: betshelvia30@gmail.com wawancara, observasi, dan dokumentasi dari kepala sekolah, perwakilan
kurikulum, guru, dan siswa terpilih melalui teknik purposive sampling. Selanjutnya
keabsahan data dilakukan melalui kredibilitas, transferabilitas, ketergantungan,
dan konfirmabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua sekolah (1) telah
melaksanakan K13 dengan baik walaupun belum efektif (2) pelatihan dan
sosialisasinya diberikan oleh LPMP, pengawas, serta
serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (3) kendalanya antara lain
kurang optimalnya kemampuan guru dalam memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran, (4) kepala sekolah dan perwakilan kurikulum mampu memberikan
solusi yang disesuaikan dengan kendala yang dialami. oleh sekolah dan guru
untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan bermakna, dan (5)
mutu pendidikan dilihat dari prestasi siswa dan sekolah yang telah baik. Penelitian
ini disarankan agar guru dapat menciptakan berbagai media dan sumber belajar
yang didukung perangkat teknologi dan bagi Kepala Sekolah untuk membantu
guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.

Kata Kunci: Implementasi, Kurikulum, Peningkatan Mutu

Perkenalan memfokuskan pembelajaran pada kompetensi sikap,


Konsep kurikulum berkembang seiring dengan keterampilan dan pengetahuan. Kurikulum memegang
berkembangnya teori dan praktik pendidikan. peranan sentral dalam meningkatkan mutu pendidikan
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan di Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan merupakan
kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional
terkait baik langsung maupun tidak langsung, kepala dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan
sekolah, perwakilan kurikulum, guru, pengawas, mutu manusia. Berbagai upaya dilakukan seperti
orang tua, masyarakat dan siswa itu sendiri. pengadaan sarana dan prasarana sekolah, sertifikasi
kemampuan profesional pendidik.
Kurikulum merupakan suatu desain pendidikan
yang merangkum seluruh pengalaman belajar yang
diberikan kepada siswa di sekolah. Dalam suatu Beberapa perubahan yang terjadi pada
kurikulum, filsafat, nilai, pengetahuan harus Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut 1) proses
diintegrasikan dengan tindakan pendidikan standar yang semula terfokus pada eksplorasi,
(Suhaimi & Rinawati, 2018). elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan observasi,
Penerapan Kurikulum 2013 memerlukan inkuiri,
pelaksana pendidikan pengolahan, penalaran, presentasi, menyimpulkan,

Cara mengutip:
Shelvia, B., Ahmad, KI, & Mahrita. (2020). Implementasi Kurikulum 2013 dalam meningkatkan pendidikan. Jurnal K6,
Pendidikan dan Manajemen, 3 (1), 8 – 16. doi: 10.11594/jk6em.03.01.02
Machine Translated by Google

B Shelvia, KI Ahmad, Mahrita., 2020/ Implementasi Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

dan merancang. 2) Kegiatan pembelajaran dilakukan di Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 dan 6 Palangka Raya (2)
dalam kelas, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, pengetahuan tidak hanya Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 (3) Kendala
dipengaruhi oleh guru. 3) Pengajaran dilakukan dengan Implementasi Kurikulum 2013 (4) Solusi untuk mengatasinya
menggunakan
sampel. 4) Satuan pendidikan direstrukturisasi kendala tersebut dan (5) mutu pendidikan
untuk mampu melaksanakan berbagai rencana aspek dilihat dari prestasi siswa dan sekolah.
pembelajaran, dan penilaian yang berbeda-beda.
hasil belajar siswa dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja lulusan. Bahan dan metode
prestasidan kompetensi (Hidayat, 2013). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai
Oktober 2019 di SMA Negeri 4 dan 6 Palangka Raya,
Setiap kurikulum yang dirancang perlu dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan
mencerminkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Penting desain multi situs. Responden atau informan kunci adalah
juga untuk melakukan inovasi, pemutakhiran, dan kepala sekolah, perwakilan kurikulum, guru, dan siswa
pengembangan terhadap kurikulum sebelumnya (Andriyaniterpilih
et al., dari
2018).
SMA Negeri 4 dan 6 Palangka Raya.
Keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan ditentukan
oleh landasan dasar pembelajaran dan unsur-unsur yang
terlibat yaitu siswa, guru, interaksi antara siswa dan tutor, Objek penelitian meliputi waktu, tempat, setting sosial
lingkungan pendidikan, dan materi/isi (Salasiah et al., dan budaya. Data dikumpulkan
2018). dari observasi,
Sumber
dan wawancara, dokumentasi. Wawancara.
pelengkap adalah dokumen berupa foto, korespondensi,
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter atau catatan tertulis.
dengan menggunakan pendekatan tematik dan konseptual.
Data yang diperoleh melalui berbagai teknik diperiksa,
Penerapan ini diharapkan dapat membantu selain itu juga dilakukan reduksi data, penyajian, dan
siswa meningkat secara mandiri dan menunjukkan perilaku verifikasi. Keabsahan datanya adalah
yang baik dalam perilaku sehari-hari mereka
(Mulyasa, 2017). diperiksa dengan menggunakan langkah-langkah yang
Beberapa kendala dialami oleh guru di SMA Negeri 4 kredibel. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
Palangka Raya pasca penerapan Kurikulum 2013. analisis kasus tunggal dan lintas lokasi. Kegiatan analisis
Beberapa guru menyebutkan data lintas lokasi dapat digambarkan sebagai berikut:

bahwa kurikulum 2013 cukup mudah,


SITUS 1 LOKASI

lebih baik, dan lebih efektif. Namun, yang lainnya SMAN 4


LOKASI
PROPOSISI 1
TEMUAN 1

mengungkapkan bahwa mereka belum memahami PALANGKA RAYA

kurikulum sedangkan sebagian lainnya masih belum


LINTAS SITUS
mampu menggunakan sumber belajar dan media. ANALISIS

Oleh karena itu penerapannya di dalam kelas belum


maksimal. SITUS 2
LOKASI
SMAN 4 LOKASI

SMA Negeri 6 Palangka Raya yang terletak di PALANGKA RAYA TEMUAN 2


PROPOSISI 2

kawasan Tangkiling merupakan satu-satunya lembaga


pendidikan yang menerapkan kurikulum 2013 yang
dilaksanakan di
tahapan. Letak sekolah yang cukup jauh dari kota TERAKHIR TEMUAN
PROPOSISI LINTAS SITUS

berdampak pada sosialisasi dan pelatihan. Apalagi PENELITIAN LINTAS SITUS

RISET
TEMUAN
keterbatasan fasilitas dan
infrastruktur Juga terpengaruh itu
implementasi kurikulum.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan
Gambar 1: Aktivitas analisis data lintas situs
menganalisis secara menyeluruh: (1) Implementasi

JK6EM | Jurnal K6, Pendidikan, dan Manajemen 9 Jilid 3 | Nomor 1 | Maret | 2020
Machine Translated by Google

B Shelvia, KI Ahmad, Mahrita., 2020/ Implementasi Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Hasil dan Diskusi cara kerja guru dan staf sekolah


Bab ini membahas tentang implementasi mandiri dalam bekerja (Suhaimi, 2018).
Kurikulum 2013 dalam peningkatan mutu pendidikan Guru dan staf perlu melaksanakan tugasnya masing-
di SMA Negeri 4 dan 6 Palangka Raya. masing, yang diawasi oleh kepala sekolah yang
selanjutnya melaporkan seluruh kegiatan kepada
manajemen tenaga kependidikan untuk memastikan
Implementasi Kurikulum 2013 dewan guru dan staf bekerja.
Temuan penelitian di kedua sekolah ini bersama-sama untuk memperoleh hasil yang maksimal
berdasarkan wawancara dan (Mulyasa, 2013).
dokumentasi. Hal ini membantu para guru dan staf Itu pedoman utama penerapan kurikulum di dalam

untuk memahami dan merumuskan tujuan yang perlu 2013 disimpulkan sudah baik menurut pimpinan.
dicapai melalui kurikulum 2013. Penerapan kurikulum
ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja sekolah Hal itu terwujud ketika kepala sekolah mengutusnya
agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru untuk menghadiri pelatihan, yang juga
secara efektif dan efisien. diwujudkan melalui pengadaan prasarana dan
penyediaan fasilitas sekolah.
Kepala Sekolah mempunyai peranan yang sangat besar Oleh karena itu, agar kepala sekolah dapat melaksanakan
dalam menyelenggarakan program sekolah untuk ditanamkan tugasnya secara efektif, diperlukan kepemimpinan yang baik
pendidikan karakter seperti keimanan dan ketakwaan, perlu ditegakkan.
kecerdasan, berprestasi dalam penguasaan ilmu Pembentukan karakter akan ditentukan tidak
pengetahuan dan teknologi, bersaing dalam bidang hanya pada kekuatan manajemen pada satuan
kewirausahaan, kesehatan, dll. Mereka juga terlibat organisasi sekolah yang bersangkutan. Kekuasaan
dalam koordinasi kurikulum 2013 untuk peningkatan manajemen sangat bergantung pada kualitas dan
mutu pendidikan sekolah, pembagian kerja guru dan kekuatan kepala sekolah sebagai pemimpin
staf, membimbing dan mengembangkan baik staf (Suriansyah, 2015).
pengajar maupun siswa. Ditemukan juga bahwa kreativitas guru SMA
Negeri telah membuat proses pembelajaran sesuai
Kegiatan di atas mirip dengan Negara dengan Kurikulum 2013 yaitu berbasis karakter dan
SMA Negeri 6 Palangka Raya, dimana Kepala kompetensi.
Sekolah melaksanakan program pendidikan karakter Namun, hasilnya
sesuai dengan misi sekolah yaitu menyelenggarakan yang diperoleh dari observasi pembelajaran di kelas
kegiatan olah raga, seni budaya, literasi, kegiatan terbukti bahwa guru belum menampilkan nilai
sains, dan teknologi. Dalam konteks ini misi merupakan kreativitas secara optimal, hal ini terlihat pada gambar
penjabaran dari implementasi pendidikan karakter yang ditampilkan pada slide LCD. Hakikatnya adalah
yang dilaksanakan di SMA Negeri 6 Palangka Raya. membantu guru dalam menampilkan video atau
Kepala sekolah membantu guru dan staf untuk animasi untuk memotivasi dan memunculkan
memahami dan merumuskan kreativitas siswa selama proses pembelajaran. Dalam
pemilihan model pembelajaran, guru menggunakan
tujuan pendidikan yang harus dicapai melalui kurikulum berbagai metode yang disesuaikan untuk memudahkan
2013, sehingga mendorong tenaga pengajar untuk proses pembelajaran bagi siswa.
bekerja sama guna mencapai tujuan yang telah Hal ini juga terjadi pada proses pembelajaran
ditetapkan. yang dipekerjakan oleh guru di SMA Negeri 6
Tugas dan peran kepala sekolah dalam mewujudkan Palangka Raya, sudah sesuai
hal tersebut tercermin dalam isi undang-undang tersebut karakter dan kompetensi didasarkan pada kurikulum
program kurikulum yang dirancang dan dikembangkan. 2013. Namun hasil yang diperoleh dari proses
Task Leader meliputi mengarahkan, menggerakkan, pembelajaran di kelas menunjukkan
mempengaruhi dan memberdayakan (4 M) anggota. bahwa guru menggunakan gambar cetak, dengan
Dengan demikian kepemimpinan di sekolah dapat manual yang tidak sesuai dengan
diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam Rencana Pembelajaran (RPP). Media yang digunakan
adalah pola
menggerakkan, mengarahkan, mempengaruhi dan memberdayakan laptop,
pikirLCD,
dan power point, video, dan gambar.

JK6EM | Jurnal K6, Pendidikan, dan Manajemen 10 Jilid 3 | Nomor 1 | Maret | 2020
Machine Translated by Google

B Shelvia, KI Ahmad, Mahrita., 2020/ Implementasi Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Sebaliknya guru tidak menggunakan media tersebut Tindakan kedisiplinan yang perlu dipatuhi siswa
sesuai RPP dengan alasan LCD banyak digunakan telah dikemukakan pada saat program orientasi
untuk siswa kelas XI dan XII. Selanjutnya dalam sekolah agar siswa memahami aturannya sejak awal.
pemilihan metode/model pembelajaran, guru
menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif, dan Kehadiran siswa dalam lingkungan kedisiplinan yang
pemberian tugas. Proses pembelajaran yang diterapkan menyenangkan menimbulkan dampak positif, dan
cukup baik, meskipun kreativitas guru tetap maksimal. peraturan tidak dilanggar. Selain itu, sekolah yang
menerapkan kedisiplinan siswa dalam kesehariannya
cenderung memberikan dampak positif.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam Oleh karena itu tindakan kedisiplinan yang
menciptakan sesuatu yang baru baik berupa ide, dilakukan dan kerjasama siswa yang tinggal di kedua
Ciri-ciri bakat dan non-bakat, atau gabungan dari ide- sekolah menghasilkan kinerja yang optimal.
ide yang sudah ada.” Setiap manusia termasuk guru
mempunyai sifat kreatif, namun ada sebagian orang Strategi yang digunakan dalam Kurikulum 2013
yang tidak mampu mengasah kreativitasnya untuk mencapai sosialisasi kepada siswa yang tinggal
(Suryosubroto, 2010). di lingkungan sekolah adalah melalui pendidikan,
Dalam menyusun perangkat pembelajaran, guru lokakarya, dan pelatihan.
selalu mencari referensi dari berbagai sumber. Sosialisasi sangat penting dalam kurikulum karena
Diasumsikan penggunaannya banyak membantu semua pihak yang terlibat dalam
Referensi memudahkan guru dalam memilih metode implementasinya memahami perubahan yang perlu
atau strategi yang paling sesuai dengan kemampuan dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
anak. Dalam desain pembelajaran, guru menggunakan
rencana yang berkarakter, dengan tujuan pembelajaran Temuan lain dari kedua sekolah dalam penelitian
yang jelas. ini adalah beberapa fasilitas yang berfungsi sebagai
Media sama pentingnya dengan metode pendukung untuk mencapai tujuan tersebut belum
dipekerjakan, dengan kondisi yang ada. terpenuhi. Keterbatasan fasilitas sekolah yang
Oleh karena itu kreativitas guru sangat penting dalam diimbangi dengan pengawasan yang baik dari kepala
proses pembelajaran karena merupakan salah satu sekolah, berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.
faktor keberhasilan yang membantu efektifitas proses Guru perlu memanfaatkan fasilitas pembelajaran yang
belajar mengajar. Ketika kreativitas guru maksimal, ada dengan baik, dan sesekali mengajak siswa
siswa cenderung bersemangat belajar dan hasilnya menjelajahi lingkungan luar kelas. Guru perlu
pun meningkat. mengembangkan diri dan memperhatikan faktor-faktor
Menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan tertentu yang cenderung mempengaruhi prestasi
menyenangkan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, seperti penggunaan media pembelajaran. Lebih-
(Metroyadi, 2017). Temuan lain dalam penelitian ini, lebih lagi,
didasarkan pada wawancara dan observasi yang mereka perlu memiliki sikap yang menyenangkan dan
dilakukan terhadap Kepala Sekolah SMA Negeri 4 ramah terhadap siswa agar mereka nyaman dalam
Palangka Raya dan para guru. Hal ini terlihat dari lingkungan belajar.
kedisiplinan siswa dalam pembinaan. Misalnya SMA Negeri 4 Palangka Raya dengan luas 24.676
memberikan nasihat, teguran, dan sering mengingatkan m2 dan luas lantai dasar 2.100,5 m2. Terdiri dari
siswa akan peraturan sekolah. kantor, ruang staf, laboratorium IPA, laboratorium
komputer, puskesmas, mushola, ruang media/audio
Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Palangka Raya visual seluas 72 m2, dan sarana olah raga seluas 3519
menanamkan kedisiplinan pada siswanya dengan m2. Dalam upaya mendukung program sekolah pada
menggunakan tiga cara utama, yaitu penyadaran, kurikulum 2013, pihaknya berupaya menyediakan
tindakan, dan guru sebagai teladan. Demikian pula sarana dan prasarana dengan menganggarkan dana
pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) setiap tahunnya.
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada peserta SMA Negeri 6 Palangka Raya memiliki luas 27.006
didik sehingga memberikan nilai-nilai terbaik bagi m2. Dia
mereka (Suriansyah, 2011).

JK6EM | Jurnal K6, Pendidikan, dan Manajemen 11 Jilid 3 | Nomor 1 | Maret | 2020
Machine Translated by Google

B Shelvia, KI Ahmad, Mahrita., 2020/ Implementasi Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

berlokasi di Jalan Tjilik Riwut Km 29,5 Kecamatan Tahai Temuan lain dari analisis kedua sekolah menunjukkan
Kabupaten Bukit Batu Kota Palangka Raya dengan marka bahwa lingkungan sekolah perlu dibuat kondusif bagi
beton pada bagian depan dan samping dengan kawat pembelajaran akademik dengan menciptakan suasana
berduri dan pagar seng. aman dan tertib. Gurulah yang paling bertanggung jawab
Bangunan tersebut terdiri dari ruang kantor, ruang guru, 8 menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
ruang teori, laboratorium, pusat kesehatan sekolah, masjid,
dan 2 tempat parkir. Gedung sekolah permanen, terdiri SMA Negeri 6 Palangka Raya membudayakan 5S,
dari ruang belajar, perpustakaan, kantor, dan laboratorium. Salam (sapa), Sapa (hollo), Senyum (tersenyum), Sopan
Namun demikian, untuk pengembangan yang baik di masa (sopan), Santun (sopan). Strategi dan metode pembelajaran
depan, diperlukan penataan bangunan dan rencana induk digunakan untuk mengetahui apakah suasana cukup
atau rehabilitasi bangunan yang memenuhi standar ideal. kondusif untuk pembelajaran.
Jumlah ruang kelas baru (RKB) juga perlu dimasukkan
untuk memenuhi kebutuhan populasi siswa. Laboratorium
komputer, bahasa, MIPA (fisika, kimia, biologi), telah Lingkungan belajar memegang peranan penting
memperoleh pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam terbentuknya sekolah yang efektif. Selama dua
guru dan siswa dalam beberapa tahun terakhir. dekade, lingkungan belajar di sekolah dianggap sebagai
salah satu faktor penentu efektivitas sebuah sekolah. Oleh
karena itu peran guru adalah mengenal tanggung jawab
atau kebutuhan

setiap anak guna menciptakan lingkungan dan suasana


Untuk meningkatkan kualitas pengajaran, diperlukan yang diharapkan untuk proses pembelajaran. Dengan
sumber daya dan alat yang memadai agar siswa dapat terciptanya tanggung jawab bersama antara siswa dan
belajar secara individu guru maka terciptalah situasi pembelajaran yang kondusif
(Nasution, 2014). Oleh karena itu, adanya fasilitas belajar (Kusmoro, 2008).
yang lengkap membuat siswa bersemangat belajar tanpa
bergantung pada teman. Itu disimpulkan dari hal di atas
Sekolah cenderung memiliki kualitas atau standar yang pernyataan bahwa lingkungan sekolah yang sehat
baik dengan asumsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran memberikan kontribusi yang signifikan terhadap efektifitas
tidak hanya didukung oleh potensi siswa, kemampuan proses belajar mengajar. Terciptanya lingkungan sekolah
guru dalam mengajar atau oleh lingkungan sekolah, tetapi yang kondusif menjadikan seluruh peserta didik, baik
juga perlu didukung oleh fasilitas yang memadai. sivitas akademika maupun nonakademik menjalankan
tugas dan perannya secara maksimal. Oleh karena itu
Sarana pembelajaran digolongkan menjadi 3, yaitu (1) lingkungan sekolah yang aman, nyaman, tertib merupakan
habis pakai dan tahan lama, (2)bergerak dan tidak iklim yang membangkitkan semangat belajar.
bergerak, (3) Hubungan dalam proses pembelajaran (alat
pembelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran).
Untuk menilai suatu sekolah mempunyai standar fasilitas Pendukung implementasi kurikulum 2013
pembelajaran harus terdiri atas (1) Ruang Kelas, (2) Ruang
Perpustakaan, (3) Laboratorium IPA, (4) Ruang Kepala Temuan penelitian yang dilakukan di kedua sekolah
Sekolah, (5) berdasarkan wawancara, dokumentasi, dan observasi
Ruang Guru, (6) Tempat Ibadah, (7) terhadap pendukung Implementasi Kurikulum 2013,
Puskesmas, (8) toilet (9) secara umum disimpulkan bahwa pendukung penerapan
Gudang, (10) tempat bermain (Arifin, & Banawi, 2012). SMA Negeri SMA 4 dan 6 Palangka Raya mempunyai
banyak persamaan. Pendukung penerapan Kurikulum
Meski fasilitas dan sumber belajar belum memadai, 2013 antara lain adalah
kepala sekolah dan guru harus mampu berkreasi sendiri

sarana pembelajaran dan juga berinisiatif memanfaatkan panduan yang diberikan pada saat sosialisasi, arahan
lingkungan sekitar sekolah. dari pengawas, fasilitas sekolah, dan

JK6EM | Jurnal K6, Pendidikan, dan Manajemen 12 Jilid 3 | Nomor 1 | Maret | 2020
Machine Translated by Google

B Shelvia, KI Ahmad, Mahrita., 2020/ Implementasi Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

LPMP. Faktor ini diperkuat oleh guru dengan alat pembelajaran berbasis. Saat ini 90% guru
menggunakan buku panduan untuk mengembangkan benar-benar memahami dan melaksanakan
berbagai administrasi kurikulum, memanfaatkan pembelajaran dengan teknologi informasi. Oleh
fasilitas sekolah, mengikuti sosialisasi yang diberikan karena itu, diharapkan pada tahun depan guru yang
oleh LPMP, dan mencari solusi permasalahan memahami dan melaksanakan pembelajaran
bersama kepala sekolah. Dengan asumsi kepala berbasis Teknologi Informasi mencapai 100%.
sekolah dan guru tidak mampu menentukan solusi Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
atas permasalahan yang ada, maka supervisor SMA Negeri 6 Pal-angkaraya pada tahun ajaran
dimintai bantuan. 2018/2019 menyatakan bahwa sikap yang ditemui
Kepala sekolah dan guru selalu mengikuti selama kegiatan adalah “menerima, melaksanakan,
pelatihan penerapan Kurikulum 2013 yang menghormati, menghargai, dan mengamalkan. "
diselenggarakan oleh LPMP. Guru perlu Pengetahuan diperoleh melalui kegiatan “mengingat,
memanfaatkan fasilitas sekolah seperti penggunaan LCD di sekolah menerapkan, menganalisis,
memahami,
proses pembelajaran agar siswa bersemangat dan mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh
juga lingkungan sekitar perlu dimanfaatkan sebagai melalui kegiatan seperti observasi, rasa ingin tahu,
sumber belajar. Fasilitas dan sumber belajar tersebut mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta.
perlu dimanfaatkan, dipelihara, dan disimpan secara
optimal. Dalam perkembangannya, selain guru perlu Kendala tertentu ditemui dalam pengembangan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber kurikulum. Yang pertama terletak pada
pembelajaran yang lebih konkrit (Mulyasa, 2013). ketidakmampuan guru untuk berpartisipasi dalam
pengembangan kurikulum. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa unsur seperti 1) kurangnya waktu, 2)
buruknya kesepakatan antara guru, kepala sekolah,
Hambatan implementasi kurikulum 2013 dan administrator, 3) kemampuan guru, dan 4)
masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum,
Analisis penelitian yang dilakukan di kedua diperlukan dukungan masyarakat baik dalam
sekolah yang dilatarbelakangi dari wawancara, pendanaan maupun pemberian umpan balik
dokumentasi, dan observasi mengenai kendala terhadap sistem pendidikan saat ini. Masyarakat
implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 merupakan sumber masukan dari sekolah, dan keakuratannya menja
Palangka Raya menyatakan bahwa tingkat sekolah untuk menjadi sukses. Kendala lain yang dihadapi
kemampuan guru yang berbeda-beda menjadi faktor oleh pengembang kurikulum adalah masalah biaya
penghambat. Kendala lain yang dihadapi antara lain yang seringkali mahal (Sukmadinata, 2012).
kurangnya Melihat temuan di atas, guru merupakan ujung
prasarana dan dana untuk menunjang pelaksanaan tombak implementasi kurikulum, namun terdapat
program sekolah. Menurut juga keterbatasan yang cenderung menghambat
Sesuai pernyataan Kepala Sekolah, kendala yang proses implementasi kurikulum itu sendiri, beberapa
ada tidak mengganggu pelaksanaan kurikulum, dan keterbatasan tersebut antara lain; guru mempunyai
proses pembelajaran perlu dilaksanakan dengan waktu yang terbatas untuk mengevaluasi informasi
baik. Kendala yang dihadapi guru SMA Negeri 6 mengenai inovasi lebih lanjut, guru mempunyai
Palangka Raya adalah ketidakmampuan mereka tingkat kemampuan, pemahaman, dan sikap yang
dalam memanfaatkan TI khususnya dalam mencari berbeda-beda. Kemampuan dalam melaksanakan
bahan dan sumber pembelajaran di internet. inovasi kurikulum juga berbeda-beda karena
Kendala lainnya adalah jarak antara tempat tinggal kurangnya kesempatan untuk meningkatkan
guru dan sekolah yang terletak di Tang-kiling. pengetahuan dan keterampilannya, terutama yang
berkaitan dengan inovasi. terhadap inovasi
kurikulum, dan sikap satu guru terhadap guru lainnya
Meskipun para guru di SMA Negeri 6 Palangka dalam menerima inovasi (Arifin, 2013).
Raya telah mengikuti berbagai pelatihan, namun Solusi mengatasi kendala implementasi
mereka perlu mengikuti pelatihan manufaktur Kurikulum 2013
teknologi informasi- Temuan penelitian dievaluasi di kedua sekolah
mengenai solusi bagaimana caranya

JK6EM | Jurnal K6, Pendidikan, dan Manajemen 13 Jilid 3 | Nomor 1 | Maret | 2020
Machine Translated by Google

B Shelvia, KI Ahmad, Mahrita., 2020/ Implementasi Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

mengatasi kendala penerapan kurikulum 2013 SMA Negeri 4 Palangka Raya bekerjasama dengan
disesuaikan dengan faktor penghambat pelaksanaan pemangku kepentingan masyarakat berkomitmen
masing-masing sekolah. Untuk menyukseskan menerapkan sistem penjaminan mutu internal
penerapan Kurikulum 2013, kepala sekolah perlu standar nasional pendidikan.
berusaha mengubah pola pikir guru agar mereka
menyadari, memahami, peduli, dan mempunyai Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan
komitmen yang tinggi terhadap penerapannya. mutu pendidikan di SMA Negeri 6 Palangka Raya
Perubahan ini sejalan dengan perkembangan ilmu antara lain melalui program kerjasama dengan
pengetahuan dan teknologi. Yayasan Usaha Mulya yang dilakukan melalui MoU
(Memorandum of Understanding) yang bertempat
Upaya atau langkah lain yang dilakukan di Tangkiling. Siswa dan guru diajak untuk praktik
sekolah untuk meningkatkan kualitas guru antara sosialisasi kreativitas, pelatihan komputer, dan
lain adalah penilaian kompetensi pedagogi, pembelajaran bahasa Inggris menggunakan buku,
kepribadian, sosial, dan profesional. yang bertujuan untuk mempermudah proses belajar
Selain itu, guru tidak hanya membuat RPP di mengajar di kelas.
awal tahun saja, namun juga melaksanakan
pembelajaran secara terus menerus atau rutin Mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh
sehingga ketika materi tersebut disampaikan tidak sekolah sebagai lembaga pengajaran saja, namun
memuat tema pembelajaran yang telah dirancang juga diatur oleh pandangan dan harapan masyarakat
dalam RPP. . Ruang lingkup materi dan tingkat yang cenderung selalu berubah seiring perkembangan
kompetensi siswa yang perlu dipenuhi atau dicapai zaman (Sagala, 2013).
pada suatu satuan pendidikan pada titik dan jenis Beberapa ciri sekolah bermutu, antara lain:
tertentu dirumuskan dalam Standar Isi setiap mata peningkatan mutu sekolah secara terus-menerus
pelajaran. sebagai kebutuhan pokok, mempunyai sumber daya
moneter, guna mencegah kerusakan yang sangat
Upaya yang dirancang untuk mengatasi sulit diperbaiki, keinginan untuk mencapai tingkat
permasalahan tersebut juga diperlukan guru untuk mutu kepemimpinan dan fokus staf administrasi.
dapat memanfaatkan lingkungan secara efektif tentang upaya pencegahan permasalahan yang
sebagai sumber belajar, yang cenderung cenderung mempengaruhi prinsip kerja yang baik
mengefektifkan pembelajaran dan memfasilitasi baik internal maupun eksternal. Mengelola insiden
pembentukan kompetensi inti dan dasar, serta buruk sebagai umpan balik untuk mencapai
pencapaian tujuan. tujuan pembelajaran. keunggulan dan mengubah kesalahan sehingga
perhatian terhadap kualitas merupakan bagian
Kualitas Pendidikan integral dari budaya kerja. Merencanakan standar
Evaluasi penelitian yang diperoleh dari kedua sekolah secara cermat pada waktu yang tepat
sekolah mengenai prestasi akademik SMA Negeri 4 menjelaskan peran dan tanggung jawab setiap
Palangka Raya, membuktikan bahwa 100% individu. Kreativitas cenderung menghasilkan
siswanya berprestasi sangat baik pada ujian nasional proses perbaikan yang berkualitas dan tertentu yang
tahun 2018/2019. Sedangkan di SMA Negeri 6 melibatkan setiap orang sesuai dengan tugas dan kewajibannya (Dan
Palangkaraya 100% siswanya lulus pada tahun Dalam peraturan akademik formal, baik
2018/2019, namun kualitas sekolahnya kurang pendidikan menengah pertama maupun menengah
memuaskan. Upaya tertentu dilakukan oleh SMA atas menyelenggarakan satu cabang atau berbagai
Negeri 4 Palangka Raya untuk meningkatkan mutu cabang ilmu matematika, teknologi, dan cabang
pendidikan di sekolah, salah satu programnya tertentu, diharapkan dapat meningkatkan mutu
adalah kewirausahaan, melalui program ini banyak pendidikan, serta komitmen dan motivasi yang kuat.
dihasilkan produk seperti budidaya jamur tiram, Para pendidik juga mempunyai komitmen dan
lele, dan suna yang diberi nama bawang dayak harapan agar siswa dapat berprestasi dengan
telah diproduksi. Semua komunitas di seluruh segala keterbatasan yang dimiliki guru di sekolah,
Negara Bagian sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat
yang tentunya menjadi kebanggaan dan harapan sekolah.

JK6EM | Jurnal K6, Pendidikan, dan Manajemen 14 Jilid 3 | Nomor 1 | Maret | 2020
Machine Translated by Google

B Shelvia, KI Ahmad, Mahrita., 2020/ Implementasi Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Seluruh pembahasan sebelumnya dijelaskan pada


tabel berikut.

Tabel 1: Temuan lintas lokasi

Indikator Temuan Lintas Situs


Situs 1 Situs 2

Keterampilan kepemimpinan kepala sekolah Keterampilan kepemimpinan kepala sekolah


sudah optimal sudah optimal.
Proses pembelajaran disesuaikan dengan Proses pembelajaran disesuaikan dengan
Penerapan dari
kurikulum 2013 yaitu berbasis karakter. kurikulum 2013 yaitu berbasis karakter.
Kurikulum 2013
Namun dari hasil observasi pembelajaran Namun dari hasil observasi kelas
di kelas ditemukan bahwa kreativitas guru ditemukan bahwa guru belum menampilkan
masih belum sesuai dengan yang kreativitas secara maksimal.
diharapkan.

Meliputi buku panduan yang diberikan Sosialisasi yang diberikan oleh LPMP,
Pendukung penerapan pada saat sosialisasi Kurikulum 2013, arahan dari pengawas, tentang konsep
kurikulum 2013 arahan dari pengawas, fasilitas sekolah, kurikulum 2013.
dan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP).

Pada awal penerapan kurikulum 2013 di Kurangnya kemampuan guru dalam


Hambatan implementasi SMA Negeri 4 Palangka Raya terdapat memanfaatkan TI untuk mencari bahan
kurikulum 2013 kendala karena guru memiliki tingkat dan sumber pembelajaran di internet
kemampuan yang berbeda-beda.

Solusi mengatasi kendala di Memberikan kesempatan kepada pendidik Upaya Kepala Sekolah untuk meningkatkan
tahun 2013 untuk mengikuti berbagai program kualitas guru, serta menjalin kerjasama
Kurikulum pelatihan secara rutin antara sekolah dan orang tua siswa
Penerapan

Untuk kualitas kelulusan sudah memenuhi Untuk kualitas kelulusan sudah memenuhi
100%. Kualitas non-akademiknya baik 100%. Kualitas non-akademiknya baik
Kualitas Pendidikan
dengan mengikuti berbagai kegiatan dan dengan mengikuti berbagai kegiatan dan
kompetisi. kompetisi.

Kesimpulan dan saran C. Kendalanya adalah ketidakmampuan guru


A. Sekolah telah menerapkan K13 dengan baik, dalam memaksimalkan penggunaan alat dan
meskipun belum efektif. prasarana pembelajaran.
B. K13 yang diterapkan, mendukung pelatihan D. Kemampuan kepala sekolah dan perwakilan
dan sosialisasi yang diberikan oleh Lembaga dalam menyediakan kurikulum yang
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), arahan disesuaikan untuk memenuhi kendala yang
dari pengawas, dan aturan yang ditetapkan dialami sekolah dan guru perlu dimanfaatkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. dalam suasana kelas yang menyenangkan
dan bermakna.
e. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, yang
mendorong kemajuan sekolah.

JK6EM | Jurnal K6, Pendidikan, dan Manajemen 15 Jilid 3 | Nomor 1 | Maret | 2020
Machine Translated by Google

B Shelvia, KI Ahmad, Mahrita., 2020/ Implementasi Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Direkomendasikan contoh non contoh dengan variasi media audio visual pada anak
untuk: a. Guru diharapkan menciptakan ragam kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 31
media dan sumber belajar yang didukung Banjarmasin. Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial,
perangkat teknologi. 4(1), 10-11.
B. Kepala sekolah dan wakil kepala kurikulum Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum
diharapkan dapat membina guru dalam 2013. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
mengembangkan perangkat pembelajaran. Mulyasa, E. (2017). Pengembangan dan implementasi kurikulum
C. Peneliti selanjutnya harus mampu 2013. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
secara ringkas mengembangkan lebih Nasution. (2014). Asas-asas kurikulum. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
banyak informasi terkait Kurikulum 2013 di Sagala, S. (2013). Manajemen strategis dalam peningkatan mutu
berbagai situs dan kasus. pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Salasiah, Asniwati, & Effendi, R. (2018). Nilai-nilai karakter sejak dini
Pengakuan masa kanak-kanak dalam perspektif kurikulum dan pola asuh
Penulis mengucapkan terima kasih kepada (Studi multi lokasi di PAUD Islam Sabilal Muhtadin dan
Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan PAUD Mawaddah, Banjarmasin Indonesia). Eropa
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang Jurnal Studi Pendidikan , 5 (7), 41.
telah memfasilitasi dan mendukung penelitian ini. Suhaimi & Rinawati. (2018). Pengelolaan kurikulum pendidikan karakter,
di SMK 2 Kandangan.
Referensi Kemajuan dalam Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora
Andriyani, E., Ngadimun, & Suriansyah, A. (2018). Manajemen Riset , Jilid 274, 273.
pendidikan karakter. Jurnal Penelitian & Metode IOSR dalam Suhaimi. (2018). Hubungan antara peran kepala sekolah dan sikap
Pendidikan (IOSR-JRME), 8 (6), 13. terhadap profesi guru dengan guru
Arifin, & Banawi. (2012). Etika dan profesi kependidikan. prestasi kerja di SMA Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Jurnal Ilmiah Kependidikan , 13(5),
Arifin, Z. (2013). Konsep dan model pengembangan kurikulum. hal.78-83.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Sukmadinata, NS (2012). Pengembangan kurikulum teori dan
Danim, S. (2002). Inovasi pendidikan dalam upaya meningkatkan praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
profesionalisme tenaga kependidikan. Bandung: Pustaka Suriansyah, A. (2011). Pendidikan karakter dalam perspektif
Setia. sistem pendidikan nasional. Paradigma, Jurnal Ilmu
Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Pendidikan , 6 (11). hal.117-130.

Remaja Rosdakarya. Suriansyah, A. (2015). Kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat
Kusmoro. (2008). Pengaruh lingkungan terhadap efektivitas strategi kepemimpinan dalam membentuk karakter siswa.
pembelajaran. Jakarta: PT. Kencana. Cakrawala Pendidikan , Th. XXXIV No.2 , 242.
Metroyadi. (2017). Upaya pengembangan aspek keagamaan dan Suryosubroto. (2010). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta
nilai-nilai moral dalam membedakan perbuatan baik dan buruk dengan menggunakan : Rineka Cipta.

JK6EM | Jurnal K6, Pendidikan, dan Manajemen 16 Jilid 3 | Nomor 1 | Maret | 2020

Anda mungkin juga menyukai