“THAHARAH”
DOSEN PENGAMPU:
Dengan Mengucapkan Puji Dan Syukur Ke Hadirat Allah Swt, Akhirnya Penyusun Dapat
Menyelesaikan Tugas Ini, Yang Berjudul “Thara”. Penyusun Menyadari Sepenuhnya Bahwa
Tugas Ini Masih Jauh Dari Kesempurnaan Dan Masih Banyak Kekurangannya.
Hal Ini Dikarenakan Keterbatasan Waktu, Pengetahuan Dan Kemampuan Yang Dimiliki
Penyusun, Oleh Karena Itu Penyusun Sangat Mengharapkan Adanya Saran Dan Kritik Yang
Sifatnya Membangun Untuk Perbaikan Dimasa Yang Akan Datang.
Pada Kesempatan Ini, Penyusun Mengucapkan Terima Kasih Kepada Semua Pihak Yang Telah
Membantu Terselesaikannya Tugas Ini, Semoga Allah Swt, Membalas Amal Kebaikannya.
Aamiin.
Dengan Segala Pengharapan Dan Doa Semoga Makalah Ini Dapat Memberikan Manfaat Bagi
Penyusun Khususnya Dan Bagi Pembaca Umumnya.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...….........I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….........II
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………...…………..1
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………….…...………….1
1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………….………..………….1
1.3 TUJUAN PENULISAN.....……………………………………………...…………...............1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….2
2.1 PENGERTIAN THAHARAH ..…………………………………………2
2.3 MACAM-MACAM THAHARAH ……...…………………….……………3-5
2.4 ……..
II
BAB I
PENDAHULUAN
1 .2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian?
2. Sebutkan pembagian thaharah?
3. Sebutkan macam-macam air dan pembagiannya?
4. Bagaimana cara-cara bersuci dari hadas dan najis?
5. Apa sajakah hikmah bersuci?
1.3 TUJUAN
1. Ingin mengetahui tentang thaharah.
2. Ingin mengetahui pembagian thaharah.
3. Ingin mengetahui macam-macam air dan pembagiannya.
4. Memahami cara-cara bersuci dari hadas dan najis
5. Ingin mengetahui hikmah bersuci.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, (Bandung: PT Alma’arif, 1987), hal. 9
2
menyukai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumah-rumah kalian
dan jangan menyerupai kaum yahudi.” (H.R Tarmidzi).
Ibadah merupakan tujuan utama. Oleh sebab itu, Allah menciptakan orang-
orang yang mendapat beban dari hamba-hamba nya Allah SWT.
Ibadah yang paling agung dan paling utama adalah sholat yang merupakan
tiang agama dan syarat utama dari shalat adalah Thaharah (Bersuci). 2
adapun thaharah dalam ilmu fiqh ialah:
a. Menghilangkan najis.
b. Berwudlu.
c. Mandi.
d. Tayammum.
Alat yang terpenting untuk bersuci ialah air. Jika tidak ada air maka
tanah, batu dan sebagainya dijadikan sebagai alat pengganti air.
2
Dr. Yusuf Qaradhawi, Fikih Thaharah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004) cet.ke-1, h.9
3
“Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu
sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-
Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling maka
sungguh Aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar
(kiamat)”.
1)Macam-macam najis
Najis dibagi menjadi 3 bagian:
a)Najis mukhaffafah (ringan), ialah air kencing bayi laki-laki yang belum
berumur 2 tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali ASI.
Cara mensucikannya, cukup dengan memercikkan air ke bagian yang
terkena najis sampai bersih.
b) Najis mutawassithah (sedang), ialah najis yang keluar dari kubul dan
dubur manusia dan binatang, kecuali air mani.
Najis ini dibagi menjadi dua:
(1)Najis ‘ainiyah, ialah najis yang berwujud atau tampak.
(2)Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak tampak seperti bekas kencing
atau arak yang sudah kering dan sebagainya.
Cara mensucikannya, dibilas dengan air sehingga hilang semua sifatnya
(bau, warna, rasa dan rupanya)
c) Najis mughallazah (berat), ialah najis anjing dan babi.
Cara mensucikannya, lebih dulu dihilangkan wujud benda najis itu,
kemudian dicuci dengan air bersih 7 kali dan salah satunya dicampur
dengan debu.
Kebersihan yang sempurna menurut syara’ disebut thaharah, merupakan masalah yang sangat
penting dalam beragama dan menjadi pangkal dalam beribadah yang menghantarkan manusia
berhubungan dengan Allah SWT. Tidak ada cara bersuci yang lebih baik dari pada cara yang
dilakukan oleh syarit Islam, karena syariat Islam menganjurkan manusia mandi dan berwudlu.
Walaupun manusia masih dalam keadaan bersih, tapi ketika hendak melaksanakan sholat dan
ibadah-ibadah lainnya yang mengharuskan berwudlu, begitu juga dia harus pula membuang
kotoran pada diri dan tempat ibadahnya dan mensucikannya karena kotoran itu sangat
menjijikkan bagi manusia