PENDAHULUAN
kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia. Sebagai salah satu bahan pangan pokok
untuk mengganti gula tebu dengan gula buatan atau pemanis lainnya. Permintaan
gula nasional akan terus meningkat dari tahun ketahun seiring dengan
industri makanan dan minuman (Sugiyanto, 2007). Pada tahun 2020, jumlah
produksi gula nasional mencapai 2,13 juta ton terdiri dari 1,17 juta ton produksi
pabrik gula swasta dan 0,96 juta ton produksi pabrik gula BUMN (BPS, 2020).
Sedangkan pada tahun 2021, jumlah produksi gula nasional meningkat sebesar 2,35
juta ton yang terdiri dari produksi pabrik gula BUMN sebesar 1,06 juta ton dan
Indonesia memiliki sekitar 58 pabrik gula yang masih beroperasi saat ini, 31
diantaranya berada di Jawa Timur. Oleh karena itu, Jawa Timur dikenal sebagai
gula menyebabkan jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh suatu pabrik gula juga
meningkat. Kapasitas giling pada salah satu pabrik gula yang berada di Jawa Timur
pada tahun 2021 sebesar 7.000 ton tebu/hari (7.000 Ton Cane Per Day) dengan
limbah cair yang dihasilkan mencapai 90 sampai 120 m 3/hari pada saat musim
1
giling berlangsung. Rata-rata kapasitas produksi gula di Indonesia pada tahun 2019
sebesar 6.000 sampai 6.250 TCD (Ton Cane Per Day) akan menghasilkan sekitar
Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh suatu pabrik gula cukup tinggi
dikarenakan adanya pemakaian air dalam proses produksi gula yang banyak. Untuk
memproduksi 1 ton gula diperlukan air hingga 22,5 m 3 air (Rhofita dan Russo,
2019). Limbah cair yang dihasilkan biasanya berasal dari unit produksi yang
ketel dan peralatan lain. Sedangkan kegiatan yang menghasilkan banyak limbah
cair seperti proses pencucian, pembersihan lantai pabrik, tumpahan nira, dan lain-