Anda di halaman 1dari 13

PANEN DAN PENGANGKUTAN

TEMBAKAU Sudirman, S.TP.,M.T


PANEN DAUN TEMBAKAU
Proses pengolahan tembakau
sebelumnya diawali dengan
melakukan pemetikan daun
tembakau. Pemetikan dilakuan
setelah berumur 60-90 hari setelah
tanam. Pemetikan daun harus
dilakukan dengan benar dan tepat
waktu, cara dan kriteria kematangan
daun yang dipanen.
Kemasakan daun secara alami
Kemasakan (maturity, ripeness) pada daun tembakau diartikan sebagai kondisi daun
yang secara fisik dan kimia dalam keadaan optimal, untuk diolah menjadi krosok atau
rajangan dengan mutu fisik dan kimia sesuai permintaan konsumen. Secara fisiologis
masak diartikan sebagai kondisi daun yang kemampuan asimilasi, transpirasi,
pernafasan, pembelahan sel dan sebagainya sudah mengendur dan akhirnya dalam
kondisi berhenti atau mati (Eskin, et al., 1971).

Ketepatan datangnya masak optimal didalam praktek usahatani tembakau bersifat relatif. Meskipun
umumnya terjadi pada awal senessen (tahap menuju kematian setelah tumbuh, berkembang,
berbunga, berbiji, masak dan akhirnya mati). Pada saat itu akumulasi produk hasil sintesa setinggi-
tingginya dan ensim-ensim pada kondisi paling aktif. Pada pengovenan tembakau ensim
khlorofilase dan amilase akan dipercepat aktifitasnya dengan memanipulasi suhu dan kelembaban
lingkungan sesuai suhu aktifitas optimal ensim-ensim tersebut.

Pada saat daun dipetik diusahakan mengandung pati (amylum) setinggi-tingginya, kadar khlorofil
serendah-rendahnya dan ensim serta air masih dalam jumlah optimal. Kriteria masak optimal
secara kimiawi tersebut harus nampak pada kriteria fisik yang mudah diketahui karena akan
menjadi pedoman daun mana yang sudah masak dan dapat dipetik. Sehingga kebersamaan
konsumen dan produsen dalam hal ini industri hasil tembakau dan petani sangat diperlukan untuk
menetapkan standar operasional prosedur atau SOP sistem produksi tembakau.
Kematangan daun sesuai posisi daun tembakau

Kematangan daun di pohon sesuai dengan posisi daun pada tanaman


tembakau

1. Pemetikan daun bawah (3-4 lembar), daun mendekati kehijau-hijauan,


gangang daun keputih-putihan
2. Pemetikan daun tengah (4-6 lembar), daun yang telah matang
kekuning-kuningan
3. Pemetikan daun atas (6-9 lembar), daun yang telah matang benar
4. Pemetikan daun pucuk (4-7 lembar), daun yang benar-benar matang.
Kriteria Daun Tepat Masak.
Pemanenan dilakukan saat daun berwarna
hijau kekuning – kuningan. Daun yang matang
ditandai oleh warnanya yang hijau kekuning-
kuningan di sepanjang tepi, dekat tulang daun
dan permukaan helai daunnya tidak rata, serta
untuk beberapa jenis tembakau ditandai oleh
titik-titik coklat dengan lingkaran yang
berwarna kuning pada helai daun.

Panen pada umumnya dapat dimulai setelah tanaman berumur 60- 70 HST. Pada daerah-
daerah lebih dari 500 m dpl panen baru dapat dimulai setelah tanaman berumur 70-80 hari.
Daun yang sudah masak dapat dipetik dalam satu kali panen umumnya berkisar antara 2-4
lembar dan daun dapat dipetik 4 hingga 7 hari sekali. Satu musim panen : 5-7 Minggu.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan masaknya daun

Varietas
Kondisi daerah tumbuh terutama tinggi tempat kemungkinan berkaitan
dengan perbedaan intensitas sinar surya dan ketebalan udara lingkungan
yang dapat mempengaruhi kecepatan rekasi-reaksi fisiologis didalam daun.
Pada daerah-daerah lebih dari 500 m dpl panen baru dapat dimulai setelah
tanaman berumur 70-80 hari
Pemberian air pengairan atau air hujan
Keseimbangan pupuk
Pengerjaan tanah yang kurang sempurna, iklim yang basah diawal tanam
kemudian mengering dengan cepat akan mendorong timbulnya lekes.
Kemasakan daun secara buatan
Untuk meningkatkan efisiensi usahatani kadang-kadang diperlukan waktu panen dan waktu
pengolahan dapat dipersingkat. Daun tembakau diharapkan segera masak, dengan jumlah
daun yang masak bersamaan lebih banyak. Misalnya jika panen normal berlangsung 7-8
kali, diharapkan 4-6 kali sudah dapat selesai. Sehingga bukan 3-4 lembar daun masak
seragam yang dapat dipetik, tetapi dapat mencapai 4-6 lembar atau lebih.

Alasan diperlukannya kemasakan daun secara buatan : Mengantisipasi akibat turunnya


hujan pada musim panen.

Untuk mempercepat kemasakan daun secara buatan di negara-negara maju


digunakan bahan kimia penguning (yellowing chemical). Jenis bahan kimia
penguning seperti ethephon (2-chloroethy phosphonic acid) dan gas etilen yang
disemprotkan pada daun saat menjelang panen. Selain itu kedua komponen kimia
tersebut juga digunakan untuk mempercepat tahap penguningan didalam oven.
Penggunaan senyawa kimia untuk mempercepat kemasakan daun harus mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut:

 Bahan kimia untuk mempercepat kemasakan daun akan meninggalkan residu pada krosok atau
rajangan. Sehingga perlu dipertimbangkan apakah residu tersebut masuk ketentuan dilarang atau tidak
oleh konsumen

 Warna kuning yang dihasilkan masih mengandung kadar air tinggi, sehingga dalam pengovenan atau
pemeraman yang memerlukan aturan tersendiri

 Mutu tembakau apakah rajangan atau krosok fc yang dihasilkan, memberikan problem tersendiri
didalam industri tembakau, karena perubahan karakter dari dua jenis tembakau kering tersebut

 Perlu tinjauan dari aspek ekonomi secara saksama, apakah penggunaan bahan untuk mempercepat
kemasakan daun memang benar dapat menekan biaya usahatani.
Cara Pemetikan
Pemetikan Dengan Tangan

Pemetikan daun tembakau dimulai dari bawah keatas sesuai mulainya


kemasakan daun pada batang.
Cara pemetikan : mematahkan pangkal daun kearah samping, bukan kearah
bawah, agar tidak ada bagian kulit terbawa oleh gagang daun. Pemetikan
dilakukan secara bertahap sesuai tingkat kemasakan daun.

Pemetikan yang paling baik pada sore hari karena pada saat itu kadar pati
setinggi-tingginya, dari hasil asimilasi pembentukan pati pada pagi sampai siang
hari.

Namun atas dasar pertimbangan manajemen pengovenan antara lain kelancaran


kegiatan persiapan daun sebelum naik oven, waktu paling baik untuk mulai
pengovenan atau saat menyalakan kompor dan lain-lain, panen paling baik adalah
pada pagi hari setelah daun bebas dari embun.
Daun yang telah dipetik dikumpulkan pada ujung
barisan tanaman, dibawah tanaman tembakau
yang teduh sehingga tidak terkena panas surya
langsung.
Setelah terkumpul banyak daun segera
dibungkus dengan karung goni dengan berat 25-
30 kg.
Daun dapat juga dimasukkan kedalam
keranjang. Cara membungkus daun dengan
meratakan pangkal daun dalam ikatan karung
goni. Kemudian ikatan daun tersebut sesegera
mungkin diangkut ke tempat teduh. Di tempat
teduh bungkusan daun di atur dengan
meletakkan gagang di bagian bawah dan
usahakan jangan ditumpuk.
Pemetikan dengan Mesin
Dua hal yang mendorong perekayasaan
mesin mesin pemetik daun tembakau.

1. Menjadikan pekerjaan panen, persiapan


dan pelaksanaan pengolahan menjadi
Karet pemetik pada mesin pemanen
lebih sederhana. Sumber: Watkins, (1979)
2. Dengan diketemukannya oven
tumpukan (bulk curing-barn) ada
keinginan untuk menyediakan cara
panen dan pengolahan dalam satu unit,
sehingga daun tembakau dari lapang
langsung masuk kedalam oven.
Skema mesin pemanen dan kotak glantang
oven tumpukan. Sumber: Watkins (1979)
Pengangkutan

Sementara panen masih


berlangsung, sebaiknya daun yang
terkumpul di lapang segera
diangkut ke tempat teduh.

Alat pengangkut dapat


menggunakan truk, gerobak,
dipikul atau angkutan yang lain.

Agar pengangkutan tidak menimbulkan masalah yang


merugikan perlu diperhatikan alat pengangkut, cara
pengangkutan, kapasitas pengangkutan jarak sampai
di emplasemen pengangkutan dan waktu
pengangkutan
Dalam pengangkutan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bungkusan daun diatur rapi diatas bak truk atau gerobak. Tumpukan tidak lebih dari 3 lapisan
atau setinggi 1,0-1,5 m.
2. Gunakan truk atau gerobak tertutup, antara tutup dan tumpukan daun jika ada ruang kosong
makin baik.
3. Jangan mencampur benda lain atau ada pekerja yang duduk diatas tumpukan atau menginjak-
injak tumpukan daun te mbakau. Kayu, bambu dan lain-lain hendaknya diangkut terpisah, tidak
sekaligus diangkut dengan daun tembakau.
4. Jarak ke emplasemen makin dekat makin baik sehingga tidak lebih dari satu jam perjalanan.
5. Menaikkan dan menurunkan bungkusan daun hendaknya dilakukan hati-hati, tidak dilempar dan
hindari cara memegang yang dapat mengakibatkan daun sobek atau memar
6. Setelah sampai diemplasemen bungkusan daun hendaknya segera dibuka, kemudian diatur
berderet gagang dibawah dan tidak ditumpuk. Jika tidak sempat membongkar bungkusan pada
hari itu, sebaiknya bungkusan diatur berderet dan sekali lagi jangan ditumpuk. Selanjutnya daun
segera disortasi dan diglantang. Untuk sementara glantangan daun dapat digantungkan pada
andang dari bangunan emplasemen.

Anda mungkin juga menyukai