Anda di halaman 1dari 2

Ahuramazda Pribadi

A.111.22.0102 (B)

Tercemar Limbah Kotoran Sapi, Sungai Keyang Ponorogo Berbau-Berubah


Warna

Ponorogo - Warga di sepanjang aliran Sungai Keyang, Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko,
Ponorogo mengaku resah. Sebab, aliran sungai saat ini dipenuhi kotoran sapi hingga
mengeluarkan bau menyengat dan berubah warna.
Warga khawa@r lantaran endapan kotoran sapi bisa membuat sedimentasi pada sepanjang
aliran sungai. Padahal, sungai ini juga mengarah ke Waduk Bendo. Satu-satunya waduk di
Ponorogo sebagai sumber pengairan sawah.
Pantauan de@kJa@m, air sungai yang tercemar limbah kotoran sapi ini berwarna kehijauan dan
berbuih. Selain itu, air sungai juga kerap berbau kotoran sapi.

Salah satu warga Ngadirojo, Arif Santoso mengatakan limbah kotoran sapi ini sebenarnya sudah
lama mencemari sungai. Penyebabnya berasal dari sentra sapi perah yang ada di hulu sungai di
Kecamatan Pudak.

"Sudah lama, sudah dari dulu, semenjak adanya pengembangan sapi perah. Dampaknya air
menjadi kotor dan berbau saat banjir," tutur Arif kepada wartawan, Selasa (28/11/2023).

Menurut Arif, adanya pengembangan peternakan sapi perah harus dibarengi dengan
pengolahan limbah kotorannya. Namun, warga malah memilih membuang kotoran sapi ke
sejumlah aliran sungai di Kecamatan Pudak.

"Dampaknya, warga yang @nggal di hilir kena imbas, bau air sungai," terang Arif.
Warga lain, Pujiana menambahkan pencemaran ini juga berdampak pada salah satu sektor
wisata Air Terjun Pletuk di Kecamatan Sooko. Pasalnya, air terjun tersebut @dak bisa lagi
dikunjungi karena airnya yang berwarna hijau dan berbau menyengat.

"Ke@ka musim penghujan baunya luar biasa menyengat, kalau ini terus dibiarkan ditakutkan
aliran sungai ini akan ter@mbun seluruhnya oleh kotoran sapi," imbuh Puji.

Puji khawa@r jika ini masih berlanjut, pembiaran pembuangan kotoran sapi ke sungai, bisa
berdampak pada ekosistem sungai. Pun tak terkecuali dengan Waduk Bendo.

"Saya khawa@r karena air tercemar limbah kotoran sapi membuat ekosistem pada Waduk
Bendo terganggu," papar Puji.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo, Gulang Winarno
membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke sejumlah peternak
sapi perah di Kecamatan Pudak untuk pengolahan biogas.

"Sudah sering melakukan sosialisasi untuk pengolahan biogas, tapi karena saking banyaknya
akhirnya dibuang ke sungai," tandas Gulang.

Gulang pun menyayangkan hal ini. Sebab, akibat tercemarnya limbah kotoran sapi, bisa merusak
ekosistem yang ada di sungai dan juga meresahkan masyarakat. Apalagi, menjelang musim
penghujan saat ini.

"Memang tercemar, kita lihat di Air Terjun Pletuk itu saja, luar biasa baunya. Jadi harapan kita
kepada masyarakat mari kita bersama-sama mengelola limbah masing-masing peternak agar air
kita kembali bersih," pungkas Gulang.

Dampak pencemaran air Polusi air dapat menimbulkan dampak negatif tidak hanya pada manusia
tetapi juga pada lingkungannya. Terdapat beberapa dampak pencemaran air di antaranya:

• Penyakit
• Kerusakan ekosistem
• Eutrifikasi
• Gangguan rantai makanan

Sumber Berita
hSps://www.de@k.com/ja@m/berita/d-7060820/tercemar-limbah-kotoran-sapi-sungai-
keyang-ponorogo-berbau-berubah-warna

Anda mungkin juga menyukai