Perjanjian adalah Perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 KUH Perdata) Kontrak sering diartikan sebagai perjanjian tertulis dan memiliki nilai secara ekonomi. Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu Jenis – Jenis Kontrak - Kontrak Nominat – Kontrak yang diatur dalam KUH Perdata contohnya : Kontrak jual beli, Pinjam pakai, sewa menyewa - Kontral Innominat – Kontrak yang diatur diluar KUHPerdata yang lahir karena kebutuhan dan kebiasaan. Misalnya kontrak konstruksi, kontrak leasing, perjanjian kredit, dan lain- lain - Kontrak Berdimensi Publik – kontrak yang salah satunya badan hukum publik, uang yang dipergunakan untuk pembayaran dalam kontrak tersebut berasal dari negara, dan harus diperhatian hukum public terkait dengan pelaksanaan kontrak tersebut. - Kontrak tidak berdimensi public ( Privat) – kontrak yang tidak melibatkan badan hukum public dan tidak menggunakan keuangan negara dalam pembayaran kontrak - Kontrak Bisnis Int – Kontrak warga negara atau badan hukum asing yang menggunakan hukum negara lain dan pelaksanaannya diluat negri - Kontrak bisnis dalam Negri – kontrak yang tidak melibatkan unsur asing dan diatur berdasarkan hukum nasional Asas Hukum Kontrak : - Asas Kebebasan Berkontrak - Asas facta sunt servanda - Asas consensus atau konsensual - Asas itikad baik - Asas kepribadiaan - Asas keseimbangan - Asas persamaan hukum - Asas kepatuhan - Asas moral - Asas kepastian hukum - Asas keadaan kahar ( force majure) Keabsahan Kontrak Syarat Sahnya Kontrak : - Syarat Subjektif : ( Apabila tidak terpenuhi dapat di batalkan) Sepakat : suatu kesepakatan kehendak terhadap suatu kontrak milai dari adana unsur penawaran oleh satu pihak dan dikuti dengan penerimaan dari pihak lain Kecakapan para Pihak: subjek hukum harus cakap menurut hukum. Subjek tidak cakap meliputi : orang belum dewasa, berada di bawah pengampuan, dan karena pailit - Syarat Objektif : (Apabila tidak dipehuni maka akan batal demi hukum) Perihal tertentu: yang menjadi maksud peihal tertentu adalah objek kontrak. Oleh sebab itu kontrak harus memilik objek. Beberapa syarat yang ditentukan KUH Perdata mengenai objek tertentu, adalah sebagai berikut: 1. barang yang merupakan objek kontrak haruslah barang yang dapat diperdagangankan (Pasal 1332 KUH Perdata) ; 2. pada saat kontrak dibuat , minimal barang tersebut sudah dapat ditentukan jenisnya ( Pasal 1333 ayat (1) KUH Perdata) ; 3. jumlah barng tersebut bisa saja tidak tertentu, asal saja jumlah tersebut kemudian dapat ditentukan atau dihitung (Pasal 1333 ayat (2) KUH Perdata) 4. barang tersebut dapat berupa barang yang baru akan ada dikemudian hari (Pasal 1334 ayat (1) KUH Perdata ; 5. tidak dapat dijadikan objek kontrak barang yang masih ada dalam warisan yang belum terbuka (Pasal 1334 ayat (2) KUH Perdata. Kausa yang halal- kausa dalam kontrak maskudnya adalah sebab memgapa kontrak tersebut di buat dan tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan dan ketertiban umum Wanprestasi - Pelaksanaan kewajiban tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya - Terjadi apabila salah satu pihak dalam perjanjian tidak melaksanakan atau lalau melaksanakan kewajiban yang menjadi objek perikatan antar mereka - Pasal 1233 “ TIAP-TIAP PERIKATAN ADALAH UNTUK MEMBERIKAN SESUATU, BERBUAT SESUATU ATAU UNTUK TIDAK BERBUAT SESUATU” - Prof Subekti 4 alasan wanprestasi debitur : • Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya • Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan • Melakukan apa yang di janjikan tetapi terlambat • Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya - Saat terjadinya wanprestasi : PASAL 1243 KUH PERDATA: "PENGGANTIAN BIAYA, RUGI DAN BUNSA KARENA TIDAK DIPENUHINVA SUATU PERIKATAN. BARULAH DIWAJIBKAN, APABILA SI BERUTANG, SETELAH DINYATAKAN LALAI MEMENUHI PERIKATANNYA, TETAP MELALAIKANNYA, ATAU JIKA SESUATU YANG HARUS DIBERIKAN ATAU DIBUATNYA, HANYA DAPAT DIBERIKAN ATAU DIBUAT DALAM TENGGANG WAKTU YANG TELAH DILAMPAUKANNYA” KUHPerdata secara umum mensyaratkan adanya suatupernyataan lalai bagi debitur untuk dpat dinyatakan debitur telah wanprestasi. Hal ini bearti terjadinya kelalaian debitur tidak serta merta menimbulkan hak untuk menuntut ganti rugi atau meminta penghentian perjanjian oleh kreditur. - Akta Lalai : BENTUK PERNYATAAN LALAI: (IN GEBREKKE STELLING) DIDASARKAN PADA KETENTUAN PASAL 1238 KUH PERDATA 1). BERBENTUK "SURAT PERINTAH'" (BEVEL) ATAU AKTA LAIN YANG SEJENIS; 2). BERDASARKAN KEKUATAN PERJANJIAN ITU SENDIRI. APABILA DALAM SURAT PERJANJIAN TELAH DITETAPKAN KETENTUAN BAHWA DEBITUR TELAH DIANGGAP BERSALAH JIKA SATU KALI SAJAPUN DIA MELEWATI BATAS WAKTU YANG DIPERJANJIAN; 3). JIKA TEGORAN KELALAIAN SUDAH DILAKUKAN BARULAH MENYUSUL PERINGATAN (SOMMASI). SOMASI BERISI PERINGATAN AGAR DEBITUR MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA SESUAI SURAT PERINTAH - Somasi • SOMMASI HARUS DILAKUKAN SECARA TERTULIS, TIDAK BOLEH DILAKUKAN SECARA LISAN (ARRES HOGE RAAD, 12 MARET 1925) • SOMMASI HARUS MENYEBUTKAN WAKTÜ TERTENTU UNTUK TENGGANG WAKTU PELAKSANAAN PERJANJIAN, KARENA BILA TIDAK ADA MAKA DEBITUR DIANGGAP BELUM DALAM KEADAAN LALAI (HOGE RAAD 1925) • SOMMASI DARI KREDITUR TOAK DIPERILKAN LAG BILA ADA SURAT PENGAKUAN DARI DEBITUR ITU SENDIRI BAHWA IA SUDAH DALAM KEADAAN LALAI ATAU TELAH MENOLAK UNTUK MELAKUKAN PRESTASI - Ganti Rugi: Pasal 1243 “PENGGANTIAN PERONGKOSAN, KERUGIAN DAN BUNGA, BARU MERUPAKAN KEWAJIBAN YANG HARUS DIBAYAR DEBITUR; SETELAH IA UNTUK ITU DITEGOR KEALPAANNYA MELAKSANAKAN PERJANJIAN; AKAN TETAPI SEKALIPUN SUDAH DITEGOR IA TETAP JUGA MELALAIKAN PERINGATAN DIMAKSUD”\ Mempersiapkan Kontrak : 1. Pra Kontraktual meliputi : Negosiasi, MOU, Studi kelayakan, Negosiasi lanjutan Negosiasi: Proses untuk mencapai kesepakatan satu kerja sma dimana para pihak saling memberikan konsesi satu sama lain MoU: dokumen yang memuat saling pengertian antara para pihak sebelum perjanjian di buat. Ciri: Isinya ringkas, berisikan hal pokok saja, hanya bersifat pendahuluan, mempunyai jangka waktu berlaku, dan biasanya perjanjian dibawah tangan saja Studi kelayakan : untuk memastikan kelayakan Kerjasama kontraktual yang dilakukan 2. Tahap Kontraktual : § Penyusunan naskah awal § Perbaikan naskah kontrak § Perumusan naskah akhir § Pemenuhan syarat kontrak § Penandatanganan kontrak 3. Tahap Post kontraktual : Pelaksanaan kontrak Penafsiaran Penyelesaian perselisihan ( Jika ada) Anatomi Kontrak : Bagian-bagian kontrak: - Pendahuluan a. Sub bagian pembuka yang memuat hal-hal berikut: 1. Nama kontrak atau penyingkatan 2. tanggal kontrak dibuat dan ditandatangani 3. tempat dibuat dan ditandatangani. b. Sub bagian pencantuman identitas para pihak, identitas para pihak yang mengikat diri dalam kontrak dan siapa penandatangan kontrak. c. Sub bagian tentang penjelasan, memuat tentang penjelasan mengapa para pihak mengadakan kontrak/ sering disebut sebagai premis, witnesseth - Isi, terdapat 4 hal a. klausa defenisi, biasanya dicantumkan berbagai definisi untuk keperluan kontrak dan tidak berlaku umum – juga diatur mengenai status judul dari tiap tiap pasal. b. klausa transaksi, cth: jual beli asset c. klausa spesifik,mengatur hal yang khusus dalam transaksi d. klausa ketentuan umum, cth: domisili hukum - Penutup, yang menerangkan bahwa perjanjian tsb dibuat dan ditandatangani oleh pihak yang memiliki kapasitas untuk itu.