Linguistic merupakan sebuah ilmu yang mempelajari,menelaah,dan menjabarkan apa itu
arti Bahasa yang seseungguhnya baik Bahasa daerah,Bahasa Indonesia, maupun Bahasa asing. Dalam kehidupan sehari-hari kita ini peran linguistic sangatlah penting dalam menjalani komunikasi antara manusia satu dan lainnya, dengan adanya linguistic kita tahu bagaimana berbahasa dengan yang baik dan benar secara teoris dan benar adanya. Lunguistik juga di bagi menjadi 2 jenis ada linguistik struktural dan fungsional. Pada linguistik struktural disini kita akan mempelajari bagaimana fonologi, morfologi, sintaksis, dll. Sedangkan pada linguistik fungsional kita akan mempelajari mengenai seperti sosiolinguistik, pramagtik, dan masing banyak lagi. Dengan kita mempelajari linguistic maka ilmu Bahasa kita akan meningkat. Dalam tugas sehari- hari, baik sebagai guru bahasa, penerjemah, pengarang,penyusun kamus, wartawan, penyiar, atau sebagai apapun yang berkenaan dengan bahasa, tentu akan selalu menghadapi masalah-masalah linguistik atau yang berkaitan dengan linguistik. Dalam hal ini, terlihat betapa pentingnya pemahaman tentang linguistik bagi orang-orang yang pekerjaannya berkaitan dengan Bahasa(Mardikantoro 2009:17).
Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri yang
dimiliki bahasa itu. Cara kerja aliran linguistik struktural berpegang apada asumsi bahwa ekspresi bahasa merupakan sebuah struktur yang dibangun oleh segmen-segmen. Tokoh yang sangat berpengaruh terhadap pandangan linguistic ini yaitu Ferdinand de Saussure (1857 – 1913). Ia memiliki pandangan mengenai konsep yaitu yang pertama telaah sinkronik dan diakronik, telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. Sedangkan telaah bahasa secara diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh para penuturnya. Yang kedua perbedaan langue dan parole, La Langue adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan yang dimaksud dengan La Parole adalah pemakaian atau realisasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa; sifatnya konkret karena parole itu tidak lain daripada realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain. Yang ketiga perbedaan significant dan signifie, Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita, sedangkan signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita. Yang ke empat Hubungan sintagmatik dan paradigmatif. Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Sedangkan hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan. Fungsionalisme merupakan percabangan dari strukturalisme. Bertolak dari masih adanya sedikit kelemahan linguistik strukturalis, maka lahirlah teori linguistik fungsional yang menampilkan tingkat kesempurnaan dibandingkan dengan teori sebelumnya meskipun masih didapatkan sedikit titik kelemahan dalam teori ini, namun teori linguistik fungsional ini telah berhasil melihat setiap komponen bahasa berdasarkan fungsi dan menginspirasi gagasan adanya relasi antara struktur dan fungsi bahasa.