Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ira Puspita

Nim :

Mata Kuliah : Pengantar Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Nurhafizah, M.Pd., Ph.D

A. Isu – Isu Terkait Kewirausahaan

Pengamatan lingkungan dalam bisnis kecil lebih sederhana dibanding perusahaan


besar. Bisnis biasanya terlalu kecil untuk menarik seseorang untuk hanya menjalankan
aktivitas pengamatan lingkungan atau perencanaan strategis. Manajer puncak, terlebih
jika sekaligus sebagai pemilik, cenderung yakin bahwa mereka mengetahui bisnisnya
dengan lebih baik.
Alasan mendasar perbedaan perumusan strategis antara perusahaan besar dengan
perusahaan kecil terletak pada hubungan antara manajer dan pemilik. CEO perusahaan
besar biasanya harus mempertimbangkan berbagai kepentingan yang beragam dari semua
stakeholder. CEO perusahaan kecil yang juga bertindak sebagai pemilik stakeholder
utama perusahaan. Analisis SWOT relevan bagi perusahaan kecil maupun perusahaan
besar. Kekuatan dan kelemahan terbesar dari perusahaan kecil, khususnya pada tahap
awal, ada pada pemilik-manajer perusahaan tersebut. Wirausahawan adalah seorang
manajer, sumber strategi produk/pasar, dan penggerak perusahaan. Oleh karena itu
penilaian internal terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan baru berfokus pada aspek
personal pendiri- asset, kemampuan, keahlian dan pengalaman.
1. Sumber Inovasi
Terdapat tujuh sumber peluang inovasi dalam memulai bisnis kewirausahaan :
1) Hal yang tidak diharapkan
2) Sesuatu yang bertentangan
3) Inovasi berdasarkan kebutuhan proses
4) Perubahan dalam industry atau struktur pasar
5) Demografis
6) Perubahan persepsi, suasana hati, dan arti hidup
7) Pengetahuan baru
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan baru
Menurut C.W. Hofer dan W.R. Sandberg dalam Wheelen dan Hunger, ada tiga
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil terutama untuk usaha baru.
Sesuai dengan tingkat pengaruhnya, faktor-faktor tersebut adalah :

1) Struktur industri
Karakteristik produk industri mempunyai pengaruh langsung terhadap
suksesnya perusahaan baru. Pertama, perusahaan baru akan lebih sukses ketika
memasuki industri dengan yang heterogen daripada yang homogen. Pada industri
yang produknya heterogen, perusahaan baru dapat mendiferensiasi produknya
dari produk pesaing dengan produk yang unik dengan memfokuskan pada segmen
pasar yang mempunyai kebutuhan unik. Kedua, menurut data hasil studi,
perusahaan baru akan lebih sukses jika produknya merupakan produk yang relatif
tidak penting terhadap kebutuhan total pembelian konsumen daripada jika produk
tersebut penting. Konsumen akan lebih mempunyai kesempatan untuk mencoba
produk baru jika produk tersebut lebih murah dan kegagalan karena
mengkonsumsi produk tersebut tidak beresiko.
2) Strategi Bisnis
Kunci sukses bagi kebanyakan perusahaan baru adalah :
a. Mendiferensiasi produk dari produk pesaing dalam hal kualitas dan layanan.
b. Memfokuskan produk pada kebutuhan konsumen dalam segmen pasar yang
dimasukki untuk mendapatkan ceruk pasar (strategi kompetitif diferensiasi
dari Porter).
3. Karakteristik Wirausaha
Ada empat faktor perilaku yang berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan
baru, yaitu :
1) Wirausaha sukses lebih baik dibanding orang lain dalam mengidentifikasi
kesempatan bisnis potensial. Mereka memfokuskan pada aspek kesempatan,
bukan pada masalah, dan mencoba belajar dari kegagalan. Wirausahawan
berorientasi pada tujuan dan mempunyai pengaruh budaya yang kuat pada
organisasinya.
2) Wirausaha sukses biasanya memiliki sense of urgency yang membuat mereka
beroreintasi pada tindakan. Mereka mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk
berprestasi dan hal itu memotivasi mereka untuk mengembangkan ide ke dalam
tindakan.
3) Wirausahawan sukses mempunyai pengetahuan terinci atas faktor-faktor kunci
yang diperlukan untuk sukses dalam industry dan stamina fisik yang diperlukan
untuk pekerjaannya.
4) Wirausahawan sukses mencari bantuan dari pihak luar untuk melengkapi
keahlian, pengetahuan dan kemampuannya.
4. Beberapa petunjuk untuk kesuksesan perusahaan baru Tip untuk keberhasilan
perusahaan kecil :
1. Fokus pada industri yang pertumbuhannya cepat, khususnya industri yang
dikuasai pesaing yang sudah mapan.
2. Mencari industri dimana perusahaan yang lebih kecil memiliki posisi persaingan
yang lemah.
3. Mencari industri dimana ada peluang untuk menciptakan halangan masuk yang
tinggi untuk pesaing potensial.
4. Mencari industri dengan heterogenitas produk tinggi, dan produk tersebut relatif
tidak penting bagi kesumsesan konsumen.
5. Memprioritaskan Strategi differensiasi dan inovasi, dengan memperhatikan aspek
harga yang memadai.
6. Menekankan pada aspek inovasi, khususnya inovasi produk, yang menyatu secara
integral pada kemampuan organisasi.
7. Mengupayakan pertumbuhan yang alamiah dan organic melalui fleksibilitas dan
kesempatan.
A. Contoh – Contoh Wirausahawan yang Berhasil
Menjadi seorang pengusaha sukses bukanlah hal mudah. Kerja keras, semangat,
kreativitas, dan keberanian sangat dibutuhkan untuk mewujudkan mimpi sebagai
pengusaha sukses. Untuk mencapai sebuah kesuksesan, kegagalan pun menjadi risiko
yang harus siap diterima oleh pengusaha yang baru mulai atau yang telah lama berbisnis.
Walau tidak mudah, banyak pemuda Indonesia yang telah berhasil membuat dan
mengembangkan bisnis, salah satunya bisnis di industri fashion. Beberapa contoh
wirausahawan yang sukses dan berhasil, antara lain :

1. Yasa Singgih
Saat masih di bangku SMP, Ayah Yasa menderita penyakit jantung, karena
tidak ingin membebani keluarganya, Yasa mulai untuk mencari uang sendiri dengan
menjadi seorang MC di berbagai acara. Di masa SMA, Yasa mulai terjun ke dunia
bisnis, mulai dari bisnis fashion, kuliner, hingga akhirnya saat ini ia berhasil
membesarkan bisnis fashion-nya yang diberi merek Men’s Republic. Kegagalan
sering datang menghampiri Yasa, namun semangatnya tak membuat Yasa berhenti
dan terus menjalani bisnisnya.
Saat ini Men’s Republic telah menjadi bisnis dengan omzet miliaran rupiah
dan sanggup menjual ribuan produk fashion per bulan. Berkat kerja keras dan
semangatnya, Yasa mendapatkan berbagai penghargaan seperti juara 1 Wirausaha
Muda Mandiri, Youth Marketeers of the Year 2016, dan Forbes 30 Under 30 Top
Promising Young Leaders, The Youngest Forbes 20 Under 30 Asia in Retail & E-
Commerce 2016.
2. Dea Valencia
Gadis lahiran tahun 1994 ini sangat mencintai kain batik dan suka mengoleksi
baju batik yang antik dan kuno. Dari kecintaannya terhadap batik, Dea berhasil
membangun bisnis yang menguntungkan. Berawal dari sulitnya mencari desain batik
yang sesuai dengan seleranya, Dea akhirnya memiliki ide untuk membuat baju batik
sendiri. Berbekal dari kain batik milik neneknya, Dea mulai membuat dan menjahit
batik sesuai model yang diinginkan.
Setelah lulus kuliah, Dea mulai memantapkan diri untuk memulai usahanya
dan memberi merek pada batiknya dengan nama Batik Kultur, ia pun memasarkan
bisnisnya melalui Internet. Konsumen Dea tidak hanya dari Indonesia, namun banyak
konsumennya yang berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Hongkong,
Belanda, Singapura, dan Norwegia. Kini Dea berhasil meraih omzet hingga Rp300
juta per bulan.
3. Yukka Harlan
Pemuda Indonesia ini telah sukses berbisnis alas kaki dengan merek Brodo
Footwear. Bisnis ini berawal dari kesulitan Yukka menemukan ukuran sepatu
untuknya dengan harga yang pas di kantong mahasiswa saat itu. Setelah menemukan
vendor sepatu yang cocok, Yukka memamerkan sepatunya ke teman-temannya dan
siapa sangka teman-teman Yukka tertarik dan memesan dengan sistem pre-order.
Melihat peluang bisnis, Yukka mulai memproduksi Brodo sebanyak 40 pasang sepatu
dan memasarkannya melalui kaskus, Facebook, dan BBM.
Kini Yukka berhasil memasarkan produknya secara online dan offline dengan
Brodo Store yang tersebar di 4 kota besar seperti Jakarta, Banding, Bekasi, dan
Surabaya. Kesuksesan Brodo terlihat dari omzet yang telah dihasilkan yaitu hingga
miliaran rupiah perbulan. Tak hanya itu, Yukka juga berhasil mensejahterakan
pengrajin lokal yang membantunya dalam memproduksi Brodo.
4. Valentina Meiliyana
Berawal dari hobinya yang suka mengotak-atik baju, Valentina akhirnya
memilih custom sepatu sebagai bisnisnya. Ia mulai berbisnis saat usianya baru 14
tahun dan memutuskan untuk home schooling karena bisnisnya yang mulai ramai.
Valentina belajar fashion dengan autodidak dengan membaca majalah fashion dan
media lainnya. Kini Valentina telah memiliki merek fashion-nya sendiri yaitu Selkius
Maxwell dengan produk andalan Valentina Meiliyana Shoes. Manola Blahnik adalah
salah satu pengusaha sekaligus perancang yang menjadi inspirasi Valentina.
Pada awalnya Valentina hanya menjual 20 pasang sepatu per bulan, namun
kini ia berhasil menjual sepatu hingga 300 pasang per bulan dengan omzet hingga
Rp50 juta per bulan. Valentina juga sering diundang sebagai salah satu perancang
untuk beberapa event seperti Jakarta Fashion Week, La Selle Graduatian, dan event
nasional lainnya.
5. Bob Sadino
Dia adalah seorang pengusaha sukses yang lahir di Kota Lampung. Perkataan
Bob Sadino yang paling terkenal adalah “walapun Anda menjadi pegawai di
perusahaan besar, Anda tetap hanyalah seorang pegawai. Namun jika Anda menjadi
pemilik usaha kecil sekalipun, Anda tetap bosnya”.
Itulah yang membuat Bob Sadino banting setir ketika sudah menjadi pegawai
selama sembilan tahun dan melanjutkan usahanya menjadi seorang wirausaha sukses
dan ternama di Indonesia. Bermula dari bisnis sewa mobil, tetapi di tengah jalan
bisnis tersebut gagal.
Bob Sadino pun pantang menyerah dengan kembali memutar otak dengan
peluang bisnis ternak ayam negeri dan telurnya. Awalnya telur ayam negeri
ditawarkan hanya dari rumah ke rumah. Berkat kegigihan dan keuletan Bob Sadino
usahanya sukses besar dan terkenal. Bob Sadino juga mengembangkan usahanya
tersebut dengan menjual berbagai sayuran hidoponik, daging, dan juga supermarket
ternama KemChicks.
6. Nadiem Makarim
Pendiri perusahaan Go-Jek. Go-Jek adalah sebuah terobosan inovasi baru
untuk menjadikan sistem transportasi di Indonesia menjadi lebih maju. Go-jek
dibangun berdasarkan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan akan selalu
dibutuhkan. Go-jek sangat membantu masyarakat dalam hal transportasi dan fitur-
fitur pendukung Go-Jek lainnya. Tidak mudah bagi Nadiem Makarim dalam
mendirikan perusahaan Go-Jek, dia harus terjun langsung bermitra dengan para
tukang ojek untuk mau menjadi mitranya.
Berkat kerja kerasnya, Go-Jek bahkan lebih banyak diminati oleh masyarakat
dibandingkan alat transportasi umum lainnya yang ada di Indonesia.
B. Motivasi Kewirausahaan
1. Pengertian Motivasi Kewirausahaan
Baum, Frese, and Baron (2007) menjelaskan bahwa motivasi dalam
kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan
kewirausahaan, seperti tujuan yang melibatkan eksploitasi dan pengenalan terhadap
peluang bisnis. Motivasi untuk mengembangkan usaha baru diperlukan bukan hanya
oleh rasa percaya diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh
kemampuannya dalam mengakses informasi mengenai peluang kewirausahaan.
Menurut Ratnawati & Kuswardani (2010) motivasi berwirausaha adalah
keadaan yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan keinginan individu untuk
melakukan kegiatan kewirausahaan, dengan cara mandiri, berorientasi ke masa depan,
percaya pada diri sendiri, berani mengambil resiko, kreatif dan menilai tinggi hasrat
inovasi.

Menurut Yulianti (2010) motivasi berwirausaha adalah dorongan atau usaha


dari dalam diri individu untuk menciptakan kegiatan dengan melihat adanya peluang
tersebut dengan melakukan suatu kegiatan yang inovatif, antisipatif, inisiatif, dan
pengambil risiko serta berorientasi kepada laba atau keuntungan.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi kewirausaan adalah suatu bentuk dorongan dalam diri individu untuk
melakukan kegiatan kewirausahaan.
2. Jenis dan Tujuan Motivasi
Jenis - jenis motivasi menurut Malayu (2003:99) diantaranya :
1) Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi
rendah).
2) Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
Tujuan motivasi menurut Malayu (2003:97) diantaranya :
1) Meningkatkan kepuasan
2) Meningkatkan produktivitas kerja
3) Mendorong gairah dan semangat kerja
4) Mempertahankan loyalitas
5) Efisiensi
6) Efektifitas
7) Meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.
3. Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi menurut Malayu (2003:103-113) diantaranya :
1) Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) dikemukakan oleh
Frederick Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.
2) Maslow’s Need Hierarchy Theory
Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A theory of Human Motivation,
dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari
“Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa
kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan
psikologis berupa materiil dan non materiil. Teori ini berdasakan pada : a.
Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan
b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi
pelakunnya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat
motivasi.
c. Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy), sebagai berikut:
a) Physiological Needs; yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum,
tempat tinggal, dan lainnya.
b) Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari
ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan
dalam melakukan pekerjaan.
c) Affiliation or Acceptance Needs; adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai
serta diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya.
d) Esteem or Status Needs; adalah kebutuhan akan penghargaan diri,
pengakuan serta penghargaan prestise dari masyarakat dan lingkungannya.
e) Self Actualization; adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan
menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal
untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa
yang sulit dicapai orang lain.
3) Herzberg’s Two Factor Motivation Theory
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Maintenance Factors (faktor-faktor
pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh
kententraman badaniah, misal orang yang lapar akan makan) dan Motivation
Factors
(menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan, misal seseorang yang bekerja membutuhkan ruangan yang
nyaman).

4) Mc. Celland’s Achievement Motivation Theory


Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Celland. teori ini berpendapat
bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini
dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang
dan situasi serta peluang yang tersedia. Mc.Celland mengelompokkan tiga
kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu :
a. Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement); kebutuhan ini akan
mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan
semua kemampuan serta energy yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja
yang optimal.
b. Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang
merangsang gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setipa orang
menginginkan kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati,
kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan
ikut serta.
c. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang
merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua
kemampuan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam
organisasi DAFTAR PUSTAKA

Baum, J. R., Frese, M., & Baron, R. A. 2007. The psychology of entrepreneurship. Mahwa, New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Malayu S.P. Hasibuan. 2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: PT. Bumi Aksara..
Ratnawati, D & Kuswardani, I. 2010. Kematangan Vokasional Dan Motivasi Berwirausaha pada
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jurnal Psikohumanika, (III) No. 1 Yulianti,
D. 2010. Motivasi Berwirausaha pada Etnis Tionghoa. Skripsi (tidak diterbitkan).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai