Anda di halaman 1dari 3

Kisah Jerome Polin dimulai ketika dia duduk dibangku SD nya

bersama anak-anak crazy rich. Bagi Jerome, mentalnya mulai terbentuk

karena teman-temannya yang memiliki power dibidang ekonomi yang

jauh melebihinya. "Jadi dari sana, mental aku terbentuk, mulai dari

barang yang aku pakai, sepatu, dan lainnya beda banget kalau dibanding

anak-anak yang sekolah itu," ujarnya. Dari sanalah, Jerome semakin

bersemangat dalam belajar supaya bisa mengalahkan anak-anak crazy

rich yang serba memiliki fasilitas mewah. Jerome juga memiliki cita-cita

untuk kuliah di luar negeri sedari kecil karena dia ingin mengunjungi

Disneyland. "Aku kepengin ke luar negeri sebenernya supaya bisa ke

Disneyland, tapi kalau liburan kan cuma sebentar. Kalau bisa sambil

belajar di luar negeri bisa lama deh," kata Jerome Polin seraya tertawa

ketika berbincang dengan Wolipop Jumat (14/8/2020). Sejak saat itu

tekadnya pun semakin kuat dan besar. Selanjutnya setelah lulus dari SD,

Jerome melanjutkan pendidikannya di SMP Intan Permata Hati melalui

jalur beasiswa. Tak tanggung-tanggung, saat kelas 9 dia pernah meraih

nilai 10 besar tertinggi se-Jawa Timur.


Setelah lulus SMP, Jerome melanjutkan pendidikan di SMAN 5

Surabaya. Jerome Polin mengungkapkan dia berusaha untuk

menyelesaikan seluruh mata pelajaran kelas 10, 11 dan 12 pada tahun

pertama SMA. Bahkan untuk mengejar materi Matematika kelas 10, ia

coba dengan memanfaatkan waktu belajarnya setiap waktu kosong,

seperti saat perjalanan dari rumah kesekolahnya. “Benar-benar aku niat

dan pengorbanan banget. Aku nggak main media sosial. Bisa dibilang

aku kurang bergaul dan kerjaanku istirahat ke perpustakaan mengerjakan

soal matematika. Pada saat pulang sekolah, aku langsung pulang ke

rumah" ungkapnya. Kerja kerasnya tersebut membuahkan hasil, Jerome

berhasil mendapatkan Beasiswa di Universitas Teknologi Nanyang

(NTU) Singapura. Jerome sangat bahagia karena dapat mewujudkan

cita-citanya untuk melanjutkan pendidikannya diluar negeri. Namun

kebahagian tersebut sirna ketika mendengar kabar buruk bahwa

universitas tersebut tidak memberikan beasiswa secara full, dikarenakan

hasil dari tes jerome yang kurang. "Aku beneran senang banget, tapi aku

nggak dapat beasiswa full. Aku hanya mendapatkannya setengah. Aku

mengajukan agar mendapatkan beasiswa full. Dan mereka bilang dari


hasil ujiannya aku tidak berkompeten, dari situ aku down dan hancur

banget karena sudah berjuang keras," kenangnya.

Anda mungkin juga menyukai