Anda di halaman 1dari 7

RESUME TENTANG ASPEK ETIK DAN LEGAL DALAM KEPERAWATAN

BENCANA : PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA

DI SUSUN OLEH :

Maharani ( 142011014 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI IMU KESEHATAN HANG TUAH

TANJUNG PINANG

T.A 2022/2023
A. Pengertian Bencana

Bencana dalam terminologi bahasa inggris disebut dengan disaster,

berasal dari kata Latin yaitu dis dan astro/aster. Dis berarti buruk atau

terasa tidak nyaman, dan aster berarti bintang.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

baik oleh faktor alam dan/atau nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,

kerugian harta benda, dan dampak psikologis .

Supaya kejadian/bencana tercatat dalam database CRED, maka harus

memenuhi kriteria sebagai berikut (Etkin, 2016):

a. Jumlah korban jiwa sebanyak 10 atau lebih

b. Jumlah penduduk yang terdampak sebanyak 100 atau lebih

c. Terdapat deklarasi/pengumuman kegawatdaruratan oleh negara atau

pemerintah setempat

d. Memerlukan bantuan internasional


B Tipe tipe kode etik

1. Bioetik

Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi

dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.

2. Clinical Ethics/Etik Klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan

pada masalah etik selama pemberian pelayanan , Ex adanya persetujuan

atau penolakan

3. Nursing Ethics/Etik Perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik

dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk

mendapatkan keputusan etik.

C. Prinsip Etik Keperawatan

1. Otonomi

2. Benefience

3. Justice

4. Non-malefincence

5. Veracity

6. Fidelity

7. Confodentially
D. Perencanaan Penanggulangan Bencana

Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dapat dikategorikan

sebagai “ master plan ” atau rencana induk penyelenggaraan

penanggulangan bencana suatu daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

Sebagai rencana daerah, RPB harus merangkum perspektif

penyelenggaraan penanggulangan bencana dari seluruh instansi

pemerintahan daerah yang terlibat. Oleh karenanya RPB perlu ditetapkan

dalam sebuah aturan hukum yang jelas sehingga dapat memberikan

kekuatan dalam penerapannya.

Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana

a. Pasal 4 huruf c yang menyatakan bahwa “ menjamin terselenggaranya

penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan

menyeluruh”.

b. Pasal 6 menekankan tanggung jawab Pemerintah dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana.

c. Pasal 35 huruf a bahwa penyusunan perencanaan penanggulangan

bencana dilakukan dalam situasi tidak terjadi bencana.


d. Pasal 36 ayat 1 bahwa perencanaan penanggulangan bencana ditetapkan

oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Pasal 12 sub urusan bahwa penanggulangan bencana merupakan sub

urusan Pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta

perlindungan

masyarakat yang masuk dalam urusan Pemerintahan Wajib

4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana, Pasal 6 ayat 5 dan ayat 6, mengatur rencana

penanggulangan bencana ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah

daerah sesuai dengan kewenangannya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun

dan dapat ditinjau secara berkala setiap 2 (dua) tahun atau sewaktu-waktu

apabila terjadi bencana.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor

04/PRT/M/2015 tentang Kriteria Penetapan Wilayah Sungai.

7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4

Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan

Bencana.

8. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2017 tentang


Pedoman

Evaluasi Pembangunan Nasional.

9. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013

tentang

Rencana PembangunanJangkaMenengah Daerah Tahun 2012- 2017.

10.Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031.

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2013 tentang

Penanggulangan Bencana.

11.Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2017 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021.

12. Peraturan Bupati Sleman Nomor 62 Tahun 2015 tentang Pembentukan

Unit Operasional dan Unit Pelaksana Penanggulangan Bencana.

13. Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2011 tentang Uraian, Tugas, Fungsi,

dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah.


Perawat harus memiliki kemampuan untuk menilai keadaan dengan cepat

dan sesuai dengan keilmuan atau kompetensi yang ia miliki untuk

mengambil keputusan secara professional. Peran perawat sebelum bencana

terjadi adalah memberikan konseling dan penyuluhan, melakukan

pemberdayaan masyarakat, menjalin kemitraan dalam perawatan

kesehatan dan meningkatkan pengetahuan terhadap bencana. Perawat juga

memiliki peran saat terjadi bencana atau dalam keadaan darurat yaitu

perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian pengobatan

sesuai dengan kompetensinya yang bertujuan untuk menyelamatkan

nyawa klien dan mencegah kecacatan. Saat pasca bencana perawat

berperan untuk melakukan pelayanan kesehatan dan melakukan perawatan

kepada klien yang terkena bencana dan melakukan rehabilitasi mental

terhadap klien yang trauma karena terkena dampak dari bencana.

Anda mungkin juga menyukai