BAB III
METODE PENELITIAN
yang ada (Cooper & Schindler dalam Jogiyanto : 2010). Sedangkan menurut
variabel dengan variabel yang lain. Penelitian ini mencoba menjeslaskan fenomena
a) Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek
b) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau
2
3.3 Metode Pengumpulan Data
industry bandeng presto di Kelurahan Krobokan Kota Semarang, mulai dari pemilik
usaha, tenaga produksi, tenaga pemasaran dan karyawan lainnya yang berhubungan
Perlu diketahui bahwa kondisi antar unit usaha berbeda – beda. Ada unit
Adapula yang seluruh proses industri mulai dari penyediaan bahan baku, proses
dalam bentuk pertanyaan dengan menggunakan skala 1-10 untuk memperoleh data
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3
3.4 Populasi dan Sampel
1. Populasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi yang akan menjadi obyek penelitian adalah seluruh pelaku home
2. Sampel
4
Tabel 3.1
Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian 3.6.1.Pengujian
Validitas
Uji validitas item digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam
kuesioner atau skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat
mengukur apa yang ingin diukur (Dwi Priyanto : 2002). Tinggi rendahnya validitas
5
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
3.6.2.Uji Reliabilitas
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengertian bahwa sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara
konsisten dari waktu ke waktu. Jadi, kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu
Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
berdistribusi normal atau tidak (Duwi Priyatno ; 2002). Model regresi yang baik
6
adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Model regresi yang baik
2009). Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Inflantion Faktor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance mendekati 1,
serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi (Duwi
Priyatno, 2002)
7
3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas
analisis scatter plot. Apabila titik-titik menyebar tidak jelas di atas dan di bawah
mengolah data hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Ada dua jenis
variabel interverning digunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur adalah
8
(model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasar teori dan merupakan
Analisis Jalur (Path Analisis) dengan menggunakan regresi bertahap. Asumsi yang
(recursive model).
interverningnya.
9
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ringkas yang diperoleh dari hasil pengumpulan dan jawaban kuesioner oleh
responden, yaitu pemilik usaha, tenaga produksi dan pemasaran pada masing –
sederhana dari obyek penelitian yang terkait dengan model penelitian yang
berjumlah 18 unit usaha. Jumlah tersebut sudah merupakan jumlah keseluruhan unit
kuesioner kepada responden, yaitu pemilik usaha, tenaga produksi dan tenaga
diketahui bahwa seluruh pemilik usaha juga masih merangkap menjadi tenaga
produksi sekaligus pemasaran. Adapun karyawan hanya membantu pada saat proses
produksi. Kemudian kuesioner yang telah diisi tersebut dikompilasi dan diolah
10
Berikut adalah deskripsi identitas responden dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Deskripsi Responden
Variabel Jumlah
Jenis kelamin Laki-laki : 32,61%
Perempuan : 67,39%
studi ini menggunakan kriteria rentang sebesar 10-1/3 = 3,33. Oleh karena itu
11
4.1.2.1. Inovasi
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Inovasi
Rata-rata
Deviasi
No Indikator Jawaban
Standar
Responden
1. Kultur Inovasi (Inovation1) 7,26 1,79
sebesar 7,12. Secara rinci jawaban responden rata-rata indikator kultur inovasi di
sebesar 6,72 dan inovasi pada produk (Inovation 3) sebesar 7,39. Hal tersebut
kultur inovasi, inovasi teknis produksi dan inovasi produk kriteria tinggi. Hal
tersebut berdasarkan temuan di lapangan dapat disajikan seperti pada Tabel 4.3.
12
Tabel 4.3
Deskriptif Inovasi
13
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan jawaban responden
orientation 2) sebesar 6,70 , berani mengambil resiko sebesar 7,80, fleksibel dalam
menjalankan usaha sebesar 7,61 dan antisipatif sebesar 7,65. Hal tersebut
resiko, fleksibel dan antisipatif kriteria tinggi. Hal tersebut berdasarkan temuan di
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Orientasi kewirausahaan
14
4.1.2.3. Keunggulan Bersaing
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Keunggulan Bersaing
sebesar 8,25. Secara rinci jawaban responden rata-rata indikator keunikan produk
sebesar 8.37 dan harga bersaing (keunggulan bersaing 3) sebesar 8.63. Hal tersebut
keunikan produk, kualitas produk dan harga bersaing, kriteria tinggi. Hal tersebut
15
Tabel 4.7
Deskriptif Keunggulan Bersaing
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Kinerja Pemasaran
16
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan jawaban responden
sebesar 8,28. Secara rinci jawaban responden rata-rata indikator volume penjualan
tinggi. Hal tersebut berdasarkan temuan di lapangan, dapat disajikan seperti pada
Tabel 4.7
Tabel 4.9
Deskriptif Kinerja Pemasaran
4.2.1.Uji Kualitas
Data
jika hasil perhitungan r hitung > r tabel, maka kuesioner valid atau sahih.
17
Item-
18
Total Correlation) r hitung variabel inovasi, orientasi kewirausahaan dan kinerja
sumber daya manusia > r tabel Product Moment pada N = 46 dan tingkat
signifikasi 5% adalah sebesar 0,246. Maka kuesioner dalam penelitian ini adalah
valid. / sah
Tabel 4.10
Uji Validitas Data
r r
No Variabel Indikator hitung tabel Keterangan
Sumber : Lampiran 3
Cronbach Alpha > 0,6 maka kuesioner dikatakan konsisten atau reliabel, (Imam
19
masing variabel mempunyai nilai > 0.6 alpha sebagaimana nampak pada Tabel
4.8 Maka kuesioner dalam penelitian ini adalah konsisten atau reliabel.
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas Data
Sumber : Lampiran 3
4.2.2.1.Multikolinearitas
Uji asumsi multikolinearitas artinya antar variabel bebas tidak boleh ada
korelasi. Untuk menguji adanya kolineraitas ganda digunakan Uji VIF dan
Tolerance. Jika hasil perhitungan nilai Varian inflation factor (VIF) di bawah 10
20
Tabel 4.12
Uji Multikolineritas
kewirausahaan
Sumber : Lampiran 4
Tabel 4.13
Uji Multikolineritas
kewirausahaan
bersaing
Sumber :Lampiran 4
21
4.2.2.2. Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X adalah residualnya.
bahwa grafik scaterplot titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal disimpulkan bahwa tidak terjadi
22
4.2.2.3 Normalitas
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah
tidak. Pengujian ini menggunakan normal p plot dan metode one sample One
hasil uji menggunakan metode one sample One Sample Kolmogorov – Smirnov,
diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,801. Hal ini menunjukkan bahwa residual
berdistribusi normal.
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang di analisis memiliki tingkat
mampu untuk menjelaskan fenomena yang di analisis. Uji yang digunakan dalam
23
studi ini menggunakan Goodness of fit , yakni dengan melihat Ajusted R Square.
Jika Ajusted R² yang diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar (mendekati
satu), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap terikat
sebesar 0,724 artinya Hal ini berarti model yang digunakan variabel bebas inovasi
bersaing sebesar 72,4%, sedangkan sisanya sebesar 27,6% di jelaskan oleh variabel
artinya Hal ini berarti model yang digunakan variabel bebas yang terdiri dari
13,3% di jelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam studi ini.
24
Tabel 4.14
Rangkuman Perhitungan Regresi (t hitung, , Sign)
Sumber : Lampiran 4
berikut ini :
bebas inovasi (X1) mempunyai tanda positif, berarti jika variabel tersebut
25
memiliki tanda positif yang berarti jika variabel tersebut meningkat maka
positif, berarti jika variabel tersebut meningkat maka variabel terikat yakni
kinerja pemasaran (Y2) akan meningkat pula. Pada variabel bebas kedua
variabel terikat kedua yakni kinerja pemasaran (Y2) akan meningkat pula.
(X1 & X2) serta variabel mediasi / interverning (Y1) yang diuji dalam
penelitian ini memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikatnya (Y1 dan
Y2).
4.3. Pembahasan
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah bila inovasi
semakin tinggi, maka keunggulan bersaing semakin tinggi. Tabel 4.9 menunjukkan
menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai t hitung sebesar 2.774 lebih besar
dari t tabel sebesar 1.684 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.008. Dengan
26
demikian hipotesis pertama diterima, artinya bila inovasi semakin tinggi, maka
dibangun oleh inovasi dengan indikator kultur inovasi, inovasi produk dan
besar menengah maupun kecil / mikro dibutuhkan sebuah proses dan waktu.
pada IKM Bandeng Presto Mas Antok, pada awal berusaha, bandeng presto
banyak yang reject setelah proses penjualan. Kemudian pemilik usaha beserta
27
tenaga produksinya mencari faktor penyebab tingginya tingkat reject. Setelah
itu, ditemukan hal-hal pemicu buruknya kualitas hasil presto yaitu terlalu
lebih terjangkau bagi konsumen. Selain itu, inovasi teknis juga berdampak
pada keunikan dan kualitas produk. Contohnya, Pada Bandeng Presto “New
menggunakan LTHPC, kadar protein yang tersisa pada bandeng presto l ebih
28
demikian kualitas produk menjadi lebih baik. Jadi, inovasi teknis yang
meningkat.
crispy, otak-otak bandeng, bandeng cabut duri, dsb. Keunikan khas pada
& Narver (1997) bahwa keunggulan bersaing ditentukan oleh kreativitas dan
inovasi yang dapat memuaskan keinginan pelanggan secara lebih baik dari pada
pesaing. Selain itu, juga mendukung pendapat bahwa produk inovasi pada
merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi
29
4.3.2 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah bila orientasi
hitung sebesar 2,595 lebih besar dari t tabel sebesar 1.648 dengan tingkat
semenjak kecil karena naluri, bisa juga karena bentukan lingkungan. Di sisi
ekonomi. Dengan kata lain, jiwa kewirausahaan dapat dibangun dalam diri
30
Dengan adanya keberanian memulai usaha maka secara otomatis akan
Pak Suwardi. Setelah lebih dari 9 tahun menggeluti usaha bandeng presto,
menghasilkan produk yang bagus untuk menjaga kualitas produk dan merk di
bersaing.
adalah sebuah sikap yang perlu dimiliki oleh setiap pengusaha yang
kritikan dan saran dari pembeli, menerima pesanan sesuai dengan kebutuhan
oleh pengusaha.
31
produksi dengan permintaan dan saran dari konsumen, termasuk permintaan
kemudian ditindaklanjuti.
bandeng per hari nya. Harga yang ditawarkan pun berani melepas lebih
murah dari pemain-pemain lama. Hal itu dikarenakan Pak Amin sebagai
pemilik usaha, menelusuri sumber bahan baku grosir yang paling murah,
Pada semua usaha, termasuk usaha produksi bandeng presto selalu ada
32
adanya keberanian mengambil resiko, akan sangat sulit bagi produsen untuk
bersaing.
temuan yang diperoleh dari Sentra Bandeng Presto Kel. Krobokan. Diantaranya
adalah resiko kerugian, resiko kecelakaan produksi, resiko harga yang fluktuatif
menentu, dan juga harga bahan baku yang fluktuatif, resiko pada proses
presto. Hal ini hampir pernah dialami oleh seluruh produsen bandeng presto.
Agar peristiwa serupa tidak terulangi kembali, para produsen meneliti dan
33
mencari tahu penyebab-penyebab dari meledaknya panci presto. Ditemukan
beberapa faktor yang memicu ledakan yaitu muatan bandeng yang melebihi
kapasitas panci dan adanya ekor ikan / bagian ikan lainnya atau benda-benda
lain yang mengganjal tepian tutup panci presto. Antisipasi yang dilakukan
dengan rapi dan tidak keluar dari batas tepi wadah panci serta mengecek
seluruh tepi untuk memastikan tidak ada benda-benda yang terhimpit oleh
kedepan akan aman. Akan tetapi jika belum mengeluarkan bunyi maka
baku, harga bahan baku yang fluktuatif, resiko penjualan yang sedang sepi,
produk titipan retur dan tidak laku, resiko dikomplain pelanggan dsb. Sikap
antisipatif yang dilakukan oleh para IKM antara lain yaitu melakukan
pembelian stok bahan baku berupa bandeng segar hingga mampu untuk
fluktuatif, sikap antisipatif yang diambil antara lain yaitu dengan cara
membeli ikan bandeng ssegar sebanyak mungkin pada saat dirasa harga akan
naik tajam.
34
Sedangkan untuk resiko penjualan yang sedang sepi dihadapi dengan
cara mengolah bandeng presto yang tidak laku pada hari itu menjadi aneka
masakan lainnya seperti botok dan kembali dijual pada keesokan harinya.
Ada pula IKM yang memasak ulang bandeng presto yang belum laku
kemudian disimpan dalam ice box agar tahan lama lalu kembali dijual pada
penjualan tetap berputar. Akan tetapi hal demikian jarang dijumpai sebab
hampir setiap hari pada keseluruhan IKM Bandeng Presto menjual habis
produsen.
keunggulan bersaing.
35
Penelitian ini mendukung studi Jantunen et. al, (2005) yang menemukan
yang potensial bagi keunggulan bersaing, dan juga sesuai dengan penelitian
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah bila keunggulan
bersaing semakin tinggi, maka kinerja pemasaran semakin meningkat. Tabel 4.14
hitung sebesar 2.603 lebih besar dari t tabel sebesar 1.648 dengan tingkat
keunikan pada rasa dan tekstur, keunikan kemasan dan keunikan variasi
36
menjaga stabilitas keamanan bahan baku dan bahan penolong untuk dikonsumsi,
memproduksi dengan higienis sehingga dapat menambah daya tahan produk agar
lebih lama tanpa bahan pengawet yang berbahaya. Harga bersaing dapat diciptakan
melalui penghematan biaya pada saat proses produksi maupun dengan cara
mudah dimiliki secara instan oleh IKM. Perlu waktu untuk pembelajaran dan
penjiwaan atas usaha yang digelutinya. Pada Sentra Bandeng Presto di Kelurahan
yang keunikannya berupa tidak adanya lapisan hitam pada daging ikan bandeng
presto karena pada saat proses produksi lapisan tersebut dibersihkan total. Ada pula
seperti badan ikan juga merupakan keunikan tersendiri bagi salah satu IKM
bandeng presto.
Keunikan produk yang dimiliki oleh bandeng presto “New Istiqomah” salah
udara. Sehingga ketahanannya lebih lama. Dengan ketahanan yang lebih lama
tersebut, membuat jangkauan pasarnya lebih luas. Salah satu pelanggan baru adalah
K.H Sadeli di Kab Batang yang meminta suplai bandeng presto dalam jumlah
banyak untuk kebutuhan lauk bandeng presto secara periodik di pesantren yang
37
positif terhadap pertumbuhan pelanggan yang merupakan indikator dari variabel
kinerja pemasaran
patah / hancur), tekstur yang halus, ketahanan bandeng presto, kebersihan, dan rasa
yang khas juga merupakan aspek-aspek yang menjadi daya saing antar produsen
semakin mahir dan tahu bagaimana cara proses produksi untuk menghasilkan
kualitas yang lebih baik. Contohnya, pada Bandeng presto “Nidia”, Pak Amin
tempat dan proses produksi, hanya menggunakan bahan baku yang bagus (tidak bau
lumpur) dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menolak berbagai pesanan.
pedagang juga meningkat. Saat ini, minimal perhari beliau mengolah 150 kwintal
bandeng presto per harinya. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kualitas
pemasaran, harga yang bersaing juga merupakan salah satu indikator yang
berdampak pada kinerja pemasaran. Harga yang ditawarkan oleh produsen di sentra
ini bervariasi, tergantung pasar dan jumlah kapasitas produksi serta kecepatan
perkilo/per ekor pun juga tidak semuanya sama. Semakin keunikan, kualitas dan
38
harga bandeng tersebut sesuai dengan selera dan kemampuan konsumen maka
oleh bandeng presto “Nidia” dikarenakan sikap proaktif pemilik usaha untuk
mencari informasi sumber grosir bandeng mentah, maka harga jualnya lebih murah
dibanding dengan produsen lainnya. Meskipun terpaut hanya Rp 500 per ekor,
bandeng presto dari “Nidia”. Hal tersebut berdampak pada kenaikan pertmbuhan
pelanggan dan volume penjualan. Dengan demikian, indiktor harga bersaing pada
39
4. 3.4 Pengaruh Inovasi terhadap Kinerja Pemasaran
Hipotesis ke empat yang diajukan dalam penelitian ini adalah bila inovasi
pemasaran menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai t hitung sebesar 2.713
lebih besar dari t tabel sebesar 1.648 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.010.
inovasi dengan indikator kultur inovasi, inovasi teknis dan inovasi produk.
Seperti pada yang telah disebutkan sebelumnya, inovasi produk pada Sentra
IKM Bandeng Presto Krobokan yang ditemukan oleh peneliti adalah adanya
bandeng, botok. Kemudian inovasi pada kemasan berupa adanya kemasan primer
(plastik) dan kemasan sekunder (kardus) dengan design gambar yang dimodifikasi.
Selain itu juga berkembang hingga kemasan vacuum untuk menambah daya
ketahanan produk. Dibuktikan oleh Ibu Khoen Maryati, yang senantiasa melakukan
pengembangan dan perubahan (atau dengan kata lain, memiliki kultur inovasi) yang
atas, bahkan hingga pembuatan kerupuk berbahan baku duri bandeng, saat ini
40
mampu merambah pasar hingga Jawa Barat dab DKI Jakarta. Denga demikian,
dapat disimpulkan bahwa kultur inovasi dan inovasi produk dapat memberikan
yang beralih pada LTHPC, membuat peningkatan pesat pada kecepatan produksi
bandeng presto di unit usaha Bapak Petrus. Sebelum beralih teknologi pada tahun
2010, per 4jam beliau hanya mampu memproduksi 70kg bandeng presto. Saat ini,
setelah melakukan inovasi teknis, unit usaha beliau mampu memproduksi hingga
2,5 kwintal per 4 jam. Sehingga Bapak Petrus siap menerima pesanan dan sanggup
melakukan penjualan hingga 3x lipat lebih banyak dibanding dengan tahun 2010.
Hipotesis ke lima yang diajukan dalam penelitian ini adalah bila orientasi
41
hitung sebesar 3,053 lebih besar dari t tabel sebesar 1.648 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.004. Dengan demikian hipotesis kedua diterima, artinya bila
kepada pemiliknya.
Pak Amin pemilik usaha “Nidia” pada awal usaha memutuskan untuk langsung
membeli bahan baku dalam partai besar (1 kwintal) dengan modal pinjaman,
dengan kerja keras yang beliau lakukan memberikan bukti kemampuan penjualan
yang tinggi dan kenaikan volume penjualan perhari hingga 50% dalam jangka
waktu 5 tahun. Dengan demikian, selain berdampak pada keunikan produk (pada
unit usaha “New istichomah” dan “Mutiara Hati”) kecenderungan sikap untuk
volume penjualan.
jawaban pada pertanyaan terbuka pun memberikan data bahwa seluruh produsen
memiliki jumlah pelanggan yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Sekitar
42
waktu 10 tahun. Sisanya, mampu memiliki lebih dari 20x lipat pelanggan yang
lebih banyak dalam jangka waktu yang sama. Dengan demikian, pengalaman
dan fleksibel terhadap perubahan selera dan permintaan pasar akan membuat
menunjukkan bahwa IKM-IKM yang memiliki nilai penjualan tinggi, sesuai dengan
ditibulkan di sentra ini adalah seperti keaktifan Bp Petrus dan Ibu Khoen Marjati
dalam mencari informasi pameran, bazar, dan kegiatan sejenis ke kantor Dinas
disimpulkan bahwa sikap proaktif mencari informasi dan mencari peluang pasar
dapat berdampak positif terhadap volume penjualan yang merupakan indikator dari
kinerja pemasaran.
bandeng presto yang dijualnya dari Bapak Amin. Hal tersebut memberikan
43
pesanan dan selera pasar dapat memberikan sumbangan pada pertumbuhan
pelanggan.
variabel kinerja pemasaran. Karea seperti yang telah dijabarkan pada sub bab
meningkat.
(X1)
0,457 Keunggulan Kinerja
Bersaing 0,275 Pemasaran
(Y2)
(Y1)
0,428
Orientasi
Kewirausahaan 0,357
(X2)
44
4.3.6. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total
Tabel 4.15
Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Berdasarkan Tabel 4.15 pengaruh langsung, tidak langsung dan total studi
oleh inovasi sebesar 0,457 dan oleh orientasi kewirausahaan sebesar 0,428.
Pengaruh tidak langsung tidak nampak dalam model tersebut, karena variabel
45
2. Peningkatan Kinerja Pemasaran
variabel inovasi sebesar 0,336 dan oleh orientasi kewirausahaan sebesar 0,375.
sebesar 46.2%
46
d. Kinerja pemasaran dipengaruhi secara langsung oleh inovasi sebesar
33,6%
sebesar 27,5%
Dari analisis regresi yang telah dijabarkan di atas, dapat diketahui bahwa
sebesar 0,275. Sedangkan pengaruh langsung yang diberikan oleh inovasi terhadap
kinerja pemasaran adalah sebesar 0,336. Pengaruh langsung tersebut lebih besar
dari pengaruh tidak langsungnya melalui keunggulan bersaing yaitu sebesar 0,118.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung inovasi terhadap kinerja pemasaran
keunggulan bersaing.
variabel orientasi kewirausahaan sebesar 0,375. Pengaruh langsung ini juga lebih
keunggulan bersaing yaitu sebesar 0,126. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
keunggulan bersaing.
sentra ini menitik beratkan pada aspek tersebut. Mereka berpendapat bahwa tanpa
berinovasipun produk mereka tetap laku terjual habis. Hal tersebut mereka
47
sampaikan tanpa menyadari bahwa kapasitas penjualan mereka tergolong sedikit
Di sisi lain, beberapa IKM yang memiliki kultur inovasi, melakukan inovasi produk
kualitas produk dan harga yang bersaing, tiap-tiap IKM berbeda strategi. Sebagian
produk. Sebagian kecil mengutamakan keunikan dan kualitas produk dan memilih
untuk menjual dengan harga yang lebih tinggi kepada segmen pasar yang lebih
berkelas. Masing masing strategi tersebut memiliki target market yang berbeda.
Akan tetapi cara yang demikian (produk unik atau produk berharga murah) tidak
di dalam diri mereka baik mereka sadari maupu tidak, baik karena faktor
proaktif mencari peluang pasar, sikap fleksibel terhadap permintaan konsumen, dan
mengelola usaha. Ternyata hal tersebut memberikan pengaruh langsung yang lebih
48
besar terhadap peningkatan volume penjualan bandeng presto, pertumbuhan
bersaing yang dibangun oleh variabel keunikan produk, kualitas produk dan harga
yang bersaing.
49
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
berikut:
50
c) Peningkatan kinerja pemasaran dipengaruhi secara langsung oleh
KEUNGGULAN KINERJA
BERSAING PEMASARAN
INOVASI KINERJA
PEMASARAN
ORIENTASI KINERJA
KEWIRAUSAHAAN PEMASARAN
51
pengalaman berusaha, proaktif, berani mengambil resiko, fleksibel dan
antisipatif.
inovasi teknis.
52
5.2. Saran
pengembangan inovasi produk serta teknis yang sifatnya terpola, terarah dan
ketat
dalam sikap proaktif mencari peluang pasar dan peluang perluasan usaha
guna membangun industri yang lebih besar dari skala mikro ke kecil, dari
skala kecil ke menengah. Karena semakin banyak tenaga kerja yang terserap
53
5.3. Keterbatasan Penelitian dan Agenda Penelitian Mendatang
sebesar 13.3 % di jelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam studi
jelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam studi ini
3. Hampir senada dengan penelitian ini, pada penelitian lain yang dilakukan
melalui inovasi.
54
DAFTAR PUSTAKA
Hamel, Gary & CK Prahalad. (1991). “Competing For The Future”. Boston:
Harvard Business School Press.
55
Priyatno, Duwi.2002.Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS. Yogyakarta :
Mediakom
Song X. Michael and Parry M.E., 1997., “The Determinants of Japanese New
Product Successes”. Journal of Marketing Research, Vol. XXXIV
February 1997. Pp. 64-76.
56
Lampiran 1 : Kuesioner
Petunjuk :
Berikan penilaian Bapak/ Ibu/ Saudara selama menekuni usaha bandeng presto
dengan kriteria sebagai berikut :
A. Keunggulan Bersaing
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bandeng Presto produksi kami STS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS
memiliki perbedaan dibanding
bandeng presto lainnya
Perbedaannya adalah ...............................................................................................................
2 Kami memproduksi bandeng STS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS
presto dengan rasa yang
enak, penampilan menarik,
dan juga
higienis
Contohnya ................................................................................................................................
3 Harga bandeng presto kami STS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS
lebih murah dari harga
bandeng presto pada
umumnya
Yaitu Rp .................................. Sedangkan umumnya Rp ..................................................
B. Inovasi
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Kami memiliki kebiasaan membuat STS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS
pengembangan bandeng presto
Misalnya .............................................................................................................................................
2 Kami memiliki perbedaan dengan STS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS
pesaing dalam hal teknis
produksi
Perbedaannya adalah ...........................................................................................................
3 Kami mampu menghasilkan variasi STS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS
baru dari bandeng presto yang sesuai
dengan keinginan masyarakat
Misalnya ................................................................................................................................................
57
C. Orientasi Kewirausahaan
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Kami memiliki pengalaman dalam STS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS
melakukan usaha ini
Contoh pengalaman
....................................................................................................................................................................
D. Kinerja Pemasaran
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Jumlah bandeng presto yang kami STS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS
jual mengalami kenaikan dari tahun
ke
tahun
58
2 Pelanggan bandeng presto kami mengalami STS 1 2 3 4 5 6 7 8
penambahan dari tahun ke tahun
9 10 SS
Keuntungan sebesar...................%
59
Lampiran 2 : Statistik Deskriptif
60
Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Reliability
61
62
Lampiran 4 : Uji Fdan t
Regression
63
Regression
64
65
66