DAFTAR ISI
2 | E ti k a P r o f e s i
Kata Pengantar
Puji syukur dilimpahkan kepada Allah SWT atas segala rahmat -Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam memberikan
sumbangan baik materi maupun pikiran.
Sebagai penulis, saya sadar bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata Bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Alif Ravanelli
3|Kanjuruhan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kode Etik suatu profesi berbeda dengan profesi lain. Terkhusus pada
profesi hukum seperti pengacara, hakim, jaksa, polisi, dsb, berbeda dengan
kode etik tenaga Kesehatan seperti dokter, suster, perawat, dsb.
1 E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum : Norma – norma bagi penegak hukum (Padang : Kanisius: 1995), hal 8
2 K. Bertens, Etika (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama: 2007), hal 5
4 | E ti k a P r o f e s i
Terdapat berbagai macam jenis profesi yang ada di dunia, seperti yang
biasa ditemui adalah profesi dokter, profesi akuntan, profesi hukum dan lain
sebagainya. Dapat diketahui bahwa hukum merupakan salah satu jenis dari
profesi-profesi yang tersedia. Namun hal yang membedakannya terletak
secara jelas adalah terkait dengan bidang yang ditekuni, yakni tentu saja
dalam bidang hukum. Oleh karena itu profesi hukum sangat erat kaitannya
dengan penegakan hukum. Pihak yang dilayani oleh pengemban profesi
hukum sering disebut sebagai klien.
Dari uraian-uraian sebelumnya maka suatu profesi hukum merupakan
suatu pekerjaan yang dilakukan secara professional dan berkaitan dengan
hukum. Dimana dalam mendapatkan izin untuk menjalankan profesi hukum
haruslah menempuh pendidikan khusus sesuai dengan jurusan atau
konsentrasi profesi hukum yang diminati, karena dalam profesi hukum sendiri
terdapat beberapa macam pekerjaan. Salah satu pekerjaan yang termasuk ke
dalam profesi hukum adalah polisi. Menurut Satjipto Raharjo, polisi
merupakan alat negara yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, memberikan pengayoman, dan memberikan perlindungan
kepada masyarakat.3 Sebagaimana dalam menjalankan tugas dan wewenang
nya, polisi harus tunduk kepada peraturan yang mengikat pejabat profesi
hukum. Salah satu daripada peraturan tersebut adalah kode etik profesi polri.
3 Satjipto Rahardjo, Membangun Polisi Sipil : Perspektif Hukum, Sosial dan Kemasyarakatan (Jakarta : Gema
Insani Press: 2007) hal 6
5|Kanjuruhan
6 | E ti k a P r o f e s i
5 Dinas Kesehatan Malang, “Data Valid korban meninggal Kanjuruhan, Kadinkes Malang : 132 orang”
https://www.detik.com/jatim/sepakbola/d-6346533/data-valid-korban-meninggal-tragedi-kanjuruhan-
kadinkes-malang-132-orang#:~:text=Dinas%20Kesehatan%20(Dinkes)%20Kabupaten%20Malang,dan%20luka
%20mencapai%20754%20orang , diakses pada tanggal 23 November 2022 pukul 14 : 07
7|Kanjuruhan
B. Identifikasi Masalah
1. Apa saja kode etik profesi polri yang dilanggar anggota kepolisian dalam
menangani kasus Kanjuruhan?
2. Apa saja hal yang perlu dibenahi dari sisi etika profesi polri agar kasus
seperti ini tidak terjadi lagi?
BAB II
PEMBAHASAN
9|Kanjuruhan
10 | E ti k a P r o f e s i
a. Pelanggaran HAM (Hak untuk hidup) yaitu pasal 28A, 28B, dan 28I
Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
b. Penggunaan kekerasan yang berlebihan
c. Penyalahgunaan gas air mata
11 | K a n j u r u h a n
e. tahap 5 : kendali senjata tumpul, senjata kimia antara lain gas air mata,
semprotan cabe atau alat lain sesuai standar Polri;” 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9 Republik Indonesia, Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009. Penggunaan Kekuatan Dalam Tindakan
Kepolisian. Pasal 5 ayat (1). Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 2671
12 | E ti k a P r o f e s i
DAFTAR PUSTAKA
13 | K a n j u r u h a n
14 | E ti k a P r o f e s i
15 | K a n j u r u h a n