(PKUB A SERANG)
1
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Makalah tugas Etika Profesi Hukum dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Kode Etik Profesi Polri bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Etika Profesi Hukum. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Serang, 8 Desember 2021
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
Kata Pengantar...............................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
A. Latar belakang Masalah..........................................................................................4
BAB II ISI.......................................................................................................................5
1.1.LANDASAN TEORI ETIKA PROFESI.........................................................................5
1.1.1 Pengertian Etika...........................................................................................5
1.1.2 Pengertian Profesi........................................................................................6
1.1.3 Prinsip – prinsip Etika Profesi........................................................................6
1.1.4 Syarat - syarat suatu profesi :.......................................................................7
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................7
A. NORMA-NORMA HUKUM ATAU KETENTUAN TENTANG KODE ETIK PROFESI POLRI...8
B. PENEGAKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI.......................................15
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Kode Etik Profesi Polri berdasarkan rumusan pasal 1 angka 5 Peraturan Kapolri Nomor
14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri merupakan norma - norma atau aturan-
aturan yang merupakan kesatuan landasan Etik atau Filosofis yang berkaitan dengan
prilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak
patut dilakukan oleh anggota Polri dalam melaksanakan tugas wewenang dan
tanggungjawab jabatan.
Bahwa Institusi Polri sejak mandiri tidak bergabung dengan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI) yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Polri telah memiliki payung hukum terkait dengan Kode Etik
Profesi Polri yaitu Peraturan Kapolri Nomor: Kep/32/VII/2003 tentang Kode Etik Profesi
Polri dan telah diterbitkan juga Peraturan tentang Tata Cara Penegakan Pelanggaran
Kode Etik yaitu Peraturan Kapolri Nomor: Kep/33/VII/2003 tentang Tata Cara Sidang
Komisi Kode Etik, kemudian dirubah dengan Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2006
dengan ketentuan acaranya berupa peraturan Kapolri Nomor 8 tahun 2006 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Polri, kemudian telah dirubah lagi dengan
Peraturan Kapolri Nomor 14 tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri dan terhadap
ketentuan acara sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2006
saat ini dalam tahap final direvisi.
Kode Etik Profesi Polri sebagaimana diatur dalam Perkap Nomor 14 Tahun 2011 terdiri
dari 6 BAB dan 32 Pasal yang meliputi 6 Pasal norma tentang peraturan kewajiban dan
5 Pasal norma tentang peraturan larangan bagi anggota Polri dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan kewenangannya, sedangkan berkaitan dengan peraturan
menyangkut hukum acara sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor 8 tahun
2006 terdiri dari 11 BAB dengan 19 Pasal yang mengatur tentang tata cara
pembentukan Komisi Kode Etik, tugas wewenang dan kwewajiban komisi,
keanggotaan, mekanisme penanganan pelanggaran, hak dan kewajiban terperiksa,
tata tertib, administrasi dan tata cara tentang pelaksanaan sidang tanpa kehadiran
pelanggar.
4
Terhadap . . . . .
Terhadap Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2006 tersebut saat ini sedang dalam revisi
dalam tahap finalisasi menunggu pengukuhan dari Kapolri yang mengatur secara lebih
terperinci dimuali dari pembentukan Komisi Kode Etik Profesi Polri, susunan
keanggotaan, tugas dan kewenangan, kesekretariatan, sekretaris, penuntut, banding,
sidang Komisi kode etik, sidang banding, dan tata cara penegakannya meliputi
pemeriksaan pendahuluan, pemberkasaan, pelaksanaan putusan, pengawasan
pelaksanaan putusan, dan rehabilitasi.
BAB II ISI
B. LANDASAN TEORI ETIKA PROFESI
Pendapat MARTIN (1993) Etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act
as the performance index or reference fou our control system” yang dapat
diterjemahkan etika merupakan standar aturan yang akan mengatur pergaulan
manusia dalam kelompok sosialnya yang dituangkan secara sistematik
berdasarkan prinsip-prinsip moral. Ditinjau dari asal usul tata etik atau etika
berasal dari kata ethos (bahasa yunani) yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah, dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik atau
buruk.
Drs. SIDI GAJALBA dalam buku Sistematika Filsafat berpendapat bahwa Etika
adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik
dan buruk sejauh yang dapat ditentutkan oleh akal, sedangkan Drs. H
BURHANUDIN SALAM menyebutkan Etika merupakan ilmu cabang filsafat yang
mengupas tentang nilai dan norma moral yang mennetukan prilaku manusia
dalam hidupnya.
a. Etika Umum
b. Etika Khusus
5
ini . . . . .
ini dapat berbentuk etika individual yang menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri dan atau dalam bentuk etika sosial yang
mengatur taentang kewajiban, sikap dan pola prilaku manusia sebagai
anggota komunitas sosial, oleh karena itu dalam etika sosial menyangkut
banyak hal antara lain Sikap terhadap sesama, etika keluarga, etika profesi,
etika politik, etika lingkungan, dan etika idiologi.
Penilaian Etika dapat ditinjau dari 2 (dua) aspek yaitu menilai pada perbuatan
baik atau jahat, susila atau tidak susila dan menilai tentang perbuatan atau
prilaku seseorang yang tealah menjadi sifat baginya yang dikenal dengan
sebutan akhlak atau budi pekerti.
b. Adanya kaidah standar moral yang sangat tinggi yang dituangkan dalam
Kode Etik Profesi;
d. Ada ijin khusus atau pengakuan atau sertifikasi khusus untuk menjalankan
profesi yang berkaitan dengan kepentinagan masyarakat;
6
c. Otonomi, prinsip ini menuntut setiap profesional wajib memiliki dan diberi
kebebasan dalam menjalankan profesinya;
4. syarat . . . . .
1.1.4 Syarat - syarat suatu profesi :
Kode Etik Profesi menurut Pasal 1 angka 5 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun
2011 disebutkan bahwa Kode Etik Profesi Polri disingkat dengan KEPP adalah
norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau
filosofis yang berkaitan dengan prilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang
diwajibkan, dilarang, patut, atau tidak patut dilakukan oleh anggota Polri dalam
melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawab jabatan.
(1) Sikap dan prilaku pejabat Polri terikat pada Kode Etik Profesi Polri;
(2) Kode Etik Profesi Polri dapat menjadi pedoman bagi pengemaban fungsi
Kepolisian lainnya dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pertauran
Perundang-Undangan yang berlaku dilingkungannya;
(3) Ketentuan mengenai Kode Etik Profesi Polri diatur dengan keputusan
Kapolri;
7
(1) Pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Polri oleh pejabat polri diselsaikan
oleh Komisi Kode Etik Polri disingkat KKEP;
(2) Ketentuan mengenai Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik
Polri diatur dengan Keputusan Kapolri.
III. NORMA . . . . .
Norma-norma hukum atau ketentuan Kode Etik Profesi Polri diwujudkan dalam
peraturan yang bersifat Materil, yang berisi norma-norma tentang kewajiban dan
larangan yang mengikat setiap anggota Polri dalam melaksanakan tugas, fungsi,
peranan, jabatan, dan wewenang Kepolisian.
Peraturan yang bersifat materil tersebut telah ada sejak tahun 2003 dan telah
mengalami perubahan dan penggantian sebanyak 3 (tiga) kali sebagai berikut:
2. Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri;
3. Peraturan Kapolri Nomor 14 tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri.
Norma norma hukum atau peraturan meteril Kode Etik Profesi Polri diatur dalam Pasal
6 s/d Pasal 16 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011 yang memuat peraturan
tentang kewajiban dan larangan sebagai berikut:
Etika Kenegaraan
Pasal 6
8
e. mengutamakan kepentingan bangsa dan NKRI dari pada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
f. memelihara dan menjaga kehormatan bendera negara sang merah putih,
bahasa Indonesia, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. membangun kerja sama dengan sesama pejabat penyelenggara negara dan
pejabat negara dalam pelaksanaan tugas; dan
h. bersikap netral dalam kehidupan berpolitik.
Etika . . . . .
Etika Kelembagaan
Pasal 7
9
n. mengutamakan kesetaraan dan keadilan gender dalam melaksanakan
tugas; dan
o. mendahulukan pengajuan laporan keberatan atau komplain kepada Ankum
atau Atasan Ankum berkenaan dengan keputusan yang dinilai bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum mengajukan
gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).
(2) Setiap . . . . .
(5) Pejabat Polri yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf
c, wajib memberikan perlindungan.
Pasal 8
10
Setiap Anggota Polri wajib mendahulukan peran, tugas, wewenang dan tanggung
jawab berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan daripada status
dan hak, dengan mengindahkan norma agama, norma kesusilaan, dan nilai-nilai
kearifan lokal.
Pasal . . . . .
Pasal 9
Etika Kemasyarakatan
Pasal 10
Etika Kepribadian
Pasal 11
Setiap Anggota Polri wajib:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. bersikap jujur, terpercaya, bertanggung jawab, disiplin, bekerja sama, adil,
peduli, responsif, tegas, dan humanis;
11
c. menaati dan menghormati norma kesusilaan, norma agama, nilai-nilai
kearifan ocal, dan norma hukum;
d. menjaga dan memelihara kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara santun; dan
e. melaksanakan tugas kenegaraan, kelembagaan, dan kemasyarakatan
dengan niat tulus/ikhlas dan benar, sebagai wujud nyata amal ibadahnya.
2. Norma . . . . .
2. Norma-norma hukum atau peraturan tentang larangan, diatur dalam pasal 12 s/d
pasal 16 sebagai berikut
Etika Kenegaraan
Pasal 12
Etika Kelembagaan
Pasal 13
12
f. mengeluarkan tahanan tanpa perintah tertulis dari penyidik, atasan penyidik
atau penuntut umum, atau hakim yang berwenang; dan
g. melaksanakan tugas tanpa perintah kedinasan dari pejabat yang
berwenang, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Setiap . . . . .
Pasal 14
13
e. melakukan pemeriksaan terhadap seseorang dengan cara memaksa untuk
mendapatkan pengakuan;
f. melakukan penyidikan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan karena adanya campur tangan pihak lain;
g. menghambat . . . . .
Etika Kemasyarakatan
Pasal 15
14
f. mempersulit masyarakat yang membutuhkan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan;
g. melakukan perbuatan yang dapat merendahkan kehormatan perempuan
pada saat melakukan tindakan kepolisian; dan/atau
h. membebankan biaya tambahan dalam memberikan pelayanan di luar
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Etika . . . . .
Etika Kepribadian
Pasal 16
Penegakan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri diatur dalam Peraturan Kapolri
tentang hukum acara yang telah ada sejak tahun 2003 yang telah mengalami
perubahan dan penggantian sebanyak 3 (tiga) kali sebagai berikut:
b. Peraturan Kapolri Nomor 8 tahun 2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Komisi Kode Etik Polri;
c. Peraturan Kapolri Nomor 19 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Komisi Kode Etik Polri.
Dalam Peraturan Kapolri Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik
tersebut mengatur penyelenggaraan tata cara penegakan kode etik atas
15
pelanggaran - pelanggaran terhadap norma – norma hukum atau peraturan yang
berasal dari 3 (tiga) sumber norma hukum sebagai berikut:
b. Pelanggaran terhadap Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri;
Norma - norma hukum atau Peraturan yang mengatur tentang tata cara
penegakan Kode Etik diatur pada 2 (dua) Peraturan Kapolri yaitu:
Dalam Peraturan Kapolri tentang Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik
Polri yang sedang dalam revisi tersebut mengatur hal-hal sebagai berikut:
16
t. Hak dan kewajiban terduga pelanggar;
u. Hak dan kewajiban pendamping.
a. Yanduan . . . . .
17
c. Audit investigasi oleh Akreditor dari fungsi Pertanggungjawaban Profesi yang
melaksanakan tugas Klarifikasi secara terbuka atas laporan
pengaduan/laporan polisi tentang dugaan pelanggaran KEPP;
d. Pemeriksaan terhadap saksi, bukti, dan terduga pelanggar oleh Akreditor dari
fungsi wabprof;
e. Pemberkasan terhadap dugaan pelanggaran KEPP oleh anggota Polri;
f. Penyerahan berkas pemeriksaan pendahuluan oleh akreditor ke sekretariat
KEPP;
g. Permohonan pengajuan pendapat dan saran hukum ke fungsi hukum;
h. Permohonan pembentukan KKEP oleh sekretariat KKEP ke pejabat pembentuk
KKEP;
i. Penyerahan . . . . .
BAB IV PENUTUP
18
19