Anda di halaman 1dari 10

OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04

Effective : 1 Juli 2022


PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 2 of 11

TUJUAN

1.1 Memberikan penjelasan tentang tata cara penambangan batubara sehingga perolehan
batubara bisa maksimum dan tidak terjadi kontaminasi sehingga kualitas batubara tetap
terjaga.

RUANG LINGKUP

1.2 Instruksi standar kerja ini berlaku bagi semua karyawan PT. ANSAF dan Kontraktornya di
wilayah Ijin Usaha Pertambangan Batubara PT. ANSAF

1.3 Prosedur ini mencakup sistem kegiatan pembukaan (expose), pembersihan dan
penambangan batubara.

RESIKO

Resiko Pengendalian Resiko Indikator Kinerja (KPI)


• Target produksi tidak tercapai • Schedule maintenance • Laporan MA unit Coal
dan perawatan unit harian getting
• Kualitas batubara terganggu / kualitas (Monitoring MA alat
batubara tidak terpenuhi kontraktor) • BA coal getting dibuat
• Terjadi cidera pada Manusia maupun • Check list inspeksi coal setiap ada kegiatan
kerugian pada peralatan serta getting coal getting
pencemaran Lingkungan akibat • Terlaksananya inspeksi
kegiatan Penambangan batubara harian
• Monitoring / Inspeksi
harian pengawas terhadap
kegiatan penambangan
batubara

REFERENSI

1.4 Kepmen ESDM no. 1827.K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 3 of 11

Pertambangan Yang Baik

1.5 Standar OHSAS 18001:2007, Klausul 4.4.6 Pengendalian Operasional

1.6 Standar ISO 9001:2015, Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional

1.7 Standar ISO 14001:2015, Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional

DEFINISI

1.8 Subcrop batubara adalah bagian atas batubara yang dekat dengan permukaan atau muncul
ke permukaan.

1.9 Strike batubara adalah arah kemenerusan batubara.

1.10 Roof batubara bagian atas perlapisan batubara.

1.11 System Slice adalah cara penambangan batubara lapis demi lapis.

1.12 Quality Control adalah orang yang bertugas mengawasi kualitas batubara.

TANGGUNG JAWAB

1.13 Direktur dan Manager Proyek bertanggung jawab untuk menyediakan sarana dan prasarana
kerja.

1.14 Departemen Produksi bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan
penambangan batubara sesuai dengan yang direncanakan.

1.15 Departemen Plant bertanggung jawab terhadap kesiapan unit yang digunakan untuk
pembersihan maupun pemuatan batubara.

1.16 Pengawas batubara bertanggung jawab terhadap kebersihan serta diikutinya prosedur
pembersihan maupun penambangan batubara.

1.17 HSE Departemen memastikan semua kegiatan telah mengacu kepada Keselamatan,
Kesehatan, Kerja dan lingkungan Hidup (K3LH)
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 4 of 11

1.18 Kepala Teknik Tambang bertanggung jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan
perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu kegiatan usaha
pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung jawAnsafya.

PROSEDUR

1.19 PEMBUKAAN BATUBARA

6.1.1 Pada “subcrop” batubara dimana pada daerah tersebut merupakan batas
penggalian harus dibuat paritan sepanjang “strike batubara” yang tujuannya untuk
mengurangi kontaminasi batubara jika terjadi hujan. Dimensi paritan tersebut
kurang lebih sebesar bucket excavator sekelas 20 – 30 ton.

6.1.2 Excavator harus menyisakan overburden 10 cm dari “roof batubara” untuk daerah
yang diperkirakan masih dilewati truck. Apabila batubara tergaruk oleh kuku bucket
maka akan dihitung sebagai losse coal dimana perhitungan volume ditentukan
berdasarkan hasil pengukuran survey atau kesepakan antara pihak kontraktor dan
PT.ANSAF berdasarkan pengamatan kondisi actual.

6.1.3 Temuan terhadap Losse coal ataupun penyimpangan prosedur lainnya dalam
kegiatan operasional dituangkan dalam Berita Acara Operasional yang dibuat oleh
Pengawas operasional PT.ANSAF dan ditandatangani oleh Pengawas operasional
kontraktor.

6.1.4 Ketika excavator meratakan dan membersihkan daerah di sekitar truck ketebalan
tanah di pertahankan 10 cm dari roof batubara.

6.1.5 Bila diperlukan, Quality Control Engineer atau Mine Plan Engineer bertanggung
jawab untuk membuat test pit pada setiap batubara yang telah dibuka. Tujuannya
adalah untuk mengetahui ketebalan batubara dan proses pengambilan contoh /
sample batubara untuk keperluan analisa kualitasnya. Bekas penggalian untuk
pengambilan contoh harus di tutup kembali.

6.1.6 Batas batubara pada daerah ‘subcrop’ harus dicari sehingga tidak meninggalkan
sisa batubara.
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 5 of 11

6.1.7 Bila kemiringan lapisan batubara terjal, perlu diperhitungkan kemampuan jangkau
alat galinya. Direkomendasikan pembukaan dan pembersihan batubara dengan
“system slice” yang tingginya disesuaikan dengan alatnya agar tidak mempersulit
proses penggalianya.

6.1.8 Ketinggian Inventory batubara yang sudah terekspose tidak boleh melebihi
jangkauan alat gali / Coal digger dan harus segera diambil sehingga aspek K3,
kualitas, dan kuantitas penambangan batubara tetap terjaga.

6.1.9 Batubara yang terekspose dengan ketinggian diatas 60 cm dapat dilanjutkan untuk
proses selanjutnya yaitu dicleaning kemudian diloading, apabila kondisi batubara
yang tekspose kurang dari 60 cm maka tidak boleh dilakukan proses cleaning
maupun diloading, hal ini bisa dilakukan coal getting apabila sudah dilakukan
ekspose kembali dengan tinggi ekspose lebih dari 60 cm.

1.20 PEMBERSIHAN BATUBARA (COAL CLEANING)

6.2.1 Setiap batubara yang telah dibuka harus segera dilakukan pembersihan.

6.2.2 Apabila area tersebut telah diputuskan untuk di tambang maka harus di beri batas
dengan patok atau pita.

6.2.3 Pada akhirnya, 10 cm tanah diatas batubara harus dibersihkan dengan


menggunakan excavator kecil (20 -30 ton) yang ujung kuku bucketnya sudah
ditambahkan Cutting Edge.

6.2.4 Cutting Edge harus dalam kondisi yang baik (kondisi rata/tidak dalam kondisi
rusak) sehingga tidak ada batubara yang terbuang pada saat melakukan
pembersihan batubara.

6.2.5 Pembersihan batubara harus dilakukan dengan hati-hati agar sesedikit mungkin
batubara terbuang.

6.2.6 Pembersihan akhir batubara harus dilakukan dengan sistim mundur (retreat
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 6 of 11

basis), dimulai dari ujung yang paling jauh.

6.2.7 Tumpukan tanah hasil pembersihan batubara harus segera dibersihkan jika
diperlukan diangkut sampai bersih sehingga tidak mengganggu proses
penambangan batubara.

6.2.8 Pembersihan batubara harus cukup lampu penerangan pada operasi malam hari,
pencahayaan malam hari untuk kegiatan operasional pembersihan batubara
minimal 50 Lux.

6.2.9 Untuk lapisan batubara yang terdapat banyak struktur geologi atau batubara
dengan karakteristik tertentu tidak diperbolehkan cleaning malam hari.

6.2.10 Material kontaminan yang terdapat pada face batubara ataupun roof batubara
yang terkumpul pada saat cleaning tidak boleh ditempatkan pada floor bagian atas
batubara tersebut karena akan berpotensi kontaminasi terhadap batubara yang
sudah dicleaning dibawahnya.

1.21 PENAMBANGAN BATUBARA (COAL MINING)

6.3.1 Sebelum penambangan harus dilakukan pengambilan data survey dan diberikan
patok /pita sebagai tanda batas pengukuran.

6.3.2 Patok batas penggalian batubara harus dipasang dan diinformasikan ke


Pengawas batubara.

6.3.3 Semua batubara di area didalam patok terpasang harus sudah bersih dan siap
ditambang.

6.3.4 Kontraktor wajib menempatkan/menunjuk Pengawas batubara yang menjadi


penanggung jawab aktifitas Coal Getting pada setiap Pit.

6.3.5 Pengawas batubara kontraktor merupakan orang yang sudah memahami


karakteristik batubara diarea kerjanya termasuk kualitas dan penamaan batubara
serta sudah memahami prosedur penambangan dan pengangkutan batubara.
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 7 of 11

6.3.6 Pada saat Pengawas batubara kontraktor sedang tidak bekerja (field break, off,
sakit,dll) pihak kontraktor wajib menunjuk pengawas lainnya sebagai back up
pengawas batubara yang sebenarnya. Pengawas yang menjadi back up harus
benar benar sudah memahami karakteristik batubara diarea kerjanya termasuk
kualitas dan penamaan batubara serta sudah memahami prosedur penambangan
dan pengangkutan batubara.

6.3.7 Pengawas batubara Kontraktor bertanggung jawab terhadap kualitas dan


kuantitas batubara serta K3LH pada saat pelaksanaan kegiatan coal getting.

6.3.8 Dilarang membuang sampah ataupun benda lain yang dapat menyebabkan
kontaminasi diarea loading point batubara / Inventory batubara serta tindakan
tersebut bertentangan dengan peraturan K3LH diwilayah PT.ANSAF

6.3.9 Buang semua sampah atau benda asing lainnya yang mungkin menyebabkan
resiko kontaminasi batubara pada tempatnya.

6.3.10 Pengawas Batubara maupun setiap orang yang berada pada area loading point
batubara/Inventory batubara dilarang merokok sesuai dengan peraturan K3LH
diwilayah PT.ANSAF serta menjaga kualitas batubara terhadap kontaminan dari
puntung rokok.

6.3.11 Alat yang akan digunakan untuk menambang batubara dibagian track dan bucket
harus cukup bersih dari lumpur atau material-material overburden yang
menempel. Jika perlu harus dilakukan pembersihan dengan mencuci unit dan
mencongkel material-material yang rawan jatuh dan bisa menyebabkan batubara
terkontaminasi

6.3.12 Alat gali / Coal Digger yang digunakan untuk kegiatan coal getting maksimal
sekelas 50 ton sesuai dengan karakteristik batubara diwilayah PT.Adimitra
Bartama Nusantara

6.3.13 Antara pengawas batubara kontraktor dan pengawas operasional PT.ANSAF


bersama-sama melakukan pengecekan apakah batubara sudah siap ditambang
dan melakukan penandatanganan Berita Acara Coal Getting.
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 8 of 11

6.3.14 Pemotongan penggalian batubara harus dibuat lurus rapi.

6.3.15 Setiap Penambangan, ketinggian batubara harus disisakan 20 cm dari overburden


untuk menghindari kontaminasi.

Gambar. Batubara ditinggikan 20 cm

6.3.16 Penggalian batubara bagian bawah harus dilakukan sebersih mungkin sehingga
tidak tersisa ceceran batubara.

6.3.17 Pada saat pengisian batubara ke truck, posisi truck tidak boleh berada diatas face
batubara hasil pemotongan excavator atau face batubara tersebut tidak boleh
dijadikan sebagai akses coal getting yang bisa mengakibatkan kontaminasi dan
menambah losses batubara pada saat proses penambangan.

6.3.18 Coal digger dilarang memuat batubara secara berlebihan pada vessel Dump truck
karena akan membuat batubara berpotensi tumpah dijalan dan seputaran loading
point sehingga akan mempengaruhi recovery batubara serta keselamatan
pengguna jalan hauling lainnya (foto Standard muatan Dump truck pada ANSAF-
PRO-PROD 17-Pengangkutan Batubara Dari Tambang ke Stockpile).

6.3.19 Bila ditemukan Coal digger yang memuat batubara secara berlebihan, maka
pengawas PT.ANSAF akan mengambil tindakan tegas dengan membuat berita
acara operasional, menggantikan operator Coal digger, memberikan conselling
terhadap operator dan Pengawas operasional kontraktor, bahkan hingga
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 9 of 11

melakukan pemotongan terhadap berat muatan Dump Truck yang berlebihan


dengan menganggap berat muatan Dump Truck tersebut adalah sebagai muatan
Dump truck Normal atau dianggap dengan muatan rata rata Dump Truck selama
beroperasi satu minggu/bulan terakhir.

6.3.20 Bila ada banyak ceceran batubara maka segera lakukan pembersihan dengan
menggunakan alat mekanis ataupun cara manual dan dikumpulkan pada face
penggalian batubara.

6.3.21 Apabila lapisan batubara terdapat sisipan berupa Parting dengan ketebalan lebih
dari 10 cm maka wajib dipisahkan (dibuang) agar kualitas batubara tetap terjaga.
Jika ketebalan sisipan parting kurang dari 10 cm maka harus ada koordinasi
antara Pengawas Batubara kontraktor, Pengawas Operasional PT.ANSAF,
dengan tim Quality Control (Geologist) PT.ANSAF mengenai perlakuan terhadap
parting tersebut (dicampur atau dipisahkan) dan informasi product batubara yang
akan diambil.

6.3.22 Dilarang meninggalkan batubara yang masih tersisa didalam batas penggalian,
kecuali alasan keselamatan.

6.3.23 Pada setiap akhir penggalian batubara, harus dipastikan bahwa daerah tersebut
sudah bersih dan rapi. Apabila pada floor/coal face batubara masih tardapat sisa
batubara, maka harus dicollect dengan menggunakan excavator yang memiliki
cutting edge pada bucketnya (Flat Bucket) hingga terlihat rapi dan bersih pada
bagian floor tersebut.Jika masih memungkinkan batubara yang dicollect tersebut
dimasukkan ke dalam product clean (bersih), tapi jika tidak begitu bersih akan
dimasukkan kedalam product dirty coal.

6.3.24 Pengawas Operasional PT.ANSAF atau Quality control (Geologist PT.ANSAF)


merupakan orang yang berwenang untuk menentukan penamaan product dirty
coal.

6.3.25 Antara pengawas kontraktor dan pengawas operasional PT.ANSAF bersama-


sama melakukan pengecekan kembali pada batubara yang sudah selesai
ditambang dan melakukan penandatanganan Berita Acara Coal Getting kembali
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 10 of 11

apabila kegiatan penambangan dianggap sudah selesai dan sesuai dengan


prosedur.

6.3.26 Pastikan lampu penerangan untuk pekerjaan shift malam tersedia dan berfungsi
dengan baik serta mampu memberikan penerangan yang optimal terhadap area
kerja kegiatan loading batubara, pencahayaan malam hari untuk kegiatan
operasional loading batubara minimal 50 Lux.

6.3.27 Bila ada resiko pengotoran batubara , Quality control dan Pengawas Tambang
berkewajiban menghentikan penambangan batubara untuk sementara waktu
sampai daerah tersebut bersih.

6.3.28 Apabila pada saat proses penambangan kuku bucket lepas/patah dan atau
terdapat bagian alat muat yang patah/lepas maka pengawas kontraktor harus
segera melokalisir daerah yang diduga terdapat material-material tersebut untuk
dilakukan pencarian dengan tidak lupa menginformasikan ke Pengawas
operasional PT.ANSAF.

6.3.29 Jika kuku bucket atau komponen-komponen lain tersebut tidak diketemukan dan
diperkirakan sudah terbawa dump truck ke stockpile maka pengawas kontraktor
harus menginformasikan ke pengawas operasional PT.ANSAF nomor-nomor DT
yang kemungkinan membawa material tersebut dan memastikan informasi ini
telah sampai ke Departemen CPP PT.ANSAF.

6.3.30 Pengawas operasional PT.ANSAF dan kontraktor bersama-sama membuat Berita


Acara tentang waktu, tempat kejadian dan informasi lain yang diperlukan secara
detail berkaitan kuku bucket lepas/patah atau kerusakan alat yang mengakibakan
hilang/patahnya sebagian atau seluruh bagian suatu komponen alat muat pada
saat penambangan batubara.

6.3.31 Kontraktor dilarang melakukan perbaikan atau pergantian part alat muat, diatas
front batubara jika terjadi kerusakan.

6.3.32 Untuk daerah tertentu yang harus ditinggalkan untuk waktu yang lama, maka
pengambilan batubara harus dihabiskan mendekati dinding tambang dengan
tujuan untuk memaksimalkan pengambilan batubara .
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-04
Effective : 1 Juli 2022
PENAMBANGAN BATUBARA Revision : 0
Page : Page 11 of 11

6.3.33 Untuk lapisan batubara yang terdapat banyak struktur goelogi, batubara dengan
karakteristik tertentu, atau dengan alasan yang berhubungan dengan issue
keselamatan tidak diperbolehkan ditambang pada malam hari, kecuali dalam
pengawasan yang ketat dan sudah di Asessment bersama antara pengawas
Operasional PT.ANSAF dengan pengawas operasional kontraktor.

KEADAAN BAHAYA
BILA TERJADI KEADAAN DARURAT SEGERA HUBUNGI PENGAWAS/SUPERVISOR MELALUI
NOMOR RADIO 150.275.BERITAHU LOKASI, NAMA ANDA DAN DIMANA LOKASI ANDA BERADA
DOKUMEN TERKAIT.

RIWAYAT REVISI DOKUMEN

Anda mungkin juga menyukai