Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

UPAYA OPTIMALISASI PELAYANAN PELAPORAN


KETENAGAKERJAAN BERBASIS ONLINE PANITIA PEMBINA
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
[e-Wasnaker]

Peserta:

HENDRA EKA SUWARNA, SE


NIP. 19761208 201001 1 004

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN XI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


DAERAH PROVINSI BANTEN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKSI PERUBAHAN


PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN XI
KOTA TANGERANG SELATAN

Judul : Pelayanan Pelaporan Ketenagakerjaan Berbasis Online


Nama : Hendra Eka Suwarna, SE
NIP : 19761208 201001 1 004
Jabatan : Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pengawasan
Ketenagakerjaan Kota Tangerang Dan Tangerang
Selatan
OPD : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
Sekretariat Provinsi Banten

Tangerang Selatan, 04 Desember 2023


Peserta

Hendra Eka Suwarna, SE


NIP. 19761208 201001 1 004

Menyetujui,

Coach Mentor

Eva Siti Khuzaeva, S.Si, M.Si, CSP,. Tb. Tresna Karya Sembada, ST
CPM NIP. 19740807 200102 1 002
NIP. 19810109 201001 2 009

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKSI PERUBAHAN


PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN XI

Judul : Pelayanan Pelaporan Ketenagakerjaan Berbasis Online


Nama : Peserta, SE.M.Si
NIP : 19751019 200701 1 007
Jabatan : Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pengawasan
Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang
Selatan
Unit Kerja : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
Sekretariat Provinsi Banten

Telah disahkan pada saat seminar Laporan Aksi Perubahan sebagai bagian dari persyaratan
Pendidikan Kepemimpinan Pengawas di BPSDMD Provinsi Banten.
Tangerang Selatan, 05 Desember 2023
Coach Mentor

Eva Siti Khuzaeva, S.Si, M.Si, CSP,. Tb. Tresna Karya Sembada, ST
CPM NIP. 19740807 200102 1 002
NIP. 19810109 201001 2 009

Evaluator

Ir. Rahmat Soegiharto, MA


NIP. 19660523 200112 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah reformer panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah


SWT, berkat Hidayah-Nya reformer dapat menyelesaikan penulisan Rancangan Aksi
Perubahan dalam rangka peningkatan pelayanan publik ini dengan judul IAksi
Perubahan Pelayanan Pelaporan Ketenagakerjaan Berbasis Online. Sholawat
serta salam tidak lupa dicurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya.
Rancangan Aksi Perubahan ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan dalam mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan IX
tahun 2023 serta meningkatkan pelayanan publik. Dalam penyelesaian Rancangan Aksi
Perubahan ini, Reformer banyak mendapat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. Al Muktabar, M.Sc selaku PJ Gubernur Provinsi Banten;
2. Bapak Drs. Septo Kalnadi, MM selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Banten;
3. Bapak Drs. Nirman, MH selaku Kepala Bidang Pengawasan dan K3 Provinsi
Banten;
4. Bapak Tb. Tresna Karya Sembada, SH, ST Selaku Kepala UPTD
Pengawasan Ketenagkerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan;
5. Ibu Eva Siti Khuzaeva, S.Si, M.Si, CSP, CPM sebagai Coach yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan dan masukan kepada
penulis dalam penyusunan Rancangan Aksi Perubahan Kinerja Organisasi ini;
6. Bapak Ir. Rahmat Soegiharto, MA Sebagai Penguji;
7. Rekan-rekan Kasubag Tata Usaha UPTD Pengawasan Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan.
8. Rekan-rekan Pengawas Ketenagakerjaan dikantor UPTD Pengawasan
Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

iv
9. Tim fasilitator Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) angkatan IX
Kota Tangerang Selatan

10. Seluruh Tim Efektif UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Kota


Tangerang dan Tangerang selatan

11. Para Stakeholder yang telah mendukung dan memberikan masukan


positif dalam pelaksanaan rancangan aksi perubahan

12. Rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)


Angkatan XI Tahun 2023 dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyelesaian
penulisan Rancangan Aksi Perubahan Kinerja Organisasi ini. Semoga
Allah SWT memberikan rahmat-Nya.
RA.eformer menyadari bahwa Rancangan Aksi Perubahan Kinerja
Organisasi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu reformer
mengharapkan masukan dan saran untuk kesempurnaan penulisan ini agar
dapat menjadi solusi dalam penyelesaian dan menjadi lebih baik lagi.

Tangerang, September 2023

HENDRA EKA SUWARNA, SE

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN II
KATA PENGANTAR III
DAFTAR ISI V
DAFTAR GAMBAR VII
DAFTAR TABEL VIII
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Aksi Perubahan 2
1. Tujuan Jangka Pendek 2
2. Tujuan Jangka Menengah 2
3. Tujuan Jangka Panjang 3
C. MANFAAT AKSI PERUBAHAN 3
BAB II PROFIL ORGANISASI 5
A. Visi, Misi, dan Sasaran Strategis 5
B. Tugas dan Fungsi Organisasi 5
C. Pelayanan yang dapat ditingkatkan 6
BAB III ANALISA PELAYANAN PUBLIK 9
A. Diagnosa Organisasi 9
1. Diagnosa Eksternal 9
2. Diagnosa Internal 14
3. Analisis Isu 21
B. Gagasan Aksi Perubahan 22
1. Lesson Learned 24
2. Gagasan Terpilih 25
BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH 26
A. Terobosan – Inovasi 26
B. Tahapan Kegiatan 29
C. Sumber Daya 35
1. Tim Efektif 35
2. Stakeholders 36

vi
D. Manajemen Pengendalian Mutu 38
1. Teknik Pengendalian Mutu 38
2. Mitigasi Risiko 40
E. Strategi Pengembangan Kompetensi 41
BAB V IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN KUALITAS PELAYANAN 43

BAB VI PENUTUP 45
DAFTAR PUSAKA 46

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPTD


Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Prov Banten
Gambar 2.3 Sebaran Wilayah UPTD Wasnaker
Gambar 3.1 Website Wajib Lapor
Gambar 3.2 Website Smart K3
Gambar 3.3 Website “Siap kaka”
Gambar 3.4 Layanan SP4N Lapor
Gambar 3.5 Lokasi Kantor UPTD
Gambar 3.6 Kantor UPTD di BLKI
Gambar 3.7 Pelayanan Menerima Laporan
Gambar 3.8 Disposisi Surat Manual
Gambar 3.9 Problem Tree
Gambar 3.10 Objective Analysis
Gambar 3.11 Studi Lapangan
Gambar 4.1 Alur System
Gambar 4.2 Bagan Tim Efektif
Gambar 4.3 Peta Stakeholder

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Faktor Eksternal “Pestel”


Tabel 3.2 Value Chain
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana
Tabel 3.4 Jumlah Staff Pelayanan
Tabel 3.5 Analisis USG
Tabel 4.1 Tipologi
Tabel 4.2 Kriteria Inovasi
Tabel 4.3 Jangka Pendek
Tabel 4.4 Jangka Menengah
Tabel 4.5 Jangka Panjang
Tabel 4.6 Susunaan Tim Aksi
Tabel 4.7 Stakeholder
Tabel 4.8 Teknik Pengendalian
Tabel 4.9 Mitigasi Risiko
Tabel 4.10 Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi
Tabel 5.1 Strategi Pengembangan Kompetensi Diri

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka memberikan kualitas pelayanan yang bertujuan untuk mewujudkan


pelayanan publik yang berkualitas dan merupakan salah satu ciri dari pemerintahan yang
baik, untuk tericiptanya pelayanan ketenagakerjaan yang berdasar pada UU No 2 Tahun
2022, atau Undang-undang cipta kerja, pada pasal 81 angka 15 UU Cipta kerja
mengubah ketentuan pasal 59 pada UU No 13 tahun 2003 terkait Sistem Kontrak. UU
Nomor 14 Tentang Penyelenggaraan BPJS Ketenagakerjaan. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja, pada Undang Undang ini mengacu pada sektor K3 (Keselamatan, Kesehatan,
Kerja). Dinas Tenaga Kerja dan Trasnmigrasi Provinsi Banten harus hadir untuk memberikan
perlindungan dan pelayanan kepada tenaga kerja di wilayah Provinsi Banten.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Banten no 19 tahun 2018 tentang Pembentukan Organisasi


dan Tata Kerja cabang dinas dan unit pelaksana teknis daearah di lingkungan pemerintah Provinsi
Banten bahwa UPTD Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan
adalah fasilitas pelayanan pengawasan ketenagakerjaan yang menyelenggarakan upaya
pengawasan ketenagakerjaan masyarakat dan upaya pengawasan ketenagakerjaan dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat pengawasan
ketenagakerjaan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Pelayanan pelaporan Ketenagakerjaan adalah salah satu tugas pokok dan fungsi UPTD
Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan, namun kadang kala
pelayanan pelaporan ketenagakerjaan menimbulkan suatu hambatan yaitu tidak efisiensinya
pelaporan oleh tenaga kerja, dikarenakan jarak yang jauh maupun aksesbilitas dan mobilitas dari
tenaga kerja yang terbatas karena bertepatan dengan waktu kerja sehingga pelayanan pelaporan
dirasa masih kurang maksimal dan kurang efisien.

Sebagai bentuk peningkatan pelayanan pelaporan ketenagakerjaan adalah dibuatkannya


suatu media informasi digital yang berbasis Platform website atau Digital yang tentunya sudah hal
lumrah pada zaman era globalisasi pada saat ini, yang dapat memberikan informasi sekaligus
pelayanan secara daring sehingga masyarakat atau

1|Page
pekerja tidak perlu lagi harus mendatangi kantor UPTD Pengawasan untuk mendapatkan
informasi dan pelayanan tersebut. Ditambah dengan banyaknya masukan baik dari internal
maupun eksternal yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, maka salah satu bentuk upaya
pemberian informasi dan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha yang dilakukan untuk
mempercepat implementasi dalam pengelolaan Informasi dan data, yang dikelola oleh sumber
daya manusia yang tersedia dan sarana prasarana yang ada. Dukungan berbagai pihak di butuhkan
guna menunjang hasil yang diharapkan untuk meningkatkan Citra daripada Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi sebagai Instansi yang menaungi urusan ketenagakerjaan.

Maka dari itu melalui Aksi Perubahan Ini diharapkan dapat menjadi solusi berbagai polemik
dan masalah dalam melaksanakan Kegiatan Pelayanan terkait Ketenagakerjaan di Lingkungan
Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten, dan berdampak pada indeks kepuasan masyarakat kepada
Pemerintah Provinsi Banten.

B. Tujuan Aksi Perubahan


Maksud dari Proyek Perubahan yang akan dilaksanakan ini adalah menjadikan pelayanan
publik menjadi lebih efektif dan efisien serta membentuk tata kelola penanganan pengaduan
masyarakat pekerja secara aktif berbasis teknologi dan informasi di UPTD Pengawasan Ketenaga
Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan yang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan Proyek Perubahan Pengelolaan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek.
 Terbentuknya Tim Unit Pengaduan / tim aksi perubahan pada UPTD Pengawasan
Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan
2. Tujuan Jangka Menengah
 Tersedianya akun media sosial berbasis Informasi Teknologi UPTD Pengawasan
Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
 Tersusunnya prosedur penanganan pengaduan masyarakat. Pekerja /dunia usaha secara
digital
 Tertanganinya pengaduan masyarakat secara aktif berbasis teknologi dan informasi
media sosial dan Web.
 Tersampaikannya informasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan UPTD Pengawasan
Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan berbasis informasi dan
teknologi melalui akun media social atau brosur.

2|Page
3. Tujuan Jangka Panjang
 pengalihan pelayanan berbasis online yang dilaksanakan UPTD Pengawasan Ketenaga
Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan
 Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pelayanan Pengawasan ketenagakerjaan di UPTD
Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan
 Meningkatnya kualitas pemberian pelayanan pengawasan ketenaga kerjaan kepada
pekerja dan dunia usaha di wilayah kerja UPTD Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota
Tangerang dan Tangerang Selatan dan sekitarnya.

C. Manfaat Aksi Perubahan


Penyelenggaraan proyek perubahan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
Bagi Instansi
1. Pengelolaan pelayanan Kecelakaan Kerja dilaksanakan dengan mekanisme/prosedur
yang jelas dan terstruktur.
2. Dapat diketahui sejauhmana kepuasan masyarakat terhadap kinerja UPTD Pengawasan
Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
3. Peningkatan kinerja UPTD Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan dalam memberikan pelayanan pengawasan ketenaga keerjaan.
4. Terciptanya budaya kerja yang ramah, responsif dari seluruh pegawai UPTD
Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan dalam
memberikan pelayanan pengawasan ketenaga kerjaan yang berorientasi kepada kualitas
dan kepuasan masyarakat, pekerja dan dunia usaha.
5. pelayanan pengawasan ketenaga kerjaan, mewujudkan tatakelola pemerintahaan yang
bersih (good govermance dan clean goverment) serta meningkatkan kualitas pelayanan
publik, yang efektif dan efesien serta kelembagaan dan profesionalitas ASN, dan
pelayanan pengawasan ketenaga kerjaan tanpa gratifikasi.

3|Page
Bagi Masyarakat
1. Akses masyarakat terhadap kebutuhan pengaduan dan informasi pelayanan
Pengawasanketenagakerjaan di UPTD Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang
dan Tangerang Selatan lebih mudah.
2. Mengatasi pelaporan pelaporan pengawasan ketenaga kerjaan masyarakat di UPTD
Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan;

Bagi Peserta
1. Meningkatkan kemampuan menganalisis organisasi
2. Meningkatkan jiwa kepemimpinan dalam berorganiasi
3. Meningkatkan berpikir kreatif dalam bekerja dan berorganiasi
4. Sebagai Pelopor Aksi Perubahan

4|Page
BAB 2
PROFIL ORGANISASI

A. Visi dan Misi

VISI
“BANTEN YANG MAJU, MANDIRI, BERDAYA SAING, SEJAHTERA DAN
BERAKHLAKUL KARIMAH “
MISI
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance);
2. Membangun dan Meningkatkan kualitas infrastruktur;
3. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas;
4. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas;
5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

B. Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Gubernur Banten no 19 tahun 2018 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja cabang dinas dan unit pelaksana teknis daearah di lingkungan
pemerintah Provinsi Banten bahwa UPTD Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan adalah fasilitas pelayanan pengawasan ketenaga kerjaan yang
menyelenggarakan upaya pengawasan ketenaga kerjaan masyarakat dan upaya pengawasan
ketenaga kerjaan dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat pengawasan ketenaga kerjaan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan sebagian kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan pengawasan
ketenagakerjaan meliputi, pengawasan norma kerja, pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja
serta mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan.

1. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pelayanan pengawasan


ketenagakerjaan;
2. penyelenggaraan pelayanan pengawasan ketenagakerjaan meliputi, pengawasan norma
kerja, serta pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja;
3. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Tenaga Kerja;
4. penyelenggara jaminan ketenagakerjaan
5. media pelaporan terkait ketenegakerjaan terdepan.

5|Page
6. validasi laporan kecelakaan kerja BPJS Ketenagakerjaan
7. media pelaporan terkait kegiatan kegiatan K3 dan Normatif
8. dan penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

C. Pelayanan yang dapat ditingkatkan


Terkait dalam upaya Pelayanan kepada Pekerja dan dunia usaha maka UPTD Pengawasan
Maka Perlu diadakannya peningkatan pelayanan, diantaranya:
1. Validasi Pelaporan Kecelakaan kerja terkait BPJS Ketenagakerjaan.
2. Pengaduan Normatif Ketenagakerjaan.
3. Permohonan dan Pelaporan Pembuatan P2K3 (Panitia Pembina Kesehatan Keselamatan
Kerja) dan Sertifikat Ahli K3.
4. Konsultasi Terkait Wajib Lapor Ketenagakerjaan (setiap 1 tahun sekali).

Adapun Struktur Organisasi pada UPTD pengawasan ketenaga kerjaan kota tangerang dan kota
tangerang selatan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPTD

Kepala UPTD

Tb Tresna Karya
Sembada, SH, ST
Kasubag TU
Hendra Eka
Suwarna, SE

Fungsional
Pengawas
Ketenagakerjaa
Drs. Tua Rusli, ST, MM

Riduan Sirait, SH, M.Si

Teti Fatimah, S.Sos

Nur’aini, ST
Hadi Supeno, S.Kom

Abdul basit, S.IP, M.Si

Yudi Widyantoro, SE

Imawan Y Azhar, SE

Wilis Wulan Ayu, SE

Gunawan, SH

Iskandar, ST, ME

6|Page
Oney Rahmawati, S.IP, M.Si

Pribadi, ST, M.Si

Devina Amelinda, S.IP

Aisa Citrabella, SH

Isti Nurani, SH

1. kepala UPTD : 1 orang


2. kasubag TU UPTD : 1 orang
3. Fungsional pengawas : 16 orang
4. TKS : 4 orang
Total : 22 orang
Adapun Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten, sebagai
Dinas Induk Sebagai Berikut:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Disnakertrans Prov Banten

7|Page
LOKASI PELAYANAN UPTD PENGAWAS KETENAGAKERJAAN

 UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan


 UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Kabupaten Tangerang
 UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Kabupaten Serang dan Cilegon
 UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Serang, Kabupaten Pandeglang dan
Lebak.

Gambar 2.3 Sebaran wilayah UPT Pengawasan Provinsi Banten

8|Page
BAB III
ANALISA PELAYANAN PUBLIK

A. Diagnosa Organisasi
1. Diagnosa Eksternal
Melakukan diagnosa organisasi terhadap lingkungan eksternal kantor UPTD Wasnaker Kota
Tangerang dan Tangerang Selatan dengan menggunakan Metode PESTEL. Analisis PESTEL
adalah alat yang memungkinkan organisasi untuk menemukan dan mengevaluasi faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi bisnis di masa sekarang dan di masa depan. PESTEL adalah singkatan
dari Political, Economic, Social, Technological, Legal, and Environment. Analisis ini
menilai keempat faktor eksternal tersebut mengenai situasi bisnis. Analisis tersebut mengkaji
peluang dan ancaman yang muncul dari keempat faktor tersebut maka ditemukanlah sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Faktor Eksternal “Pestel”
POLITIC ECONOMIC SOCIAL TECHNOLO NVIRONTMEN LEGAL
GY
T
1. Adanya UU 1. Masih Banyaknya 1. Belum adanya 1. Adanya 1. Jarak Kantor 1. Permenaker
No 2 Tahun Upah Yang Etos Kerja pada Platform Wajib UPTD yang No. 3 tahun
2022, atau dibayarkan masyarakat lapor
Jauh dari 1998 tentang
Undang- perusahaan dibawah 2. Kurangnya Ketenagakerja
lokasi tatacara
undang cipta UMK. pengetahuan an Online oleh
perusahaa n pelaporan
kerja, pada Pemerintah Provinsi tentang kemnaker,
perusahaa n, kecelakaan
pasal 81 Banten ketenagakerjaa n sehingga
angka 15 UU menetapkan besaran 3. Kurangnya menjadi sehingga kerja,
Cipta kerja Upah informasi motivasi membuat disebutkan
mengubah Minimum Provinsi lowongan Instansi yang pelayanan dalam aturan
ketentuan sebesar Rp pekerjaan dibawahnya tidak efisien. tsb bahwa
pasal 59 2,661,280. UMP 4. Minimnya untuk membuat 2. Lokasi perlu
pada UU No tahun 2023 naik koordinasi terkait platform
kantor yang melaporkan
13 tahun sebesar Rp ketenagakerjaa n ketenagakerja
susah kecelakaan
2003 terkait 160,077, dan yang an digital
diakses, kerja pada
Sistem dengan UMK Kota dilakukan lainnya
walaupun Dinas Tenaga
Kontrak, Tangerang (Rp. masyarakat 2. Adanya website
adapula 4.584.519) dan 5. Adanya Smart K3 yang sudah Kerja
permasalah an Tangerang Selatan kepercayaan pada dapat menjadi terdapat di setempat
waktu (Rp. masyarakat atas acuan Google melalui kantor
kerja yang 4.551.451) yang kinerja pengawas pandangan Maps UPT
dirasa apabila dibayarkan keteagakerjaa terkait inovasi namun titik atau cabang
mengesploit tidak sesuaidengan pelayanan
dinas.
asi buruh, ketetapan, dapat publik terkait
2. Permenaker
Praktik menggangu pelaporan
Outsourchin

9|Page
g dan perekonomian 6. Sebagai media kegiatan K3 lokasi dan No 5 Tahun
lainnya yang pekerja, sehingga pelindung 3. Adanya Sistem keadaan real 1998
dirasa menyebabkan daya ketenagakerjaa n Online
jalan Tentang
merugikan jual beli Pelaporan Oleh
sulit diakses sistem
buruh barang akan Disnakertrans
oleh manajemen
2. UU Nomor berkurang.. Provinsi Jawa
perusahaa n keselamatan
14 Tentang Barat, sehingga
Penyelengg menjadi maupun dan kesehatan
araan BPJS motivasi untuk pekerja guna kerja, terkait
Ketenagaker membuat melaksana aturan
jaan pelaporan kan permenaker
3. UU Nomor 1 online bagi panggilan ini perusahaan
Tahun 1970 UPTD
maupun diwajibkan
Tentang wasnaker
konsultasi untuk melapor
Keselamata n 4. Sudah
maupun
Kerja, pada menjamurnya
membentuk
Undang platform-
Undang ini platform Panitia
mengacu pada pengaduan Penyelengga ra
sektor K3 digital. Keselamatan
(Keselamata 5. Belum adanya Kesehatan
n, Kesehatan, website Kerja (P2K3)
Kerja). Pelaporan
kepada dinas
berbasis online
Tenaga Kerja
di keempat
Setempat
UPTD
Wasnaker Prov melalui kantor
Banten. UPT
6. Belum adanya atau cabang
pelayanan dinas.
ketenagakerja
an digital

Politik
1. Adanya UU No 2 Tahun 2022, atau Undang-undang cipta kerja, pada pasal 81 angka
15 UU Cipta kerja mengubah ketentuan pasal 59 pada UU No 13 tahun 2003 terkait
Sistem Kontrak, adapula permasalahan waktu kerja yang dirasa mengesploitasi
buruh, Praktik Outsourching dan lainnya yang dirasa merugikan buruh.
2. UU Nomor 14 Tentang Penyelenggaraan BPJS Ketenagakerjaan
10 | P a g e
3. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, pada Undang Undang ini mengacu
pada sektor K3 (Keselamatan, Kesehatan, Kerja).
Ekonomi
1. Masih Banyaknya Upah Yang dibayarkan perusahaan dibawah UMK. Pemerintah Provinsi
Banten menetapkan besaran Upah Minimum Provinsi sebesar Rp 2,661,280. UMP
tahun 2023 naik sebesar Rp 160,077, dan dengan UMK Kota Tangerang (Rp.
4.584.519) dan Tangerang Selatan (Rp. 4.551.451) yang apabila dibayarkan tidak sesuai
dengan ketetapan, dapat menggangu perekonomian pekerja, sehingga menyebabkan daya
jual beli barang akan berkurang.
Sosial
1. Belum adanya Etos Kerja pada masyarakat
2. Kurangnya pengetahuan tentang ketenagakerjaan
3. Kurangnya informasi lowongan pekerjaan
4. Minimnya koordinasi terkait ketenagakerjaan yang dilakukan masyarakat
5. Adanya kepercayaan pada masyarakat atas kinerja pengawas keteagakerjaa
6. Sebagai media pelindung ketenagakerjaan
Teknologi
1. Adanya Platform Wajib lapor Ketenagakerjaan Online oleh kemnaker, sehingga
menjadi motivasi Instansi yang dibawahnya untuk membuat platform
ketenagakerjaan digital lainnya
Gambar 3.1 Website Wajib Lapor Ketenagakerjaan Kemnaker

11 | P a g e
2. Adanya website Smart K3 yang dapat menjadi acuan pandangan terkait inovasi
pelayanan publik terkait pelaporan kegiatan K3 (evidence)

Gambar 3.2 Website Smart K3

3. Adanya Sistem Online Pelaporan Oleh Disnakertrans Provinsi Jawa Barat, sehingga
menjadi motivasi untuk membuat pelaporan online bagi UPTD wasnaker
3.3 Website “SiapKaka” milik Disnakertrans Jawa Barat

12 | P a g e
4. Sudah menjamurnya platform-platform pengaduan digital (evidence)
Gambar 3.4 Layanan SP4N Lapor

1. Belum adanya website Pelaporan berbasis online di keempat UPTD Wasnaker Prov
Banten.
2. Belum adanya pelayanan ketenagakerjaan digital.

Environment (Lingkungan)
1. Jarak Kantor UPTD yang Jauh dari lokasi perusahaan perusahaan, sehingga
membuat pelayanan tidak efisien (evidence Map google)
Gambar 3.5 Lokasi Kantor UPTD pada Wilayah Pengawasam

13 | P a g e
2. Lokasi kantor yang susah diakses, walaupun sudah terdapat di Google Maps namun
titik lokasi dan keadaan real jalan sulit diakses oleh perusahaan maupun pekerja
guna melaksanakan panggilan maupun konsultasi.

Legal
1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang tatacara pelaporan kecelakaan kerja,
disebutkan dalam aturan tsb bahwa perlu melaporkan kecelakaan kerja pada Dinas
Tenaga Kerja setempat melalui kantor UPT atau cabang dinas.
2. Permenaker No 5 Tahun 1998 Tentang sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja, terkait aturan permenaker ini perusahaan diwajibkan untuk
melapor maupun membentuk Panitia Penyelenggara Keselamatan Kesehatan Kerja
(P2K3) kepada dinas Tenaga Kerja Setempat melalui kantor UPT atau cabang
dinas.

2. Diagnosa Internal

Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah unit organisasi mengidentifikasi
kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk, kemudian menganalisisnya untuk
mengurangi biaya atau meningkatkan diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan strategi yang
digunakan untuk mengalisis kegiatan internal dari unit organiasi tersebut, adapun Faktor internal
yang ada pada UPTD Pengawasan menggunakan metode Value, sebagai berikut:
Tabel 3.2 Value Chain (Support Activities & Primary Activities)

Firm Infrastructure
S - Sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengawasan masih kurang
U - Pelayanan Pelaporan ketenagakerjaan masih bersifat manual
P
- Masih Menumpang kepada gedung BLKI
P
O
Human Resource Management
R
T - Kualitas dan Kuantitas SDM masih kurang
- Belum adanya pembinaan pada sumber daya manusia
A - Staff administrasi melaksanakan tugasnya dengan otodidak
C
Technology Development
T
- Belum adanya platform website pengaduan
I
- Belum adanya pengadopsian terkait pelaporan digital dari pemprov lain

14 | P a g e
V Procurement
I - Anggaran dana kurang memadai
T
- belum adanya kebutuhan tim IT
I
E
S
Inbound Operations Outbond Marketing Service
Logistic Logistic Sales
1. Proses Pelayanan 1. Kegiatan 1. Laporan Hasil 1. Masih minimnya 1. Perubahan
Masih menerima pengawasan Pemeriksaan masih informasi terkait Kultur Kerja
laporan berbentuk Ketenagakerjaan sering bersifat manual ketenagakerjaa n pada
fisik terhambat 2. Tanda terima atas oleh Perusahaan bagi
2. Proses surat Masuk dikarenakan beberapa laporan masih masyarakat pekerjanya,
masih berupa fisik, faktor, dari terhalang tertulis belum 2. Minimnya hasil dari
sehingga adanya pada digital informasi tata pemeriksaan
resiko tidak disposisi turun, 3. Tindak lanjut dari cara pelaporan banyak yang
terdistribusi dengan sampai dengan laporan hasil kecelakaan kerja memperbaiki
baik Ketersediaan Petugas pemeriksaan dan aturan atau
3. Disposisi Surat masih Pengawas banyak yang Pelaporan P2K3 melaksanakan
secara tertulis, 2. Seringnya Terbentur belum dilakukan, aturan aturan
sehingga dapat pada Jadwal petugas seperti kegiatan terkait
adanya resiko pengawas yang pengontrolan, ketenagakerja
kesalahan dalam padat pengendalian, dan an yang
menulis 3. Proses penerbitan Surat tindak lanjut hasil sebelumnya
4. Pendistriubusian Legal (output) terhalang temuan pada saat tidak diketahui.
Surat Masuk Relatif karena pemeriksaan. 2. Pembekalan
Cepat. diperlukan tanda tangan kepada pekerja
Kepala Dinas pada atau
surat tersebut , yang calon pekerja
dimana perlu ada terkait dunia
perjalanan ke kantor usaha
Dinas Induk 3. Terlaksanany a
4. Adanya dukungan penegakan
Stakeholder yang hukum pada
menunjang kegiatan dunia usaha.
5. Tim work yang
terkesan Baik dalam
melakukan proses
pengolahan data
6. Adanya kondisi yang
baik antara Tim
Administrasi dengan
Pengawas
ketenagakerjaan

15 | P a g e
7. Belum optimalnya
pelayanan pelaporan
ketenagakerjaan.

PRIMARY ACTIVITIE
S

SUPPORT ACTIVITIES
Firm Inftastructure
1. Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan pengawasan masih kurang

Tabel 3.3 Sarana dan prasaana

DAFTAR INVENTARIS BARANG


UPTD PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
KOTA TANGERANG DAN KOTA TANGERANG SELATAN

I. Barang- Barang Kantor

NO NAMA BARANG JUMLAH ASAL BARANG KETERANGAN TAHUN PEROLEHAN

I II III IV V VI

1 Meja Kerja 15 APBD PROVINSI BANTEN 1 Biro 2017

2 Kursi A 15 APBD PROVINSI BANTEN Warna Hijau 2017

Panasonic HX-
3 Telepon / Fax 1 APBD PROVINSI BANTEN 2017
FT983CX

4 Lemari Kaca 1 APBD PROVINSI BANTEN VIP V-602 2017

5 Filling Cabinet 1 APBD PROVINSI BANTEN VIP V-304 2017

Lenovo AIO 520-


6 Komputer (PC Unit) 2 APBD PROVINSI BANTEN Desember 2017
22IKU (21,5")

7 Printer 2 APBD PROVINSI BANTEN EPSON L360 Injek Desember 2017

8 Lemari Arsip 2 APBD PROVINSI BANTEN Brother 2018

9 Lemari Kaca 1 APBD PROVINSI BANTEN Brother 2018

10 Loker 1 APBD PROVINSI BANTEN Brother 2018

11 Filling Cabinet 2 APBD PROVINSI BANTEN Brother 2018

12 Sofa 1 Set APBD PROVINSI BANTEN Pabrikasi 2018

13 Penghancur Kertas 1 APBD PROVINSI BANTEN Konzure KS-7500C 2018

16 | P a g e
HP Elitebook 850 G5
14 Laptop 5 APBD PROVINSI BANTEN Windows 10 Pro 64- 2018
Bit Core i7

HP Laserjet Pro MFP


15 Printer Scanner 1 APBD PROVINSI BANTEN 2018
M227 sdn

16 Infocus 1 APBD PROVINSI BANTEN BENQ 2018

17 Sound Portable 1 Set APBD PROVINSI BANTEN Auder Pro 2018

18 Meja Rapat 1 Set APBD PROVINSI BANTEN Pabrikasi 2018

19 Kursi rapat 10 APBD PROVINSI BANTEN Chairman 2018

20 Meja Kerja 8 APBD PROVINSI BANTEN Uno 2018

21 Kursi Kerja 10 APBD PROVINSI BANTEN Chairman 2018

22 Meja Ketua 1 APBD PROVINSI BANTEN Uno 2018

23 Kursi Ketua 1 APBD PROVINSI BANTEN Chairman 2018

1. Pelayanan Pelaporan Ketenagakerjaan masih bersifat manual


2. Masih menumpang kepada gedung BLKI, sehingga aksesbilitas dan lahan parkiran untuk
tamu dan staff masih terbatas karena harus berdampingan dengan BLKI.

Gambar 3.6 Kantor UPTD di BLKI

17 | P a g e
Human Resources Management
1. Kualitas dan Kuantitas masih kurang

Tabel 3.4 Jumlah Staff Pelayanan


No Nama Pegawai Kemampuan Kompetensi
Delidha Munrikati Staff Administrasi

Adnan Staff Administrasi

Ritta Setiawati Staff Administrasi

Asep Nurwahyudi Staff Administrasi

2. Belum adanya pembinaan pada sumber daya Manusia Pegawai yang bertugas sebagai
pengadministrasi dan pelayanan belum pernah dilakukan pembinaan, selama ini
menjalankan tata kelola administrasi masih berupa otodidak.
3. Staff Administrasi melaksanakan tugasnya dengan otodidak

Technological Development
1. Belum adanya platform website pengaduan
2. Belum adanya pengadopsian terkait pelaporan digital dari pemprov lain
Procurement
1. Anggaran dana kurang memadai
2. Belum adanya kebutuhan terkait TIM IT

PRIMARY ACTIVITES
Inbond
1. Proses Pelayanan Masih menerima laporan berbentuk fisik
Gambar 3.7 Pelayanan menerima laporan fisik

18 | P a g e
2. Proses surat Masuk masih berupa fisik, sehingga adanya resiko tidak terdistribusi dengan
baik
3. Disposisi Surat masih secara tertulis, sehingga dapat adanya resiko kesalahan dalam
menulis

Gambar 3.8 Disposisi Surat Manual

19 | P a g e
4. Pendistriubusian Surat Masuk Relatif Cepat.
Pendistribusian surat masuk cepat dikarenakan staff administrasi langsung
memeroses disposisi ketika surat sudah masuk

Operations
1. Kegiatan pengawasan Ketenagakerjaan sering terhambat dikarenakan beberapa faktor, dari
terhalang pada disposisi turun, sampai dengan Ketersediaan Petugas Pengawas
2. Seringnya Terbentur pada Jadwal petugas pengawas yang padat
3. Proses penerbitan Surat Legal (output) terhalang karena diperlukan tanda tangan Kepala
Dinas pada surat tersebut, yang dimana perlu ada perjalanan ke kantor Dinas Induk
4. Adanya dukungan Stakeholder yang menunjang kegiatan
5. Tim work yang terkesan Baik dalam melakukan proses pengolahan data
6. Adanya kondisi yang baik antara Tim Administrasi dengan Pengawas
ketenagakerjaan
7. Belum optimalnya pelayanan pelaporan ketenagakerjaan

Outbond
1. Laporan Hasil Pemeriksaan masih bersifat manual
2. Tanda terima atas laporan masih tertulis belum digital
3. Tindak lanjut dari laporan hasil pemeriksaan banyak yang belum dilakukan, seperti kegiatan
pengontrolan, pengendalian, dan tindak lanjut hasil temuan pada saat pemeriksaan.

Marketing & Sales


1. Masih minimnya informasi terkait ketenagakerjaan oleh masyarakat Informasi yang
berkaitan dengan tenaga kerja baik aturan hukum maupun norma K3 masih sangat minim
dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada pekerja
2. Minimnya informasi tata cara pelaporan kecelakaan kerja dan Pelaporan P2K3 Dikarenakan
tidak banyak perusahaan yang mengetahui alur terkait pelaporan kecelakaan kerja dan
minimnya informasi secara digital maupun sosialisasi dari disnakertrans

20 | P a g e
Service
1. Perubahan Kultur Kerja pada Perusahaan bagi pekerjanya, hasil dari pemeriksaan banyak
yang memperbaiki aturan atau melaksanakan aturan aturan terkait ketenagakerjaan yang
sebelumnya tidak diketahui.
2. Pembekalan kepada pekerja atau calon pekerja terkait dunia usaha
3. Terlaksananya penegakan hukum pada dunia usaha.

3. Prioritas Isu
Analisis USG
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode teknik scoring. Caranya dengan menentukan Urgency, Seriousness dan Growth dengan
menggunakan skala nilai 1-5, suatu masalah dengan skor tertinggi merupakan prioritas dari
masalah tersebut
Tabel 3.5 USG
No Permasalahan U S G Total Nilai Rangking

1 Proses pelayanan masih berupa 5 4 4 13 III


Laporan Fisik
2 Proses Surat masuk masih berupa 4 2 2 8 VIII
fisik
3 Disposisi surat masih secara tertulis 2 1 2 5 XI

4 Pengawasan Ketenagakerjaan 5 4 3 12 IV
sering terhambat

5 Seringnya terbentur jadwal 4 3 3 10 VI


pemeriksaan yang padat

6 Proses penerbitan surat legal masih 3 2 2 7 IX


terhalang oleh jarak
7 Belum optimalnya pelayanan 5 5 5 15 I
pelaporan ketenagakerjaan
8 Minimnya Informasi terkait tata cara 5 4 5 14 II
pelaporan
9 Lokasi kantor yang sulit diakses 3 3 3 9 VII

10 Belum adanya website pelaporan pada 4 3 4 11 V


Unit Pengawasan
11 Minimnya koordinasi terkait 3 1 2 6 X
ketenagakerjaan yang dilakukan
masyarakat

21 | P a g e
U: Urgency adalah tingkat urgensitas (kemendesakan masalah) permasalahan.
S: Seriuosness adalah tingkat keseriusan/kegawatan, apabila masalah tidak
diselesaikan dapat berakibat serius pada masalah lainnya.
G: Growth adalah tingkat perkembangan / dampak masalah tersebut apabila dibiarkan.
Keterangan Skor:
a.Nilai 5 menunjukan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan sangat tinggi
b. Nilai 4 menunjukkan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan tinggi.
c.Nilai 3 menunjukkan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan cakap.
d. Nilai 2 menunjukkan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan rendah.
e.Nilai 1 menunjukkan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan sangat kurang.

B. Gagasan Aksi Perubahan


Bila melihat dari hasil analisis USG diatas maka belum optimanya pelayanan pelaporan
ketenagakerjaan menjadi permasalahan utama pada UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan, maka
dari itu perlu dilakukan penentuan gagasan menggunakan metode Problem Tree & Objective
Analysis, sebagai berikut:

Problem Three
Gambar 3.9 Problem Tree

Indeks kepuasan tenaga kerja menurun

Tingginya komplain atau keluhan dari Penanganan Kasus dan Kecelakaan Kerja
tenaga kerja yang terlambat

Lambatnya pelaporan Kasus


Ketenagakerjaan dan K3
Proses Pengawasan Ketenagakerjaan
terhambat

Belum optimalnya pelayanan pelaporan


ketenagakerjaan

22 | P a g e
Pelayanan pelaporan ketenagakerjaan
Kualitas & Kuantitas SDM yang kurang
masih manual

Belum adanya pelayanan pelaporan


Kurangnya pembinaan aparatur
ketenagakerjaan berbasis online

Objective Analysis
Gambar 3.10 Objective Analysis

Indeks kepuasan tenaga kerja meningkat

Minimnya komplain atau keluhan kepada Penanganan Kasus dan Kecelakaan Kerja
UPTD Wasnaker Tangerang & Tangsel tepat waktu

Proses Pengawasan Ketenagakerjaan Pelaporan Kasus Ketenagakerjaan dan K3


lancer secara rutin tepat waktu

Optimalnya pelayanan pelaporan


ketenagakerjaan

Pelayanan pelaporan ketenagakerjaan


Kualitas SDM sesuai kebutuhan
sudah digital

Adanya pelayanan pelaporan


Adanya pembinaan aparatur
ketenagakerjaan berbasis online
1. Lesson Learned
Dari Hasil studi Lapangan yang dilakukan pada tanggal 14 s/d 15 September 2023 di
Diskominfo Kota Tangerang, peserta mendapatkan lesson learned sebagai berikut:
 Optimalisasi Pelayanan Pelaporan Ketenagakerjaan melalui Platform digital
 Peningkatan Kualitas SDM

Gambar 3.11 Studi Lapangan

 Laporan Individual Stula


2. Gagasan Terpilih
Berdasarkan teknik berpikir kreatif menggunakan metode Problem Tree & Objective
Analysis dan hasil lesson learned studi lapangan yang telah dilakukan, maka judul aksi perubahan
yang akan dilakukan reformer adalah: “Pelayanan Pelaporan Ketenagakerjaan Berbasis Online”.
Aksi perubahan ini disusun dan dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan Indeks
kepuasan tenaga kerja, serta mewujudkan Pengelolaan pelayanan Ketenagakerjaan yang efisien,
terarah dan responsif.
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan - Inovasi

Pelayanan pelaporan ketenagakerjaan berbasis online

Gambar 4.1 Alur System

Berdasarkan alur diatas untuk memperoleh pelayanan pelaporan ketenagakerjaan,


perusahaan dan tenaga kerja diawali dengan mengakses ke website Pelayanan Pelaporan
Ketenagakerjaan menggunakan email, kemudian perusahaan atau tenagakerja melaporkan
Kecelakaan kerja / Laporan Triwulan P2K3 / Laporan AK3, setelah itu laporan tersebut akan
diverifikasi oleh kepala dinas dan kepala dinas akan menugaskan pengawas ketenagakerjaan
untuk verifikasi dan analisis laporan, kemudian pegawai pengawas memverfikasi laporan dan
mendapatkan approve dari Kepala dinas, setelah adanya approve dari kepala dinas terdapat output
yang akan dikirimkan kembali ke perusahaan atau tenaga kerja berupa tanda terima yang dikirim
melalui kanal email maupun whatsapp.

Pada penjelasan gambar serta tabel diatas, secara security sistem/ meningkatkan
kemananan website pada perancangan aplikasi antara lain, sebagai berikut:

a. Menginstall SSL. Saat ini, banyak sekali web yang menggunakan Secure Sockets Layer
(SSL);

b. Melakukan proses backup web serta database secara berkala;


c. Melakukan prosell install Backup;

d. Kombinasi alphabet, nilai numeric, juga nomor pada Password/Kata Sandi User;

e. Pengaturan sistem logout otomatis.

Beikut ini cara kerja Sistem Pendeteksi dan Penanganan/ menghindari Serangan ke Jaringan
(Instrusion Detection System) Pada Aplikasi Pelayananan Ketenargakerjaan berbasis online.

Gambar 4.2
Instrusion Detection System (IDS)

Terobosan / inovasi dari gagasan “Pelayanan Pelaporan Ketenagakerjaan berbasis Online”


digambarkan pada table berikut:
Tabel 4.1 Tipologi

No Tipologi Inovasi Penjelasan


1 Inovasi Proses Sebelumnya : pelayanan masih manual dan
laporan masih menggunakan bentuk
hardcopy atau fisik

Inovasi : pelayanan digital dan bentuk


laporan sudah menggunakan softcopy
2 Inovasi Metode Sebelumnya : tenaga kerja harus
datang ke kantor UPTD untuk
memasukan berkas laporan

Inovasi : tenaga kerja dapat


mengupload berkas laporan pada
laman website pelaporan
ketenagakerjaan
3 Inovasi Produk Sebelumnya : tanda terima laporan masih
berupa fisik dan stempel basah

Inovasi : Tanda terima laporan sudah


berbentuk soft file dan TTE / barcode
4 Inovasi Teknologi Sebelumnya : belum adanya platform digital
terkait pelayanan pelaporan ketenagakerjaan
online pada UPTD Pengawasan diseluruh
Provinsi Banten

Inovasi : tersedianya platform website


pelaporan ketenagakerjaan
5 Inovasi Sumber Daya Sebelumnya : Kualitas SDM belum
memadai terkait digitalisasi

Inovasi :SDM di UPTD wasnaker mahir


dalam pengoperasian digital
SEBELUM SESUDAH

 Proses layanan masih manual  Proses layanan menjadi digital

 Pihak perusahaan menempuh jarak  Perusahaan tidak perlu ke kantor


ke kantor untuk pelaporan karena dapat diakses secara online

 Tanda terima pelaporan berupa  Tanda terma berupa soft file dan
fisik (stempel basah dan kertas) terdapat TTE

 Belum adanya platform digital  Tersedianya platform digital yang


pelaporan online di UPTD dapat dikelola oleh UPTD se-Banten
Wasnaker se-Banten

 Belum memadainya kualitas SDM  Tepenuhinya SDM yang berkualitas


mengenai IT dalam bidang IT

Keterkaitan gagasan terpilih “Pelayanan Pelaporan Ketenagakerjaan Berbasis Online


dengan 5 (lima) kriteria inovasi digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Kriteria Inovasi Dalam RAP

No Kriteria Inovasi Penjelasan


1 Memberi nilai tambah bagi organisasi Pelaporan ketenagakerjaan berbasis online
dan stakeholder akan memudahkan pihak pekerja dan
perusahaan untuk mendapatkan informasi
dan kemudahan untuk pelaporan,
sehingga dapat
meningkatkan penilaian pada UPTD
wasnaker maupun Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Prov Banten
2 Memiliki unsur kebaruan Iya, sebab dengan adanya pelaporan
ketenagakerjaan dapat mengubah sistem
pelayanan yang dulunya manual
menjadi digital
3 Dapat direplikasi Dapat direplikasi oleh UPTD Wasnaker
yang lain sebagai bentuk kesatuan sistem
dan dapat saling bertukar
informasi satu UPT dengan yang lainnya
4 Dapat diterapkan secara berkelanjutan Bisa, karena sistem yang dibuat
direncanakan dapat menyesuaikan aturan-
aturan baru yang kemungkinan akan
berubah pada masa yang akan datang, serta
dapat dikelola oleh orang lain apabila
reformer sudah tidak menjabat sebagai
Kasubag Tata Usaha di UPTD wasnaker
Tangerang &
Tangsel.
5 Sesuai dengan nilai-nilai organisasi Sesuai, karena berkaitan dengan tupoksi
unit organisasi dan sejalan dengan visi dan
misi organisasi
B. Tahapan Kegiatan
Dalam mewujudkan rencana perubahan diperlukan tahapan-tahapan kegiatan untuk melihat
proses dan perkembangan melalui 3 tahapan, yaitu Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan, dan
Tahap Pemantauan, evaluasi dan Pelaporan, dengan table sebagai berikut:

Tabel 4.3
Tahapan Kegiatan Jangka Pendek
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Milestone (Evidance)
1 2 3 4 5

Merangcang Memmbuat konsep role Ide dan Dokumentasi 45 Hari


baseline, kerangka alur akses Gagasan daftar hadir
flochat penggunakan website SK Tim dan hasil
hingga pelaporan, mulai dari akses Efektif Notulen
kerangka alur pengguna, form data serta lain
sistem sebagainya, untuk selanjutnya
aplikasi dilakukan konsultasi oleh
Keselamatan mentor serta berkoordinasi
dan dengan Tim efektif bagian IT
Kesehatan
Kerja

Merancang - Menyusun draft SOP Draft SOP Notulen, Draft 2 Hari


SOP Pelayanan memo dan
- Ujicoba SOP
Pelayanan Digital daftar Hadir
- Penyempurnaan SOP
Digital
- Penetapan SOP

Pembinaan - Melakukan proses Dokumen Laporan Hasil 4 Hari


pendataan kebutuhan SDM/ Hasil kegiatan
Pemetaan Kompetensi pada Pembinaan
Stakeholder

- Mempresentasikan metode
pembinaan ke mentor
- Mengundang narasumber
pelaksanaan pembinaan

Ujicoba - Ujicoba Prototype Hasil Memo GAP 3 Hari


pelaporan System
- Evaluasi Prototype
Uji Coba
- Memperbaiki kemanan serta
Prototype
bug kelemahan pada sistem
error data aplikasi

- Menyusun surat edaran

- Penggunaan sistem

- Konsultasi/ pelaporanke
Mentor

Pengimple - Melakukan proses Website Dokumentasi 2 Hari


mentasian pengimplementasian secara pelaporan kegiaatn
lansung aplikasi kepada ketenaga
pihak perusahaan kerjaan
online &
- Memberikan arahan
pelaksanaa
pengisian pelaporan
n kergiatan
- Memonitoring pelaksanaan
progress kegiatan pelaporan
melalui graphic data pada
aplikasi

Implementasi - Memberikan sosialisasi 7 Hari


dan kepada tenaga kerja/ pihak
Monitoring perusahaan dalam
pelaporan perijinanan
ketenagakerjaan yang kini
secara online

- Membuat browsur, leflet


serta spanduk
- Sosialisasi melalui media
sosial resmi kedinasan pada
Instagram serta youtube
channel naker.id

Evaluasi - Analisa hasil monitoring Dokumen Laporan Aksi 4 Hari


Laporan Kegiatan
- Analisa hasil kuisioner
Aksi
secara online
Perubahan
- Melakukan evaluasi

Tabel 4.4
Tahapan Kegiatan Jangka Menegah
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Milestone (Evidance)
1 2 3 4 5

Pengaplikasi - Melakukan proses sosialisasi Dokumen Laporan Hasil 6


an pada 3 aplikasi pada pegawai 3 Laporan Kegiatan Bulan
(tiga) UPTD (Tiga) UPTD Pengawasan Aksi
Pengawasan Ketenagakerjaan untuk Perubahan
Ketenagakerj penerapan aplikasi perijinan
aan ketenagakerjaan berbasis
online

Pengembang - - Penambahan fitur Buku Pelaporan 6


an sistem Geographic Information Panduan pemuhtahiran Bulan
website System (GIS) pengugnaan sistem
aplikasi aplikasi
- Pemuhtahiran data

- Pengintegrasian sistem API


OSS

- Digital Signature /QRCode


Tabel 4.5
Tahapan Kegiatan Jangka Panjang
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Milestone (Evidance)
1 2 3 4 5

Lauching - Pengusulan domain produktion Dokumen Laporan 1 Tahun


Aplikasi serta kebutuhan kapasitas Laporan Hasil
Pelayanan server pada Diskominfo SP Aksi Kegiatan
online Provinsi Banten Perubahan

e-Wasnaker - Presentasi Proses bisnis


aplikasi ke Diskominfo SP
Provinsi Banten

- Penyusunan KAK/ RAB


TAHAPAN JANGKA PENDEK
WAKTU PELAKSANAAN
OKTOBER
KETER

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu
N

Kamis

Kamis

Kamis

Kamis
Jumat

Jumat

Jumat

Jumat
Selasa

Selasa

Selasa

Selasa

Selasa
KEGIATAN

Senin

Senin

Senin

Senin

Senin
Sabtu

Sabtu

Sabtu

Sabtu
Rabu

Rabu

Rabu

Rabu
O ANGAN

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Perancangan website
1.1 membuat konsep website
Pelayanan Pelaporan
1.2 melakukan konsultasi kepada
mentor (pimpinan)
1.3 berkoordinasi dengan pihak IT
untuk pembangunan sistem website
1.4 membentuk Tim Aksi perubahan
melalui rapat internal
2 Menyusun SOP
2.1 Menyusun Draft SOP
2.2 Uji Coba SOP
2.3 Evaluasi SOP
2.4 Penyempurnaan SOP
2.5 Penetapan SOP
3
Pembinaan SDM
.
3.1 Mendata kebutuhan SDM /
Stakeholders serta pemetaan
kopmetensi
3.2 Koordinasi dengan mentor
terkait metode pembinaan
3.3 Mengundang narasumber
3.4 Pelaksanaan pembinaan

35 | P a g e
4
. Uji Coba System

4.1 Uji Coba prototype system


4.2 Evaluasi dan penyempurnaan
Prototype system

TAHAPAN JANGKA PENDEK


WAKTU PELAKSANAAN
NOVEMBER
KETER

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu
N

Selasa

Selasa

Selasa

Selasa
Jumat

Jumat

Jumat

Jumat
Kamis

Kamis

Kamis

Kamis

Kamis
Sabtu

Sabtu

Sabtu

Sabtu
Senin

Senin

Senin

Senin
Rabu

Rabu

Rabu

Rabu

Rabu
KEGIATAN ANGA
O N
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
5 Implementasi dan Monitoring
5.1 Melakukan Implementasi dan
Monitoring secara langsung pada
tenaga kerja
5.2 Memberikan Arahan pengisian
pelayanan pelaporan
ketenagakerjaan
6 Sosialisasi
6.1 Memberikan sosialisasi kepada
tenaga kerja yang mengunjungi
kantor UPTD
6.2 Penyebaran informasi tentang
pelayanan pelaporan online
dengan Sosial media, spanduk /
brosur
7 Evaluasi dan Monitoring
7.1 Membuat form monitoring
7.2 Melakukan Monitoring
pelaksanaan kegiatan

36 | P a g e
7.3 Membuat kuisioner terkait aksi
perubahan
7.4 Analisa Hasil Monitoring
7.5 Analisa Hasil Kuisioner
7.6 Melakukan evaluasi bertahap
atas pelaksanaan Aksi Perubahan
7.7 Melaporkan Hasil Aksi
Perubahan kepada mentor

TAHAPAN JANGKA MENENGAH


WAKTU PELAKSANAAN KETERANGAN
NO KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
8 Pengaplikasian kepada 3 UPT wasnaker lainnya

8.1 Mengusulkan system pelayanan pelaporan kepada Kepala Dinas

8.2 Melakukan sosilasisasi penggunaan Website


9 Pengembangan sistem website

9.1 Melakukan penambahan fitur pada website

9.2 Melakukan upgrade data dan elemen

TAHAPAN JANGKA PANJANG


WAKTU PELAKSANAAN KETERANGAN
NO KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
10 Pengukuhan Website Pelayanan pelaporan ketenagakerjaan
10.1 Mengusulkan sistem ke Diskominfo Provinsi Banten

10.2 Mempresentasikan sistem kepada Dinas Kominfo.

37 | P a g e
C. Sumber daya
Dalam aksi perubahan pembuatan sistem pengelolaan Pelaporan bagi pekerja dan dunia
usaha perlu dukungan dari beberapa sumber daya organisasi yang ada untuk dimanfaatkan demi
terlaksanakannya aksi perubahan, diantaranya:
1. Tim Efektif
Gambar 4.3 Bagan Struktur Tim Efektif

Mentor
Tb. Tresna

Reformer
Coach
Hendra Eka S.

Dokumentasi Teknis Lapangan Administrasi


1. Asep Adnan
1. Ritta
Delidha

Tabel 4.6 Susunan Tim Aksi Perubahan

STANDAR
NO NAMA JABATAN TUGAS PERIODE
KEBERHASILAN
DALAM TIM
Memberikan Tahap
Tb. Tresna
Pembinaan, Penyusunan
1 Karya Sembada, Mentor 100%
Nasehat dan masukan &
SH, ST
pada RAP Pelaksanaan
Sebagai Pelaku utama Tahap
RAP, Memberikan Penyusunan,
arahan dan instruksi Tahap
Anggota Tim Pelaksanaan
Hendra Eka
Efektif,dan 100% dan Tahap
2 Suwarna, SE Reformer
penanggung jawab Evaluasi
jalannya
pelaksanaan RAP

Menjalankan RAP Tahap


Secara langsung Penyusunan,
Teknis
3 Adnan dengan menerima 100% dan Tahap
Lapangan
intruksi dari Pelaksanaan
Reformer
Menjalankan RAP Tahap
Secara langsung Penyusunan,
Delidha Teknis
4 dengan menerima 100% dan Tahap
Munikartiningsih Lapangan
intruksi dari Pelaksanaan
Reformer

38 | P a g e
Melaksanakan Tata Tahap
Administrasi Administrasi yang Penyusunan,
5 Ritta Setiawati 90%
berkaitan dengan dan Tahap
RAP Pelaksanaan
Tahap
Mendokumentasikan
Asep Penyusunan,
6 Dokumentasi setiap kegiatan dan 90%
Nurwahyudin dan Tahap
tahapan RAP
Pelaksanaan

2. Stakeholders
Adapun Stakeholders yang terlibat dalam proyek perubahan penanganan Pengaduan
masyarakat ini dipisahkan menjadi:
1. Stakeholders internal Kerjasama tim dalam pelaksanaan kegiatan proyek perubahan cukup
optimal meskipun masing-masing anggota tim sibuk dengan tugas pokok masing- masing,
namun tetap membantu dan mendukung untuk melaksanakan proyek perubahan.
2. Stakeholders eksternal Merupakan komponen yang ada diluar organisasi namun dapat menjadi
dukungan terhadap pelaksanaan proyek perubahan penanganan pengaduan masyarakat di UPTD
Pengawasan ketenagakerjaan kota Tangerang dan tangerang selatan. Untuk mengetahui peranan,
kekuatan dan kelemahan serta pengaruh stakeholder, maka dibuat pola pemetaan untuk
mempermudah dalam cara pendekatan terhadap stakeholder sebagai berikut:

Tabel 4.7 Stakeholder

No SDM / stakeholder Hubungan Kategori Dukungan


1 Kepala Dinas Penentu kebijakan pada Promoters ++++
Ketenaga Kerja dan kegiatan institusi
Tranmigrasi. disnakertrans
2 Sekertaris Dinas Konsultasi dan Latens +++
Ketenaga Kerja dan kordinasi program
Tranmigrasi . penanganan pengaduan
di tingkat
UPTD pengawasan
ketenagakerjaan
disnakertran
3 Kepala Bidang Memberikan kebijakan Latens +++
Ketenagakerjaan tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan dan
Pelaporan K3
4 Kepala UPTD Atsan langsung yang Promoters +++
Kepengawasan memberikan pembinaan
Ketenaga Kerjaan terhadap proyek
Kota Tangerang dan perubahan
Tangerang Selatan.

39 | P a g e
5 Staff UPTD Yang langsung Defenders +++
Kepengawasan berkontribusi
Ketenaga Kerjaan melaksanakan
Kota Tangerang dan pengelolaan pelaporan
Tangerang Selatan.

6 Staff fungsional Yang langsung Defenders ++


UPTD berkontribusi
Kepengawasan melaksanakan pengaduan
Ketenaga Kerjaan
Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan

7 Disnaker Mengkordinir Apathethics +


kabupaten/kota masyarakat tingkat kota
8 BPJS Sebagai Jaringan Mitra Apathethics ++
Ketenagakerjaan Kerja
9 Polda Metro Jaya Sebagai jaringan mitra Apathethics +
kerja
10 Pengadilan Negeri Sebagai jaringan mitra Apathethics +
Tangerang kerja

12 Masyarakat Sebagai Target dalam Apathethics ++


pelaksanaan proyek
perubahan pengelolaan
pengaduan masyarakat
berbasis informasi dan
teknologi
12 Karyawan / pekerja Sebagai Target dalam Apathethics ++
pelaksanaan proyek
perubahan pengelolaan
pengaduan masyarakat
berbasis informasi dan
teknologi
13 TIM Ahli IT Sebagai jaringan mitra +++
kerja Latens

14 Pengecara/loyer Sebagai jaringan kerja Apathethics +


dalam pelaksanaan
proyek perubahan
pengelolaan pengaduan
masyarakat berbasis
informasi dan teknologi

40 | P a g e
Pemetaan Kategori Stakeholder
Gambar 4.4 Peta Stakeholders

Power

Latens Promoters

Apathetics Defenders Interest

a. Promoters, memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga kekuatan untuk
membantu membuatnya berhasil atau menggagalkanya.
b. Defenders, memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukunganya dalam
komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi program.
c. Latens, tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam program tetapi
memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program jika mereka tertarik.
d. Aphatetics, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak
mengetahui adanya program.

D. Manajemen Pengendalian Mutu


1. Teknik Pengendalian
Manajemen pengendalian mutu pekerjaan merupakan strategi yang akan dilakukan untuk
menjamin mutu/kualitas setiap milestone/tahapan kegiatan, teknik Pengendalian yang diterapkan
untuk menjamin mutu adalah teknik pengendalian non statistik/non kuantitatif yang di
kolaborasikan dengan teknik pengendalian mutu Ishikawa’s Seven Basic Tools, teknik
pengendalian tersebut non statistik/non kuantitatif yaitu berupa:
a. Pengamatan/observasi
b.Inspeksi langsung dan berkala
c. Laporan lisan dan tertulis
d.Evaluasi pelaksanaan
e. Diskusi/pembahasan dengan pimpinan dan staf.

41 | P a g e
Tabel 4.11 Teknik Pengendalian
No Tahapan Kegiatan Waktu Output A Kendala Strategi Evidence Cap Keterangan
Pelaksanaan Antara n Mengatasi aian
kegiatan g Kendala
g
a
r
a
n
1 membuat konsep Minggu-1 Ide dan Adanya kekurangan Konsultasi Arena 100 Evidence
website pelaporan gagasan dan pada Ahli IT perubahan % terlampir
keterbatasan foto dalam
kemampuan lampiran 1

2 melakukan konsultasi Minggu-2 SK kepala Perbedaan persepsi Komunikasi Surat undangan 100 Evidence
kepada mentor UPTD dan Asertif, daftar hadir % terlampir
(pimpinan) pengawas prioritas tentang Responsif, notulen SK dalam
. ketenaga ide proyek dan persuasif tim foto lampiran 2
kerjaan perubahan

3 berkoordinasi dengan Minggu-2 Materi Kebebasan waktu Memberika n Nota dinas 100 Evidence
pihak IT untuk persiapan arahan foto % terlampir
pembangunan sistem dengan dalam
website segera lampiran 3

4 membentuk Tim Aksi Minggu-2 Hasil rapat Pemahaman staf Sosialisasi Surat undangan 100 Evidence
perubahan melalui rapat yang masih kurang edukasi daftar hadir % terlampir
internal. notulen foto dalam
lampiran 4

5 Merancang SOP Minggu-2 Draft SOP Kesalahan Alur Memberiika Draft SOP 100 Evidence
Pelayanan Digital SOP n arahan % terlampir
dalam
lampiran 5

6 Uji Coba SOP Minggu-2 Draft SOP Kesalahan alur Perbaikan Dokumentasi 100 Evidence
proses segera Kegiatan % terlampir
dalam
lampiran 6

7 Evaluasi SOP Minggu-2 Memo Pemahaman staff Perintah Memo 100 Evidence
masih kurang perbaikan Perintah % terlampir
dan arahan dalam
pada staff lampiran 7

8 Sosialisasi SOP Minggu-3 Undanhan Keterbasn waktu Menggunak Dokumentasi 100 Evidence
Sosialisasi an media Kegiatan % terlampir
Zoom / dalam
daring lampiran 8

9 Melakukan Uji Coba Minggu-3 Perintah Pemahaman staf Intruksi Memo 100 Evidence
pada sistem yang pelaksanaa n yang masih kurang yang jelas perintah % terlampir
telah dibentuk kordinasi dalam
lampiran 9

10 Melakukan evaluasi Minggu-3 Draft Pemahaman tim Mendampin Draft website 100 Evidence
pada prototype sistem sistem yang masih kurang gi staff terlampir
%
dalam
lampiran 10

42 | P a g e
11 Menyaring masukan Minggu-4 Memo Adanya kekurangan Perbaikan draft Dokumen 100 Evidence
pada tim efektif terkait isi segera dan Tim, dan SOP % terlampir
dengan draft sistem penulisan dan tata saran dan Penangana n dalam
bahasa draft koreksi dratf Pengaduan lampiran 11
Masyarakat ,
Foto

12 Berkoordinasi dengan Minggu-4 Perintah Keterbatasan waktu Arahan Memo perintah 100 Evidence
mentor terkait draft pelaksanaa n pemahaman yang dengan nota belanja % terlampir
sistem kurang segera dalam
intruksi yang lampiran 12
jelas
komunikasi
edukasi
13 melakukan pengamatan Minggu-4 Memo Pemahaman tim Arahan Memo 100 Evidence
dan pemetaan Jobdesk yang masih kurang segera perintah % terlampir
kompetensi SDM secara intruksi dalam
objektif yang jelas lampiran 13

14 Mendatangkan tenaga Minggu-5 & 6 Dukungan Keterbatasan segera Foto, 100 Evidence
ahli untuk melakukan stakholder waktu melaksana pernyataan % terlampir
pembinaan kepada staff kan dukungan dalam
koordinasi, stake holder lampiran 14
komunikasi
assertif,
persuasif
dan
responsif
15 merancang SOP Minggu-7 Keterbatasan Arahan Draft SOP 100 Evidence
pelayanan berbasis Draft SOP pemahaman alur segera % terlampir
digital intruksi dalam
yang jelas lampiran 15
16 Melakukan Minggu-7 Perintah Pemahaman staf Sosialisasi Instrumen 100 Evidence
pengimplementasian pelaksaan yang masih kurang edukasi monitoring % terlampir
secara langsung pada kegiatan dalam
tenaga kerja lampiran 16

17 Memberikan Minggu-7 Perintah Pemahaman tenaga Sosialisasi Instrumen 100 Evidence


sosialisasi kepada pelaksaan kerja yang masih edukasi monitoring % terlampir
tenaga kerja yang kegiatan kurang dalam
mengunjungi kantor lampiran 17
UPTD

18 Membuat brosur atau Minggu-7 Perintah Keterbatasan Sosialisasi Instrumen 100 Evidence
spanduk sebagai media pelaksaan waktu menggunak monitoring % terlampir
untuk menyebarkan kegiatan an akses dalam
informasi terkait digital lampiran 18
6sistem pelaporan (instagram,
o7nline / digital Wa)

19 Me8lakukan evaluasi Minggu-8 Kegiatan Pemahaman staf Sosialisasi Instrumen 100 Evidence
bertahap atas Bimtek yang masih kurang edukasi monitoring % terlampir
pelaksanaan Aksi monitoring dalam
Perubahan dan evluasi lampiran 19

20 Menyusun laporan Minggu-9, 10 Laporan Keterbatasan Melaksanak Dokumen 100 Evidence


kegiatan proyek 11, 12 kegiatan waktu an dengan laporan % terlampir
perubahan penanganan segera proyek dalam
pengaduan masyarakat perubahan lampiran 20
berbasis digital penanganan
pengaduan

2. Mitigasi Risiko
Mitigasi risiko merupakan pengambilan langkah – langkah untuk mengurangi kerugian yang
dapat ditimbulkan dari dampak atas risiko. Karena wujud risiko belum bersifat dinamis maka
perlu adanya pengelolaan risiko secara baik dan benar agar tidak berdampak pada kelangsungan
proses aksi perubahan, berikut mitigasi risiko dari aksi perubahan pembuatan Website Pelayanan
Pelaporan Ketenagakerjaan:

43 | P a g e
Tabel 4.12 Mitigasi Risiko
Potensi Kendala /
No Risiko Tindakan Antisipasi
Hambatan
1 Adanya resistensi Aksi perubahan a. Melakukan
dari stakeholders membutuhkan waktu dalam Pendekatan yang
pembuatan aplikasi dan baik kepada seluruh
penginputan data stakeholders
b. Mendorong Pimpinan
Mengeluarkan
Kebijakanterkait
Penggunaan system
Pelayanan tenaga
kerja dan
pengaduan online

2 Terbatasnya anggaran Tidak adanya Berupaya mendorong


karena keberlanjutan program karena program kepada
aplikasi membutuhkan terbatasnya Pimpinan untuk
biaya pemeliharaan anggaran dijadikan sebagai
dan program/kegiatan
pengembangan serta prioritas mengingat
tenaga manfaatnya yang besar
IT/Programer Melakukan pendekatan
dan komunikasi
dengan Konsultan agar
sistem Pelayanan
Ketenagakerjaan dapat
dikembangkan dan
mudah digunakan
dengan biaya
terjangkau

E. Strategi Pengembangan Kompetensi


 Beradaptasi dengan era atau digital governance, kemampuan pengaplikasian tata kerja yang
berimplikasi pada struktur birokrasi yang sederhana, Manajemen Talent, capacity
building, pembelajaran berbasis teknologi serta Co-working space (Fleksible working).
Penciptaan birokrasi dinamis berbasis teknologi diaplikasikan dalam organisasi secara
bertahap sesuai kapasitas sumberdaya

 Kapabilitas/keahlian sumberdaya perlu ditingkatkan dengan kolaborasi sumberdaya internal


dan transfer pengetahuan tenaga ahli, mengupayakan kebijakan yang adaptif dan terintegrasi
antar unit, organisasi berbasis kinerja, sumberdaya aparatur
didelegasikan tugas dengan stakeholder yang berbeda (Multistakeholder Partnership) dan
pemanfaatan anggaran bersama yang terintegrasi.

44 | P a g e
Berdasarkan hasil identifikasi pengembangan potensi diri dalam aksi perubahan berupa
assesment individu dan atasan serta hasil komunikasi dengan atasan diperoleh beberapa
penilaian dan masukan. Dengan mempertaimbangkan Perwal Nomor 74 tahun 2022
Tentang Manajemen Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara, maka peserta
mengajukan strategi pengembangan kompetensi sebagai berikut:

1) Bentuk Klasikal:
1. Pelatihan teknis Digitalisasi
2) Bentuk Non Klasikal:
a. Mengikuti seminar melalui online
b. Diskusi kelompok terarah(Focus Group Discussion)

Tabel 4.14
Rencana strategi pengembangan kompetensi
Pihak yang Perubahan Cara pengembangan
terdampak kompetensi yang di kompetensi
butuhkan
Adnan Operator / IT Buku/Youtobe/Website
Delidha Munikarti Operator / IT Buku/Youtobe/Website
Ritta Setiawati Operator / IT Buku/Youtobe/Website
Asep Nurwahyudin Operator / IT Buku/Youtobe/Website

45 | P a g e
BAB V
IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN KUALITAS
PELAYANAN

Berkaitan dengan integritas ASN, pemerintah mewajibkan setiap pegawai setia dan taat
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah serta wajib menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
serta perubahannya pada Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 yang kini telah digantikan
dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Integritas tidak dapat lepas dari apa yang dimaksud komitmen, yaitu sumpah/janji PNS/ASN
pada saat pengangkatan menjadi PNS/ASN untuk selalu komit akan setia dan taat kepada
Pancasila, UUD NKRI tahun 1945 dan Pemerintah, akan mentaati segala peraturan
perundang-undangan dan melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab, akan menjaga kehormatan dan martabat negara, pemerintah
dan PNS serta mengutamakan kepentingan negara, akan memegang teguh rahasia negara,
akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat demi negara (Pasal 26 UU tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian).
Pemimpin yang beretika dan berintegritas merupakan aset berharga dalam membangun
pelayanan publik yang berkualitas dan mewujudkan efektivitas pengelolaan UPTD
Pengawasan Ketenagakerjaan kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Untuk menjadi
pemimpin beretika dan berintegritas memerlukan upaya pembentukan karakter melalui
komitmen penerapan budaya kerja yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten dengan Proses Perjanjian kinerja tahun
2023 tentang Budaya Kerja dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif, transparan dan akuntabel.
Dalam pelaksanaan aksi perubahan integritas kepemimpinan diwujudkan melalui
pembangunan komitmen bersama antara project leader dengan unsur pimpinan, mulai dari
atasan langsung, struktural terkait dan top leader. Pembangunan komitmen bersama
menghasilkan persetujuan atasan langsung selaku mentor sebagai bentuk dukungan terhadap
aksi perubahan yang dilakukan, serta surat pernyataan dukungan dari struktural terkait dan
top leader.

Tahapan selanjutnya komitmen yang dibangun untuk melaksanakan aksi perubahan


46 | P a g e
Melakukan konsultasi dengan Kepala Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas sebagai
Mentor untuk mendapatkan arahan dimulainya Aksi perubahan. Output yang diperoleh dari
hasil konsultasi yaitu Surat pelaksanaan dan SK Team Efektif aksi perubahan Nomor:
902/0236/Kep DLHK/IX/2023 tentang Pembentukan Tim Efektif Aksi Perubahan
Penyediaan Layanan Pengaduan Masyarakat terhadap pencemaran lingkungan dengan
berbasis IT pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten.

Gambar 8
SK Tim efektif

47 | P a g e
48 | P a g e
Gambar 9 (Lembar Dukungan Kepala UPT Sepale)

49 | P a g e
Keterkaitan dengan mata pelatihan
Muhaimin Iskandar, Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, Buku ini menceritakan
tidak hanya apa yang sudah kita capai tapi yang lebih penting ide untuk terus melanjutkan
pendekatan dan kerja ini. Kita semua yakin bahwa penciptaan lapangan kerja merupakan tujuan
sentral dari usaha untuk memulihkan kondisi ekonomi dan sosial. Masih banyak pekerjaan yang
harus diselesaikan di masa depan terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan pengembangan
daerah perdesaan di Indonesia yang masih merupakan tantangan berjangka panjang. Bersama
dengan pemerintah Indonesia dan ILO akan terus berusaha mengatasi tantangan ini untuk
Indonesia yang lebih baik. Copyright © International Labour Organization 2013 First published
2013.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) adalah satu-satunya badan di bawah


Perserikatan Bangsabangsa (PBB) yang memiliki sifat “tripartit”, ILO membawa
perwakilan pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk bersama-sama membentuk
kebijakan dan program-program yang bertujuan untuk mempromosikan hak-hak di
tempat kerja, mendorong kesempatan kerja yang layak, mendorong perlindungan sosial
dan memperkuat dialog tentang isu-isu yang terkait di tempat kerja. ILO adalah badan
global yang bertanggungjawab untuk membuat dan mengawasi standar-standar
perburuhan internasional. Standar-standar ILO berbentuk Konvensi-konvensi dan
Rekomenasi-rekomendasi perburuhan internasional. Konvensi-konvensi ILO adalah
perjanjian-perjanjian internasional, tunduk pada ratifi kasi oleh Negara Anggota ILO.
Rekomendasi adalah instrumen yang tidak mengikat – seringkali berhubungan dengan
subyek yang sama dengan Konvensi – yang menetapkan panduan untuk
mengorientasikan kebijakan dan aksi nasional. Kedua bentuk instrumen tersebut
dimaksudkan untuk memiliki dampak yang konkrit pada kondisi dan praktik kerja
diseluruh dunia. Bekerja dengan 183 Negara anggota, ILO mencoba memastikan bahwa
standar APAKAH ILO perburuhan dihormati dalam praktik dan dalam prinsip. ILO
memiliki empat tujuan strategis utama: 1. mempromosikan dan mewujudkan standar-
standar dan prinsip-prinsip dan hak-hak mendasar di tempat kerja; 2. menciptakan
kesempatan yang lebih luas bagi perempuan dan lakilaki dalam mendapatkan jaminan
terhadap pekerjaan yang layak; 3. meningkatkan perlindungan dan kefektifan
perlindungan sosial bagi semua; dan 4. memperkuat tripartisme dan dialog sosial. Dua
konvensi ILO yang paling penting tentang pengawasan ketenagakerjaan yaitu Konvensi
No. 81 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan dan Konvensi No. 129 tentang

50 | P a g e
Pengawasan Ketenagakerjaan (Pertanian), (keduanya memiliki relevansi dengan
Pemerintahan) telah ditetapkan dalam Deklarasi ILO tahun 2008 tentang Keadilan
Sosial untuk Globalisasi yang Adil (Deklarasi Keadilan Sosial). Deklarasi Keadilan
Sosial mengundang Anggota ILO untuk mengkaji situasi mereka sehubungan dengan
ratifi kasi atau pelaksanaan dari instrumen- 8 instrumen tersebut. Konvensi-konvensi ini
memainkan peranan yang vital dalam memelihara dan mempromosikan kondisi kerja
yang layak melalui sistem pengawasan ketenagakerjaan yang efesien dan efektif; sistem
tersebut merupakan cara yang penting untuk memastikan kesinambungan dalam jangka
panjang dan kemampuan pembangunan ekonomi dan sosial dan perbaikan yang terus
menerus dalam perwujudan pekerjaan yang layak. ILO membantu Negara Anggota
untuk membangun sistem pengawasan ketenagakerjaan yang efi sien dan efektif untuk
memastikan kepatuhan terhadap undang-undang ketenagakerjaan yang terkait dengan
kondisi kerja dan perlindungan pekerja; hal ini termasuk kondisi umum kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja, hubungan industrial, kesetaraan kesempatan dan
perlakuan, penghapusan pekerja anak dan pekerja paksa, dan lain-lain.

Dalam melakukan perubahan pelayanan terhadap tenaga kerja maka Aksi perubahan
dengan menciptakan suatu website yang berbasis internet serta dapat diakses oleh
semua pekerja yang ada di wilayah Banten maupun bukan, maka merupakan cara yang
efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas buruh atau pekerja di dunia industri

1. Tahap Perencanaan
Waktu : 2 Oktober 2023

Kegiatan : 1.1 Membuat Konsep Website Peaporan

51 | P a g e
Dokumentasi :

Mencoba mengulik untuk membuat konsep sendiri dengan


melakukan Coding yang dipelajari di youtube.

Waktu : 3 Oktober 2023

Kegiatan : 1.2 Melakukan Konsultasi Kepada tim IT

52 | P a g e
Dokumentasi : .

Berkonsultasi dengan Mentor, menjelaskan bahwasannya saya sedang


melaksanakan Diklat Kepemimpinan Pengawas XI dan meminta arahan
mentor dalam merancang Aksi Perubahan, serta menjelaskan gagasan
apa yang ingin saya proyeksikan. Mentor pun menyetujui dengan catatan
dapat berkontribusi dengan baik pada pelayanan dikantor UPTD
Pengawasan Ketenagakerjaan kota Tangerang dan Tangerang Selatan

Waktu : 3 Oktober 2023

Kegiatan : 1.3 Melakukan Konsultasi Kepada tim IT

Dokumentasi :
53 | P a g e
Bertemu dengan TIM IT disnakertrans Provinsi Banten, untuk
berkonsultasi sekaligus meminta bantuan terkait perancangan dan
pembangunan Website Pelaporan P2K3. Tim IT Disnakertrans Provinsi
Banten menyanggupi untuk pembuatan sistem dan menjelaskan terkait
opsional yang akan dibuat pada laman website, mengingat batas waktu
yang sangat singkat untuk membangun website skala sedang, tim IT
menginformasikan bahwasannya adanya kendala yang akan didapat
nantinya yaitu mendapatkan Domain System di Diskominfo yang
kemungkinan menjadi penghambat, namun dapat dipastikan akan tetap
jalan dengan menggunakan Local Host / LAN untuk sementara.

Waktu : 4 Oktober 2023

Kegiatan : 1.4 membentuk Tim aksi perubahan


54 | P a g e
Dokumentasi :

Melakukan Rapat internal untuk menyampaikan kepada pegawai


dikantor UPTD bahwa saya ingin membentuk Tim aksi perubahan dalam
kebutuhan Rencana aksi Perubahan diklat PKP XI dan menjelaska
konsep perubahan yang akan saya garap.

2. Menyusun SOP

Waktu : 5 Oktober 2023

Kegiatan : 2.1 Menyusun Draft SOP


55 | P a g e
Dokumentas :
i

Melakukan penyusunan SOP Bersama dengan Tim Aksi Perubahan


sehingga mendapat Draft alur Pelaporan sebagai berikut

Waktu : 5 s.d. 6 Oktober 2023

Kegiatan : 2.2 Uji Coba SOP

56 | P a g e
Dokumentas :
i

Bersama tim aksi perubahan melakuka Uji Coba SOP dengan


mempertimbangkan Bugs atau trouble pada alur proses sistem.

Waktu : 2. s.d 6 Oktober 2023

Kegiatan : 2.3 Evaluasi SOP

Dokumentas :
i

Setelah dilakukan Uji Coba bersama tim aksi maka didapatkan adanya alur
yang stuck pada database terutama pada saat daftar masuk.

Waktu : 9 Oktober 2023

Kegiatan : 2.4 Penyempurnaan SOP


57 | P a g e
Dokumentas :
i

Kendala yang ada pada SOP segera diatasi dengan melakukan perubahaan
pada alur proses nya dengan mempertimbangkan penggunaan database
yang aman dan minim Trouble.

Waktu : 10 Oktober 2023

Kegiatan : 2.5 Penetapan SOP

58 | P a g e
Dokumentas :
i

Penetapan SOP Pelaporan Berbasis Online sudah disahkan kepala Dinas


dan siap untuk dijalankan.

59 | P a g e
3. Pembinaan SDM

Waktu : 11 Oktober 2023

Kegiatan : 3.1 Mendata Kebutuhan SDM / stakeholders

Dokumentasi :

60 | P a g e
Setelah dilakukan Uji Coba bersama tim aksi maka didapatkan adanya alur
yang stuck pada database terutama pada saat daftar masuk.

Waktu : 11 Oktober 2023

Kegiatan : 3.2 Koordinasi dengan Mentor terkait Metode pembinaan

Dokumentasi :

Kembali berkoordinasi dengan mentor, dimana kali ini saya meminta arahan
terkait pengembangan SDM terutama pada tim Aksi perubahan. Disini saya
meminta saran kepada mentor untuk metode seperti apa untuk
pengembangan kompetensi SDM yang dibutuhkan untuk jalannya rencana
aksi perubahahan, kemudian mentor menyarankan untuk mengundang
narasumber sebuah perusahaan web development untuk didatangkan ke
kantor UPT dan memberikan pembelajaran serta pembekalan pada Tim
aksi perubahaan terkait membangun, merancang dan memeliharan sistem
pelaporan Online.

61 | P a g e
Waktu : 12 Oktober 2023

Kegiatan : 3.3 Mengundang Narasumber

Dokumentasi :

Setelah dilakukan Uji Coba bersama tim aksi maka didapatkan adanya alur
yang stuck pada database terutama pada saat daftar masuk.

Waktu : 13 Oktober 2023

Kegiatan : 3..4 Pelaksanaan Pembinaan

Dokumentasi :

62 | P a g e
Pelaksnaan kegiatan dengan dibekali ilmu pengetahuan oleh narasumber
terkait pembangunan dan tata kelola website, tim aksi perubahan mulai
mengadopsi ilmu yang disampaikan narasumber sehingga mereka mampu
untuk memanajemen website pelaporan dengan baik.

63 | P a g e
4. Uji Coba System
Waktu : 16 s.d 17 Oktober 2023

Kegiatan : 4.1 Uji Coba Prototype system

Dokumentasi :

Tim aksi sedang melakukan uji coba system dengan mengambil sample
data pada perusahaan yang datang ke kantor UPTD. Namun terdapat
kendala pada output nya yaitu tanda terima elektroniknya yang error.

Waktu : 18 s.d 20 Oktober 2023

Kegiatan : 4.2 Evaluasi dan Penyempurnaan prototype system


64 | P a g e
Dokumentasi :

Penyempurnaan dari hasil uji coba prototype mendapatkan kendala pada


tanda terima dan register, namun sudah dilakukan penyempurnaan pada
sistem sehingga masalah sudah teratasi

65 | P a g e
5. Implementasi dan Monitoring
Waktu : 1 s.d 10 November 2023

Kegiatan : 5.1 melakukan implementasi dan monitoring secara langsung

Dokumentasi :

Melakukan implementasi terkait pelaporan P2K3 secara online kapada


perusahaan, diantaranya banyak yang merasa terbantu sekali dengan
adanya pelaporan P2K3 online melalui laman e-wasnaker ini, sebab
mereka tidak perlu datang jauh jauh dari lokasi tempat kerjanya ke kantor
UPT.

Waktu : 1 s.d 10 November 2023

66 | P a g e
Kegiatan : 5.2 memberikan arahan Pengisian pelayanan pelaporan online

Dokumentasi :

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan Tim Aksi perubahan sedang


membantu perusahaan dalam pengisian pelaporan online, dimulai dari
registrasi, pengisian data dan kelengkapan, sampai dengan output yang
diterima oleh perusahaan sebagai tanda bukti pelaporan, pada kegiatan ini
tamu perusahaan nampak sangat antusias dalam pengisian, karena
menurut mereka adanya website pelaporan sangat memudahkan pelaporan
P2K3

67 | P a g e
6. Sosialisasi
Waktu : 13 s.d 17 November 2023

Kegiatan : 6.1 Melakukan Sosialisasi kepada tenaga kerja yang berkunjung ke kantor
UPTD

Dokumentasi :

68 | P a g e
Setiap tamu yang hadir dan melaporkan P2K3 secara manual maka akan
langsung diberikan sosilasisasi terkait adanya pelaporan P2K3 berbasis
online, tidak hanya sekedar mengsosialisasikan, namun tim dan beberapa
pengawas ketenagakerjaan membantu dalam pengisian sehingga untuk
kedepannya bisa langsung dipraktekan oleh perusahaan tersebut

Waktu : 13 s.d 17 November 2023

Kegiatan : 6.2 penyebaran informasi tentang pelayanan pelaporan online

Dokumentasi : Penyebaran informasi selain dengan menyampaikan langsung kepada


perusahaan yang datang ke kantor UPTD Wasnaker, tetapi juga melalui
platform digital media massa yang paling banyak orang gunakan yaitu
instagram, melalui akun @nakertrans.id memosting proyek aksi perubahan
saya yaitu Pelaporan ketenagakerjaan berbasis online P2K3

69 | P a g e
70 | P a g e
7. Evaluasi dan Monitoring

Waktu : 23 s.d 24 November 2023

Kegiatan : 7.1 membuat form monitoring

Dokumentasi :

Waktu : 24 November 2023

Kegiatan : 7.2 melaksanakan monitoring kegiatan

Dokumentasi :

71 | P a g e
Waktu : 24 November 2023

Kegiatan : 7.3 Membuat kuisioner

Dokumentasi :

Waktu : 24 s.d 27 November 2023

Kegiatan : 7.4 Analisa hasil monitoring

Dokumentasi :

72 | P a g e
Waktu : 28 s.d 29 November 2023

Kegiatan : 7.5 Analisa hasil kuisioner

Dokumentasi :

Waktu : 29 s.d 30 November 2023

Kegiatan : 7.6 melakukan evaluasi bertahap atas pelaksanaan

73 | P a g e
Dokumentasi :

Waktu : 29 s.d 30 November 2023

Kegiatan : 7.7 melaporkan hasil akhir pada mentor

74 | P a g e
Dokumentasi :

Melaporkan hasil akhir Aksi Perubahaan kepada Mentor

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aksi Perubahan dengan judul “Pelayanan Pelapran Ketenagakerjaan Berbasis
75 | P a g e
Online” telah terlaksana dan mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan terkait.
Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
3. Permasalahan yang diprioritaskan untuk ditangani dalam proyek perubahan selaras
dengan tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha, UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan
Kota Tangerang Dan Tangerang Selatan; Dalam proyek perubahan ini stategi
komunikasi yang paling efektif diterapkan kepada stakeholder adalah dengan
komunikasi interpersonal dan kelompok secara langsung/direct communication.
4. Seluruh target output proyek perubahan pada tahap jangka pendek sudah tercapai
sesuai waktu yang telah ditentukan;
5. Berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingan terhadap proyek
perubahan,stakeholders yang diidentifikasi sebagai latens, apathetics, dan defenders
bergerak menuju kuadran promoters setelah dilaksanakan manajemen komunikasi;
6. Seluruh target output proyek perubahan pada tahap jangka pendek merupakan bahan
untuk mencapai output proyek perubahan pada tahap jangka menengah dan jangka
panjang

B. Saran
Sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan dari capaian Pelaksanaan Aksi
Perubahan yang akan dilaksanakan dalam Tujuan Jangka Menengah dan Tujuan Jangka
panjang, dapat kami sarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam rangka persiapan sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan Optimalisasi
Pelaksana Program Pelayanan Ketenagakerjaan Berbasis Online, perlu dilaksanakan
peningkatan kapasitas SDM di UPTD. Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Tangerang
dan Tangerang Selatan agar mampu menyampaikan informasi terkait petunjuk
pelaksanaan dan Aplikasi e-Wasnaker dengan baik dan benar;
2. Menjadikan agenda uji coba Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan Optimalisasi
Pelaksana Program Pelayanan Ketenagakerjaan Berbasis Online sebagai input untuk
perbaikan petunjuk pelaksanaan dan Aplikasi e-WasnakerI;
3. Perlunya inegrasi data API dari OSS maupun data e-KTP (DPK3KKB Provinsi Banten)
untuk lebih terkontrol keakuran data, serta penerapan system GIS secara maping titik
koordinat keberadaan perusahaan yang sudah terdaftar dalam proses pelaporan P2K3
Perusahaan di Kota Tangerang dan tangerang Selatan.

76 | P a g e
DAFTAR PUSAKA
77 | P a g e
Budi, S., & Tyastianti, D. (2021). Modul Manajemen Mutu Pelatihan Kepemimpinan Pengawas.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Damayanti, F. (2021). Modul Studi Lapangan Pelayanan Publik Pelatihan Kepemimpinan Pengawas.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Darmawan, C., Rahmadi, H., Gugustomo, G., & Hassan, F. (2021). Modul Bela Negara
Kepemimpinan Pancasila Pelatihan Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Darmawan, C., Rahmadi, H., Gugustomo, G., Hassan, F., & Handoko, R. (2021). Modul Etika Dan
Integritas Kepemimpinan Pancasila Pelatihan Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Irawati, E., Zakiyah, S., & Kartikaningsih, M. A. (n.d.). Modul Aksi Perubahan Kualitas Pelayanan
Publik Pelatihan Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Iriyanto, H. (2021a). Modul Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Pelayanan Publik Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Iriyanto, H. (2021b). Modul Perencanaan Kegiatan Pelayanan Publik Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
KepLAN. (2023). Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor: 2/K.1/PDP.07/2023 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan.
Marpaung, P. ., & Supriyono, A. (2021). Modul Membangun Tim Efektif Di Era New Normal Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Rahayu, A., & Wahyudi, H. (2021). Modul Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Riyadi. (2021). Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Manajemen Pengawasan. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Suprapti, W. (2021). Modul Berpikir Kreatif Dalam Pelayanan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

78 | P a g e
LAMPIRAN

79 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai