Laporan Aksi Perubahan Hendra Final
Laporan Aksi Perubahan Hendra Final
Peserta:
Menyetujui,
Coach Mentor
Eva Siti Khuzaeva, S.Si, M.Si, CSP,. Tb. Tresna Karya Sembada, ST
CPM NIP. 19740807 200102 1 002
NIP. 19810109 201001 2 009
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan pada saat seminar Laporan Aksi Perubahan sebagai bagian dari persyaratan
Pendidikan Kepemimpinan Pengawas di BPSDMD Provinsi Banten.
Tangerang Selatan, 05 Desember 2023
Coach Mentor
Eva Siti Khuzaeva, S.Si, M.Si, CSP,. Tb. Tresna Karya Sembada, ST
CPM NIP. 19740807 200102 1 002
NIP. 19810109 201001 2 009
Evaluator
iii
KATA PENGANTAR
iv
9. Tim fasilitator Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) angkatan IX
Kota Tangerang Selatan
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN II
KATA PENGANTAR III
DAFTAR ISI V
DAFTAR GAMBAR VII
DAFTAR TABEL VIII
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Aksi Perubahan 2
1. Tujuan Jangka Pendek 2
2. Tujuan Jangka Menengah 2
3. Tujuan Jangka Panjang 3
C. MANFAAT AKSI PERUBAHAN 3
BAB II PROFIL ORGANISASI 5
A. Visi, Misi, dan Sasaran Strategis 5
B. Tugas dan Fungsi Organisasi 5
C. Pelayanan yang dapat ditingkatkan 6
BAB III ANALISA PELAYANAN PUBLIK 9
A. Diagnosa Organisasi 9
1. Diagnosa Eksternal 9
2. Diagnosa Internal 14
3. Analisis Isu 21
B. Gagasan Aksi Perubahan 22
1. Lesson Learned 24
2. Gagasan Terpilih 25
BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH 26
A. Terobosan – Inovasi 26
B. Tahapan Kegiatan 29
C. Sumber Daya 35
1. Tim Efektif 35
2. Stakeholders 36
vi
D. Manajemen Pengendalian Mutu 38
1. Teknik Pengendalian Mutu 38
2. Mitigasi Risiko 40
E. Strategi Pengembangan Kompetensi 41
BAB V IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN KUALITAS PELAYANAN 43
BAB VI PENUTUP 45
DAFTAR PUSAKA 46
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan pelaporan Ketenagakerjaan adalah salah satu tugas pokok dan fungsi UPTD
Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan, namun kadang kala
pelayanan pelaporan ketenagakerjaan menimbulkan suatu hambatan yaitu tidak efisiensinya
pelaporan oleh tenaga kerja, dikarenakan jarak yang jauh maupun aksesbilitas dan mobilitas dari
tenaga kerja yang terbatas karena bertepatan dengan waktu kerja sehingga pelayanan pelaporan
dirasa masih kurang maksimal dan kurang efisien.
1|Page
pekerja tidak perlu lagi harus mendatangi kantor UPTD Pengawasan untuk mendapatkan
informasi dan pelayanan tersebut. Ditambah dengan banyaknya masukan baik dari internal
maupun eksternal yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, maka salah satu bentuk upaya
pemberian informasi dan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha yang dilakukan untuk
mempercepat implementasi dalam pengelolaan Informasi dan data, yang dikelola oleh sumber
daya manusia yang tersedia dan sarana prasarana yang ada. Dukungan berbagai pihak di butuhkan
guna menunjang hasil yang diharapkan untuk meningkatkan Citra daripada Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi sebagai Instansi yang menaungi urusan ketenagakerjaan.
Maka dari itu melalui Aksi Perubahan Ini diharapkan dapat menjadi solusi berbagai polemik
dan masalah dalam melaksanakan Kegiatan Pelayanan terkait Ketenagakerjaan di Lingkungan
Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten, dan berdampak pada indeks kepuasan masyarakat kepada
Pemerintah Provinsi Banten.
2|Page
3. Tujuan Jangka Panjang
pengalihan pelayanan berbasis online yang dilaksanakan UPTD Pengawasan Ketenaga
Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan
Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pelayanan Pengawasan ketenagakerjaan di UPTD
Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan
Meningkatnya kualitas pemberian pelayanan pengawasan ketenaga kerjaan kepada
pekerja dan dunia usaha di wilayah kerja UPTD Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota
Tangerang dan Tangerang Selatan dan sekitarnya.
3|Page
Bagi Masyarakat
1. Akses masyarakat terhadap kebutuhan pengaduan dan informasi pelayanan
Pengawasanketenagakerjaan di UPTD Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang
dan Tangerang Selatan lebih mudah.
2. Mengatasi pelaporan pelaporan pengawasan ketenaga kerjaan masyarakat di UPTD
Pengawasan Ketenaga Kerjaan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan;
Bagi Peserta
1. Meningkatkan kemampuan menganalisis organisasi
2. Meningkatkan jiwa kepemimpinan dalam berorganiasi
3. Meningkatkan berpikir kreatif dalam bekerja dan berorganiasi
4. Sebagai Pelopor Aksi Perubahan
4|Page
BAB 2
PROFIL ORGANISASI
VISI
“BANTEN YANG MAJU, MANDIRI, BERDAYA SAING, SEJAHTERA DAN
BERAKHLAKUL KARIMAH “
MISI
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance);
2. Membangun dan Meningkatkan kualitas infrastruktur;
3. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas;
4. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas;
5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
5|Page
6. validasi laporan kecelakaan kerja BPJS Ketenagakerjaan
7. media pelaporan terkait kegiatan kegiatan K3 dan Normatif
8. dan penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Adapun Struktur Organisasi pada UPTD pengawasan ketenaga kerjaan kota tangerang dan kota
tangerang selatan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPTD
Kepala UPTD
Tb Tresna Karya
Sembada, SH, ST
Kasubag TU
Hendra Eka
Suwarna, SE
Fungsional
Pengawas
Ketenagakerjaa
Drs. Tua Rusli, ST, MM
Nur’aini, ST
Hadi Supeno, S.Kom
Yudi Widyantoro, SE
Imawan Y Azhar, SE
Gunawan, SH
Iskandar, ST, ME
6|Page
Oney Rahmawati, S.IP, M.Si
Aisa Citrabella, SH
Isti Nurani, SH
7|Page
LOKASI PELAYANAN UPTD PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
8|Page
BAB III
ANALISA PELAYANAN PUBLIK
A. Diagnosa Organisasi
1. Diagnosa Eksternal
Melakukan diagnosa organisasi terhadap lingkungan eksternal kantor UPTD Wasnaker Kota
Tangerang dan Tangerang Selatan dengan menggunakan Metode PESTEL. Analisis PESTEL
adalah alat yang memungkinkan organisasi untuk menemukan dan mengevaluasi faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi bisnis di masa sekarang dan di masa depan. PESTEL adalah singkatan
dari Political, Economic, Social, Technological, Legal, and Environment. Analisis ini
menilai keempat faktor eksternal tersebut mengenai situasi bisnis. Analisis tersebut mengkaji
peluang dan ancaman yang muncul dari keempat faktor tersebut maka ditemukanlah sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Faktor Eksternal “Pestel”
POLITIC ECONOMIC SOCIAL TECHNOLO NVIRONTMEN LEGAL
GY
T
1. Adanya UU 1. Masih Banyaknya 1. Belum adanya 1. Adanya 1. Jarak Kantor 1. Permenaker
No 2 Tahun Upah Yang Etos Kerja pada Platform Wajib UPTD yang No. 3 tahun
2022, atau dibayarkan masyarakat lapor
Jauh dari 1998 tentang
Undang- perusahaan dibawah 2. Kurangnya Ketenagakerja
lokasi tatacara
undang cipta UMK. pengetahuan an Online oleh
perusahaa n pelaporan
kerja, pada Pemerintah Provinsi tentang kemnaker,
perusahaa n, kecelakaan
pasal 81 Banten ketenagakerjaa n sehingga
angka 15 UU menetapkan besaran 3. Kurangnya menjadi sehingga kerja,
Cipta kerja Upah informasi motivasi membuat disebutkan
mengubah Minimum Provinsi lowongan Instansi yang pelayanan dalam aturan
ketentuan sebesar Rp pekerjaan dibawahnya tidak efisien. tsb bahwa
pasal 59 2,661,280. UMP 4. Minimnya untuk membuat 2. Lokasi perlu
pada UU No tahun 2023 naik koordinasi terkait platform
kantor yang melaporkan
13 tahun sebesar Rp ketenagakerjaa n ketenagakerja
susah kecelakaan
2003 terkait 160,077, dan yang an digital
diakses, kerja pada
Sistem dengan UMK Kota dilakukan lainnya
walaupun Dinas Tenaga
Kontrak, Tangerang (Rp. masyarakat 2. Adanya website
adapula 4.584.519) dan 5. Adanya Smart K3 yang sudah Kerja
permasalah an Tangerang Selatan kepercayaan pada dapat menjadi terdapat di setempat
waktu (Rp. masyarakat atas acuan Google melalui kantor
kerja yang 4.551.451) yang kinerja pengawas pandangan Maps UPT
dirasa apabila dibayarkan keteagakerjaa terkait inovasi namun titik atau cabang
mengesploit tidak sesuaidengan pelayanan
dinas.
asi buruh, ketetapan, dapat publik terkait
2. Permenaker
Praktik menggangu pelaporan
Outsourchin
9|Page
g dan perekonomian 6. Sebagai media kegiatan K3 lokasi dan No 5 Tahun
lainnya yang pekerja, sehingga pelindung 3. Adanya Sistem keadaan real 1998
dirasa menyebabkan daya ketenagakerjaa n Online
jalan Tentang
merugikan jual beli Pelaporan Oleh
sulit diakses sistem
buruh barang akan Disnakertrans
oleh manajemen
2. UU Nomor berkurang.. Provinsi Jawa
perusahaa n keselamatan
14 Tentang Barat, sehingga
Penyelengg menjadi maupun dan kesehatan
araan BPJS motivasi untuk pekerja guna kerja, terkait
Ketenagaker membuat melaksana aturan
jaan pelaporan kan permenaker
3. UU Nomor 1 online bagi panggilan ini perusahaan
Tahun 1970 UPTD
maupun diwajibkan
Tentang wasnaker
konsultasi untuk melapor
Keselamata n 4. Sudah
maupun
Kerja, pada menjamurnya
membentuk
Undang platform-
Undang ini platform Panitia
mengacu pada pengaduan Penyelengga ra
sektor K3 digital. Keselamatan
(Keselamata 5. Belum adanya Kesehatan
n, Kesehatan, website Kerja (P2K3)
Kerja). Pelaporan
kepada dinas
berbasis online
Tenaga Kerja
di keempat
Setempat
UPTD
Wasnaker Prov melalui kantor
Banten. UPT
6. Belum adanya atau cabang
pelayanan dinas.
ketenagakerja
an digital
Politik
1. Adanya UU No 2 Tahun 2022, atau Undang-undang cipta kerja, pada pasal 81 angka
15 UU Cipta kerja mengubah ketentuan pasal 59 pada UU No 13 tahun 2003 terkait
Sistem Kontrak, adapula permasalahan waktu kerja yang dirasa mengesploitasi
buruh, Praktik Outsourching dan lainnya yang dirasa merugikan buruh.
2. UU Nomor 14 Tentang Penyelenggaraan BPJS Ketenagakerjaan
10 | P a g e
3. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, pada Undang Undang ini mengacu
pada sektor K3 (Keselamatan, Kesehatan, Kerja).
Ekonomi
1. Masih Banyaknya Upah Yang dibayarkan perusahaan dibawah UMK. Pemerintah Provinsi
Banten menetapkan besaran Upah Minimum Provinsi sebesar Rp 2,661,280. UMP
tahun 2023 naik sebesar Rp 160,077, dan dengan UMK Kota Tangerang (Rp.
4.584.519) dan Tangerang Selatan (Rp. 4.551.451) yang apabila dibayarkan tidak sesuai
dengan ketetapan, dapat menggangu perekonomian pekerja, sehingga menyebabkan daya
jual beli barang akan berkurang.
Sosial
1. Belum adanya Etos Kerja pada masyarakat
2. Kurangnya pengetahuan tentang ketenagakerjaan
3. Kurangnya informasi lowongan pekerjaan
4. Minimnya koordinasi terkait ketenagakerjaan yang dilakukan masyarakat
5. Adanya kepercayaan pada masyarakat atas kinerja pengawas keteagakerjaa
6. Sebagai media pelindung ketenagakerjaan
Teknologi
1. Adanya Platform Wajib lapor Ketenagakerjaan Online oleh kemnaker, sehingga
menjadi motivasi Instansi yang dibawahnya untuk membuat platform
ketenagakerjaan digital lainnya
Gambar 3.1 Website Wajib Lapor Ketenagakerjaan Kemnaker
11 | P a g e
2. Adanya website Smart K3 yang dapat menjadi acuan pandangan terkait inovasi
pelayanan publik terkait pelaporan kegiatan K3 (evidence)
3. Adanya Sistem Online Pelaporan Oleh Disnakertrans Provinsi Jawa Barat, sehingga
menjadi motivasi untuk membuat pelaporan online bagi UPTD wasnaker
3.3 Website “SiapKaka” milik Disnakertrans Jawa Barat
12 | P a g e
4. Sudah menjamurnya platform-platform pengaduan digital (evidence)
Gambar 3.4 Layanan SP4N Lapor
1. Belum adanya website Pelaporan berbasis online di keempat UPTD Wasnaker Prov
Banten.
2. Belum adanya pelayanan ketenagakerjaan digital.
Environment (Lingkungan)
1. Jarak Kantor UPTD yang Jauh dari lokasi perusahaan perusahaan, sehingga
membuat pelayanan tidak efisien (evidence Map google)
Gambar 3.5 Lokasi Kantor UPTD pada Wilayah Pengawasam
13 | P a g e
2. Lokasi kantor yang susah diakses, walaupun sudah terdapat di Google Maps namun
titik lokasi dan keadaan real jalan sulit diakses oleh perusahaan maupun pekerja
guna melaksanakan panggilan maupun konsultasi.
Legal
1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang tatacara pelaporan kecelakaan kerja,
disebutkan dalam aturan tsb bahwa perlu melaporkan kecelakaan kerja pada Dinas
Tenaga Kerja setempat melalui kantor UPT atau cabang dinas.
2. Permenaker No 5 Tahun 1998 Tentang sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja, terkait aturan permenaker ini perusahaan diwajibkan untuk
melapor maupun membentuk Panitia Penyelenggara Keselamatan Kesehatan Kerja
(P2K3) kepada dinas Tenaga Kerja Setempat melalui kantor UPT atau cabang
dinas.
2. Diagnosa Internal
Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah unit organisasi mengidentifikasi
kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk, kemudian menganalisisnya untuk
mengurangi biaya atau meningkatkan diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan strategi yang
digunakan untuk mengalisis kegiatan internal dari unit organiasi tersebut, adapun Faktor internal
yang ada pada UPTD Pengawasan menggunakan metode Value, sebagai berikut:
Tabel 3.2 Value Chain (Support Activities & Primary Activities)
Firm Infrastructure
S - Sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengawasan masih kurang
U - Pelayanan Pelaporan ketenagakerjaan masih bersifat manual
P
- Masih Menumpang kepada gedung BLKI
P
O
Human Resource Management
R
T - Kualitas dan Kuantitas SDM masih kurang
- Belum adanya pembinaan pada sumber daya manusia
A - Staff administrasi melaksanakan tugasnya dengan otodidak
C
Technology Development
T
- Belum adanya platform website pengaduan
I
- Belum adanya pengadopsian terkait pelaporan digital dari pemprov lain
14 | P a g e
V Procurement
I - Anggaran dana kurang memadai
T
- belum adanya kebutuhan tim IT
I
E
S
Inbound Operations Outbond Marketing Service
Logistic Logistic Sales
1. Proses Pelayanan 1. Kegiatan 1. Laporan Hasil 1. Masih minimnya 1. Perubahan
Masih menerima pengawasan Pemeriksaan masih informasi terkait Kultur Kerja
laporan berbentuk Ketenagakerjaan sering bersifat manual ketenagakerjaa n pada
fisik terhambat 2. Tanda terima atas oleh Perusahaan bagi
2. Proses surat Masuk dikarenakan beberapa laporan masih masyarakat pekerjanya,
masih berupa fisik, faktor, dari terhalang tertulis belum 2. Minimnya hasil dari
sehingga adanya pada digital informasi tata pemeriksaan
resiko tidak disposisi turun, 3. Tindak lanjut dari cara pelaporan banyak yang
terdistribusi dengan sampai dengan laporan hasil kecelakaan kerja memperbaiki
baik Ketersediaan Petugas pemeriksaan dan aturan atau
3. Disposisi Surat masih Pengawas banyak yang Pelaporan P2K3 melaksanakan
secara tertulis, 2. Seringnya Terbentur belum dilakukan, aturan aturan
sehingga dapat pada Jadwal petugas seperti kegiatan terkait
adanya resiko pengawas yang pengontrolan, ketenagakerja
kesalahan dalam padat pengendalian, dan an yang
menulis 3. Proses penerbitan Surat tindak lanjut hasil sebelumnya
4. Pendistriubusian Legal (output) terhalang temuan pada saat tidak diketahui.
Surat Masuk Relatif karena pemeriksaan. 2. Pembekalan
Cepat. diperlukan tanda tangan kepada pekerja
Kepala Dinas pada atau
surat tersebut , yang calon pekerja
dimana perlu ada terkait dunia
perjalanan ke kantor usaha
Dinas Induk 3. Terlaksanany a
4. Adanya dukungan penegakan
Stakeholder yang hukum pada
menunjang kegiatan dunia usaha.
5. Tim work yang
terkesan Baik dalam
melakukan proses
pengolahan data
6. Adanya kondisi yang
baik antara Tim
Administrasi dengan
Pengawas
ketenagakerjaan
15 | P a g e
7. Belum optimalnya
pelayanan pelaporan
ketenagakerjaan.
PRIMARY ACTIVITIE
S
SUPPORT ACTIVITIES
Firm Inftastructure
1. Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan pengawasan masih kurang
I II III IV V VI
Panasonic HX-
3 Telepon / Fax 1 APBD PROVINSI BANTEN 2017
FT983CX
16 | P a g e
HP Elitebook 850 G5
14 Laptop 5 APBD PROVINSI BANTEN Windows 10 Pro 64- 2018
Bit Core i7
17 | P a g e
Human Resources Management
1. Kualitas dan Kuantitas masih kurang
2. Belum adanya pembinaan pada sumber daya Manusia Pegawai yang bertugas sebagai
pengadministrasi dan pelayanan belum pernah dilakukan pembinaan, selama ini
menjalankan tata kelola administrasi masih berupa otodidak.
3. Staff Administrasi melaksanakan tugasnya dengan otodidak
Technological Development
1. Belum adanya platform website pengaduan
2. Belum adanya pengadopsian terkait pelaporan digital dari pemprov lain
Procurement
1. Anggaran dana kurang memadai
2. Belum adanya kebutuhan terkait TIM IT
PRIMARY ACTIVITES
Inbond
1. Proses Pelayanan Masih menerima laporan berbentuk fisik
Gambar 3.7 Pelayanan menerima laporan fisik
18 | P a g e
2. Proses surat Masuk masih berupa fisik, sehingga adanya resiko tidak terdistribusi dengan
baik
3. Disposisi Surat masih secara tertulis, sehingga dapat adanya resiko kesalahan dalam
menulis
19 | P a g e
4. Pendistriubusian Surat Masuk Relatif Cepat.
Pendistribusian surat masuk cepat dikarenakan staff administrasi langsung
memeroses disposisi ketika surat sudah masuk
Operations
1. Kegiatan pengawasan Ketenagakerjaan sering terhambat dikarenakan beberapa faktor, dari
terhalang pada disposisi turun, sampai dengan Ketersediaan Petugas Pengawas
2. Seringnya Terbentur pada Jadwal petugas pengawas yang padat
3. Proses penerbitan Surat Legal (output) terhalang karena diperlukan tanda tangan Kepala
Dinas pada surat tersebut, yang dimana perlu ada perjalanan ke kantor Dinas Induk
4. Adanya dukungan Stakeholder yang menunjang kegiatan
5. Tim work yang terkesan Baik dalam melakukan proses pengolahan data
6. Adanya kondisi yang baik antara Tim Administrasi dengan Pengawas
ketenagakerjaan
7. Belum optimalnya pelayanan pelaporan ketenagakerjaan
Outbond
1. Laporan Hasil Pemeriksaan masih bersifat manual
2. Tanda terima atas laporan masih tertulis belum digital
3. Tindak lanjut dari laporan hasil pemeriksaan banyak yang belum dilakukan, seperti kegiatan
pengontrolan, pengendalian, dan tindak lanjut hasil temuan pada saat pemeriksaan.
20 | P a g e
Service
1. Perubahan Kultur Kerja pada Perusahaan bagi pekerjanya, hasil dari pemeriksaan banyak
yang memperbaiki aturan atau melaksanakan aturan aturan terkait ketenagakerjaan yang
sebelumnya tidak diketahui.
2. Pembekalan kepada pekerja atau calon pekerja terkait dunia usaha
3. Terlaksananya penegakan hukum pada dunia usaha.
3. Prioritas Isu
Analisis USG
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode teknik scoring. Caranya dengan menentukan Urgency, Seriousness dan Growth dengan
menggunakan skala nilai 1-5, suatu masalah dengan skor tertinggi merupakan prioritas dari
masalah tersebut
Tabel 3.5 USG
No Permasalahan U S G Total Nilai Rangking
4 Pengawasan Ketenagakerjaan 5 4 3 12 IV
sering terhambat
21 | P a g e
U: Urgency adalah tingkat urgensitas (kemendesakan masalah) permasalahan.
S: Seriuosness adalah tingkat keseriusan/kegawatan, apabila masalah tidak
diselesaikan dapat berakibat serius pada masalah lainnya.
G: Growth adalah tingkat perkembangan / dampak masalah tersebut apabila dibiarkan.
Keterangan Skor:
a.Nilai 5 menunjukan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan sangat tinggi
b. Nilai 4 menunjukkan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan tinggi.
c.Nilai 3 menunjukkan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan cakap.
d. Nilai 2 menunjukkan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan rendah.
e.Nilai 1 menunjukkan nilai urgensi, keseriusan dan perkembangan sangat kurang.
Problem Three
Gambar 3.9 Problem Tree
Tingginya komplain atau keluhan dari Penanganan Kasus dan Kecelakaan Kerja
tenaga kerja yang terlambat
22 | P a g e
Pelayanan pelaporan ketenagakerjaan
Kualitas & Kuantitas SDM yang kurang
masih manual
Objective Analysis
Gambar 3.10 Objective Analysis
Minimnya komplain atau keluhan kepada Penanganan Kasus dan Kecelakaan Kerja
UPTD Wasnaker Tangerang & Tangsel tepat waktu
A. Terobosan - Inovasi
Pada penjelasan gambar serta tabel diatas, secara security sistem/ meningkatkan
kemananan website pada perancangan aplikasi antara lain, sebagai berikut:
a. Menginstall SSL. Saat ini, banyak sekali web yang menggunakan Secure Sockets Layer
(SSL);
d. Kombinasi alphabet, nilai numeric, juga nomor pada Password/Kata Sandi User;
Beikut ini cara kerja Sistem Pendeteksi dan Penanganan/ menghindari Serangan ke Jaringan
(Instrusion Detection System) Pada Aplikasi Pelayananan Ketenargakerjaan berbasis online.
Gambar 4.2
Instrusion Detection System (IDS)
Tanda terima pelaporan berupa Tanda terma berupa soft file dan
fisik (stempel basah dan kertas) terdapat TTE
Tabel 4.3
Tahapan Kegiatan Jangka Pendek
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Milestone (Evidance)
1 2 3 4 5
- Mempresentasikan metode
pembinaan ke mentor
- Mengundang narasumber
pelaksanaan pembinaan
- Penggunaan sistem
- Konsultasi/ pelaporanke
Mentor
Tabel 4.4
Tahapan Kegiatan Jangka Menegah
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Milestone (Evidance)
1 2 3 4 5
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
N
Kamis
Kamis
Kamis
Kamis
Jumat
Jumat
Jumat
Jumat
Selasa
Selasa
Selasa
Selasa
Selasa
KEGIATAN
Senin
Senin
Senin
Senin
Senin
Sabtu
Sabtu
Sabtu
Sabtu
Rabu
Rabu
Rabu
Rabu
O ANGAN
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Perancangan website
1.1 membuat konsep website
Pelayanan Pelaporan
1.2 melakukan konsultasi kepada
mentor (pimpinan)
1.3 berkoordinasi dengan pihak IT
untuk pembangunan sistem website
1.4 membentuk Tim Aksi perubahan
melalui rapat internal
2 Menyusun SOP
2.1 Menyusun Draft SOP
2.2 Uji Coba SOP
2.3 Evaluasi SOP
2.4 Penyempurnaan SOP
2.5 Penetapan SOP
3
Pembinaan SDM
.
3.1 Mendata kebutuhan SDM /
Stakeholders serta pemetaan
kopmetensi
3.2 Koordinasi dengan mentor
terkait metode pembinaan
3.3 Mengundang narasumber
3.4 Pelaksanaan pembinaan
35 | P a g e
4
. Uji Coba System
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
N
Selasa
Selasa
Selasa
Selasa
Jumat
Jumat
Jumat
Jumat
Kamis
Kamis
Kamis
Kamis
Kamis
Sabtu
Sabtu
Sabtu
Sabtu
Senin
Senin
Senin
Senin
Rabu
Rabu
Rabu
Rabu
Rabu
KEGIATAN ANGA
O N
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
5 Implementasi dan Monitoring
5.1 Melakukan Implementasi dan
Monitoring secara langsung pada
tenaga kerja
5.2 Memberikan Arahan pengisian
pelayanan pelaporan
ketenagakerjaan
6 Sosialisasi
6.1 Memberikan sosialisasi kepada
tenaga kerja yang mengunjungi
kantor UPTD
6.2 Penyebaran informasi tentang
pelayanan pelaporan online
dengan Sosial media, spanduk /
brosur
7 Evaluasi dan Monitoring
7.1 Membuat form monitoring
7.2 Melakukan Monitoring
pelaksanaan kegiatan
36 | P a g e
7.3 Membuat kuisioner terkait aksi
perubahan
7.4 Analisa Hasil Monitoring
7.5 Analisa Hasil Kuisioner
7.6 Melakukan evaluasi bertahap
atas pelaksanaan Aksi Perubahan
7.7 Melaporkan Hasil Aksi
Perubahan kepada mentor
37 | P a g e
C. Sumber daya
Dalam aksi perubahan pembuatan sistem pengelolaan Pelaporan bagi pekerja dan dunia
usaha perlu dukungan dari beberapa sumber daya organisasi yang ada untuk dimanfaatkan demi
terlaksanakannya aksi perubahan, diantaranya:
1. Tim Efektif
Gambar 4.3 Bagan Struktur Tim Efektif
Mentor
Tb. Tresna
Reformer
Coach
Hendra Eka S.
STANDAR
NO NAMA JABATAN TUGAS PERIODE
KEBERHASILAN
DALAM TIM
Memberikan Tahap
Tb. Tresna
Pembinaan, Penyusunan
1 Karya Sembada, Mentor 100%
Nasehat dan masukan &
SH, ST
pada RAP Pelaksanaan
Sebagai Pelaku utama Tahap
RAP, Memberikan Penyusunan,
arahan dan instruksi Tahap
Anggota Tim Pelaksanaan
Hendra Eka
Efektif,dan 100% dan Tahap
2 Suwarna, SE Reformer
penanggung jawab Evaluasi
jalannya
pelaksanaan RAP
38 | P a g e
Melaksanakan Tata Tahap
Administrasi Administrasi yang Penyusunan,
5 Ritta Setiawati 90%
berkaitan dengan dan Tahap
RAP Pelaksanaan
Tahap
Mendokumentasikan
Asep Penyusunan,
6 Dokumentasi setiap kegiatan dan 90%
Nurwahyudin dan Tahap
tahapan RAP
Pelaksanaan
2. Stakeholders
Adapun Stakeholders yang terlibat dalam proyek perubahan penanganan Pengaduan
masyarakat ini dipisahkan menjadi:
1. Stakeholders internal Kerjasama tim dalam pelaksanaan kegiatan proyek perubahan cukup
optimal meskipun masing-masing anggota tim sibuk dengan tugas pokok masing- masing,
namun tetap membantu dan mendukung untuk melaksanakan proyek perubahan.
2. Stakeholders eksternal Merupakan komponen yang ada diluar organisasi namun dapat menjadi
dukungan terhadap pelaksanaan proyek perubahan penanganan pengaduan masyarakat di UPTD
Pengawasan ketenagakerjaan kota Tangerang dan tangerang selatan. Untuk mengetahui peranan,
kekuatan dan kelemahan serta pengaruh stakeholder, maka dibuat pola pemetaan untuk
mempermudah dalam cara pendekatan terhadap stakeholder sebagai berikut:
39 | P a g e
5 Staff UPTD Yang langsung Defenders +++
Kepengawasan berkontribusi
Ketenaga Kerjaan melaksanakan
Kota Tangerang dan pengelolaan pelaporan
Tangerang Selatan.
40 | P a g e
Pemetaan Kategori Stakeholder
Gambar 4.4 Peta Stakeholders
Power
Latens Promoters
a. Promoters, memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga kekuatan untuk
membantu membuatnya berhasil atau menggagalkanya.
b. Defenders, memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukunganya dalam
komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi program.
c. Latens, tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam program tetapi
memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program jika mereka tertarik.
d. Aphatetics, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak
mengetahui adanya program.
41 | P a g e
Tabel 4.11 Teknik Pengendalian
No Tahapan Kegiatan Waktu Output A Kendala Strategi Evidence Cap Keterangan
Pelaksanaan Antara n Mengatasi aian
kegiatan g Kendala
g
a
r
a
n
1 membuat konsep Minggu-1 Ide dan Adanya kekurangan Konsultasi Arena 100 Evidence
website pelaporan gagasan dan pada Ahli IT perubahan % terlampir
keterbatasan foto dalam
kemampuan lampiran 1
2 melakukan konsultasi Minggu-2 SK kepala Perbedaan persepsi Komunikasi Surat undangan 100 Evidence
kepada mentor UPTD dan Asertif, daftar hadir % terlampir
(pimpinan) pengawas prioritas tentang Responsif, notulen SK dalam
. ketenaga ide proyek dan persuasif tim foto lampiran 2
kerjaan perubahan
3 berkoordinasi dengan Minggu-2 Materi Kebebasan waktu Memberika n Nota dinas 100 Evidence
pihak IT untuk persiapan arahan foto % terlampir
pembangunan sistem dengan dalam
website segera lampiran 3
4 membentuk Tim Aksi Minggu-2 Hasil rapat Pemahaman staf Sosialisasi Surat undangan 100 Evidence
perubahan melalui rapat yang masih kurang edukasi daftar hadir % terlampir
internal. notulen foto dalam
lampiran 4
5 Merancang SOP Minggu-2 Draft SOP Kesalahan Alur Memberiika Draft SOP 100 Evidence
Pelayanan Digital SOP n arahan % terlampir
dalam
lampiran 5
6 Uji Coba SOP Minggu-2 Draft SOP Kesalahan alur Perbaikan Dokumentasi 100 Evidence
proses segera Kegiatan % terlampir
dalam
lampiran 6
7 Evaluasi SOP Minggu-2 Memo Pemahaman staff Perintah Memo 100 Evidence
masih kurang perbaikan Perintah % terlampir
dan arahan dalam
pada staff lampiran 7
8 Sosialisasi SOP Minggu-3 Undanhan Keterbasn waktu Menggunak Dokumentasi 100 Evidence
Sosialisasi an media Kegiatan % terlampir
Zoom / dalam
daring lampiran 8
9 Melakukan Uji Coba Minggu-3 Perintah Pemahaman staf Intruksi Memo 100 Evidence
pada sistem yang pelaksanaa n yang masih kurang yang jelas perintah % terlampir
telah dibentuk kordinasi dalam
lampiran 9
10 Melakukan evaluasi Minggu-3 Draft Pemahaman tim Mendampin Draft website 100 Evidence
pada prototype sistem sistem yang masih kurang gi staff terlampir
%
dalam
lampiran 10
42 | P a g e
11 Menyaring masukan Minggu-4 Memo Adanya kekurangan Perbaikan draft Dokumen 100 Evidence
pada tim efektif terkait isi segera dan Tim, dan SOP % terlampir
dengan draft sistem penulisan dan tata saran dan Penangana n dalam
bahasa draft koreksi dratf Pengaduan lampiran 11
Masyarakat ,
Foto
12 Berkoordinasi dengan Minggu-4 Perintah Keterbatasan waktu Arahan Memo perintah 100 Evidence
mentor terkait draft pelaksanaa n pemahaman yang dengan nota belanja % terlampir
sistem kurang segera dalam
intruksi yang lampiran 12
jelas
komunikasi
edukasi
13 melakukan pengamatan Minggu-4 Memo Pemahaman tim Arahan Memo 100 Evidence
dan pemetaan Jobdesk yang masih kurang segera perintah % terlampir
kompetensi SDM secara intruksi dalam
objektif yang jelas lampiran 13
14 Mendatangkan tenaga Minggu-5 & 6 Dukungan Keterbatasan segera Foto, 100 Evidence
ahli untuk melakukan stakholder waktu melaksana pernyataan % terlampir
pembinaan kepada staff kan dukungan dalam
koordinasi, stake holder lampiran 14
komunikasi
assertif,
persuasif
dan
responsif
15 merancang SOP Minggu-7 Keterbatasan Arahan Draft SOP 100 Evidence
pelayanan berbasis Draft SOP pemahaman alur segera % terlampir
digital intruksi dalam
yang jelas lampiran 15
16 Melakukan Minggu-7 Perintah Pemahaman staf Sosialisasi Instrumen 100 Evidence
pengimplementasian pelaksaan yang masih kurang edukasi monitoring % terlampir
secara langsung pada kegiatan dalam
tenaga kerja lampiran 16
18 Membuat brosur atau Minggu-7 Perintah Keterbatasan Sosialisasi Instrumen 100 Evidence
spanduk sebagai media pelaksaan waktu menggunak monitoring % terlampir
untuk menyebarkan kegiatan an akses dalam
informasi terkait digital lampiran 18
6sistem pelaporan (instagram,
o7nline / digital Wa)
19 Me8lakukan evaluasi Minggu-8 Kegiatan Pemahaman staf Sosialisasi Instrumen 100 Evidence
bertahap atas Bimtek yang masih kurang edukasi monitoring % terlampir
pelaksanaan Aksi monitoring dalam
Perubahan dan evluasi lampiran 19
2. Mitigasi Risiko
Mitigasi risiko merupakan pengambilan langkah – langkah untuk mengurangi kerugian yang
dapat ditimbulkan dari dampak atas risiko. Karena wujud risiko belum bersifat dinamis maka
perlu adanya pengelolaan risiko secara baik dan benar agar tidak berdampak pada kelangsungan
proses aksi perubahan, berikut mitigasi risiko dari aksi perubahan pembuatan Website Pelayanan
Pelaporan Ketenagakerjaan:
43 | P a g e
Tabel 4.12 Mitigasi Risiko
Potensi Kendala /
No Risiko Tindakan Antisipasi
Hambatan
1 Adanya resistensi Aksi perubahan a. Melakukan
dari stakeholders membutuhkan waktu dalam Pendekatan yang
pembuatan aplikasi dan baik kepada seluruh
penginputan data stakeholders
b. Mendorong Pimpinan
Mengeluarkan
Kebijakanterkait
Penggunaan system
Pelayanan tenaga
kerja dan
pengaduan online
44 | P a g e
Berdasarkan hasil identifikasi pengembangan potensi diri dalam aksi perubahan berupa
assesment individu dan atasan serta hasil komunikasi dengan atasan diperoleh beberapa
penilaian dan masukan. Dengan mempertaimbangkan Perwal Nomor 74 tahun 2022
Tentang Manajemen Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara, maka peserta
mengajukan strategi pengembangan kompetensi sebagai berikut:
1) Bentuk Klasikal:
1. Pelatihan teknis Digitalisasi
2) Bentuk Non Klasikal:
a. Mengikuti seminar melalui online
b. Diskusi kelompok terarah(Focus Group Discussion)
Tabel 4.14
Rencana strategi pengembangan kompetensi
Pihak yang Perubahan Cara pengembangan
terdampak kompetensi yang di kompetensi
butuhkan
Adnan Operator / IT Buku/Youtobe/Website
Delidha Munikarti Operator / IT Buku/Youtobe/Website
Ritta Setiawati Operator / IT Buku/Youtobe/Website
Asep Nurwahyudin Operator / IT Buku/Youtobe/Website
45 | P a g e
BAB V
IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN KUALITAS
PELAYANAN
Berkaitan dengan integritas ASN, pemerintah mewajibkan setiap pegawai setia dan taat
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah serta wajib menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
serta perubahannya pada Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 yang kini telah digantikan
dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Integritas tidak dapat lepas dari apa yang dimaksud komitmen, yaitu sumpah/janji PNS/ASN
pada saat pengangkatan menjadi PNS/ASN untuk selalu komit akan setia dan taat kepada
Pancasila, UUD NKRI tahun 1945 dan Pemerintah, akan mentaati segala peraturan
perundang-undangan dan melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab, akan menjaga kehormatan dan martabat negara, pemerintah
dan PNS serta mengutamakan kepentingan negara, akan memegang teguh rahasia negara,
akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat demi negara (Pasal 26 UU tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian).
Pemimpin yang beretika dan berintegritas merupakan aset berharga dalam membangun
pelayanan publik yang berkualitas dan mewujudkan efektivitas pengelolaan UPTD
Pengawasan Ketenagakerjaan kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Untuk menjadi
pemimpin beretika dan berintegritas memerlukan upaya pembentukan karakter melalui
komitmen penerapan budaya kerja yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten dengan Proses Perjanjian kinerja tahun
2023 tentang Budaya Kerja dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif, transparan dan akuntabel.
Dalam pelaksanaan aksi perubahan integritas kepemimpinan diwujudkan melalui
pembangunan komitmen bersama antara project leader dengan unsur pimpinan, mulai dari
atasan langsung, struktural terkait dan top leader. Pembangunan komitmen bersama
menghasilkan persetujuan atasan langsung selaku mentor sebagai bentuk dukungan terhadap
aksi perubahan yang dilakukan, serta surat pernyataan dukungan dari struktural terkait dan
top leader.
Gambar 8
SK Tim efektif
47 | P a g e
48 | P a g e
Gambar 9 (Lembar Dukungan Kepala UPT Sepale)
49 | P a g e
Keterkaitan dengan mata pelatihan
Muhaimin Iskandar, Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, Buku ini menceritakan
tidak hanya apa yang sudah kita capai tapi yang lebih penting ide untuk terus melanjutkan
pendekatan dan kerja ini. Kita semua yakin bahwa penciptaan lapangan kerja merupakan tujuan
sentral dari usaha untuk memulihkan kondisi ekonomi dan sosial. Masih banyak pekerjaan yang
harus diselesaikan di masa depan terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan pengembangan
daerah perdesaan di Indonesia yang masih merupakan tantangan berjangka panjang. Bersama
dengan pemerintah Indonesia dan ILO akan terus berusaha mengatasi tantangan ini untuk
Indonesia yang lebih baik. Copyright © International Labour Organization 2013 First published
2013.
50 | P a g e
Pengawasan Ketenagakerjaan (Pertanian), (keduanya memiliki relevansi dengan
Pemerintahan) telah ditetapkan dalam Deklarasi ILO tahun 2008 tentang Keadilan
Sosial untuk Globalisasi yang Adil (Deklarasi Keadilan Sosial). Deklarasi Keadilan
Sosial mengundang Anggota ILO untuk mengkaji situasi mereka sehubungan dengan
ratifi kasi atau pelaksanaan dari instrumen- 8 instrumen tersebut. Konvensi-konvensi ini
memainkan peranan yang vital dalam memelihara dan mempromosikan kondisi kerja
yang layak melalui sistem pengawasan ketenagakerjaan yang efesien dan efektif; sistem
tersebut merupakan cara yang penting untuk memastikan kesinambungan dalam jangka
panjang dan kemampuan pembangunan ekonomi dan sosial dan perbaikan yang terus
menerus dalam perwujudan pekerjaan yang layak. ILO membantu Negara Anggota
untuk membangun sistem pengawasan ketenagakerjaan yang efi sien dan efektif untuk
memastikan kepatuhan terhadap undang-undang ketenagakerjaan yang terkait dengan
kondisi kerja dan perlindungan pekerja; hal ini termasuk kondisi umum kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja, hubungan industrial, kesetaraan kesempatan dan
perlakuan, penghapusan pekerja anak dan pekerja paksa, dan lain-lain.
Dalam melakukan perubahan pelayanan terhadap tenaga kerja maka Aksi perubahan
dengan menciptakan suatu website yang berbasis internet serta dapat diakses oleh
semua pekerja yang ada di wilayah Banten maupun bukan, maka merupakan cara yang
efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas buruh atau pekerja di dunia industri
1. Tahap Perencanaan
Waktu : 2 Oktober 2023
51 | P a g e
Dokumentasi :
52 | P a g e
Dokumentasi : .
Dokumentasi :
53 | P a g e
Bertemu dengan TIM IT disnakertrans Provinsi Banten, untuk
berkonsultasi sekaligus meminta bantuan terkait perancangan dan
pembangunan Website Pelaporan P2K3. Tim IT Disnakertrans Provinsi
Banten menyanggupi untuk pembuatan sistem dan menjelaskan terkait
opsional yang akan dibuat pada laman website, mengingat batas waktu
yang sangat singkat untuk membangun website skala sedang, tim IT
menginformasikan bahwasannya adanya kendala yang akan didapat
nantinya yaitu mendapatkan Domain System di Diskominfo yang
kemungkinan menjadi penghambat, namun dapat dipastikan akan tetap
jalan dengan menggunakan Local Host / LAN untuk sementara.
2. Menyusun SOP
56 | P a g e
Dokumentas :
i
Dokumentas :
i
Setelah dilakukan Uji Coba bersama tim aksi maka didapatkan adanya alur
yang stuck pada database terutama pada saat daftar masuk.
Kendala yang ada pada SOP segera diatasi dengan melakukan perubahaan
pada alur proses nya dengan mempertimbangkan penggunaan database
yang aman dan minim Trouble.
58 | P a g e
Dokumentas :
i
59 | P a g e
3. Pembinaan SDM
Dokumentasi :
60 | P a g e
Setelah dilakukan Uji Coba bersama tim aksi maka didapatkan adanya alur
yang stuck pada database terutama pada saat daftar masuk.
Dokumentasi :
Kembali berkoordinasi dengan mentor, dimana kali ini saya meminta arahan
terkait pengembangan SDM terutama pada tim Aksi perubahan. Disini saya
meminta saran kepada mentor untuk metode seperti apa untuk
pengembangan kompetensi SDM yang dibutuhkan untuk jalannya rencana
aksi perubahahan, kemudian mentor menyarankan untuk mengundang
narasumber sebuah perusahaan web development untuk didatangkan ke
kantor UPT dan memberikan pembelajaran serta pembekalan pada Tim
aksi perubahaan terkait membangun, merancang dan memeliharan sistem
pelaporan Online.
61 | P a g e
Waktu : 12 Oktober 2023
Dokumentasi :
Setelah dilakukan Uji Coba bersama tim aksi maka didapatkan adanya alur
yang stuck pada database terutama pada saat daftar masuk.
Dokumentasi :
62 | P a g e
Pelaksnaan kegiatan dengan dibekali ilmu pengetahuan oleh narasumber
terkait pembangunan dan tata kelola website, tim aksi perubahan mulai
mengadopsi ilmu yang disampaikan narasumber sehingga mereka mampu
untuk memanajemen website pelaporan dengan baik.
63 | P a g e
4. Uji Coba System
Waktu : 16 s.d 17 Oktober 2023
Dokumentasi :
Tim aksi sedang melakukan uji coba system dengan mengambil sample
data pada perusahaan yang datang ke kantor UPTD. Namun terdapat
kendala pada output nya yaitu tanda terima elektroniknya yang error.
65 | P a g e
5. Implementasi dan Monitoring
Waktu : 1 s.d 10 November 2023
Dokumentasi :
66 | P a g e
Kegiatan : 5.2 memberikan arahan Pengisian pelayanan pelaporan online
Dokumentasi :
67 | P a g e
6. Sosialisasi
Waktu : 13 s.d 17 November 2023
Kegiatan : 6.1 Melakukan Sosialisasi kepada tenaga kerja yang berkunjung ke kantor
UPTD
Dokumentasi :
68 | P a g e
Setiap tamu yang hadir dan melaporkan P2K3 secara manual maka akan
langsung diberikan sosilasisasi terkait adanya pelaporan P2K3 berbasis
online, tidak hanya sekedar mengsosialisasikan, namun tim dan beberapa
pengawas ketenagakerjaan membantu dalam pengisian sehingga untuk
kedepannya bisa langsung dipraktekan oleh perusahaan tersebut
69 | P a g e
70 | P a g e
7. Evaluasi dan Monitoring
Dokumentasi :
Dokumentasi :
71 | P a g e
Waktu : 24 November 2023
Dokumentasi :
Dokumentasi :
72 | P a g e
Waktu : 28 s.d 29 November 2023
Dokumentasi :
73 | P a g e
Dokumentasi :
74 | P a g e
Dokumentasi :
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aksi Perubahan dengan judul “Pelayanan Pelapran Ketenagakerjaan Berbasis
75 | P a g e
Online” telah terlaksana dan mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan terkait.
Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
3. Permasalahan yang diprioritaskan untuk ditangani dalam proyek perubahan selaras
dengan tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha, UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan
Kota Tangerang Dan Tangerang Selatan; Dalam proyek perubahan ini stategi
komunikasi yang paling efektif diterapkan kepada stakeholder adalah dengan
komunikasi interpersonal dan kelompok secara langsung/direct communication.
4. Seluruh target output proyek perubahan pada tahap jangka pendek sudah tercapai
sesuai waktu yang telah ditentukan;
5. Berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingan terhadap proyek
perubahan,stakeholders yang diidentifikasi sebagai latens, apathetics, dan defenders
bergerak menuju kuadran promoters setelah dilaksanakan manajemen komunikasi;
6. Seluruh target output proyek perubahan pada tahap jangka pendek merupakan bahan
untuk mencapai output proyek perubahan pada tahap jangka menengah dan jangka
panjang
B. Saran
Sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan dari capaian Pelaksanaan Aksi
Perubahan yang akan dilaksanakan dalam Tujuan Jangka Menengah dan Tujuan Jangka
panjang, dapat kami sarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam rangka persiapan sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan Optimalisasi
Pelaksana Program Pelayanan Ketenagakerjaan Berbasis Online, perlu dilaksanakan
peningkatan kapasitas SDM di UPTD. Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Tangerang
dan Tangerang Selatan agar mampu menyampaikan informasi terkait petunjuk
pelaksanaan dan Aplikasi e-Wasnaker dengan baik dan benar;
2. Menjadikan agenda uji coba Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan Optimalisasi
Pelaksana Program Pelayanan Ketenagakerjaan Berbasis Online sebagai input untuk
perbaikan petunjuk pelaksanaan dan Aplikasi e-WasnakerI;
3. Perlunya inegrasi data API dari OSS maupun data e-KTP (DPK3KKB Provinsi Banten)
untuk lebih terkontrol keakuran data, serta penerapan system GIS secara maping titik
koordinat keberadaan perusahaan yang sudah terdaftar dalam proses pelaporan P2K3
Perusahaan di Kota Tangerang dan tangerang Selatan.
76 | P a g e
DAFTAR PUSAKA
77 | P a g e
Budi, S., & Tyastianti, D. (2021). Modul Manajemen Mutu Pelatihan Kepemimpinan Pengawas.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Damayanti, F. (2021). Modul Studi Lapangan Pelayanan Publik Pelatihan Kepemimpinan Pengawas.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Darmawan, C., Rahmadi, H., Gugustomo, G., & Hassan, F. (2021). Modul Bela Negara
Kepemimpinan Pancasila Pelatihan Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Darmawan, C., Rahmadi, H., Gugustomo, G., Hassan, F., & Handoko, R. (2021). Modul Etika Dan
Integritas Kepemimpinan Pancasila Pelatihan Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Irawati, E., Zakiyah, S., & Kartikaningsih, M. A. (n.d.). Modul Aksi Perubahan Kualitas Pelayanan
Publik Pelatihan Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Iriyanto, H. (2021a). Modul Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Pelayanan Publik Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Iriyanto, H. (2021b). Modul Perencanaan Kegiatan Pelayanan Publik Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
KepLAN. (2023). Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor: 2/K.1/PDP.07/2023 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan.
Marpaung, P. ., & Supriyono, A. (2021). Modul Membangun Tim Efektif Di Era New Normal Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Rahayu, A., & Wahyudi, H. (2021). Modul Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Riyadi. (2021). Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Manajemen Pengawasan. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Suprapti, W. (2021). Modul Berpikir Kreatif Dalam Pelayanan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
78 | P a g e
LAMPIRAN
79 | P a g e