Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

ILMU SOSIOLOGI
NAMA:Geovanni Alifian Ramadhan

NIM: 051571599

SebelumAndamengerjakansoal,silakanbacaartikelpadalink berikutinidengan seksama.

https://aceh.tribunnews.com/2023/08/28/bunuh-pemuda-aceh-3-oknum-tni-jadi-
tersangka-termasuk-praka-rm-panglima-minta-pelaku-dihukum-mati

Setelahmembacaartikel,silakanAndakerjakansoalberikut:

1. Dalam pemberitaan disebutkan bahwa oknum yang menyekap dan


membunuhPemudaasalAcehmerupakanoknumanggotaTNI.Terkait hal
ini, berikan analisis Anda mengenai masalah ini dengan teori perilaku.
2. Selain melalui persidangan/hukum, menurut Anda, ada kah sanksi lain
yangpatutditerapkanpadakejahatanyangdilakukanolehoknumaparat
pertahanan negara seperti TNI dan POLRI? Kaitkan dengan materi
control sosial
3. BerikananalisisAndamengenaidampakdariperilakumenyimpangatau
kejahatan yang dilakukan oknum TNI tersebut terhadap institusi tempat
mereka bekerja. Apakah akan merusak tatanan sosial yang selama ini
ada pada institusi tersebut?

Kerjakandenganmenggunakanbahasadanpenjelasansendiri,dilarangkeras
mengumpulkan jawaban hasil plagiasi dari jawaban dan tulisan orang lain.
JAWABAN:

1. AnalisisMasalahPenyekapandanPembunuhanolehOknumAnggotaTNI

Masalah penyekapan dan pembunuhan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI dapat
dianalisis menggunakan teori perilaku. Salah satu teori yang relevan adalah teori perilaku
devian.

TeoriPerilakuDevian

Teori perilaku devian menjelaskan mengapa individu melakukan tindakan yang melanggar
norma-norma sosial. Dalam kasus ini, oknum anggota TNI melakukan tindakan penyekapan
dan pembunuhan, yang jelas melanggar hukum dan norma-norma sosial.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku devian oknum anggota TNI dalam kasus
ini adalah:

1. Faktor Individu: Oknum anggota TNI yang melakukan tindakan tersebut mungkin
memiliki karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilakunya. Misalnya, mereka
mungkin memiliki masalah psikologis atau gangguan kepribadian yangmempengaruhi
kemampuan mereka untuk mengendalikan emosi dan bertindakdengan rasional.
2. Faktor Sosial: Lingkungan sosial di mana oknum anggota TNI berada juga dapat
mempengaruhiperilakumereka.Misalnya,budayakorupsiataukekerasanyangadadi
lingkungan mereka dapat mempengaruhi norma dan nilai yang mereka anut.
3. Faktor Organisasi: Struktur organisasi TNI dan budaya yang ada di dalamnya juga
dapat mempengaruhi perilaku oknum anggota TNI. Misalnya, jika terdapat budaya
yang membenarkan atau memfasilitasi tindakan kekerasan atau penyalahgunaan
kekuasaan, oknum anggota TNI mungkin merasa bahwa tindakan mereka tidak akan
mendapatkan konsekuensi yang serius.

Implikasi dan Solusi : Kasus ini menunjukkan adanya masalah serius dalam organisasi TNI
yang perlu ditangani. Beberapa implikasi dan solusi yang dapat diambil adalah:

1. Penegakan Hukum: Oknum anggota TNI yang terlibat dalam tindakan penyekapan
dan pembunuhan harus diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Ini akan
menunjukkan bahwa tidak ada toleransi terhadap tindakan melanggar hukum, bahkan
jika dilakukan oleh anggota TNI.
2. Reformasi Organisasi: Organisasi TNI perlu melakukan reformasi untuk mengatasi
masalah perilaku devian. Ini dapat melibatkan perubahan dalam budaya organisasi,
peningkatan pengawasan internal, dan peningkatan pelatihan etika dan
profesionalisme.
3. Pendidikan dan Pelatihan:Pendidikan dan pelatihan yang lebih baik tentang hak asasi
manusia, etika, dan tanggung jawab sosial harus diberikan kepada anggota TNI. Ini
akan membantu mengubah norma dan nilai yang ada di dalam organisasi.
4. KeterlibatanMasyarakat:Masyarakat juga perluterlibat dalammengatasimasalah ini.
Masyarakatharusmelaporkantindakanmelanggarhukumyangdilakukanoleh
oknum anggota TNIdan mendukungpenegakan hukum yangadil.Dengan mengambil
langkah-langkah ini, diharapkan masalah perilaku devian oleh oknum anggota TNI
dapat dikurangi dan organisasi TNI dapat menjadi lebih profesional dan bertanggung
jawab.

2. Selain melalui proses hukum, penerapan sanksi administratif dan etika profesional
merupakan aspek kontrol sosial yang penting. Institusi seperti TNI dan POLRI harusmemiliki
mekanisme internal yang efektif untuk menanggapi dan memberikan sanksi terhadap
anggotanya yang terlibat dalam kejahatan. Sanksi administratif, seperti pemecatan atau
penonaktifan, dapat menjadi langkah efektif untuk memastikan akuntabilitas internal. Agar
tidak terjadi lagi kasus seperti ini, seharusnya tindakan hukum yang dipakai juga bukanhanya
sekedar tindakan hukum militer tetapi dilakukan juga tindakan pidana utama.karenakasus ini
dilakukan dengan terrancana dan memakan 1 korban jiwa yang dimana korbanmemiliki hak
untuk hidup dan hak untuk membela diri.

Adapunbeberapa tindakpidana-pidanaUtama :

1. Pidanamati

2. Pidana penjara

3. Pidana tutupan

.Pidana-pidanaTambahan:

1. Pemecatandaridinasmiliterdenganatautanpapencabutanhaknyauntukmemasukiangkatan
bersenjata.

2. Penurunan pangkat

3. Pencabutan hak-hak yang disebut pada pasal 35ayat 1pada


nomor1,2,dan3KUHP.1 .
3. Perilaku menyimpang atau kejahatan yang dilakukan oleh oknum TNI dapat memiliki
dampak serius pada institusi tersebut. Selain merusak reputasi dan kepercayaan masyarakat
terhadap institusi, hal ini juga dapat mengganggu disiplin internal dan menimbulkan
ketidakstabilan. Dalam jangka panjang, jika tidak ditangani dengan baik, dapat merusak
tatanan sosial dan nilai-nilai yang menjadi dasar dari institusi tersebut, mengancam
keberlanjutan dan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, penanganan kasus seperti ini
perlu melibatkan upaya serius dalam menjaga integritas dan moralitas institusi terkait.

Sumber:

https://news.detik.com/.

https://www.neliti.com/id/publications/152921/tindakan-hukum-bagi-oknum-tni-yang-
melakukan-kekerasan-terhadap-masyarakat-sipil

Anda mungkin juga menyukai