Anda di halaman 1dari 4

Nama: Alisa Putri Maharani

NIM: 051623633
Prodi: Ilmu Komunikasi
Tugas 3 Sosiologi

Analisis terhadap kasus seperti ini dapat melibatkan beberapa teori perilaku dan faktor yang
mempengaruhinya. Berikut adalah beberapa teori perilaku yang bisa menjadi relevan dalam
konteks ini:
1. Teori Kelompok Sosial:
Analisis: Dalam konteks militer, kelompok sosial seperti satuan militer bisa menjadi faktor yang
kuat dalam membentuk perilaku anggotanya. Terdapat tekanan untuk mematuhi aturan
kelompok, dan sikap solidaritas seringkali tinggi.
Dampak: Jika oknum tersebut terbukti sebagai anggota TNI, mungkin ada elemen tekanan
kelompok atau budaya yang mempengaruhi tindakan tersebut. Apakah perilaku tersebut terkait
dengan praktik internal tertentu atau norma kelompok yang merugikan individu lain perlu
diinvestigasi.
2. Teori Kepribadian:
Analisis: Faktor-faktor kepribadian individu, seperti tingkat agresivitas, impulsivitas, atau
kecenderungan untuk menggunakan kekerasan, bisa memainkan peran penting dalam kasus
semacam ini.
Dampak: Jika oknum tersebut memiliki riwayat kepribadian yang mencirikan potensi kekerasan,
ini dapat memberikan wawasan tentang apa yang mungkin menjadi pendorong tindakan tersebut.
3. Teori Stress:
Analisis: Anggota TNI mungkin menghadapi tekanan dan stres yang tinggi dalam tugas-tugas
mereka, terutama jika mereka terlibat dalam operasi yang melibatkan keamanan atau konflik.
Stres yang tidak terkelola dapat berkontribusi pada perilaku yang tidak tepat.
Dampak: Pemahaman terhadap tingkat stres yang dialami oleh anggota TNI tersebut dapat
membantu dalam menilai bagaimana faktor-faktor eksternal mungkin memengaruhi perilaku
mereka.
4. Teori Sosialisasi:
Analisis: Pelatihan dan sosialisasi dalam lingkungan militer dapat membentuk pandangan dan
sikap anggota terhadap tindakan tertentu.
Dampak: Pertanyaan tentang bagaimana nilai-nilai atau norma-norma militer mungkin
mempengaruhi persepsi dan perilaku anggota TNI perlu dieksplorasi.
5). Teori Kekuasaan:
Analisis: Kekuasaan yang dimiliki oleh anggota TNI dapat mempengaruhi perilaku mereka,
terutama jika tidak ada mekanisme efektif untuk mengawasi atau mengendalikan kekuasaan
tersebut.
Dampak: Pertanyaan tentang bagaimana kontrol dan akuntabilitas terhadap anggota TNI diatur
dan diimplementasikan dapat menjadi fokus, terutama jika ada indikasi penyalahgunaan
kekuasaan.
Analisis semacam ini perlu dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan fakta-fakta
yang terlibat dalam kasus spesifik dan menghindari generalisasi yang tidak berdasar. Investigasi
yang mendalam dan transparan perlu dilakukan untuk mengungkap kebenaran dan menetapkan
tanggung jawab.
1. Selain melalui proses hukum dan persidangan, sanksi pada kejahatan yang dilakukan oleh
oknum aparat pertahanan negara seperti TNI dan POLRI dapat juga diterapkan melalui
mekanisme kontrol sosial. Kontrol sosial merujuk pada upaya-upaya yang dilakukan oleh
masyarakat untuk mengendalikan perilaku individu atau kelompok agar sesuai dengan norma-
norma sosial yang berlaku. Beberapa bentuk kontrol sosial yang dapat diterapkan pada oknum
aparat pertahanan negara yang melakukan kejahatan meliputi:
1). Boikot Sosial:
• Masyarakat bisa melakukan boikot terhadap individu atau kelompok tertentu. Hal ini dapat
mencakup menolak bekerjasama atau bergaul dengan oknum tersebut, baik di tingkat individu
maupun institusional.
2). Media dan Opini Publik:
• Media massa dan opini publik memiliki peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat
terhadap kasus tersebut. Pemberitaan yang kritis dan tajam dapat mengekspos kejahatan dan
mendukung tuntutan keadilan.
3). Demonstrasi dan Unjuk Rasa:
• Masyarakat dapat mengorganisir demonstrasi atau unjuk rasa untuk mengecam perilaku oknum
aparat yang melanggar hukum. Aksi ini dapat menekan pemerintah untuk mengambil tindakan
tegas.
4). Pengawasan Masyarakat Sipil:
• Organisasi masyarakat sipil dapat memainkan peran dalam mengawasi dan melaporkan
pelanggaran hak asasi manusia atau kejahatan oleh aparat keamanan. Mereka dapat berperan
sebagai pengawas independen.
5). Pendekatan Pendidikan dan Sosialisasi:
• Program pendidikan dan sosialisasi masyarakat tentang hak asasi manusia, prinsip-prinsip
demokrasi, dan kewajiban aparat keamanan dapat membantu menciptakan kesadaran masyarakat
akan norma-norma yang diharapkan dari oknum tersebut.
6). Pemanggilan Tanggung Jawab oleh Pimpinan Institusi:
• Pemimpin TNI dan POLRI harus memainkan peran penting dalam menegakkan disiplin dan
menjaga kehormatan institusi. Tindakan tegas terhadap oknum yang melanggar aturan dan etika
adalah langkah yang diperlukan.
7). Audit dan Pengawasan Internal:
• Mekanisme audit dan pengawasan internal yang kuat dalam institusi militer dan kepolisian dapat
membantu mendeteksi dini perilaku yang tidak etis atau melanggar hukum.
Penerapan kontrol sosial ini membutuhkan kerjasama dan partisipasi aktif masyarakat. Penting
untuk menciptakan mekanisme yang memastikan bahwa kontrol sosial dilakukan secara adil dan
tidak menimbulkan ketidakadilan. Sebagai bagian dari sistem kontrol sosial, transparansi,
akuntabilitas, dan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan menjadi kunci.

2. Perilaku menyimpang atau kejahatan yang dilakukan oleh oknum TNI dapat memiliki dampak
yang signifikan terhadap institusi tempat mereka bekerja. Dampak ini tidak hanya bersifat
internal terhadap kehormatan dan integritas institusi tersebut, tetapi juga dapat merusak tatanan
sosial yang telah dibangun di sekitar lembaga tersebut. Beberapa dampak potensial meliputi:
1). Kehilangan Kepercayaan Masyarakat:
Kejahatan yang dilakukan oleh oknum TNI dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan
masyarakat terhadap institusi tersebut. Kepercayaan publik yang rusak dapat berdampak negatif
pada hubungan antara militer dan masyarakat, serta melemahkan dukungan publik terhadap
keberadaan dan fungsi institusi.
2). Kerugian Reputasi Institusi:
Reputasi institusi TNI bisa rusak akibat tindakan oknum yang melanggar hukum. Dalam jangka
panjang, kerugian reputasi ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap
profesionalisme, keadilan, dan kepatuhan hukum institusi militer.
3). Potensi Pencemaran Citra Profesionalisme:
Perilaku menyimpang dapat menciptakan stereotip negatif terhadap profesionalisme dan etika
militer secara umum. Hal ini dapat merusak pandangan bahwa aparat pertahanan negara,
termasuk TNI, harus menjadi penjaga keamanan dan penegak hukum yang dapat dipercaya.
4). Pemecatan atau Tindakan Hukum Internal:
Pihak internal institusi TNI mungkin harus mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang
terlibat dalam kejahatan. Tindakan ini bisa mencakup pemecatan, penonaktifan, atau proses
hukum internal yang sesuai dengan kode etik militer.
5). Gangguan pada Kedisiplinan Internal:
Kejahatan yang dilakukan oleh oknum dapat merusak disiplin internal di dalam institusi. Ini bisa
menciptakan ketidakpercayaan dan ketidakstabilan di antara anggota yang sebaliknya diharapkan
untuk bekerja sebagai satu kesatuan yang terorganisir.
6). Ketidaknyamanan Sosial:
Tindakan kejahatan dapat menciptakan ketidaknyamanan sosial di antara anggota masyarakat
yang mungkin merasa terancam atau tidak aman dalam interaksi mereka dengan institusi
tersebut.
7). Perubahan Kebijakan dan Reformasi Internal:
Kejahatan dapat memicu perubahan kebijakan dan reformasi internal dalam upaya memperbaiki
tata kelola dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Hal ini bisa melibatkan peningkatan
pengawasan, pelatihan etika, atau perubahan dalam struktur kepemimpinan.
8). Pengaruh pada Rekrutmen dan Moril Anggota:
Kehadiran oknum yang terlibat dalam kejahatan dapat mempengaruhi moral dan semangat
anggota yang bersih dan bertanggung jawab. Hal ini dapat mempersulit proses rekrutmen dan
memotivasi para personel untuk menjaga reputasi baik institusi.

Dalam mengatasi dampak-dampak tersebut, transparansi, akuntabilitas, dan tindakan tegas


terhadap oknum yang terlibat sangat penting. Langkah-langkah tersebut penting untuk
memulihkan kepercayaan masyarakat, menjaga integritas institusi, dan membangun kembali
tatanan sosial di sekitar lembaga pertahanan negara

Referensi
SELAIN MELALUI PERSIDANGAN/HUKUM, MENURUT ANDA, Ada Kah Sanksi Lain
yang Patut Diterapkan Pada Kejahatan yang Dilakukan Oleh Oknum Aparat Pertahanan,
https://www.dikasihinfo.com/news/98010875999/selain-melalui-persidanganhukum-menurut-
anda-ada-kah-sanksi-lain-yang-patut-diterapkan-pada-kejahatan-yang-dilakukan-oleh-oknum-
aparat-pertahanan

Perilaku Menyimpang - Bentuk, Penyebab, Dampak dan Penanganan,


https://www.kajianpustaka.com/2023/07/perilaku-menyimpang.html
Kronologi Pemuda Aceh Diduga Dianiaya Anggota Paspampres hingga Tewas,
https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/28/121548665/kronologi-pemuda-aceh-diduga-dianiaya-anggota-
paspampres-hingga-tewas

Anda mungkin juga menyukai