Anda di halaman 1dari 2

Merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendiikan, dan

merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi vang berbelit serta mahasiswa
diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai. Menurut Nadiem
Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang
berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.
Adanya konsep belajar merdeka tentunya bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada
mahasiswa untuk belajar diluar kampus. Konsep tersebut terus dikembangkangkan oleh
kemendikbud sebagai upaya untuk mendapatkan calon pemimpin masa depan yang berkualitas.
Apa Itu Kampus Merdeka?
Kampus merdeka pada dasarnya menjadi sebuah konsep baru yang membiarkan
mahasiswa mendapatkan kemerdekaan belajar di perguruan tinggi. Konsep ini pada dasarnya
menjadi sebuah lanjutan dari sebuah konsep yang sebelumnya yaitu merdeka belajar.
Ini merupakan sebuah implementasi dari visi misi yang dimiliki oleh Presiden Joko Widodo
guna menciptakan adanya SDM yang lebih unggul. Perencanaan pada konsep kampus merdeka
ini pada dasarnya hanya perlu untuk mengubah peraturan menteri saja. Konsep kampus yang
merdeka rencananya akan segera dilangsungkan untuk mendapatkan kualitas pembelajaran yang
lebih berkualitas.
Dalam penerapannya, konsep ini nantinya mahasiswa akan diberikan keleluasaan selama
dua semester pada program belajarnya untuk melakukan kegiatan diluar kelas. Konsep ini pada
dasarnya menjadikan mahasiswa untuk lebih bersosialisasi dengan lingkungan diluar kelas.
Jadi, mahasiswa nantinya secara tidak langsung akan diajak untuk belajar caranya hidup di
lingkungan masyarakat. Pada dasarnya kebijakan tersebut bertujuan untuk dapat mengenalkan
adanya dunia kerja pada mahasiswa sejak dini. Sehingga kemudian mahasiswa akan jauh lebih
siap kerja setelah nantinya lulus dari sebuah perguruan tinggi yang tersedia.
Menteri Nadiem pada dasarnya telah menciptakan sebuah terobosan yang akan mendorong
mahasiswa untuk bisa belajar selama dua semester diluar kampus. Perencanaan kampus merdeka
menjadi sebuah upaya untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa dalam menentukan mata
kuliah yang nantinya akan diambil.
Tujuan dari penerapan kampus yang merdeka adalah agar mahasiwa nantinya memiliki
kemampuan untuk menguasai beragam keilmuan yang berguna didunia kerja nantinya. Dalam
kampus yang merdeka sendiri ada empat hal yang disampaikan oleh menteri nadiem makarim.
Empat hal tersebut akan dibahas secara lengkap didalam pembahasan dibawah ini agar Anda bisa
lebih paham akan hal tersebut.

Mendikbud menerangkan bahwa paket kebijakan Kampus Merdeka ini menjadi langkah awal
dari rangkaian kebijakan untuk perguruan tinggi. Kampus Merdeka mengusung empat kebijakan
di lingkup perguruan tinggi:
1. Sistem akreditasi perguruan tinggi Dalam program Kampus Merdeka, program re-
akreditasi bersifat otomatis untuk seluruh peringkat dan bersifat sukarela bagi perguruan
tinggi dan prodi yang sudah siap naik peringkat. Akreditasi yang sudah ditetapkan Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tetap berlaku selama 5 tahun namun
akan diperbaharui secara otomatis. Pengajuan re-akreditasi PT dan prodi dibatasi paling
cepat 2 tahun setelah mendapatkan akreditasi yang terakhir kali. Untuk perguruan tinggi
yang berakreditasi B dan C bisa mengajukan peningkatan "Nanti, Akreditasi A pun akan
diberikan kepada perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan akreditasi internasional.
Daftar akreditasi internasional yang diakui akan ditetapkan dengan Keputusan Menteri,"
tambah Nadiem. Evaluasi akreditasi akan dilakukan BAN-PT jika ditemukan penurunan
kualitas meliputi pengaduan masyarakat dengan disertai bukti konkret, serta penurunan
tajam jumlah mahasiswa baru yang mendaftar dan lulus dari prodi ataupun perguruan
tinggi.
2. Hak belajar tiga semester di luar prodi Kampus Merdeka yang kedua memberikan hak
kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar prodi dan melakukan perubahan
definisi Satuan Kredit Semester (SKS). "Perguruan tinggi wajib memberikan hak bagi
mahasiswa untuk secara sukarela, jadi mahasiswa boleh mengambil ataupun tidak SKS di
luar kampusnya sebanyak dua semester atau setara dengan 40 SKS,P ujar Nadiem. Ia
melanjutkan, "Ditambah, mahasiswa juga dapat mengambil SKS di prodi lain di dalam
kampusnya sebanyak satu semester dari total semester yang harus ditempuh. Ini tidak
berlaku untuk prodi kesehatan." Nadiem menilai saat ini bobot SKS untuk kegiatan
pembelajaran di luar kelas sangat kecil dan tidak mendorong mahasiswa untuk mencari
pengalaman baru, terlebih di banyak kampus, pertukaran pelajar atau praktik kerja justru
menunda kelulusan mahasiswa. Lebih lanjut, Mendikbud menjelaskan terdapat perubahan
pengertian mengenai SKS. Setiap SKS diartikan sebagai 'jam kegiatan', bukan lagi 'jam
belajar'. Kegiatan di sini berarti belajar di kelas, magang atau praktik kerja di industri
atau organisasi, pertukaran pelajar, pengabdian masyarakat, wirausaha, riset, studi
independen, maupun kegiatan mengajar di daerah terpencil. "Setiap kegiatan yang dipilih
mahasiswa harus dibimbing oleh seorang dosen yang ditentukan kampusnya. Daftar
kegiatan yang dapat diambil oleh mahasiswa dapat dipilih dari program yang ditentukan
pemerintah dan/atau program yang disetujui oleh rektornya," kata Mendikbud.
3. Pembukaan prodi baru Program Kampus Merdeka memberikan otonomi Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) untuk melakukan pembukaan atau pendirian
program studi (prodi) baru. Otonomi diberikan jika PTN dan PTS tersebut sudah
memiliki akreditasi A dan B, dan telah melakukan kerja sama dengan organisasi dan/atau
universitas yang masuk dalam QS Top 100 World Universities. Pengecualian berlaku
untuk prodi kesehatan dan pendidikan. Ditambahkan oleh Mendikbud, “Seluruh prodi
baru akan otomatis mendapatkan akreditasi C”. Lebih lanjut, Mendikbud menjelaskan
kerja sama dengan organisasi akan mencakup penyusunan kurikulum, praktik kerja atau
magang, dan penempatan kerja bagi para mahasiswa. Kemudian Kemendikbud akan
bekerja sama dengan perguruan tinggi dan mitra prodi untuk melakukan pengawasan.
"Tracer study wajib dilakukan setiap tahun. Perguruan tinggi wajib memastikan hal ini
diterapkan," ujar Mendikbud Nadiem.
4. Kemudahan menjadi PTN-BH Kebijakan Kampus Merdeka yang ketiga terkait
kebebasan bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk
menjadi PTN Badan Hukum (PTN BH). Kemendikbud akan mempermudah persyaratan
PTN BLU dan Satker untuk menjadi PTN BH tanpa terikat status akreditasi.

Sumber :
https://sevima.com/apa-itu-merdeka-belajar-kampus-merdeka/
https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/25/11354331/ini-rangkuman-4-kebijakan-kampus-
merdeka-mendikbud-nadiem?page=all

Anda mungkin juga menyukai