Rizki,+20 Alif+Galih+Syahrul+Abdillah+ (145040201111264)
Rizki,+20 Alif+Galih+Syahrul+Abdillah+ (145040201111264)
water and weed tea plants. The ex- hold), sehingga sama sekali tidak bertujuan
periment arranged as a Randomized Block menekan populasi gulma sampai nol
Design (RBD) with 7 treatments and 4 repli- Herbisida mempunyai kemampuan
cations. The treatment of each herbicide untuk dapat membunuh meskipun dalam
dose consists of Without Control, Ammo- konsentrasi rendah. Jumlah konsentrasi
nium Glufosinate 225 g ha-1, Methyl Metsul- herbisida juga dapat menentukan terjadinya
furon 20 g ha-1, Ammonium Glufosinate 300 hambatan atau pemacuan pada suatu per-
g ha-1, Methyl Metsulfuron 40 g ha-1, tumbuhan. Pada umumnya dengan sema-
Ammonium Glufosinate 175 g ha-1 + Methyl kin meningkatnya konsentrasi maka sema-
Metsulfuron 20 g ha-1, Ammonium Glu- kin meningkat pula penekanannya. Peng-
fosinate 200 g ha-1 + Methyl Met-sulfuron gunaan herbisida campuran dapat mem-
30 g ha-1. The treatment of a mixture of perluas spektrum pengendalian dan juga
Ammonium Glufosinat + Methyl Metsulfuron mengurangi adanya resistensi gulma ter-
herbicide can suppress growth of Setaria hadap satu jenis herbisida.
barbata, Digitaria ciliaris, Commelina
difussa and Ageratum conyzoides and give BAHAN DAN METODE PENELITIAN
different weeds dry weight and suppression
results. The results of observations of phy- Penelitian ini dilaksanakan di kebun
totoxicity of tea plants carried out visually Teh Bantaran PT Perkebunan Nusantara
didn’t show symptoms of poisoning. XII Bantaran, Blitar. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Juli sampai dengan September
Keywords : Ammonium Glufosinat, Methyl 2018.
Metsulfuron, Tea Plant, Weeds Control Alat yang digunakan adalah alat sem-
prot punggung (knapsack sprayer SOLO),
PENDAHULUAN tali plastik, gelas ukur, pasak, cangkul dan
timbangan elektrik. Bahan-bahan yang di-
Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) gunakan dalam adalah herbisida Amoni-um
O Kuntze) berasal dari Asia Tenggara. Teh Glufosinat dengan merk dagang BASTA
ialah tanaman perkebunan yang diman- 150 SL, Metil Metsulfuron 20% dengan
faatkan daunnya. Daun teh digunakan merk dagang ALLY 20 WG, air dan gulma
sebagai bahan baku produk olahan minum- tanaman teh.
an. Tanaman teh merupakan salah satu Rancangan percobaan mengguna-
produk ekspor non migas yang sangat pen- kan Rancangan Acak Kelompok dengan 7
ting sebagai penghasil devisa negara da- perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan
lam perekonomian Nasional. Teh menem- setiap dosis herbisida terdiri dari Tanpa Pe-
pati urutan kelima sebagai sumber devisa ngendalian, Amonium Glufosinat 225 g.ha-1,
dari subsektor perkebunan setelah kelapa Metil Metsulfuron 20 g.ha-1, Amonium Glu-
sawit, karet, kopi dan kakao. Perke-bunan fosinat 300 g.ha-1, Metil Metsulfuron 40
teh di Indonesia mempunyai prospek yang g.ha-1, Amonium Glufosinat 175 g.ha-1+ Me-
baik untuk kedepannya, melihat kon-sumsi til Metsulfuron 20 g.ha-1, Amonium Glufosi-
teh global yang diproyeksikan me-ningkat nat 200 g.ha-1+ Metil Metsulfuron 30 g.ha-1
hampir 3% setiap tahunnya (Ditjenbun, Parameter yang diamati adalah mor-
2013). talitas gulma, berat kering dan penekanan
Pengendalian gulma (weed control) gulma, dan fitotoksisitas pada tanaman teh.
dapat didefenisikan sebagai proses mem- Data pengamatan yang diperoleh diana-
batasi investasi gulma sedemikian rupa se- lisis dengan menggunakan analisis ragam
hingga tanaman dapat dibudidayakan se- (uji F) dengan taraf 5 %. Apabila berpe-
cara produktif dan efisien. Pengendalian ngaruh nyata dilakukan uji lanjut menggu-
gulma bertujuan hanya menekan populasi nakan uji beda nyata jujur (BNJ) dengan
gulma sampai tingkat populasi yang tidak taraf 5%.
merugikan secara ekonomi atau tidak me-
lampaui ambang ekonomi (economic thres-
1532
Pada Tabel 5 di atas dapat dilihat yang memiliki efikasi yang rendah, bobot
bahwa pengendalian gulma dengan herbi- kering yang tinggi menyebabkan per-
sida Amonium Glufosinat dan Metil Metsul- tumbuhan gulma kembali lebih cepat
uron secara campuran pada setiap HSA (Mohamad et. al., 2010).
memberikan hasil yang efektif dalam mene- Menurut Tomlin (1997) Amonium
kan pertumbuhan gulma Rumput Jari. Pada Glufosinat adalah herbisida pasca tumbuh
70 HSA, perlakuan herbisida Amonium bersifat kontak non selektif. Sedangkan Me-
Glufosinat + Metil Metsulfuron dengan dosis til Metsulfuron adalah herbisida pasca tum-
200 + 30 g ha-1 menunjukkan hasil pene- buh sistemik selektif, yang efektif meng-
kanan gulma yang berbeda nyata diban- endalikan gulma berdaun lebar, semak dan
dingkan perlakuan kontrol. Perlakuan herbi- pakis. Gulma berdaun sempit tidak efektif
sida Amonium Glufosinat + Metil Metsul- dikendalikan oleh Metil Metsulfuron, tetapi
furon pada dosis 175 + 30 g ha-1 menunjuk- ketika digunakan secara campuran daya
kan hasil tidak berbeda nyata terhadap kendali Metil Metsulfuron meningkat
perlakuan herbisida Amonium Glufosinat sehingga mampu mengendalikan Digitaria
dan Metil Metsulfuron secara tunggal dalam ciliaris. Hasil penelitian Umiyati (2018) her-
menekan pertumbuhan D. ciliaris pada 56 bisida campuran dengan bahan aktif Amo-
HSA. nium Glufosinat 150 g l-1 dan Metil Metsul-
Pada 70 HSA, perlakuan herbisida furon 5 g l-1 merupakan herbisida yang ber-
Amonium Glufosinat + Metil Metsulfuron sifat selektif dan sistemik yang memiliki
dengan dosis 200 + 30 g ha-1 memberikan spektrum yang luas sebagai pengendali
hasil bobot kering D. Ciliaris yang tidak ber- gulma golongan rumput atau semak, gulma
beda nyata dengan perlakuan herbisida daun lebar dan dapat juga menghambat
lainnya. Perlakuan herbisida Amonium Glu- germinasi biji dan diaplikasikan preemer-
fosinat + Metil Metsulfuron dosis 175 + 30 g gent atau postemergent.
ha-1 menunjukkan hasil bobot kering yang Aplikasi herbisida Amonium Glu-
tidak berbeda nyata terhadap perlakuan fosinat dan Metil Metsulfuron secara
herbisida Amonium Glufosinat dan Metil campuran memberikan hasil yang ber-
Metsulfuron secara tunggal pada 70 HSA. pengaruh nyata terhadap bobot kering dan
Namun hasil tersebut berbeda nyata diban- penekanan C. difussa pada 70 HSA. Pe-
dingkan perlakuan kontrol. ngaruh aplikasi herbisida campuran pada
Penekanan gulma dipengaruhi oleh bobot kering dan penekanan C. diffussa
bobot kering gulma. Perlakuan herbisida ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Bobot Kering dan Penekanan Commelina diffussa
Pada Tabel 6 di atas dapat dilihat perlakuan herbisida dengan nilai tingkat ke-
bahwa penggunaan herbisida Amonium racunan sebesar 0 sehingga tidak terdapat
Glufosinat dan Metil Metsulfuron secara tanaman teh yang mengalami keracunan.
tunggal mendapatkan hasil penekanan gul- Batang tanaman teh yang terkena
ma yang tidak berbeda nyata dengan herbi- langsung butiran semprot herbisida ketika
sida Amonium Glufosinat dan Metil Metsul- dilakukan penyemprotan tidak menunjuk-
furon secara campuran. Penekanan deng- kan gejala keracunan. Hal ini disebabkan
an herbisida tunggal terdapat pada aplikasi batang teh mampu melakukan metabolisme
Metil Metsulfuron dengan dosis 40 g ha-1 komponen-komponen yang terdapat pada
menunjukkan hasil yang tidak berbeda herbisida. Tidak semua molekul herbisida
nyata dengan perlakuan herbisida lainnya. yang masuk ke dalam tumbuhan menjadi
Pada 70 HSA aplikasi herbisida campuran beracun sebab sebagian besar akan meng-
pada semua dosis menunjukkan hasil yang alami reaksi degradasi yang dikatalisis oleh
berbeda nyata dibandingkan aplikasi herbi- enzim dan batang ta-naman memiliki jari-
sida tunggal, namun pada kedua dosis her- ngan periderma sebagai jaringan pe-
bisida campuran Amonium Glufosinat dan lindung menggantikan epidermis yang ter-
Metil Metsulfuron hasilnya tidak berbeda diri dari felogen, felem, dan feloderma. Her-
nyata. bisida tidak dapat masuk kedalam jaringan
Perlakuan herbisida campuran tanaman teh karena pada batang tanaman
Amonium Glufosinat + Metil Metsulfuron teh memiliki kulit luar yang berkayu (Namita
dari semua dosis dapat menekan pertum- et. al., 2012). Menu-rut Mirghasemi et. al.,
buhan, Commelina diffussa serta mem- (2013) pengendalian menggunakan bahan
berikan hasil bobot kering gulma dan kimia memang di-perlukan namun
penekanan gulma yang berbeda. Perlakuan diperlukan tindakan pence-gahan untuk
herbisida campuran Amonium Glufosinat + menghindari bahaya yang di-timbulkan
Metil Metsulfuron dari semua dosis perlaku- pada manusia, tanaman dan ling-kungan.
an yang mendapatkan hasil bobot kering
dan penekanan yang berbeda nyata deng- KESIMPULAN
an herbisida tunggal pada 70 HSA adalah
Amonium Glufosinat + Metil Metsulfuron Dari hasil penelitian yang dilakukan
dosis 200 + 30 g ha-1. Hal ini disebabkan dapat dibuat kesimpulan. Pengendalian gul-
aplikasi herbisida campuran menggunakan ma menggunakan herbisida Amonium Glu-
jenis bahan aktif dan mode of action yang fosinat dan Metil Metsulfuron mampu
berbeda sehingga mampu mengendalikan mengendalikan gulma pada tanaman teh.
dan menekan pertumbuhan gulma. Selain Mortalitas gulma yang dikendalikan meng-
itu, perbedaan dosis herbisida campuran gunakan herbisida secara campuran ter-
menyebabkan terjadinya hasil penekanan bukti mendapat hasil yang lebih tinggi di-
gulma dan bobot kering gulma yang ber- bandingkan herbisida tunggal. Berat kering
beda. Secara umum dengan meningkatnya dan penekanan gulma pada 70 HSA yang
konsentrasi yang digunakan akan semakin dikendalikan menggunakan herbisida cam-
meningkatkan penekanan pada gulma. puran menunjukkan hasil yang berbeda
Pemakaian herbisida yang diharap- nyata dibandingkan dengan herbisida tung-
kan dalam budidaya suatu tanaman adalah gal.
dapat mematikan gulma sasaran tetapi
tidak meracuni tanaman budidaya. Peng- DAFTAR PUSTAKA
amatan fitotoksisitas pada tanaman teh
menghasilkan dilakukan secara visual yang Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013.
diamati pada 14, 28, 42 dan 56 HSA. Hasil Statistik Perkebunan Indonesia 2011-
pengamatan yang telah dilakukan me- 2014: Tanaman Teh
nunjukkan bahwa aplikasi herbisida Amo- Felixia, Cindy., Dad R. J. Sembodo dan
nium Glufosinat dan Metil Metsulfuron se- Kuswanta F. Hidayat. 2017.
cara campuran dengan berbagai dosis tidak Penggunaan Herbisida Amonium
menunjukkan gejala keracunan pada setiap Glufosinat pada Persiapan Lahan Padi
1537