Anda di halaman 1dari 15

PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI

14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 1


TANAMAN JAHE
Jahe (Zingiber officinale Rosc)
adalah tanaman asli dari China Selatan
yang juga dibudidayakan di daerah tropis
dan sub tropis di dunia. Jahe merupakan
salah satu tanaman obat dengan klaim
khasiat paling banyak, di antaranya
sebagai bumbu/penyedap makanan, bahan
baku industri jamu, makanan dan
minuman kesehatan, fitofarmaka serta
produk kosmetik .
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI
14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 2
TANAMAN JAHE
• Penyakit layu bakteri merupakan penyakit
penting dan kendala utama dalam produksi
pada tanaman jahe di banyak negara beriklim
tropis dan sub tropis di dunia (Buddenhagen
dan Kelman 1964; Hayward 1991).

• Penyakit ini disebabkan oleh Ralstonia


solanacearum (Smith) Yabuuchi et al.,

•Di Indonesia, penyakit layu bakteri jahe


ditemukan pada tahun 1971 di Kuningan, Jawa
Barat (Sitepu 1991) kemudian menyebar ke
daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jambi,
Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Utara.
Penyakit ini dapat menurunkan potensi hasil
jahe sampai 90 % (Januwati PENGENDALIAN
1999). PENYAKIT LAYU BAKTERI
14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 3
TANAMAN JAHE
Pengendalian
1. Pengendalian Preventif
` Perlakuan bibit sebagai salah satu cara pengendalian preventif untuk beberapa
penyakit tanaman sudah banyak diketahui pada penelitian yang dilakukan Aeny et
al. (2002) mengenai perlakuan benih dengan bakterisida member pengaruh seperti
pada tabel 1.

PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI


14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 4
TANAMAN JAHE
Perlakuan bibit ini cukup efektif dalam menekan
intensitas penyakit layu bakteri apabila dilakukan sebelum
bibit terinfeksi oleh bakteri.
perlakuan bakterisida berpengaruh nyata terhadap penurunan
intensitas penyakit apabila inokulum bakteri belum berada
dalam jaringan tanaman atau pada inokulasi dengan
penyiraman akar. Akan tetapi, pengaruh tersebut tidak nyata
apabila inokulum bakteri sudah lebih dahulu berada dalam
jaringan tanaman atau inokulasi dengan penyuntikan batang
Menurut Hartati (2012), Penanaman benih jahe yang
sehat sangat diperlukan. Hal in
karena R. Solanacearum merupakan patogen tular benih.
Perlakuan benih dengan antibiotik atau pestisida dapat
dilakukan untukmembunuh patogen yang mungkin terbawa
pada permukaan benih rimpang jahe. Caranya dengan
merendam rimpang jahe dalam larutan streptomisin sulfat
15% danoksitetrasiklin 1,5% selama 2-3 jam yang selanjutnya
dikering anginkan sebelumditanam. Menurut Asman dan
Hadad (1989) perlakuan streptomisin sulfat 15%
danoksitetrasiklin 1,5% dan abu sekam dapat menghambat
gejala penyakit layu bakteri dilapang.
5
Pengendalian
2 Pengendalian secara kultur teknis
• Dalam budidaya pertanian, faktor pengelolaan lahan menjadi unsur utama dalam
upaya mendapatkan hasil panen yang bermutu tinggi. Di lahan endemik dimana R.
Solanacearum sering menimbulkan kerusakan, bakteri bertahan hidup di tanah dan
seresah atau residu inang terinfeksi sehingga menjadi sumber inokulum primer
penyakit pada budidaya jahe berikutnya. Dalam kondisi demikian tindakan sanitasi
lahan dan eradikasi residu inang terinfeksi perlu diterapkan di lahan endemik, untuk
menurunkan populasi patogen dan melenyapkan sumber penyakit di lapangan.

• Hasil penelitian di China menunjukkan bahwa pada tanah miskin yang secara terus
menerus diberi pupuk hijau lebih sedikit mendapat serangan penyakit layu,
dibandingkan tanah yang diberi pupuk anorganik (Lin 1990). Menurut Schonfeld et
al. (2003) pemberian kompos dapat meningkatkan supresifitas tanah sehingga
menekan populasi R. solanacearum dan menurunkan intensitas penyakit layu.

• van-Bruggen dan Termorshuizen (2003) bahwa tanah yang dikelola secara organik
dapat menekan perkembangan R. Solanacearum, sebaliknya tanah yang dikelola
secara konvensional tidak terjadi penekanan bakteri sehingga penyakit layu terus
berkembang.

PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI


14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 6
TANAMAN JAHE
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa yang memberi
pengaruh nyata terhadap intensitas serangan penyakit layu
adalah penggunaan kapur dan pupuk NPK. Hal ini di
akibatkan karena penggunaan kapur yang dapat menurunkan
pH tanah menjadi basa. Pada tanah yang bersifat basa pada
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI
14/05/2018 umumnya
(Ralstoniatingkat serangan
solanacearum bakteri layu relative rendah.
Smith ) PADA 7
TANAMAN JAHE
Pengendalian
• 3 Pengendalian dengan induksi ketahanan tanaman oleh agen hayati
• Salah satu mikroorganisme yang dapat berperan sebagai agensia pengendali hayati
yang potensial untuk dikembangkan adalah Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA)
Indigenus. Mekanisme yang diduga mendukung peran FMA dalam meningkatkan
pertumbuhan dan pertahanan tanaman inang terhadap patogen akar adalah melalui
pengurangan eksudat akar, peningkatan pertumbuhan tanaman inang, penimbunan
unsur mikro dan produksi metabolit sekunder (Linderman 1994; Pfleger &
Linderman 2000).
• Ketahanan tanaman jahe terhadap serangan R.solanacearum ras 4, disebabkan akar
yang telah terkolonisasi FMA akan menghasilkan senyawa kimia yang bersifat
sebagai antimikroba sehingga dapat melindungi perakaran tanaman terhadap
patogen.

PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI


14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 8
TANAMAN JAHE
• Menurut Brundrett (1996) dalam Suharti et al. (2008), struktur FMA dapat
berfungsi sebagai pelindung biologi terhadap patogen akar karena :
• (1) Terdapatnya selaput hifa yang berfungsi sebagai penghalang masuknya
patogen,
• (2) Mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat
lainnya sehingga tercipta lingkungan tidak sesuai bagi perkembangan patogen,
• (3) FMA dapat mengeluarkan antibiotik yang dapat mematikan atau menghambat
pertumbuhan patogen, dan
• (4) Akar tanaman yang sudah terkolonisasi FMA tidak dapat atau sulit dipenetrasi
oleh patogen karena patogen harus berkompetisi dengan FMA terlebih dahulu.
Inokulasi FMA dapat mempengaruhi respon fisiologis dan biokimia, melalui
peningkatan aktivitas enzim dan kandungan senyawa kimia yang menghambat
perkembangan patogen (Ming & Hui 1994; Pfleger & Linderman 2000).

PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI


14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 9
TANAMAN JAHE
Pengendalian
• 4 Pestisida Nabati
• beberapa jenis tanaman seperti daun
jambu biji Psidium guajava,
cangkang biji mangga Garcinia
mangostana, rimpang kunyit
Curcuma longa, akar rumput teki
Cyperus rotundus, ekstraknya
mengandung senyawa aktif yang
mampu menekan R. solanacearum
penyebab penyakit layu pada tomat
(Vudhivanich, 2003).
• Pengendalian kimia menggunakan
Uji in vitro dengan menggunakan
bahan kimia terhadap pertumbuhan
Ralstonia solanacearum.
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI
14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 10
TANAMAN JAHE
Hasil penelitian yang
dilakukan Raghu, (2011)
menunjukkan bahwa
soapnut + meswak
sebesar 20 persen
menunjukkan
penghambatan
tertinggi 1,41 cm,
diikuti oleh efek
gabungan urin sapi +
kotoran sapi + kapur
(difermentasi selama 48
- 72 jam) pada 20
persen yang
menunjukkan
penghambatan 1,25 cm
kedua hasilnya setara
dengan satu sama lain,
yang ditemukan secara
signifikan unggul
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI
dibandingkan lainnya
14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 11
TANAMAN JAHE
Pengendalian
• 5 Penggunaan agen antagonis
• Berdasarkan Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa
mikroorganisme antagonis Pseudomonas
fluorescens menghasilkan penghambatan
yang maksimum terhadap Ralstonia
solanacearum dengan zona
penghambatan 1,85 cm yang ditemukan
secara signifikan unggul dibandingkan
dengan yang lainnya, dan diikuti oleh
Bacillus subtilis (1,0 cm). Sedangkan,
paada cendawan antagonis seperti
T.harzianum, T. viride, T. virens yang
cukup efektif dengan zona penghambatan
sedikit yang dihasilkan di sekitar dan
efek T. koningii adalah nol tanpa
penghambatan.
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI
14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 12
TANAMAN JAHE
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI
14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 13
TANAMAN JAHE
• 7 Pengendalian secara terpadu
• Berdasarkan Hasil Penelitian (Sudana dan Lotrini, 2005)
menyatakan bahwa Penyakit layu pada tanaman jahe dapat
dikendalikan secara terpadu dengan cara perlakuan benih
dengan merendaman benih jahe selama 2 jam dalam larutan
Urba (urea polimer-Bacillus dosis 25 g/l air) dan pada saat
tanam dilapangan, diberikan perlakuan Kabumik, terdiri dari
kascing (150 g/lubang) + abu dapur (150 g/ lubang) +
Mikorhiza (100 g/lubang).

PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI


14/05/2018 (Ralstonia solanacearum Smith ) PADA 14
TANAMAN JAHE
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU
14/05/2018 BAKTERI (Ralstonia solanacearum Smith
15

) PADA TANAMAN JAHE


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai