Anda di halaman 1dari 5

 Dinasti Moghul/kelompok 4 yang terdiri :

1. Lundu Wijaya Simbolon 4. Salsalina br Gurusinga

2. Yesi Rotuanta Simbolon 5. Hiu Yuri Manik

3. Nadya Elshania Damanik

Langkah-langkah apa saja yang dilakukan Thariq bin Ziyad untuk merebut
wilayah Andalusia
1. Pembahasan
Penaklukan besar pernah terjadi pada abad ke-8 Masehi, dimana untuk pertama kalinya
dunia Islam dapat tersebar ke wilayah benua Eropa tepatnya dari Gibraltar hingga semenanjung
Iberia atau dulunya disebut wiliyah Andalusia (Spanyol klasik). Dahulunya Andalusia dikenal
sebagai wilayah yang dihuni mayoritas oleh kaum Kristen dari kerajaan Visigoth yang terkenal
kuatnya dalam berbagai aspek seperti: aspek politik,ekonomi, dan militer. Akan tetapi kejayaan
tersebut tidak bertahan lama berada di Andalusia, karena akhirnya dapat dikuasai oleh umat
islam di masa dinasti umayyah, tepatnya era Khalifah al-Walid bin Abdul Malik melalui panglima
perangnya yang bernama Thariq bin Ziyad.
Dialah panglima pemberani yang menggabungkan antara rasa takut kepada Allah dan
sikap wara, serta kemampuan militer, kecintaaannya pada jihad dan keinginan untuk mati
syahid di jalan Allah. Thariq bin Ziyad dapat menaklukkan Andalusia pada masa pemerintahan
Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik yang berkuasa pada tahun 705-715 Masehi.

2. Riwayat hidup Thariq bin Ziyad

Thariq bin Ziyad dilahirkan pada tahun 50 H/ 670 Masehi, kelahirannya bertepatan
dengan masa-masa peperangan di afrika utara. Semenjak kecil, ia di asuh oleh ayahnya yaitu
Muhammad Badr. Thariq bin Ziyaq juga ahli dalam menunggangin kuda dan ia juga sangat
pemberani. Thariq bin Ziyad merupakan bekas budak yang dimerdekakan oleh Musa bin Nushair
dan ditangannya juga beliau memeluk agama islam. Jiwa ksatria yang dimiliki oleh Thariq bin
Ziyad juga semakin Nampak setelah dekat dengan Musa bin Nushair, apalagi setelah memeluk
agama islam. Thariq bin Ziyad berubah menjadi pribadi yang religius dan giat mempelajari islam.
Hal itulah yang membuat Musa bin Nushair kagum sehingga begitu percaya kepada Thariq bin
Ziyad sehingga menjadikan dia sebagai pemimpin pasukan.

Musa bin Nushair melihat di dalam diri Thariq bin Ziyad terdapat keberanian, kemuliaan,
dan kemampuan mengatur hal dengan sangat bijak sehingga menjadikan dia masuk ke dalam
jajaran orang-orang dekat Musa. Bukti yang paling kuat untuk menunjukkan kepercayaan Musa
terhadap Thariq yaitu ketika berhasil menaklukkan kota Tangier. Meskipun Thariq bin Zayid
merupakan dari kalangan Barbar, Musa bin Nushair lebih mengedepankannya dibandingkan
orang-orang arab karena ia mengetahui betul bahwa ia menemukan kelebihan pada diri Thariq
bin Ziyad dalam kemampuannya untuk memahami dan memimpin kaumnya.

3. Pertempuran Barbate (Awal Mula Penaklukan Andalusia)

Sebelum pertempuran dimulai, Thariq bin Ziyad menyiapkan diriya dan ia juga menerapkan
strategi perang Gerilya. Perang gerilya sendiri adalah perang yang dilakukan secara sembunyi-
sembunyi, menipu lawan, dan sabotase dalam kelompok yang kecil. Strategi tersebut yaitu 1) Hal
yang pertama dilakukan adalah mencari lokasi yang tepat untuk melakukan pertempuran, sehingga
ia menemukan sebuah lokasi yang bernama Lembah Barbate atau yang lebih dikenal dengan lembah
Lakka. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pandangan strategis, karena di sisi belakang dan
kanannya berdiri gunung yang tinggi dan tentu saja akan menjadi pelindung bagi sisi belakang dan
sisi kanan pasukan yang di pimpin oleh Thariq bin Ziyad. Sehingga tidak ada seorang pun yang akan
mampu berputar disekitarnya. Sementara di sisi kirinya juga terdapat sebuah danau, sehingga ini
menjadi sisi yang sangat aman. 2) bagian selatan lembah ia memasang kelompok pasukan yang kuat
di pimpin oleh Tharif bin Malik yang memimpin pasukan pengintai yang pertama kali ke Andalusia,
agar tidak seorang yang mampu menyerang bagian belakang pasukan tersebut. Dengan begitu, ia
akan mampu konsentrasi menghadapi pasukan yang di pimpin Roderick dari arah depan Kawasan
tersebut. 3) membagi pasukannya menjadi tiga kelompok yaitu, pasukan pertama yang berada di
depan tugasnya memanah pasukan musuh dan dua kelompok pasukan lainnya berada dua sisi untuk
mengepung pasukan raja Roderick.

Pada tanggal 28 Ramadhan H / 19 juli 711 masehi di lembah tersebut terjadi pertempuran
yang sangat sengit. Dimana ketika Thariq mengalahkan pasukan panglima yang bernama Tedmore
dan panglima tersebut mengirimkan surat yang berisikan meminta bantuan kepada raja Roderick
yang saat itu berada di Toledo.

Namun ketika kabar pergerakan tersebut sampai ketangan Roderick pada mulanya ia sama
sekali tidak melakukan persiapan apapun untuk menghadapi pasukan Thariq akan tetapi ketika
kabar pergerakan maju terus sampai ke Cordova, ia langsung mengirimkan kekuatan militernya yang
dipimpin oleh keponakannya yang bernama vinceu untuk memimpin pertempuran tersebut. Namun
dalam pertempuran tersebut pasukan yang di pimpin oleh vinceu mengalami kekalahan sehingga
terbunuhlah vinceu dalam pertempurannya. Pasukan yang selamat lari kearah timur untuk
menyampaikan kabar kekalahan kepada raja Roderick.

ketika surat kabar pasukan yang lari akibat kekalahan sampai ke tangan Roderick sehingga
membuat raja Roderick sangat marah dan memerintahkn seluruh pasukannya yang berjumlah
100.000 prajurit kavaleri (berkuda) berangkat dari utara menuju selatan dengan tujuan menghadapi
kaum muslim yang hanya membawa 7.000 pasukan yang mayoritas hanya pasukan infantry (pejalan
kaki) dengan sejumlah kecil kuda saja. Maka ketika ia melihat fakta bahwa kekuatan Roderick yang
sangat banyak tentu akan sangat sulit menghadapinya sehingga ia mengirimkan pesan kepada Musa
bin Nushair untuk meminta bala bantuan. Musa bin Nushair akhirnya mengirimkan Tharif bin Malik
dengan 5.000 prajurit infantri yang dibawa menggunakan kapal laut. Ketika Tharif bin Malik tiba dan
menemui Thariq bin Ziyad sehingga jumlah pasukan mencapai 12.000 prajurit. Ketika mendaratnya
pasukan yang di pimpin oleh Tharif bin Malik di pantai Thariq bin Ziyad langsung memerintahkan
seluruh pasukannya untuk membakar kapal-kapal yang telah menyebrangkan mereka. Dengan
menyampaikan pidatonya dihadapan pasukannya yang mengatakan “ wahai sekalian prajurit
kecintaanku,dengan terbakarnya kapal-kapal kita, kini kita tak lagi dapat mengelak. Kemana kalian
akan lari? dibelakang, hamparan laut yang membentang. Di depan, musuh siap menerkam. Demi
Allah, tiada yang sanggup menyelamatkan hidup kita kecuali semangat jihad, kejujuran, dan
kesabaran. Musuh telah siaga menghadang dengan jumlah pasukan jauh lebih besar dan
persenjataan lebih lengkap. Sedangkan kita hanya bermodalkan pedang dan semangat yang tinggi
untuk berjuang di jalan Allah semata. Pembekalan kita jauh dari cukup,dan tidak akan ada yang
mengulurkan bantuan kecuali jika kita sendiri mampu merampasnya dari tangan musuh yang
berkekuatan lebih besar itu. Maka tidak ada jalan lain kecuali menyerahkan segala daya dan
kemampuan guna meraih kemenangan dan kejayaan. Ceburkan sekarang juga rasa takut kalian ke
laut yang dalam, campakkan jauh-jauh perasaan gentar, satukan segenap kekuatan untuk
melumpuhkan benteng-benteng musuh.

Setelah selesai berpidato, Thariq bin Ziyad mulai menyiapkan dirinya untuk menghadapi
pertempuran dengan menggunakan strategi yang ia punya. Setelah menyusun strategi, dari
kejauhan datanglah Raja Roderick dengan pakaian kebesarannya, menggunakan mahkota emas
dengan pakaian yang dipintal dengan emas, dan duduk di atas singgasana yang terbuat dari emas
yang ditarik oleh dua ekor bighal. Terjadilah pertempuran yang sangat sengit, dimana pada saat itu
Thariq bin Ziyad membagi pasukannya menjadi tiga kelompok yaitu: kelompok pertama yang berada
di depan bertugas memanah pasukan musuh dan juga sebagai jebakan untuk menyerang pasukan
raja Roderick sedangkan dua kelompok pasukan lain berada dua sisi untuk mengepung pasukan Raja
Roderick sehingga dalam pertempuran tersebut terbunuhlah Raja Roderick dan kalah pasukannya.

4. Gerakan invasi lanjutan yang lakukan Thariq bin Ziyad ke seluruh Andalusia

Setelah peristiwa di lembah Barbate dan terbunuhnya Raja Roderick, Thariq bin Ziyad
langsung mengambil momentum dalam menyelesaikan tugasnya untuk menaklukkan wilayah
Andalusia lainnya dan ditambah lagi bantuan dari pasukan-pasukan yang ikut serta dalam
pasukannya yang berasal dari Maghribi dan Ifriqiyah. Akhirnya Thariq bin Ziyad dan pasukannya
bertolak menuju Toledo, lalu membagi pasukan yang jumlahnya semakin banyak dalam
beberapa pasukan kecil menuju seluruh penjuru bagian semenanjung Andalusia. Thariq bin
Ziyad bergegas menuju kota Ecija, yang dimana daerah tersebut termasuk salah satu bagian
selatan sisa-sisa pasukan dari raja Roderick yang berkumpul disana dan bersiap-siap menghadapi
pertempuran lain dengan kaum muslim. Maka dalam perjalanan tersebut, Thariq bin Ziyad
berhasil menaklukkan Syadzunah kemudian Morur.

Setelah berhasil menaklukkan kota Ecija, Thariq bin Ziyad mulai mengirimkan beberapa
misi-misi pasukannya untuk menaklukkan kota-kota bagian selatan lainnya. Dengan kekuatan
pasukan utamanya ia bergerak menuju ke utara,hingga ia sampai ke Toledo, ibu kota Andalusia
pada waktu itu. Ia juga telah mengirimkan sebuah pasukan masing-masing ke Malaga dan
Murrcia yang semua kota ini berada di selatan yang membentang di tepi laut putih
tengah(mediterania sea) dengan jumlah pasukan yang tidak lebih dari 700 pasukan saja.

Dalam penaklukan Toledo yang dilakukan oleh Thariq bin Ziyad, ia dapat melihat waktu
yang tepat dimana pihak Kristen mengalami kelemahan yang sangat berat sehingga tidak
mampu lagi untuk melakukan perlawanan alhasil penaklukan berhasil tanpa adanya kesulitan
yang berarti. Lalu setelah menaklukkan kota tersebut, ia melanjutkan pergerakannya menuju
utara. Ia juga berhasil menembus Castille dan Leon dan juga berhasil mengusir sisa-sisa pasukan
Gothic hingga Astariqah. Meraka pun terpaksa melarikan diri kearah barat daya setelah
pertempuran tersebut. Di pegunungan Giliqiyah yang menjulang, Thariq pun menyebrangin
pengunungan Osteorias hingga sampai ke Teluk Ghasqunah (Bascunia) di tepian laut Atlantik.
Inilah akhir semua dari penaklukannya di Andalusia.

Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair menyelesaikan penaklukan setelah mereka dan
pasukannya bertemu secara langsung. Setelah pertemuan itu, keduanya Bersama-sama
bergerak untuk menaklukkan Kawasan utara sebagai penyempurnakan misi penaklukan. Mereka
pun berhasil menaklukan banyak kota, diantaranya Barcelona yang berhasil mereka taklukkan.
Kemudian, mereka menuju Zaragoza yang merupakan kota terbesar di arah timur laut. Kaum
muslin pun terus menaklukkan kota-kota yang berada di Andalusia hingga akhirnya penaklukkan
itu selesai dan tuntas dengan penaklukan seluruh Andalusia. Setelah mencapai puncaknya,
mereka semua di panggil Khalifah Al-Walid untuk menghentikan kegiatan penaklukan mereka
sekaligus mereka diperintahkan untuk menghadap sang khalifah pasca perjuangan hebat
mereka.

Anda mungkin juga menyukai