Anda di halaman 1dari 7

aerob

anaerob
apikal: sekitar akar
ariogenik
bevel: sudut/siku-siku
bonded: sudah terbonding
cavosurface: permukaan kavitas
c factor: configuration factor: perhitungan prediksi retensi resin komposit bagus
atau tidak
cholky white
compress strength
dentino enamel junction
druk
endo: di dalam akar
enamel impak:
froshty: effect setelah etsa
full coverage: full cover
friksi: meningkatkan gaya gesek antara gigi dan restorasi
gingival wall
hipoksia
fasokontriksi
fasodilatasi
fagosit
fluktiatif
hybrid layer: lapisan terbentuk karena bonding agen penetrasi ke dalam ruang antar
serat kolagen network dentin
inlay
intra
insisal: oklusalnya anterior
impuls
karies propunda porporasi
kontra bevel
konsistensti
liner: obat sebelum basis
mediator inflamasi
mielin
mikro mekanik
patogenesis
pulpo
pulpek
pulpcapping
perawatan saluran akar
perkusi
palpasi
periapikal
periodontal
psa vital: gigi gital yang dipsa
retention: tidak copot - kemampuan restorasi untuk berada ditempatnya terhadap gaya
yang arahnya berlawanan dengan arah insersi
resistence: mencegah fraktur - kemampuan restorasi terhadap semua gaya yang
menyebabkan restorasi atau gigi fraktur
groove
resin tek: bonding yang masuk ke tubuli dentin
reservoir fluoride
restorasi
servical: leher gigi
servico bucal
servico palatal/labial
shringkage: pengerutan
sirkulasi olateral
smear layer: sisa prepasari
tooth bearing area: kavitas yang berkontak langsung dengan antagonisnya
tubuli dentin
side: lokasi
size: perluasan
unbonded: tidak berbonding
wedging effect:
vitalitas

Gigi
Kandungannya: kalsium hidroksiapatit
pH kritis: 5,5 > ikatan kalsium dan hidroksiapatit putus.
pH kritis: fluroapatit 4,5 > lebih tahan terhadap asam

remineralisasi internal: jenis remineralisasi pulpcapping. remeneralisi dalam


kavitas. pelepasan flouride dari gic
iner dentin: reaksi dentin yang terbentuk
odontogenesis: pulp capping inderect

bakteri karies
- superficial: streptococcus mutan, kokus (bulat)
- media dan profunda: lactobasillus asidopulus, basilus (batang)

bakteri pionir plak (kolonisasi awal)


- streptococcus sangwinis
- streptococcus mitis
Berkoloni dan menjadi plak > maturasi
bakteri kariogenik: anaerob
karbohidrat gula diubah jadi asam
asam > ph turun > kalsium lepas > demineralisasi

karies
- infected: struktur lunak, aktif. kolagen di jaringan keras gigi collaps. paling
banyak bakteri
- affected: struktur keras. kolagen belum callaps, berwarna coklat. proggress
karies aktif. demineralisasi aktif
- arrested: proses karies terhenti. di atasnya tidak ada infected

Pulpa: sel mas, makrofag, sel masenkim yang belum terdiferensiensi, pembuluh darah,
saraf

Diagnosis Pulpa
- enterococcus pekalis

Pulpa normal: tidak ada keluhan


vitalitas +
repersible pulpitis: ada karies
vitalias +
ngilu tajam, singkat
saraf adelta bermielin
ngilu, tajam, dan singkat > impuls cepat dan hilangnya juga cepet
irrepersible:
simptomatik: datang dengan keluhan sakit gigi tidak berhenti
asimptomatik: datang dengan keluhan pernah sakit gigi tidak berhenti
di sekitar pulpa banyak saraf serabut C > tidak bermielin
fungsi mielin: impuls cepat > tanpa mielin impuls lambat sampai ke otak
flow darah meningkat ke otak apabila kepala lebih rendah dari jantung > semakin
sakit
rasa nyeri mengalami penurunan saat flow ke otak mberkurang
sistem imun juga fluktiaktif

previous initiated terapy (flare up antar kunjungan): udah dilakukan open akses dan
medikamen tapi muncul sakit lagi. gigi belum diobtur
previously treated (flare up pasca obturasi): gigi udah diobtur tapi sakit lagi.

nekrosis: penekanan intra pulpa berlanjut, pembuluh darah dalam pulpa colaps >
nutrisi dan oksigen berkurang > hipoksia > nekrosis
pulpa lebih cepat nekrosis dari jaringan yang lain karena suplai darah gigi
hanya dari satu tempat yaitu apikal > apabila colaps tidak ada yang membackup

diagnosis pulpa tidak hanya dari kavitas


bakteri di karies dentin bisa masuk pulpa melalui tubuli dentin

bakteri masuk pulpa > dimakan atau fagosit oleh sel mas dan makrofag >
karena bakteri masuk berkoloni > sel mas dan makrofag memanggil sel mas dan
makrofag lain >
mediator inflamasi terlepas dan memicu migrasi sel mas dan makrofag lain di tempat
terjadinya infeksi >
pada saat bersamaan ada sel sehat yang terinfeksi karena toksin bakteri sebelum sel
mas dan makrofag lain datang >
sel di pulpa sudah ada sedikit terinfeksi dan rusak.

sel di badan terdiri dari: pospolifit bilayer > dirusak bakteri yang tak tertangkap
makrofag
membran sel pospolifit yang rusak dirubah enzim pospolifase > jadi asam arakidonat
> diubah enzim cok (cyclooxygenase) 1 dan cok 2 > prostaglandin, prostasiklin,
tromboksan A2, leokotriane, histamin > makin banyak sel rusak > makin banyak
mediator inflamasi yang terlepas > makin banyak prostaglandin yang terlepas di
jaringan pulpa
fungsi prostaglandin: narik sel mas dan makrofag
pembuluh disekitarnya fasodilatasi
pembuluh darah melebar > lubang di dinding membesar > darah yang bocor semakin
banyak
kamar pulpa > inflamasi > pelepasan mediator inflamasi > permeabilitas kaviler
pulpa meningkat karna fase dilatasi
plasma darah dalam pulpa keluar dari pembuluh darah > memenuhi ruang pulpa >
inflamasi berlanjut > pembuluh darah melebar semakin banyak > kamar pulpa banjir
dengan plasma > tekanan semakin tinggi > tekanan intra pulpa meningkat seiring
dengan meningkatnya proses inflamasi karena proses pelepasan mediator inflamasi
makin banyak > bakteri makin banyak > tekanan intara pulpa meningkat karna dinding
pulpa rigit

diagnosis periapikal
1. periodontitis apikalis
2. abses periapikal
3. kondensi hotietis

karies dentin: kondisi kavitas


reversible: diagnosa pulpa
membedakan diagnosa dari vitalitas

diagnosis periapikal

Pemeriksaan Klinis
1. Vitalitas: mengetahui kondisi pulpa
Thermal
Cold: Chlor Ethyl (Rekomendasi crown dan non crown)
di mid bukal 1/3 bukal/labial, kalau di 1/3 servikal bisa kena
gusi > pasien merasa ngilu atau sakit bukan dingin > fasokontriksi
Warm: gutha perca lunak > fasodilatasi
Cavitasi
bur/ekskapasi/sondasi: apabila ngilu berarti +
Anastesi
selectif anastesia: membedakan sumber nyeri > anastesi mesial > tidak
bisa mengetahui gigi mana yang sakit
gigi suspek sakit dianastesi
EPT:
Electirc pulp test

2. Perkusi: gigi yang dicurigai dan kontra lateralnya


Pertikal: kondisi periapikal
Horizontal: periodontal

3. Palpasi: mengetahui lesi inflamasi periapikal yang sipatnya akut atau tidak
menekan daerah periapikal gigi yg dicurigai dan dibandingkan dengan
distal dan mesial sebelahnya
selain gingiva yang ditekan adalah tulang di sekitar periapikal
inflamasi akut di daerah periapikal > tekanan dalam tulangnya tinggi >
pasien sakit

- Druk tidak termasuk karna tidak spesifik gigi objek dan antagonisnya
- jarum miller: penegasan pulpa nekrosis semua atau parsial
gigi harus dipreparasi akses > preparasi akses tidak boleh dilakukan
sebelum perencanaan perawatan

zona karies
- histopatologi
1. surface zone
2. body of lesion
3. dark zone
4. translusen zone

zona penyakit periapikal

klasifikasi karies
- gv black
1. oklusal, permukaan halus, cingulum
2. proximal posterior
3. proximal anterior tidak kena insisial
4. proximal anterior dan insisal
5. servical posterior anterior
6. tip of cusp (puncak cups) atau insisal

- ICDAS
D0: tidak ada perubahan
D1: lesi kering. white spot terlihat saat kering
D2: lesi basah. lesi terlihat saat basah
D3: karies enamel. superficial, muncul cavitas, enamel, belum ada underlaying
shadow (bayangan kehitaman)
D4: karies edentin. edia, muncul cavitas, melewati dentino enamel junction,
sudah ada underlaying shadow
D5: karies dentin meluar. muncul cavitas, selapis tipis dentin, karies
propunda
D6: karies propunda porporasi. muncul cavitas, mencapai pulpa, karies
propunda porporasi

- GJ mount and hume


side
1. oklusal atau permukaan halus
2. proximal
3. servical
size
0. belum terjadi kavitasi, masih white spot
1. lesi kecil, enamel, keterlibatan dentin minimal (dentino enamel
junction)
2. lesi meluas sedang, melibatkan dentin
3. lesi besar struktur luas, dentin mendekati pulpa. posterior cusp,
anterior insisal
4. pulpa

restorasi

- direct:
1. komposit resin
- Prinsif Preparasi: minimal invasive (conservatif preparation)
- Bahan: 1. Etsa asam fosfat 37%
2. Bonding matrix resin komposit tanpa filler dari bahan polimer
(hema tag dma, dis dma (semakin banyak polimer semakin besar
kemungkinan shringkage, mengurangi resikonya dengan teknik
inkremental)
- solven bonding: etanol, membantu penetrasi bonding agent ke
ruang serat kolagen network
solven bisa reekspansi kolagen yang collaps
saat menguap
etanol diuapkan dengan disemprot menggunakan
udara
- ikatan resin dengan gigi: -mikro mekanik interlocking
Enamel
surface treatment dengan etsa, etsa asam akan
mendemineralisasi > enamel mikroporositas >
bonding masuk ke dalam lubang dan mengeras
setelah dilight cure > mikro mekanik interlocking (jangkar)
- hybrid layer dan resin tek
Dentin (Lebih basah)
Lebih basah, mempunyai tubuli dentin yang di
antaranya ada kolagen network berbentuk anyaman
> dietsa, smear layer hilang dan tubuli dentin
terbuka > sebelum bonding dilembabkan (mois), tidak sampai
kering (kalo kering colagen networknya collapse dan bonding tidak bisa
penetrasi) > hybrid layer (lapisan terbentuk karena
bonding agen penetrasi ke dalam kolagen
network dentin) > resin tek (bonding masuk ke
tubuli dentin)
- lepas karna tidak ada gingival wall

2. gic: resiko karies tinggi, kavitas bukan tooth bearing area


- Bahan: 1. Dentin Conditioner asam poli akrilat 10%
- Ikatan GIC dengan gigi: pisiko kimia.
pisiko: kuat dengan permukaan gigi ireguler (kasar)
kimia: pertukaran iongic mengeluarkan ion karboksil
(coo-), gigi mengeluarkan kalsium.
- Reservoir Fluoride: gic melepaskan fluoride setelah setting tapi
fluor tidak berikatan ke gigi

3. rmgic:
- Bahan: 1. Dentin Conditioner asam akrilat 10%
2. Hema
- Setting setelah dilight cure 10 detik

4. amalgam:
- prinsif preparasi: ektension for privension

pisiko kima lebiha kuat dari mikromekanik

Desain Preparasi

- Klass 1
Small moderate: size 1-2
Minimally invasive (conservasi preparation)
No bevel
No additional retention/resistence (preparasi tambahan)
Large moderate: size 3-4
no bevel
groove extenntion

- Klass 2
Small moderate: size 1,2,3
Box only tooth preparation
conservatibe preparation
facial/lingual slot preparation (additional retention/resistence)
Bevel: Gingival line angle, linguodisto line angle, bukodisto
line angle
Large moderate: size 4
Occlusal step+proximal box
No secondary preparation

- Klass 3
Scoop shapped
enamel bevel on facial cavosurface
no additional retention
if additional retention needed (sudah ada riwayat restorasi)
wide enamel bevel
internal dentin wall preparation

- Klass 4
Small
Minimal preparation
Large
groove preparation
wide enamael bevel

- Klass 5
Small/moderate no root extention
minimal preparation
slight bevel
large root extention
enamel bevel
90 degress root surface cavosurface bevel

- indirect

fungsi sementasi: meningkatkan friksi gaya gesek antara gigi dan restorasi,
permukaan gigi seperti jalan kasar, restorasi akan susah lepas

1. Inlay
Indikasi: lebar kavitas kurang dari setengah jarak antar cusp
belum kena cusp. setengah jarak antar cusp ujung cusp ke ujung cusp
berapa mili dan bandingkan dengan lebar kavitas, apakah kurang setengah
atau lebih
karies media atau dentin meluas
Penggunaan inlay: pernah direstorasi resin tapi lepas karena gingival wallnya
tidak ada
Bevel: intra bevel untuk kompensasi kontraksi
Contra bevel: -
Retensi inlay: semakin dalam kavitas, semakin retensi dan resisten
kesejajaran dinding axial bukal dan palatal/lingual
<5 derajat
dove tail > ismus sebgai kunci disaat terkena gaya
horizontal tidak lepas kesamping
bukan karena sementasi
Resistensi: dinding gingiva dan dinding pulpa tegak lurus dengan sumbu gigi
Preparasi: dinding axial divergen <5 derajat
Bukan full coverage restoration
Karies di cusp membuat inlay mudah fraktur (resisten rendah)
Wedging effect: apabila kavitas besar, inlay sebagai kapak dan gigi sebagai
kayu bisa terbelah atau patah

2. Onlay
Indikasi: lebar kavitas lebig dari sama dengan setengah jarak antar cusp
gigi posterior paska PSA. atap kamar pulpa hilang > digantikan onlay
agar tidak patah
dinding bukal dan lingual masih tinggi
Retensi: semakin dalam kavitas, semakin retensi dan resisten
kesejajaran dinding axial bukal dan palatal/lingual <5 derajat
dove tail > ismus sebgai kunci disaat terkena gaya horizontal tidak
lepas kesamping
bukan karena sementasi
Resistensi: dinding gingiva dan dinding pulpa tegak lurus dengan sumbu gigi

C faktor: menentukan retensi bagus atau tidak dilihat dari


jumlah sisi dibonding dibagi jumlah sisi tidak dibonding
klass 1= 5:1= 5 --- klass 2= 4:2= 2 --- C faktor yang lebih baik klass 2

4:16

Anda mungkin juga menyukai