DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Opini Publik / Public Opinion
1. Pengertian Opini Publik
2. Faktor yang Mempengaruhi Opini Publik
3. Proses Pembentukan Opini Publik
4. Dampak yang akan ditimbulkan Opini Publik
B. Partisipasi Politik
1. Pengertian Partisipasi Politik menurut Para Ahli
2. Fungsi Partisipasi Politik
3. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik
4. Faktor Pendukung partisipasi Politik
5. Faktor Penghambat Partisipasi Politik
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Politik sangat penting dalam sebuah Negara yang mana ini akan
menentukan perkembangan kemajuan sebuah Negara. Masyarakat perlu
memiliki kesadaran berpolitik agar bisa mengikuti kegiatan politik. Pemerintah
menjadi salah satu sasaran masyarakat terkait kinerja mereka dikarenakan
pemerintahlah yang mengatur aturan di sebuah Negara, masyarakat
menggunakan opini public untuk menyampaikan aspirasi. Opini public menjadi
salah satu alasan masyarakat untuk mengungkapkan gagasan mereka terhadap
pemerintah dimana mereka berharap pemerintah dapat intropeksi terhadap
kinerja mereka yang kurang di mata masyarakat. Partisiasi politik memiliki
kaitan dengan opini public dimana masyarakat mempunyai wadah untuk
menyampaikan aspirasi mereka yang akan mengubah keputusan pemerintah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang anda ketahui tentang opini public dan partisipasi politik ?
2. Apa fungsi dari opini public dan partisipasi politik ?
3. Seberapa penting sebuah opini public dan partisipasi politik dalam
pemerintahan ?
4. Bagaimana bentuk – bentuk dari partisipasi politik ?
5. Apa saja hambatan dalam partisipasi politik ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memaparkan dan memahami apa yang dimaksud opini publik
2. Memaparkan dan memahami faktor – faktor pembentuk opini public
3. Memaparkan dan memahami Proses terjadinya opini public
4. Memaparkan dan memahami apa yang dimaksud partisipasi politik
5. Memaparkan dan memahami bentuk – bentuk partisipasi politik
6. Memaparkan dan memahami faktor penghambat partisipasi politik
BAB II
PEMBAHASAN
3
sudah mempunyai bentuk nyata, namun masih dapat dialirkan menurut
saluran yang dikehendaki. Tahap terakhir, opini publik sudah kuat dan
tidak mudah berubah.
3
membesarkan sebagian fakta dan sekaligus menyembunyikan fakta yang
lain. Proses psikologis bisa menghasilkan pergeseran makna atas realitas
tertentu. Itulah sebabnya, dalam opini publik sering simbol verbal tidak
berhubungan sama sekali dengan kenyataan. Hal ini terjadi karena opini
publik semata-mata merupakan hasil penyandian individu-individu.
b. Faktor Sosiologi
Politik Opini publik terlibat dalam interaksi sosial seperti :
1) Opini publik menunjukkan citra superioritas.
Siapa yang menguasai opini publik, maka ia akan mengendalikan
orang lain. “Menguasai” bersifat dinamis dan relatif. Artinya, publik
akan cenderung berpihak pada kelompok atau individu yang paling
memiliki kedekatan hubungan
2) Opini publik menunjukkan keikutsertaan individu ke kejadian tertentu.
Melalui keikutsertaan ke dalam opini publik, individu merasa
terwakili keberadaannya. Melalui opini publik, individu juga merasa
sebagai bagian dari masyarakatnya.
3) Opini publik berhubungan dengan citra, rencana, dan operasi (action).
Kenneth R. Boulding (1969) menyatakan citra, rencana, dan operasi
merupakan matriks dari tahap-tahap kegiatan dalam situasi yang selalu
berubah. Matriks perilaku sangat tergantung pada citra. Opini publik
memberi inspirasi bagaimana individu dalam kelompok bertindak agar
terhindar dari pencitraan yang buruk.
4) Opini publik sesuai dengan kemauan banyak orang.
Opini publik cenderung sesuai dengan kemauan banyak orang. Karena
itu, banyak orang berlomba memanfaatkan opini publik sebagai
argumentasi atas berbagai keputusan.Dalam alam demokrasi,
kebenaran normatif dapat digeser oleh kebenaran menurut “banyak
orang”. Keputusan yang didasarkan pada dominasi opini publik belum
tentu selaras dengan norma dan etika sosial yang berlaku.
5) Opini publik identik dengan hegemoni ideologi. Jika kelompok atau
pemerintahan ingin tetap terus berkuasa, maka mereka harus mampu
3
menjadikan ideologi kekuasaan menjadi dominan melalui opini
publik.
c. Faktor Budaya
Budaya mempunyai pengertian yang beragam. Budaya adalah
seperangkat nilai yang digunakan mengelola, memelihara hidupnya,
menjaga dari gangguan internal maupun eksternal, dan mengembangkan
kehidupan manusia. Nilai-nilai yang terhimpun dalam sistem budaya itu
oleh individu dijadikan identitas sosialnya atau dijadikan ciri-ciri
keanggotaanya di komunitas budaya tertentu.
d. Faktor Media Massa
Menurut Meyer, yang dikutip Redi Panuju, interaksi antara media dan
institusi masyarakat menghasilkan produk berupa isi media (media
content). Audiens menyebabkan isi media diubah menjadi gugusan-
gugusan makna. Apakah yang dihasilkan dari proses penyandian pesan
itu, menurut Meyer, sangat ditentukan oleh norma yang berlaku dalam
masyarakatnya, pengalaman individu yang lalu,kepribadian individu, dan
selektivitas penafsiran.
3
2) Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang)
3) Perception (persepsi)
c. Konsensus
Opini individu bisa berkembang menjadi luas, menjadi “milik suatu
segmen masyarakat”. Opini yang meluas itu disebut opini publik. Untuk
berkembang menjadi opini publik, opini-opini tersebu melewati sejumlah
dimensi,yakni; waktu, cakupan (luasnya publik), pengalaman masa lalu
khalayak, media massa dan tokoh.
d. Pendirian
Sebagai pembentuk opini, pendirian mempunyai tiga komponen
pembentuk yang dikenal sebagai A – B – C s of Attitude.
1) Affect atau perasaan (Emosi)
2) Behavior atau perilaku
3) Cognition atau pengertian (penalaran)
4. Dampak yang akan ditimbulkan Opini Publik
Opini Publik terjadi akibat persepsi-persepsi yang timbul dan kemudian
berkembang. Karena opini publik bukan organisasi dan tidak ada
pemimpinnya maka opini publik tidak bisa dikendalikan, pasti selalu ada
pro dan kontra. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang kemudian menjadi
dampak di masyarakat
Dampak opini publik bisa positif bisa negatif bagi masyarakat. Dampak
negatifnya adalah seperti tersebar luasnya desas-desus atau isu-isu atas
sesuatu hal dan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata dari akibat opini publik
tersebut. Sebagai contohnya seperti para aktor politik yang mengeluarkan
salah satu opini harus berhati-hati sebelum mengeluarkan opini dan
menyebarkannya ke masyarakat luas, karena sebagian masyarakat bisa saja
menyimpulkan hal tersebut melalui pemikirannya sendiri dan menimbulkan
dampak negatif terhadap aktor politik tersebut.
Sedangkan dampak positifnya seperti misalnya menyebarluaskan berita
baik seseorang akibat opini publik yang dapat meningkatkan prestasi orang
yang diberitakan tersebut. Sebagian dari dampak opini publik yang banyak
3
adalah terbentuknya mitos, ideologi dan utopia. Opini masyarakat
kebanyakan yang lama-lama seakan telah menempel pada kehidupan
masyarakat dan bertahan lama hingga sekarang.
3
4
B. PARTISIPASI POLITIK
1. Pengertian Partisipasi Politik menurut Para Ahli
a. Michael Rush Phillip Althoff, partisipasi politik adalah keterlibatan
individu sampai macam-macam tingkatan di dalam sistem politik.
b. Kevin R. Hardwick, partisipasi politik memberi perhatian cara-cara
warga negara berupaya menyampaikan kepentingan-kepentingan mereka
terhadap pejabat-pejabat publik agar mampu mewujudkan kepentingan-
kepentingan tersebut.
c. Herbert McClosky, partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela
dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam
proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak
langsung,dalam proses pembentukan kebijakan umum
d. Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara
biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut atau
memengaruhi hidupnya. Sesuai dengan istilah partisipasi (politik) berarti
keikutsertaan warga negara biasa (yang tidak mempunyai kewenangan)
dalam memengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik.
e. Wahyudi Kumorotomo mengatakan, partisipasi adalah berbagai corak
tindakan massa maupun individu yang memperlihatkan adanya hubungan
timbal balik antara pemerintah dan warganya. Partisipasi politik adalah
bagian penting dalam kehidupan politik semua negara, terutama bagi
negara yang menyebut dirinya sebagai negara demokrasi, partisipasi
politik merupakan salah satu indikator utama. Artinya, suatu negara baru
bisa disebut sebagai negara demokrasi jika pemerintah yang berkuasa
memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga negara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik, sebaliknya warga negara yang
bersangkutan juga harus memperlihatkan tingkat partisipasi politik yang
cukup tinggi. Jika tidak, maka kadar kedemokratisan negara tersebut
masih diragukan.
5
A. KESIMPULAN
Opini public terbentuk oleh persepsi-persepsi dari setiap orang yang
timbul dan kemudian berkembang menjadi sebuah opini public. Setiap orang
tidak mungkin memiliki pemikiran yang benar – benar sama sehingga opini
setiap orang akan menjadi sebuah perbedaan dan berkembang luas hingga
dapat memunculkan sebuah gagasan terkait untuk pengembangan. Pro kontra
terhadap sebuah opini akan menjadi pertimbangan dalam opini public yang
mana akan disaring untuk diungkapkan di hadapan public.
Opini public dan partisipasi politik saling berkaitan satu sama lain, dimana
partisipasi politik ini memiliki fungsi untuk mengembangkan program
pemerintahan serta memberikan kritik saran atas kinerja pemerintahan selama
ini. Opini public berguna untuk mengungkapkan gagasan untuk memberikan
saran kritik terhadap pemerintahan agar pemerintahan ini bisa intropeksi jika
kinerja mereka kurang.
Partisipasi politik ini dapat berupa mengikuti sebuah organisasi, maupun
membangun koneksi dengan para pejabat untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan mereka. Untuk mendukuung partisipasi politik ini masyarakatperlu
mengerti terlebih dahulu tentang politik, setiap individu perlu memiliki
kesadaran terhadap politik yang dimana akan membantu setiap individu dalam
mengikuti kegiatan politik. Individu yang apatis akan sangat menghambat
dalam partisipasi politik yang mana hal ini akan menutup mata individu untuk
mengembangkan politik serta tidak ikut campur dalam proses politik, contoh
dari sikap apatis ini berupa tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain
B. SARAN
Opini public menjadi dasar acuan bagi pemilihan keputusan sehingga
setiap individu diharapkan untuk mengungkapkan opini – opini terbaik mereka
agar menjadi pertimbangan dalam mempertimbangan opini yang akan
10
11
DAFTAR PUSTAKA