Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BANJIR ROB DI KOTA SEMARANG

Oleh :

Nama : Ihdina Sulistianingtias

NIM : 21030113140124

Kelas : A

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

i
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah banjir dan rob di kota
Semarang.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Rekayasa Lingkungan
Teknik Kimia yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini, teman-teman
yang telah memberikan dukungan terhadap kami, serta semua pihak yang terlibat dalam
penyelesaian tugas ini.

Makalah ini berisi tentang masalah banjir dan rob di kota Semarang. Makalah ini
disusun agar dapat dijadikan evaluasi penyebab banjir di kota Semarang.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak

Semarang, Mei 2014

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
PRAKATA.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................1

I.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1

I.3. MAKSUD DAN TUJUAN.........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. UMUM......................................................................................................................2

II.2. BANJIR.....................................................................................................................2

II.3. ROB..........................................................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN

III.1. BANJIR DAN ROB DI KOTA SEMARANG.........................................................4

III.2. PENYEBAB BANJIR DAN ROB DI KOTA SEMARANG ..............................

III.2.1. KENAIKAN PERMUKAAN AIR LAUT..................................................5

III.2.2. PENURUNAN PERMUKAAN TANAH...................................................5

III.2.3. SISTEM DRAINASE YANG BURUK......................................................6

BAB IV PENUTUP...................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Penurunan muka tanah..........................................................................................6

iv
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Semarang, ibukota propinsi dari Jawa Tengah yang dikenal dengan sebutan kota
ATLAS. Kota semarang mempunyai letak geografis yang sangat menarik, Semarang
mempunyai pantai sekaligus dataran tinggi, kondisi yang tidak dimiliki oleh kota-kota
lain di Indonesia. Kita dapat melihat pantai dari ketinggian di kota perbukitan semarang
atas, yang dapat ditempuh hanya dalam waktu 15 menit dari pantai menuju perbukitan.
Pusat kota semarang sendiri berada di sekitar simpang lima, kota ini mempunyai
pelabuhan tanjung emas
Masalah banjir dan rob di kota Semarang merupakan masalah yang setiap tahun
dialami selama ini. Dari tahun 2005 hingga tahun 2010 selalu meningkat. Peningkatan
banjir dan rob di Kota Semarang disebabkan karena adanya perubahan iklim global,
degradasi lingkungan, bertambahnya jumlah penduduk makin serta system drainase yang
buruk memperbesar ancaman risiko bencana. Bencana tersebut telah menimbulkan
korban jiwa dan kerugian yang besar.

I.2 Rumusan Masalah


1. Masalah banjir dan rob kota Semarang selama ini
2. Penyebab banjir dan rob kota Semarang
I.3 Maksud dan Tujuan

1. Maksud dari penyusunan makalah banjir dan rob di kota Semarang ini adalah untuk
megetahui masalah apa saja yang menyebabkan terjadinya banjir dan rob di kota
Semarang.

2. Tujuan dari penyusunan makalah banjir dan rob di kota Semarang ini adalah agar
banjir dan rob yang selama ini terjadi di kota Semarang dapat ditanggulangi dengan
cara yang tepat.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Umum
Kota Semarang dengan penduduk sekitar 1,3 juta jiwa merupakan ibukota
Jawa Tengah, kedudukan Kota Semarang sangat strategis sebagai simpul transportasi
regional menjadikan Kota Semarang mempunyai kelengkapan sarana prasarana fisik
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut mendorong
pertumbuhan dan perkembangan kota berjalan dengan cepat. Seiring dengan laju
pembangunan Kota Semarang, Pertumbuhan dan perkembangan kota telah menyebabkan
perubahan pada kondisi fisik kota. Perubahan tersebut telah menyebabkan permasalahan
yang cukup sulit, yaitu banjir pasang air laut (rob) yang pada beberapa tahun terakhir ini
mulai merambah ke tengah kota. Kota semarang mempunyai letak geografis yang sangat
menarik, Semarang mempunyai memiliki wilayah pesisir dibagian utara dengan garis
pantai sepanjang +13 km pantai sekaligus dataran tinggi, kondisi yang tidak dimiliki
oleh kota-kota lain di Indonesia.
Masalah banjir dan rob di kota Semarang merupakan masalah yang setiap tahun
dialami selama ini. Dari tahun 2005 hingga tahun 2010 selalu meningkat. Peningkatan
banjir dan rob di Kota Semarang disebabkan karena adanya perubahan iklim global,
degradasi lingkungan, dan bertambahnya jumlah penduduk makin memperbesar
ancaman risiko bencana. Bencana tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian
yang besar.

II.1 Banjir
Banjir menurut (Kristianto, 2010: 3) adalah air yang melebihi kapasitas tampung
di dalam tanah, saluran air, sungai, danau, atau laut karena kelebihan kapasitas air dalam
tanah, saluran air, sungai, danau, dan laut akan meluap dan mengalir cukup deras
menggenangi daratan atau daerah yang lebih rendah di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan
sifat air yang selalu mengalir dan mencari tempat-tempat yang lebih rendah.

II.2 Rob
Rob atau banjir air laut adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang
yang menggenangi daratan, merupakan permasalahan yang terjadi di daerah yang lebih
rendah dari muka air laut. Di Semarang permasalahan Rob ini telah terjadi cukup lama

2
dan semakin parah karena terjadi penurunan muka tanah sedang muka air laut meninggi
sebagai akibat pemanasan suhu bumi.
Rob menjadi permasalahan di kota-kota seperti Semarang, Jakarta serta kota-kota
yang berada di Pantura Jawa dan akan menjadi permasalahan besar dikemudian hari
sejalan dengan pemanasan suhu dunia dan tidak terkendalinya penyedotan air
tanah sehingga muka tanah turun.

3
BAB III
PEMBAHASA
N

III.1 Banjir dan Rob di Kota Semarang


Kota Semarang dengan penduduk sekitar 1,3 juta jiwa merupakan ibukota Jawa
Tengah, kedudukan Kota Semarang sangat strategis sebagai simpul transportasi
regional menjadikan Kota Semarang mempunyai kelengkapan sarana prasarana fisik
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut mendorong
pertumbuhan dan perkembangan kota berjalan dengan cepat. Seiring dengan laju
pembangunan Kota Semarang, Pertumbuhan dan perkembangan kota telah
menyebabkan perubahan pada kondisi fisik kota. Perubahan tersebut telah
menyebabkan permasalahan yang cukup sulit, yaitu banjir pasang air laut (rob) yang
pada beberapa tahun terakhir ini mulai merambah ke tengah kota.
Semarang yang dikenal dengan sebutan kota ATLAS. Kota semarang
mempunyai letak geografis yang sangat menarik, Semarang mempunyai memiliki
wilayah pesisir dibagian utara dengan garis pantai sepanjang +13 km pantai sekaligus
dataran tinggi, kondisi yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain di Indonesia. Kita dapat
melihat pantai dari ketinggian di kota perbukitan semarang atas, yang dapat ditempuh
hanya dalam waktu 15 menit dari pantai menuju perbukitan. Pusat kota semarang
sendiri berada di sekitar simpang lima, kota ini mempunyai pelabuhan tanjung emas
Masalah banjir dan rob di kota Semarang merupakan masalah yang setiap tahun
dialami selama ini. Dari tahun 2005 hingga tahun 2010 selalu meningkat. Peningkatan
banjir dan rob di Kota Semarang disebabkan karena adanya perubahan iklim global,
degradasi lingkungan, dan bertambahnya jumlah penduduk makin memperbesar
ancaman risiko bencana. Bencana tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian
yang besar.
Banjir menggenangi daerah semarang utara, mulai dari terminal terboyo, genuk,
stasiun tawang, Jalan Hasanudin, Jalan M.T. Haryono, Jalan Kakap, Jalan Tanah
Mas, hingga kawasan kota lama. Penurunan permukaan tanah akibat penggunaan air
tanah, tidak adanya hutan kota yang bisa menyerap air dan semakin tingginya
permukaan air laut menjadi alasan utama banjir rob ini hingga saat ini belum
terselesaikan. Rumah warga maupun jalan disana pun sudah ditinggikan berkali-kali,
namun ketinggian genangan air rob yang setiap tahun bertambah mebuat usaha warga

4
sepertinya sia-sia. Genangan yang meninggi ketika air laut pasang ditambah air hujan

5
semakin mebuat banjir rob menjadi-jadi. Bukan tak mungkin apabila tidak ada solusi
dan area banjir rob semakin meluas maka akan membuat seluruh kota semarang yang
berada di semarang bawah akan terkena banjir dan menjadi banjir rob seumur hidup
bagi warga semarang. Kerugian secara material berupa macetnya sendi-sendi ekonomi
hingga penyakit akibat banjir pun tidak dapat dihindari.

III.2 Penyebab Banjir dan Rob di Kota Semarang


III.2.1 Kenaikan Permukaan Air Laut akibat Global Warming
Daerah pesisir pantai merupakan daerah yang rentan terhadap fenomena
global warming yang menjadi penyebab mencairnya es di kurub utara dan
selatan mengakibatkan kenaikan rata-rata permukaan air laut. Peristiwa tersebut
hampir mengancam seluruh bagian bumi. Berdasarkan laporan IPCC
(International Panel On Climate Change) bahwa rata - rata suhu permukaan
global meningkat 0,3 - 0,6 0C sejak akhir abad 19 dan sampai tahun 2100 suhu
bumidiperkirakan akan naik sekitar 1,4 - 5,80C (Dahuri, 2002 dan Bratasida,
2002). Diperkirakan dari tahun 1999-2100 mendatang kenaikan muka air laut
sekitar 1,4-5,8 m (Dahuri, 2002).
Kota Semarang sebagai salah satu kota metropolitan dan ibu kota Jawa
Tengah adalah kota yang berada dipesisir utara pulau jawa dengan garis pantai
sepanjang +13 km. dengan posisi kota Semarang tersebut, kota Semarang juga
terancam dengan adanya fenomena kenaikan permukaan air laut yang
mengakibatkan banjir rob. Keanikan permukaan air laut sebesar2,65 mm/tahun,
dimana angka ini didapatkan dengan mengkoreksi data kenaikan muka laut total
yang terekam pada AWLR di stasiun Pasut Pelabuhan Tanjung Emas dengan
data penurunan tanah pada lokasi AWLR tersebut (Anindya,dkk, 2006). Dari
data tersebut menunjukkan bahwa peristiwa global warming cukup ikut andil
dalam terjadinya banjir rob di Semarang terutama di daerah kota lama yang
jaraknya dekat dengan pantai. Bahkan diperkirakan bahwa kota tua akan
bertahan selama 10 tahun kedepan saja karena elevasi air laut dengan tanah
kurang dari satu meter (Nelwan, 2013)
III.2.2 Terjadi Penurunan Permukaan Tanah
Peristiwa penurunan muka tanah di kota Semarang mengakibatkan
semakin parahnya banjir rob di daerah pesisir kota Semarang. Penurunan tanah
tersebut terjadi akibat peristiwa konsolidasi(pemampatan), pengambilan air

6
bawah tanah yang berlebihan dan beban bangunan yang terlalu banyak (Sarbidi,
2002 dan BAPPEDA Semarang, 2000). Peristiwa kenaikan muka laut dan
penurunan tanah tersebut diduga mengakibatkan kawasan pesisir Semarang
sering terjadi banjir saat air laut pasang dalam kurun waktu ±25 tahun terakhir,.
Banjir yang terkenal dengan sebutan banjir rob tersebut menggenangi daerah-
daerah yang lebih rendah dari muka air laut saat pasang tertinggi (HWL).
Laju penurunan muka tanah yang tinggi berkisar 6 – 12 cm dititik pantau
( BM Pasut, BM TKPS, 017, 009, BM1 ) dan titik pengamatan penurunan tanah
( BTBR, C3, SMG5, ISLA, RMPA ). Hasil analisa geospasial menunjukkan
nilai sebagai berikut
1. Perubahan muka air tanah yang cukup tinggi antara 1.2 – 1.4 m per tahun
2. Nilai Indek Kompresibilitas berkisar 0.6 sd 0.9
3. Skala Pembebanan mencapai 3 – 4.
Sedangkan laju penurunan muka tanah rendah berkisar 0 – 3 cm per
tahun dijumpai dititik pantau ( PBR1, SMG2, 1106, AY5 dan T447 ), dengan
nilai sebagai berikut ;
1. Perubahan muka air tanah rendah 0.00 – 0.20 m per tahun
2. Nilai Indek Kompresibilitas berkisar < 0.2 sd 0.3
3. Skala pembebanan mencapai 1 - 2

Gambar 3.1 Penurunan muka tanah

III.2.3 Sistem Drainase kota Semarang yang Buruk


Drainase merupakan usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara

7
pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta
cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Drainase kota semarang dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan
tengah, kawasan barat dan kawasan timur. Namun kota Semarang sebagai kota
metropolin dan ibukota Jawa Tengah semrang erupakan kota dengan sisitem
drainase terburuk ke dua di Jawa Tengah. Dalam Buku Putih Sanitasi Kota
Semarang dijelaskan bahwa dari 177 kelurahan di Kota Semarang, tercatat
36% atau sekitar 60 kelurahan memiliki sanitasi yang buruk. Sebagian besar
kelurahan yang sanitasinya buruk berada di daerah yang selama ini tergenang
robdanbanjirserta daerah penggiran. Misalnya saja di daerah Kecamatan
Semarang Utara, Semarang Timur, dan Tugu. Buruknya system drainase kota
semarang dikarenakan kebiasaan menjaga kebersihan belum ada dikalangan
masyarakat seperti membuang sampah di sungai atau selokan yang merupakan
aliran drainase. pengelolaan limbah di Kota Semarang juga terbilang tidak
baik.Karena sebagian juga langsung disalurkan ke saluran- saluran drainase
lingkungan
Menurutnya,cakupan pelayanan PDAM pada tahun lalu baru mencapai
58,69% dari seluruh masyarakat di Kota Semarang. Dengan begitu masih
banyak masyarakat yang belum terlayani oleh PDAM. Untuk memperbaiki
sanitasi, pemkot melalui tim teknis akan membuat program dari kelembagaan
hingga penanganan sanitasi yang melibatkan seluruh masyarakat. Wujud dari
program penanganan sanitasi ini dilakukan dengan memberikan fasilitas dan
sarana pendukung. pengelolaan limbah di Kota Semarang juga terbilang tidak
baik.Karena sebagian juga langsung disalurkan ke saluran- saluran drainase
lingkungan

8
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan data-data informasi yang kami dapatkan dapat disimpulkan bahwa


Penyebab banjir dan rob di koata Semarang adalah kenaiakn muka air laut akibat adanya
global warming; adanya penurunan permukaan tanah akibatkonsolidasi, pengambilan air
tanah yang berlebihan dan pembebanan bangunan yang terlalu besar; system drainase ang
buruk.

9
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2012. “Banjir”. http://sejarahsemarang.wordpress.com/banjir/ diakses 4 mei 2014
Oktavia. 2012. “drainase”. http://trioktavia20.blogspot.com/ diakses 4 mei 2014

Permatasari, inne setiana. 2012. “Strategi Penanganan Kebencanaan Di Kota Semarang”.


http://portalgaruda.org diakses 4 mei 2014

Anonym. 2014. “Rob”. http://id.wikipedia.id diakses 4 mei 2014

Anonym. 2010. “sanitasi kota Semarang”. http://www.ampl.or.id/digilib diakses 14 mei 2014

Wirasatriya, anindiya. 2006. “Kajian Kenaikanmuka Laut Sebagai Landasan


Penanggulangan Rob Di Pesisir Kota Semarang”. http://eprints.undip.ac.id diakses 1
mei 2014

Setyanto, heru. 2002. “studi pengaruh penurunan muka tanah dan pasang air laut terhadap
banjir rob di kecamatan semarang utara”. http://eprins.undip.ac.id diakses 1 mei 2014

Wismarini, dwitiati th. 2010. “analisis sistem drainase kota semarang Berbasis sistem
informasi geografi dalam membantu pengambilan keputusan Bagi penanganan
banjir”. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XV, No.1, Januari 2010 : 41-
51. http://portalgaruda.org diakses 4 mei 2014

Anda mungkin juga menyukai