Anda di halaman 1dari 33

MATA KULIAH TEKNIK EVALUASI PERENCANAAN

EVALUASI PROYEK
INFRASTRUKTUR URBAN DAN
MANDALIKA DENGAN IMPACT
ASSESSMENT
Dosen Mata Kuliah : Dr.Ing.Ir.Haryo Sulistyarso & Ema Umilia, ST., MT.

Nama Kelompok :
Irmawandari [08211540000002]
Riza Winy P [08211540000003]
Firsty Amalia [0821540000008]
Nurul Huda [08211540000025]
Sulih Endarwati [08211540000043]

Teknik Evaluasi Perencanaan 0


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 5
2.1 Definisi Impact Assessment .............................................................................................................. 5
2.1 Tujuan Impact Assessment ................................................................................................................ 5
2.3 Waktu dan Prinsip Pelaksanaan Impact Assessment ......................................................................... 5
2.4 Metode Impact Assessment ............................................................................................................... 6
2.5 Jenis Impact Assessment ................................................................................................................... 7
2.6 Tahapan Pelaksanaan Impact Assessment ......................................................................................... 7
BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................................................................. 9
3.1 Gambaran Umum Wilayah ............................................................................................................... 9
3.2 Gambaran Umum Proyek.......................................................................................................... 10
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 13
4.1 Pembatasan Ruang Lingkup............................................................................................................ 13
4.2 Penentuan Standar Penilaian ........................................................................................................... 13
4.3 Prediksi Dampak ............................................................................................................................. 14
4.4 Mitigasi Penanganan ....................................................................................................................... 18
4.5 Monitoring dan Evaluasi ........................................................................................................... 31
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................................................ 32
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 32

Teknik Evaluasi Perencanaan 1


DAFTAR TABEL
Tabel IV. 1 Dampak Lingkungan /Sosial dari Proyek .......................................................................... 14
Tabel IV. 2 Prediksi dampak Aspek Sosial-Budaya pada proyek “The Mandalika” ........................... 16
Tabel IV. 3 Upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek ............................................................ 19
Tabel IV. 4 Upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek biologis............................................... 21
Tabel IV. 5 Upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya .............. 23

DAFTAR GAMBAR
Gambar III. 1 Gambar Wilayah Mandalika ............................................................................................ 9
Gambar III. 2 Gambar Pemandangan di Mandalika ............................................................................... 9
Gambar III. 3 Gambar Ilustrasi Master Plan The Mandalika................................................................ 10
Gambar IV. 1 Lokasi Pengerjaan Proyek .............................................................................................13

Teknik Evaluasi Perencanaan 2


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah Indonesia memprioritaskan pariwisata sebagai salah satu sektor
pertumbuhan penting dan menjadikan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
The Mandalika sebagai prioritas pembangunan. Tujuan utama dari pinjaman Bank
Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank, atau AIIB) yang
dibahas dalam proyek tersebut adalah untuk menyediakan infrastruktur initi
berkelanjutan bagi pengembangan daerah tujuan wisata The Mandalika di Pulau
Lombok. Proyek tersebut memiliki luas 1.250 Ha bertujuan melindungi dan
meningkatkan keunikan ruang hidup budaya setempat, serta melestarikan lingkungan
hidup dan atraksi pemandangan kawasan proyek. Meskipun proyek ini terfokus kepada
KEK The Mandalika dan kawasan-kawasan yang berbatasan langsung dengannya,
pembangunannya diharapkan bermanfaat juga bagi masyarakat secara lebih luas di
Lombok, menunjang pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan di
Lombok, dan berkontribusi pada daya saing pariwisata Indonesia secara keseluruhan.
Proyek ini berlokasi di pantai selatan Pulau Lombok, dan termasuk dalam wilayah
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia
(Persero) atau juga dikenal sebagai Indonesia Tourism Development Corporation
(ITDC) telah ditugaskan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengelola The Mandalika.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata
Mandalika?
2. Bagaimana penanganan dampak yang ditimbulkan dari proyek Infrastruktur Urban
dan Pariwisata Mandalika?
3. Bagaimana bentuk monitoring dan evaluasi terkait penanganan dampak yang
ditimbulkan oleh proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata Mandalika?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dampak-dampak yang ditimbulkan dari proyek Infrastruktur Urban


dan Pariwisata Mandalika
2. Merumuskan penanganan dampak yang ditimbulkan dari proyek Infrastruktur Urban
dan Pariwisata Mandalika
3. Merumuskan kegiatan monitoring dan evaluasi terkait penanganan dampak yang

Teknik Evaluasi Perencanaan 3


ditimbulkan oleh proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata Mandalika

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika dari penulisan makalah ini terdiri dari:

BAB I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan


penulisan, dan sistematika dari penulisan makalah ini
BAB II Tinjauan pustaka, berisi penjelasan mengenai evaluasi dan impact assessment

BAB III Gambaran Umum, berisi mengenai wilayah administratif dan kondisi
eksisting dari proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata Mandalika
BAB IV Analisa, berisi mengenai evaluasi proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata
Mandalika menggunakan analisis impact assassment

BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan rekomendasi dari pembahasan yang dibahas
pada bab-bab sebelumnya

Teknik Evaluasi Perencanaan 4


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Impact Assessment


Proses mempersiapkan fakta bagi pembuat kebijakan terkait keunggulan dan
kerugian dengan menilai dampak potensial dari sebuah kebijakan. Penilaian dampak dapat
berupa proses identifikasi konsekuensi dampak yang mungkin terjadi disertai dengan
antisipasi untuk dampak tersebut yang disebabkan adanya sebuah kebijakan.

2.1 Tujuan Impact Assessment


1. Menyediakan informasi/data sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan

2. Meningkatkan transparansi dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan

3. Mengidentifikasi proses dan metode untuk menangani dampak merugikan dari usulan
program/kebijakan dan memonitoring penanganannya

4. Sarana kontribusi dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan

2.3 Waktu dan Prinsip Pelaksanaan Impact Assessment


Berdasarkan waktu pelaksanaannya penilaian dampak dibagi menjadi 2 yaitu ex-
ante, dan ex-post. Analisa dampak pembangunan dapat dilakukan sebelum pelaksanaan
program (ex-ante), sesudah pelaksanaan program (ex-post), atau pada saat pelaksanaan
program :

 Penilaian ex-ante

dilakukan sebelum program tersebut dilaksanakan, penilaian dampak ini berfungsi


sebagai alat bantu untuk memprediksi dampak potensial dari usulan kebijakan atau program
pembangunan sebagai dasar dalam mitigasi atau penanganan dampak tersebut, sehingga
dalam pelaksanaan nanti dampak negatif yang ditimbulkan dapat diminimalisir

 Penilaian ex-post

dilakukan setelah program tersebut dilaksanakan, penilaian dampak setelah program


ini berfungsi sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi dampak aktual yang terjadi selama
dan setelah pelaksanaan kebijakan atau program pembangunan, untuk merumuskan langkah
perbaikan dan dapat sebagai masukan untuk perbaikan program kedepannya

Sedangkan, adapun prinsip-prinsip dalam impact assessment adalah

• Purposive

Memiliki tujuan yang jelas, baik bertujuan sebagai masukan untuk pencegahan
dampak maupun perbaikan untuk dampak yang telah terjadi

Teknik Evaluasi Perencanaan 5


• Practical

Penilaian dampak memiliki mitigasi penanganan, setiap mitigasi penanganan


tersebut haruslah dapat dipraktekkan supaya dampak yang telah diidentifikasi dapat
ditangani.

• Adaptive

Adaptif artinya dapat diterima dalam kondisi lingkungan dimana kebijakan


tersebut diterapkan, sehingga identifikasi dampak dan penanganan dapat diterima dan
diterapkan.

• Interdiciplinary

Penilaian dampak dilakukan terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ketiga


aspek tersebut seringkali menggunakan analisis yang terdiri dari berbagai disiplin
ilmu sehingga dalam melakukan analisis dampak harus melihat dari kebutuhan
analisis.

• Transparent

Segala bentuk dari identifikasi dampak dan mitigasi penanganan harus bersifat
transparan artinya dapat dimengerti dan diketahui oleh semua pihak bahkan pihak
yang tidak terlbat dalam kebijakan tersebut.

• Systematic

Penilaian dampak memiliki tahapan yang sistematis supaya terstruktur dan


jelas dalam identifikasi dampak dan penanganannya.

2.4 Metode Impact Assessment


a. Statistik Kuantitatif

Mengetahui dasar analisa berupa identifikasi dasarkondisi, target capaian


kondisi, evaluasi kinerja program dan pengukuran outcome. Penilaian dampak dengan
menggunakan statistik kuantitatif membutuhkan biaya besar, dan terdapat kesulitan
dalam menyimpulakn sebab akibat.
b. Kualitatif

Menginvestigasi masalah kompleks atau sensitive dalam analisa dampak


sosial. Contoh : proses internal rumah tangga, isu kebijakan, memerlukan biaya dan
skill tinggi, mengevaluasi dampak yang telah diketahui dari metode kuantitatif.

c. Pendekatan Partisipatif

Menggali dampak aktual dan potensial melalui sudut pandang stakeholders,

Teknik Evaluasi Perencanaan 6


memerlukan biaya yang minimal. Wajib melibatkan stakeholder dalam proses
penggalian masalah, analisa, dan pembuatan keputusan .

2.5 Jenis Impact Assessment


 Fiskal

Analisa untuk memperkirakan dampak dari pembangunan oleh pemerintah terhadap


pendapatan dan biaya dari pembangunan tersebut.

 Lingkungan

Untuk menilai kelayakan suatu proyek pembangunan dari sisi lingkungan.

 Sosial Ekonomi

Bagaimana dampak pembangunan yang diusulkan akan mengubah kehidupan


masyarakat di masa depan.

2.6 Tahapan Pelaksanaan Impact Assessment


1. Pembatasan ruang lingkup

Berupa mempersempit fokus impact assessment ke potensi isu yang signifikan.


Analisis awal untuk mengidentifikasi, memprioritaskan pertimbangan aspek apa dulu
yang akan dikaji dalam impact assessment, serta dilakukan pendataan informasi yang
diperlukan. Kriteria yang dapat dipakai untuk memilih dampak yang dijadikan fokus
analisis (Finster busch and Motz, 1980 dalam Samodra Wibawa dkk, 1994: 34-35)
sebagai berikut:
a. Peluang terjadinya dampak
b. Jumlah orang yang akan terkena dampak
c. Untung-rugi yang diderita subyek dampak
d. Ketersediaan data untuk melakukan analisis
e. Relevansi terhadap kebijakan
f. Perhatian publik terhadap dampak tersebut
2. Penentuan standar penilaian

Pendefinisian indikator terukur dari dampak pembangunan. Indikator disesuaikan


dengan dampak yang ingin dikaji seperti sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Standar penilaian dampak pembangunan tergantung dari aspek apa yang akan
dikaji. Standar tersebut dapat berasal dari berbagai sumber :
a. peraturan perundangan
b. pedoman-pedoman
c. perjanjian internasional
d. Kajian literatur

Teknik Evaluasi Perencanaan 7


3. Prediksi dampak

Berupa memprediksi dampak yang mungkin terjadi berdasarkan analisis


informasi yang dikumpulkan. Pada bagian ini termasuk mengidentifikasi antara
dampak yang merugikan dan menguntungkan dari pembangunan yang diusulkan.
Menurut Lang dan Amour (1981), dalam memprediksi dampak ada tigal hal yang
dapat dikaji antara lain :
a. Siapa saja yang terkena dampak.
b. Dampak yang ditimbulkan dalam bentuk apa.
c. Berapa lama dampak itu berlangsung.

4. Mitigasi penanganan

Mitigasi didefinisikan sebagai upaya berkelanjutan yang dilakukan untuk


mengurangi resiko bahaya melalui pengurangan kemungkinan/konsekuensi dari resiko
bahaya tersebut. merumuskan bentuk penanganan dari dampak negatif. Mitigasi
terdiri dari strategi, rencana, dan program untuk mengurangi, menghindari, atau
mengelola dampak. Mitigasi dapat dikelompokkan menjadi mitigasi struktural dan
non struktural (Coppola, 2007) :
a. Mitigasi struktural
Upaya untuk meminimalkan dampak melalui pembangunan prasaran fisik dan
pendekatan teknologi.
b. Mitigasi Non Struktural
Upaya meminimalkan dampak selain yang telah disebutkan diatas.

5. Pelaksanaan mitigasi dan monitoring

Monitoring dilakukan untuk memastikan pelaksanaan mitigasi bekerja secara


efektif dan sesuai kebutuhan.

Teknik Evaluasi Perencanaan 8


BAB III GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Umum Wilayah


Mandalika terletak di bagian selatan Pulau Lombok termasuk dalam wilayah
kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Mandalika terletak kurang lebih 50 km dari
pusat Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Melalui perjalanan darat dibutuhkan
sekitar satu jam dari Kota Mataram. Selain itu, lokasi Mandalika juga tidak terlalu jauh dari
Bandara International Lombok. Dari bandara menuju kawasan ini dibutuhkan waktu sekitar
30 menit. Mandalika telah dirancang sebagai tujuan ekowisata kelas dunia berikutnya di
Indonesia. Proyek seluas 1.250 Ha yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
ini juga bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan keunikan ruang hidup budaya
setempat, serta melestarikan lingkungan hidup dan atraksi pemandangan kawasan pesisir.

Gambar III. 1 Gambar Wilayah Mandalika


Sumber : Indonesia Tourism Development Corporation

Gambar III. 2 Gambar Pemandangan di Mandalika


Sumber: Google

Teknik Evaluasi Perencanaan 9


The Mandalika terbagi menjadi dua zona yaitu (1) zona barat yang ditujukan bagi
wisatawan kelas menengah dan menengah atas dan (2) zona timur yang lebih eksklusif.
Akses utama menuju kawasan The Mandalika adalah melalui gerbang barat. Sampai dengan
hari ini perjanjian kerja sama pengembangan dan Pemanfaatan Lahan Land Utilization and
Development Agreement (LUDA) telah disepakati atau ditandatangani investor, mencakup
sekitar 30% dari lahan yang dapat dijual/ disewakan, khususnya di zona barat. Selain Novotel
yang sudah beroperasi, pembangunan Hotel Pullman, Royal Tulip dan Paramount saat ini
sedang dalam tahap perencanaan. Persiapan tender masih berjalan terus selama tahun 2018
untuk menetapkan kontraktor bagi perancangan dan pembangunan Hotel Club Med The
Mandalika di waktu mendatang.

Gambar III. 3 Gambar Ilustrasi Master Plan The Mandalika


Sumber: www.kompas.com

1.5 Gambaran Umum Proyek


PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau juga dikenal sebagai
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah ditugaskan oleh Pemerintah
Indonesia untuk mengelola The Mandalika. Secara keseluruhan proyek pengembangan dan
pembangunan yang disebut “The Mandalika”, direncanakan berlangsung selama 30 tahun,
yakni kurun 2016 – 2045. Dalam konteks inilah pembangunan fasilitas infrastruktur ialah
tahapan yang sangat penting.
Pembangunan fasilitas infrastruktur dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama pada
tahun 2019 - 2023 dan tahap kedua pada tahun 2024 - 2026. Pada tahap pertama, estimasi
total pembiayaan yang diperlukan mencapai kurang lebih USD 316,5 juta. Dari kebutuhan itu
sebesar kurang lebih USD 248,4 juta dibiayai oleh fasilitas pinjaman dari AIIB (Asian
Infrastructure Investment Bank). Bagian yang didanai oleh AIIB ini dikenal sebagai

Teknik Evaluasi Perencanaan 10


“Mandalika Urban and Tourism Infrastructure Project”. Infrastruktur yang dibahas dalam
proyek “Mandalika Urban and Tourism Infrastructure Project” ini mencakup pasokan air
bersih, pengolahan air limbah, air penyiraman tanaman, pengelolaan limbah padat, jalan dan
koridor pekerjaan umum, drainase dan perlindungan terhadap banjir, pasokan listrik, dan
pengelolaan resiko bencana. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut:

 Pasokan Air Bersih: kebutuhan air bersih pada kapasitas puncak diperkirakan
sebesar 234 L/detik (20.210 m³/hari). Pasokan air bersih akan berasal dari fasilitas
pengolahan air laut menggunakan teknologi osmosis terbalik Sea Water Reverse
Osmosis (SWRO). Pada saat ini telah berdiri satu fasilitas SWRO dengan kapasitas 34
L/detik (3.000 m³/hari) yang terletak di zona barat, namun saat ini belum beroperasi.
 Pengolahan Air Limbah: Air limbah disalurkan melalui jaringan pipa tertutup dan
dialirkan menggunakan gabungan tenaga gravitasi dan pemompaan menuju Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terletak di zona barat dan timur dengan
kapasitas total sebesar 20.000 m3/hari. Efluen atau air buangan IPAL akan memenuhi
baku mutu nasional dan digunakan untuk penyiraman taman dan tanaman dalam
wilayah The Mandalika. Lumpur dari pengolahan air limbah dibuat menjadi kompos
dan digunakan untuk pemupukan tanaman.
 Air Penyiram Tanaman: Kebutuhan air penyiram tanaman yang diperkirakan
berdasarkan ruang hijau seluas 40% dari total luas wilayah The Mandalika adalah
sebesar 5 L/m²/hari. Efluen IPAL yang telah diproses menjadi sumber utama air
penyiram tanaman milik umum maupun milik pribadi dalam KEK The Mandalika,
termasuk untuk lapangan golf seluas 98 Ha.
 Pengelolaan Limbah Padat : Ketika beroperasi pada kapasitas maksimum, The
Mandalika diperkirakan akan menghasilkan limbah padat sebanyak 385 m³/hari.
Fasilitas pengelolaan limbah padat seluas 5.000m² akan dibangun di dalam KEK The
Mandalika. Limbah padat akan dipilah sebagai berikut: limbah organik dibuat
menjadi kompos dan digunakan untuk pemupukan taman, limbah non - organik sejauh
mungkin akan digunakan - ulang atau didaur – ulang, sedangkan sisanya akan
diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di luar kawasan The Mandalika.
 Jalan dan Koridor Pekerjaan Umum: Sampai dengan saat ini di dalam The
Mandalika telah dibangun jalan sepanjang 4,5 km. Nantinya setelah beroperasi pada
kapasitas maksimum, The Mandalika akan mempunyai jaringan jalan lokal sepanjang
lebih dari 50 km (ROW 7-30 m), jalan pengumpul utama (ROW 40-45 m), jalan
penghubung barat-timur (ROW 60 m), dan jalan penghubung ke jalan bypass ke
bandar udara di masa depan (ROW 90 m). Berbagai pipa dan kabel utilitas akan
disatukan dalam suatu koridor yang berada di sisi kiri dan/atau kanan jalan.
 Drainase dan Perlindungan Terhadap Banjir: Ada empat upaya untuk mengatasi
ancaman banjir oleh hujan deras ekstrim, luapan air sungai, dan naiknya permukaan
air laut. Keempat upaya tersebut mencakup: bioretensi (untuk mengatasi hujan deras
ekstrim), normalisasi sungai (untuk mengatasi luapan sungai dan banjir bandang),
embung - embung di luar kawasan, serta peninggian lahan melalui penimbunan tanah
di area yang mempunyai elevasi rendah (untuk mengatasi kenaikan muka air laut).

Teknik Evaluasi Perencanaan 11


Secara kolektif upaya - upaya tersebut membentuk sistem perlindungan terpadu
terhadap banjir di kawasan Mandalika.
 Pasokan Listrik: Prakiraaan kebutuhan listrik The Mandalika ketika beroperasi pada
kapasitas maksimum adalah sebesar 265 MVA. Perusahaan Listrik Negara (PLN)
akan menyediakan pasokan listrik yang dapat diandalkan bagi seluruh wilayah
Proyek, sedangkan ITDC akan menyalurkan dan mendistribusikan listrik dalam
wilayah The Mandalika.
 Pengelolaan Risiko Bencana: Berikut adalah bahaya yang mempunyai risiko tinggi
bagi The Mandalika: banjir, gelombang ekstrim, abrasi, gempa bumi, kemarau
panjang, tanah longsor dan tsunami. Pembangunan Sistem Peringatan Dini
(bekerjasama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika) dan juga Tempat
Pengungsian Sementara dirancang untuk melayani bukan saja para wisatawan tetapi
juga masyarakat setempat.

Teknik Evaluasi Perencanaan 12


BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembatasan Ruang Lingkup


Pembatasan ruang lingkup studi kasus akan dibagi menjadi dua yaitu ruang lingkup
wilayah studi kasus dan ruang lingkup batasan penilaian dampak apa saja yang akan
dikaji. Ruang lingkup wilayah studi kasus yaitu wilayah yang terkena pembangunan oleh
proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata Mandalika terbagi menjadi dua zona yaitu
zona barat yang ditujukan bagi wisatawan kelas menengah dan menengah ke atas dan
zona timur yang lebih eksklusif. Akses utama menuju kawasan The Mandalika adalah
melalui gerbang barat. Proyek ini mencakup lokasi di pantai selatan Pulau Lombok, dan
termasuk dalam wilayah Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Gabar IV. 1 Lokasi Pengerjaan Proyek


Sumber : Indonesia Tourism Development Corporation

4.2 Penentuan Standar Penilaian


Penilaian dampak proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata Mandalika adalah
penilaian dampak lingkungan dan sosial. Penentuan standar yang digunakan dalam penilaian
dampak proyek ini adalah berdasarkan peraturan perundangan, pedoman-pedoman, kajian
literatur jurnal terkait yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Aspek Lingkungan

a. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup Aspek Sosial Ekonomi.
Indikator yang digunakan adalah erosi dan kestabilan lereng, laju air permukaan dan

Teknik Evaluasi Perencanaan 13


genangan.
b. UU RI no. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistem, UU RI no. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, UU RI no. 38 tahun 2004 tentang Jalan.
Indikator terkait konservasi sumber daya alam dan kelestarian lingkungan dalam
pembangunan jalan pada proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata Mandalika
c. Dokumen Kajian Dampak Lingkungan dan Sosial Proyek Infrastruktur Urban dan
Pariwisata Mandalika
Indikator yang digunakan adalah kualitas udara, kebisingan, kualitas air tanah,
kualitas air permukaan, kualitas air laut.

- Aspek Sosial
a. Jurnal “Pola Penyelesaian Sengketa Tanah di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika”
Indikator yang digunakan adalah Status lahan, Faktor Sosial, Faktor Ekonomi
b. Pedoman konstruksi dan bangunan, No. 008/BM/2009, Pedoman Umum Pengelolaan
Lingkungan Hidup Bidang Jalan, UU RI No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.
Indikator yang digunakan adalah kecelakaan lalu lintas, yaitu terkait terjadinya
kecelakaan lalu lintas akibat pembangunan proyek Infrastruktur Urban dan Pariwisata
Mandalika

c. Dokumen Kajian Dampak Lingkungan dan Sosial Proyek Infrastruktur Urban dan
Pariwisata Mandalika
Indikator yang digunakan adalah sosio-ekonomi dan budaya

4.3 Prediksi Dampak


4.1.1 Dampak Lingkungan

Sebagian besar potensi dampak negatif proyek diharapkan muncul selama


tahap konstruksi, terutama karena peningkatan risiko lingkungan dan sosial yang
secara tipikal berkaitan dengan proyek pembangunan infrastruktur secara besar-
besaran. Risiko-risiko yang bersifat seperti ini misalnya meningkatnya risiko erosi dan
kenaikan debit air larian (runoff), sehingga dapat berdampak pada penurunan kualitas
air permukaan, dampak kebisingan bagi warga setempat, dampak terhadap biota darat
dan laut.
Tabel IV. 1 Dampak Lingkungan /Sosial dari Proyek

Komponen Lingkungan Dampak yang Signifikansi makna


atau Sosial diprediksikan

Teknik Evaluasi Perencanaan 14


Bermakna (SIG)/
Positif/Negatif Tidak Bermakna (ns)
(+/-)
TAHAP PERANCANGAN
Fisik + SIG
Biologis + SIG
Sosio-ekonomi dan + SIG
Budaya
TAHAP KONSTRUKSI
Komponen Fisik
Kualitas Udara − ns
Kebisingan − ns
Kualitas Air Tanah − ns
Kualitas Air Permukaan − ns
Kualitas Air Laut − ns
Komponen Biologis
Tumbuhan Darat − ns
Hewan Darat − ns
Biota Laut − ns
Penyu Laut − ns
Ekosistem bakau − ns
Ekosistem terumbu karang − ns
Ekosistem lamun − ns

Dampak yang ditimbulkan yaitu ada dua :

 Selama Tahap Perancangan


Pada tahap ini, dampak yang diprediksikan terhadap kondisi fisik, biologis, sosio-
ekonomi dan budaya positif artinya bahwa belum begitu terlihat dampak yang serius
terhadap kondisi lingkungan.
 Selama Tahap Konstruksi
Pada tahap perancangan ini, banyak dampak negatif yang ditimbulkan antara lain
komponen fisik seperti kualitas udara, kebisingan, kualitas air tanah, kualitas air
permukaan, dan kualitas air laut. Sedangkan untuk komponen biologis yang
terdampak akibat pengerjaan proyek The Mandalika antara lain tumbuhan darat,
hewan darat, biota laut, penyu laut, ekosistem bakau, ekosistem terumbu karang, dan
ekosistem lamun.

Dampak lingkungan yang paling berpengaruh adalah berubahnya penggunaan


lahan yang ada. Pembangunan pariwisata yang ada memanfaatkan lahan-lahan
masyarakat yang diperuntukkan untuk kebutuhan fasilitas pariwisata. Selain itu,
pengerjaan proyek tentu mendatangkan truk-truk pengangkut material yang

Teknik Evaluasi Perencanaan 15


berdampak pada polusi udara dan kebisingan yang mengakibatkan kondisi kesehatan
masyarakat.
Dampak yang lain adalah kondisi air bersih. Jika proyek tersebut tidak
memperhatikan standart teknis pelaksanaan maka akan mempengaruhi
kualitas/penurunan kualitas air bersih. Pembuangan limbah atau benda-benda lain
diharapkan diminimalisisr agar tidak mengganggu kondisi ekosistem laut.

4.1.2 Dampak Sosial Ekonomi

Prediksi Dampak Sosial ekonomi terbagi menjadi tiga hal, yaitu Siapa yang terkena
dampak, dampak yang ditimbulkan serta jangkan waktu yang di timbulkan. Berikut
merupakan prediksi dampak sosial-ekonomi yang ditimbukan :

a. Peluang pekerjaan dan peluang usaha masyarakata sekitar proyek setelah masa proyek
akan semakin besar, yang berarti adanya proyek “The Mandalika” ini akan membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
b. Mata pencaharian penduduk setempat yang terganggu, semisal adanya pembagunan
proyek “The Mandalika” maka akan mengganguu berlabuhnya perahu para
nelayanan, dan mata pencaraharian masyarakat setempat sebeai petani dan peternak
c. Masyarakat setempat kehilangan akses untuk menuju pantai Mandalika, karen dalam
pembangunan proyek ini terbagi menjadi dua zona, yaitu rencana zona untuk
kalangan menengah dan rencana kalangan untuk yang ebih eksklusif, dan ditakutkan
masyarakat setempat dan pengunjung wisata sebelum ada proyek tidak bisa
mengakses pantai yang dijadikan proyek secara bebas.
d. Tergusurnya pemukiman warga baik pemukiman formal ataupun non formal, dengan
adanya proyek pembangunan “The Mandalika” memerlukan pembebasan lahan dan
beberapa pemukiman warga yang formal maupun non formal juga ikut tergusur.
e. Pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan kawasan pariwisata dan kemampuan
berbahasa inggris yang masih kurang
f. Perubahan-perubahan negatif dalam hal nilai budaya dan agama di kalangan
masyarakat adat (sasak), khususnya perayaan Bau Nyale, Mare Mradik/Madak,
Ngapung dan Nazzar, dikhawatirkan dari masyarakat setempat jika terdapat proyek
tersebut maka kultur budaya atau perayaan pada pantai akan rusak dan tidak dapat
dilestarikan
g. Munculnya lokalisasi di kawasan Mandalika, proyek The Mandalika ini adalah
sebagai salah satu proyek KSPN tingkat nasional sehingga akan memunculka bisnis
disekitar kawasan pantai dan dampak yang ditakutkan oleh masyarakat terdampak
proyek yaitu adanya bisnis prostitusi disekitar kawasan “The Mandalika”
h. Munculnya penyalahgunaan minuman keras dan peredaran narkoba
i. Situs keramat dan peninggalan budaya dikawasan sekitar proyek akan rusak (misal
makam tokoh masyarakat karena adanya perluasaan proyek yang akan dibangun)

Tabel IV. 2 Prediksi dampak Aspek Sosial-Budaya pada proyek “The Mandalika”

Teknik Evaluasi Perencanaan 16


No Siapa yang terkena Dampak yang ditimbulkan Jangka Waktu
Dampak berlangsungnya
Dampak
1.  Masyarakat terdampak Peluang pekerjaan dan peluang Setelah masa
proyek , warga desa usaha masyakarat sekitar proyek terlaksananya proyek
Kuta,Merta, Sengkol semakin besar “The Mandalika”
dan Sukadana hingga seterusnya
 Dusun yang terkena
atau berdekatan dengan
proyek pembangunan
jalan
2. Masyarakat terdampak Mata pencaharian penduduk Selama dan setelah
proyek , warga desa setempat yang terganggu, misal masa terlaksananya
Kuta,Merta, Sengkol dan berlabuhnya perahu dan dibidang terlaksananya proyek
Sukadana perikanan (Nelayan, peternak) “The Mandalika”
hingga seterusnya
3.  Masyarakat terdampak Masyarakat setempat kehilangan Selama dan setelah
proyek , warga desa akses untuk menuju pantai masa terlaksananya
Kuta,Merta, Sengkol Mandalika terlaksananya proyek
dan Sukadana “The Mandalika”
 Pengunjung dan hingga seterusnya
wisatawan di
dalam/sekitar proyek
4. Masyarakat terdampak Sistem pertanian pada budidaya Setelah masa
proyek , warga desa tumbuhan, peternakan dan terlaksananya proyek
Kuta,Merta, Sengkol dan pertambakan tidak bisa berjalan “The Mandalika”
Sukadana dengan mandiri dan optimal hingga seterusnya
5.  Masyarakat terdampak Tergusurnya pemukiman warga Setelah masa
proyek , warga desa baik pemukiman formal ataupun terlaksananya proyek
Kuta,Merta, Sengkol liar “The Mandalika”
dan Sukadana hingga seterusnya
 Dusun yang terkena
atau berdekatan dengan
proyek pembangunan
jalan
6. Masyarakat terdampak Pengetahuan masyarakat terhadap Sebelum dan
proyek , warga desa pengelolaan kawasan pariwisata Setelah masa
Kuta,Merta, Sengkol dan dan kemampuan berbahasa inggris terlaksananya proyek
Sukadana yang masih kurang “The Mandalika”
hingga seterusnya

Teknik Evaluasi Perencanaan 17


7.  Masyarakat terdampak Perubahan-perubahan negatif Setelah masa
proyek , warga desa dalam hal nilai budaya dan agama terlaksananya proyek
Kuta,Merta, Sengkol di kalangan masyarakat adat “The Mandalika”
dan Sukadana (sasak), khususnya perayaan Bau hingga seterusnya
 Dusun yang terkena Nyale, Mare Mradik/Madak,
atau berdekatan dengan Ngapung dan Nazzar
proyek pembangunan
jalan
 Masyarakat adat
(sasak)
8.  Masyarakat terdampak Munculnya lokalisasi di kawasan Setelah masa
proyek , warga desa Mandalika terlaksananya proyek
Kuta,Merta, Sengkol “The Mandalika”
dan Sukadana hingga seterusnya
 Dusun yang terkena
atau berdekatan dengan
proyek pembangunan
jalan
 Masyarakat adat
(sasak)
 Pengunjung dan
wisatawan di
dalam/sekitar proyek
9.  Masyarakat terdampak Munculnya penyalahgunaan Setelah masa
proyek , warga desa minuman keras dan peredaran terlaksananya proyek
Kuta,Merta, Sengkol narkoba “The Mandalika”
dan Sukadana hingga seterusnya
 Masyarakat adat
(sasak)
 Pengunjung dan
wisatawan di
dalam/sekitar proyek
10.  Masyarakat terdampak Situs keramat dan peninggalan Sebelum dan
proyek , warga desa budaya dikawasan sekitar proyek Setelah masa
Kuta,Merta, Sengkol akan rusak (misal makam tokoh terlaksananya proyek
dan Sukadana masyarakat) “The Mandalika”
 Masyarakat adat hingga seterusnya
(sasak)
Sumber: Hasil Analisis, 2019

4.4 Mitigasi Penanganan


Dalam menentukan upaya mitigasi yang tepat bagi dampak – dampak yang telah

Teknik Evaluasi Perencanaan 18


dibahas sebelumnya, penulis mengadopsi hirarki upaya mitigasi untuk mengatasi seluruh
potensi dampak lingkungan hidup dan risiko sosial terkait proyek. Berdasarkan hirarki
tersebut terdiri dari urutan prioritas sebagai berikut:
1. Menghindari
2. Meminimalkan
3. Menanggulangi
4. Mengompensasi
Hirarki pertama dalam mitigasi terhadap dampak proyek ini ialah upaya menghindari
dampak dengan cara menggunakan teknologi alternatif. Kemudian yang kedua berusaha
meminimalkan dampak melalui tindakan – tindakan tertentu yang akan disesuaikan dengan
aspek. Hal tersebut akan dibahas pada tabel upaya mitigasi. Selanjutnya apabila upaya
menghandari dan meminimalkan telah dilakukan, maka perlu ada mitigasi yang mengarah
pada penanggulangan yang bertujuan untuk merehabilitasi atau memulihkan lingkungan
terdampak. Selanjutnya hal terakhir yang dapat diupayakan dalam hal mitigasi ini ialah
kompensasi yang bertujuan untuk mengimbangi dampak jika pilihan lain tidak
memungkinkan.

Gambar IV. 1 Gambar Hirarki Upaya Mitigasi


Sumber: Indonesia Tourism Development Corporation

a. Mitigasi terhadap dampak fisik


Berikut beberapa upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek fisik:

Tabel IV. 3 Upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek

No Komponen Upaya mitigasi

Teknik Evaluasi Perencanaan 19


1 Kualitas udara a. Memastikan penggunaan kendaraan dan peralatan mesin
agar memenuhi baku mutu emisi.
b. Memastikan perawatan kendaraan dan peralatan bermesin
terjadwal secara berkala dan memadai.
c. Memilih peralatan listrik atau yang dijalankan menggunakan
baterai daripada peralatan mesin berbahan bakar. Selama hal
tersebut memungkinkan.
d. Menjalankan program pengurangan debu melalui
penyiraman jalan secara teratur dan memadai.
e. Pemantauan kualitas udara triwulanan selama tahap
konstruksi guna mendokumentasikan kepatuhan terhadap
baku mutu udara ambien untuk parameter S02, N02, C0,
NH3, dan TSP (Total Suspended Particulates).
2 Kebisingan a. Memastikan penggunaan kendaraan dan peralatan mesin
yang memenuhi baku mutu kebisingan.
b. Mematuhi jadwal perawatan kendaraan dan peralatan mesin
secara berkala.
c. Memilih menggunakan kendaraan ringan atau peralatan
ringan dari pada kendaraan berat atau peralatan berat.
Selama hal tersebut memungkinkan.
d. Memilih menggunakan kendaraan dan peralatan listrik dari
pada kendaraan atau peralatan mesin berbahan bakar. Selama
hal tersebut memungkinkan.
e. Mengurangi sejauh mungkin kegiatan konstruksi antara jam
6 sore sampai dengan jam 6 pagi serta pada hari libur.
f. Menghindari kegiatan yang menimbulkan kebisingan pada
area yang berdekatan dengan hunian penduduk. Selama hal
tersebut memungkinkan.
g. Melakukan pemantauan kualitas udara setiap triwulan untuk
mendokumentasikan tingkat penaatan terhadap baku mutu
udara ambien atau menentukan langkah perbaikan
pengelolaannya.

Teknik Evaluasi Perencanaan 20


3 Kualitas air a. Membangun dan mengoperasikan perangkap sedimen di
(tanah, kawasan konstruksi untuk menangkap dan mengendapkan
permukaan, dan padatan tersuspensi.
laut) b. Membangun, mengoperasikan, dan mengelola sistem
drainase dalam kawasan proyek.
c. Membangun dan mengoperasikan embung atau sumur
resapan.
d. Membangun dan mengoperasikan danau tiruan atau kolam
besar untuk menyimpan air hujan.
e. Membangun dan mengoperasikan sabo (bendungan dengan
teknik konstruksi khusus untuk mengendalikan endapan
pasir, dalam bahasa Inggris disebut juga check dam).
f. Melindungi sempadan sungai.
h. Meminimalkan pembersihan lahan dan gangguan terhadap
tanah. Selama hal tersebut memungkinkan.
i. Membatasi pengembangan atau pembangunan dalam
wilayah hutan. Selama hal tersebut memungkinkan.
g. Melindungi dan mempertahankan hutan bakau pesisir
sebagai bagian dari desain proyek
h. Memasang dan mengoperasikan dua Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL).
i. Merancang dan melaksanakan sistem pembuangan air garam
dari Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dengan dampak
minimum.
j. Mengelola taman dan tanaman di seluruh area hijau dalam
kawasan.
Sumber Hasil analisis, 2019

b. Mitigasi terhadap dampak biologis


Berikut beberapa upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek biologis:

Tabel IV. 4 Upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek biologis

No Komponen Upaya mitigasi

Teknik Evaluasi Perencanaan 21


1 Tumbuhan dan a. Meminimumkan pembersihan lahan dan gangguan
hewan darat terhadap tumbuhan sejauh mungkin serta tidak
mengizinkan pembersihan lahan yang tidak benar-benar
diperlukan.
b. Melindungi dan melestarikan wilayah habitat kritis sejauh
memungkinkan.
c. Melindungi tumbuhan dan habitat yang secara spesifik
terasosiasi dengan mulut sungai.
d. Menghindari atau meminimalkan pembangunan dalam
kawasan hutan sejauh memungkinkan.
e. Melindungi dan melestarikan kawasan hutan bakau
sebagai bagian dari desain proyek.
f. Menanami kembali lahan terganggu yang terlanjur
dibersihkan namun tidak jadi dibangun. Penghijauan
kembali diutamakan dengan menggunakan jenis tanaman
asli setempat.
g. Pembuatan taman dan penanaman kembali wilayah hijau
di bawah pengelolaan proyek akan dilakukan dengan
mengutamakan spesies tanaman asli setempat.
h. Melarang penggunaan spesies tanaman invasif untuk
penanaman ulang.
i. Mengendalikan spesies tanaman invasif, mencabut dan
mengelola sejauh mungkin.
j. Pembatasan kecepatan kendaraan dan praktik kemudi di
seluruh kawasan proyek.
k. Melarang pekerja, kontraktor dan manajemen proyek
untuk berburu, mengganggu, menangkap, dan membunuh
hewan di wilayah proyek oleh para pekerja, kontraktor,
dan manajemen proyek.
l. Meminimumkan dan mengendalikan sumber kebisingan
dan cahaya sejauh memungkinkan dengan memusatkan
perhatian pada kawasan yang mempunyai nilai habitat
m. Menghindari kegiatan pada hutan lindung yang
bersebelahan dengan batas barat kawasan Proyek
n. Melindungi lahan basah alami dan habitat terkait.

Teknik Evaluasi Perencanaan 22


2 Biota laut, a. Perlindungan dan pelestarian kawasan hutan bakau
penyu laut, dan mangrove tercakup dalam rancangan proyek; jika kegiatan
ekosistem laut konstruksi di dalam kawasan hutan bakau tidak dapat
dihindari, maka Proyek akan memasang gorong - gorong
di bawah struktur jalan sehingga aliran pasang - surut tetap
dapat mencapai bakau yang terhalang. Kegiatan konstruksi
di kawasan hutan bakau dipantau dan dikendalikan
sebagaimana dibutuhkan.
b. Menghindari atau meminimalkan sejauh mungkin kegiatan
konstruksi di area pantai berpasir.
c. Melarang penggunaan pantai berpasir atau pasir pantai
untuk keperluan konstruksi.
d. Melindungi dan menghindari sejauh mungkin zona
vegetasi pantai.
e. Meminimalkan sejauh mungkin kebisingan dan cahaya
buatan di dekat habitat pasir pantai.
f. Menghindari sejauh mungkin kegiatan konstruksi di
habitat pantai berpasir selama jam malam (jam 6 sore
sampai jam 6 pagi).
g. Bila penyu laut didapati bertelur di sekitar tempat
berlangsungnya kegiatan proyek, maka kajian ekologis
akan dijalankan oleh tenaga profesional yang
berkompeten.
h. Melarang dan memberikan sanksi tegas bagi pekerja
proyek, termasuk kontraktor dan anggota keluarganya
yang ketahuan mengganggu, menangkap, memelihara atau
membunuh penyu atau mengumpulkan telur penyu untuk
dijual, dikonsumsi atau tujuan lain.
i. Melindungi biota laut yang berada dalam wilayah Teluk
Gerupuk yang merupakan Kawasan Lindung Laut.
Sumber Hasil analisis, 2019

c. Mitigasi terhadapa dampak sosial, ekonomi, dan budaya


Berikut beberapa upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek sosial, ekonomi,
dan budaya:

Tabel IV. 5 Upaya mitigasi bagi setiap komponen pada aspek sosial, ekonomi,
dan budaya

No Komponen Upaya mitigasi

Teknik Evaluasi Perencanaan 23


1 Persepsi dan a. Mensosialisasi informasi tentang proyek secara tepat
sikap masyarakat waktu (sebelum proyek dimulai) dan efektif.
b. Melakukan konsultasi langsung dengan perwakilan
pemerintah setempat.
c. Melakukan konsultasi langsung dengan perwakilan
masyarakat setempat
d. Menyelenggarakan konsultasi publik dengan masyarakat
luas termasuk kaum yang rentan seperti perempuan,
orang tua, difabel, miskin, berpendidikan kurang.

Teknik Evaluasi Perencanaan 24


2 Pekerjaan, a. Mengutamakan pemberian kesempatan kerja kepada
pendapatan, dan masyarakat setempat, meskipun dengan keterbatasan
kehidupan kemampuannya memenuhi persyaratan kualifikasi untuk
posisi pekerjaan terampil dan manajemen.
b. Setiap pekerja proyek akan dipastikan kualifikasinya dan
dilatih dengan saksama untuk dapat melakukan tugasnya
sesuai dengan uraian pekerjaan.
c. Memastikan kesepakatan dan situasi kerja terkait proyek
sesuai dengan peraturan dan perundangan
ketenagakerjaan Republik Indonesia, peraturan
perusahaan, maupun kesepakatan kerja bersama.
d. Memberikan kepada pekerja proyek hal-hal sebagai
berikut:
 Perjanjian kerja yang jelas dan tertulis
 Pembayaran upah tepat pada waktunya
 Waktu istirahat yang cukup
 Pemberitahuan pemutusan hubungan kerja dilakukan
dalam jangka waktu yang sewajarnya
 Pemberian kerja berprinsip kesetaraan peluang,
perlakuan adil, dan penghapusan diskriminasi
 Kepatuhan pada peraturan perundangan Republik
Indonesia terkait hak pekerja untuk berorganisasi dan
melakukan negosiasi secara kolektif
 Penyediaan mekanisme pengaduan komplain yang
mudah diakses, dipahami, dan transparan sejak
pengangkatan sebagai karyawan.
e. Menghindari tenaga kerja di bawah umur dan kerja
paksa melalui berbagai upaya sebagai berikut:
 Tidak mempekerjakan anak di bawah umur 18 tahun,
kecuali memenuhi batasan yang dizinkan oleh
peraturan dan perundangan nasional maupun daerah
 Tidak ada seorangpun pada situasi apapun melakukan
kegiatan terkait proyek secara terpaksa atau di bawah
ancaman kekerasan, atau ancaman hukuman,
termasuk segala macam kerja wajib yang dipaksakan.

Teknik Evaluasi Perencanaan 25


3 Kesehatan a. Menyediakan layanan pengelolaan kesehatan secara
masyarakat, terpadu pada pekerja dan masyarakat setempat terutama
keselamatan, dan kepada ibu dan anak balita melalui pelaksanaan
keamanan posyandu atau layanan terkait lainnya bekerja sama
dengan dinas kesehatan masyarakat.
b. Mengelola Mekanisme Tindak Lanjut atas Pengaduan
(MTLP) yang berfungsi dengan baik untuk menanggaapi
keluhan dan keprihatinan terkait keselamatan dan
kesehatan masyarakat.
c. Menanggapi keprihatinan masyarakat setempat terkait
keselamatan jalan dan lalu lintas, dengan cara:
 Menyelenggarakan Defensive Driving Training
(DDT) bagi pengemudi atau operator kendaraan dan
peralatan proyek termasuk kontraktor
 Menetapkan spesifikasi kendaraan dan peralatan yang
menggunakan jalan yang digunakan dalam wilayah
proyek serta menjalankan program perawatan
kendaraan dan peralatan yang memadai
d. Mengelola keberadaan tenaga pengamanan dan menjaga
kehadirannya untuk memastikan keselamatan dan
keamanan semua orang yang berada dalam wilayah,
melalui:
 Menyediakan dan mengoperasikan titik pemeriksaan
pada gerbang masuk lalu lintas ke dalam kawasan
pariwisata mandalika
 Membina hubungan positif dengan masyarakat
sekitar, pemerintah, dan aparat penegak hukum
setempat
e. Mewajibkan pekerja keamanan untuk menerapkan
prinsip dan prosedur pencegahan bahaya keselamatan
selama mereka bertugas.
f. Mengembangkan dan melaksanakan sistem pengelolaan
kesehatan dan keselamatan kerja konsisten dengan
peraturan perundangan, peraturan perusahaan, dan
kesepakatan kerja bersama.
g. Mengembangkan dan melaksanakan Rencana
Manajemen Kontraktor (Contractor Management Plan)
yang berlaku bagi semua kontraktor dan subkontraktor
sehingga memberikan perlindungan hak-hak pekerja
kontraktor sebagaimana dipersyaratkan oleh peraturan
Pprusahaan, serta sebagaimana diwajibkan dalam
peraturan perundangan ketenagakerjaan Republik
Indonesia.

Teknik Evaluasi Perencanaan 26


h. Melaksanakan kebijakan dan prosedur sumber daya
manusia dalam bentuk peraturan perusahaan dan
kesepakatan kerja bersama sesuai dengan peraturan
perundangan Republik Indonesia. Peraturan perusahaan
berupa berkas hukum yang mengatur hubungan antara
manajemen dengan karyawan
i. Mendokumentasikan dan melaporkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
j. Mengelola Rencana Kesiapan Penanggulangan Keadaan
Darurat, termasuk persiapan preventif, darurat, dan
rencana tanggap darurat untuk menghindari atau
meminimalkan risiko dan dampak keadaan darurat pada
kesehatan dan keselamatan pekerja proyek,
pengunjung/wisatawan, dan masyarakat setempat.
4 Infrastruktur a. Merawat jalan yang sudah ada secara berkala dan
jalan dan memadai untuk memastikan kondisinya baik.
gangguan lalu b. Melakukan peningkatan kondisi jalan untuk
lintas mengakomodasi kebutuhan jalan terkait keperluan
proyek.
c. Merancang, membangun, dan mengembangkan jalan-
jalan baru sehingga tercipta jaringan jalan yang memadai
(baik jalan yang sudah ada, yang sudah diremajakan,
maupun yang baru) untuk memenuhi kebutuhan lalu
lintas di dalam dan di sekitar wilayah proyek dalam
beberapa tahun ke depan.
d. Membangun dan merawat semua jalan yang berkaitan
dengan proyek sehingga memenuhi standar nasional.
Spesifikasi lebar, luas permukaan, dan bahu jalan agar
diwujudkan sesuai dengan prakiraan kebutuhan lalu
lintas.
e. Bila terjadi kemacetan lalu lintas selama fase konstruksi,
maka lalu lintas pada titik-titik rentan macet agar
diarahkan oleh polisi atau petugas pengamanan yang
terlatih.
f. Jalan terkait proyek akan dilengkapi dengan rambu-
rambu lalu lintas yang semestinya, khususnya di
persimpangan jalan, tanjakan, dan tempat berisiko
lainnya.
g. Mengembangkan tiga rute alternatif untuk menuju
wilayah proyek, yaitu jalur awang, jalur selong belanak,
dan jalur sengkol.

Teknik Evaluasi Perencanaan 27


5 Warisan budaya a. Pembersihan lahan dan gangguan terhadap tanah akan
diminimalkan sedapat mungkin dan tidak diizinkan
apabila tidak diperlukan.
b. Melakukan konsultasi publik secara berkesinambungan
dan menyeluruh sebelum kegiatan konstruksi dimulai
untuk mendapatkan informasi apakah terdapat cagar
budaya atau peninggalan sejarah yang penting sebelum
dilakukan pembersihan dan penggalian lahan.
c. Tenaga profesional berkualifikasi membuat kajian
lapangan atas temuan cagar budaya atau peninggalan
sejarah yang diidentifikasi oleh penduduk setempat
sebelum masa konstruksi. Pengkajian lapangan sejenis
ini mendasari penyusunan rencana pengelolaan situs
atau peninggalan sejarah dalam konteks rencana proyek,
termasuk pilihan-pilihan untuk pelestarian dan
pengelolaan situs.
d. Apabila cagar budaya atau peninggalan sejarah
ditemukan secara tak terduga, pelaku proyek akan
menjalankan Prosedur Penemuan Tak Terduga Benda
Cagar Budaya (Chance Find Procedure)
e. Memberikan perhatian khusus pada perayaan Bau Nyale
untuk memastikan tradisi budaya yang sangat penting ini
tetap terjaga dan diselenggarakan secara meriah.

Teknik Evaluasi Perencanaan 28


6 Permukiman a. Mata pencaharian masyarakat yang dipindahkan harus
masyarakat ditingkatkan, atau setidaknya dipulihkan pada taraf yang
umum dinikmati oleh masyarakat setempat.
b. Memperbaiki keseluruhan status sosial ekonomi dari
kelompok rentan yang permukimannya dipindah.
c. Menyediakan sumber daya yang memadai untuk
memungkinkan masyarakat dapt menikmati manfaat dari
proyek.
d. Menjalankan kegiatan pemindahan permukiman sebagai
program pembangunan berkelanjutan
e. Pembebasan tanah harus dijalankan sesuai dengan
peraturan perundangan Republik Indonesia, termasuk
UU No 2 Tahun 2012.
f. Penilaian atas harga tanah dilakukan oleh penilai
profesional yang independen, sesuai dengan UU No 2
Tahun 2012.
g. Penilaian atas harga tanah mencakup komponen fisik
dalam penilaian (harga tanah, ruang di atas dan di bawah
tanah, bangunan, fasilitas pendukung) dan komponen
non-fisik (disposal rights, biaya transaksi, kompensasi
periode tunggu, nilai yang hilang dari sisa lahan, dan
kerusakan fisik).
h. Kebijakan terhadap pihak yang mengalami dampak akan
diberlakukan secara ketat yaitu sebagai berikut:
 Menginformasikan hak dan pilihan yang tersedia bagi
mereka
 Mengonsultasikan dan menawarkan pilihan alternatif
pemukiman kembali yang layak
 Menyediakan kompensasi secara segera dan efektif
atas penggantian nilai aset yang hilang
 Menyediakan bantuan untuk pindahan dan tunjangan
transportasi
 Menyediakan rumah tempat tinggal yang setara
dengan tempat tinggal semula
 Menawarkan dukungan selama masa peralihan
setelah terjadi pemukiman kembali
 Memberikan bantuan pengembangan di samping
pemberian kompensasi.

Teknik Evaluasi Perencanaan 29


7 Masyarakat adat Inisiatif utama pengembangan mata pencaharian dan
keterampilan kerja masyarakat adat mencakup:
a. Pembangunan dan perbaikan jalan
b. Pengeboran sumur dalam
c. Pelatihan dan pengembangan usaha tanaman dagang
d. Pengelolaan dan pengembangan tempat pembibitan
tanaman
e. Pemberian layanan penyuluhan dan bimbingan di
lapangan
f. Bantuan dalam hal keterhubungan pada jejaring
pemasaran
g. Pengembangan dan pelatihan usaha peternakan sapi
h. Program inseminasi buatan ternak sapi
i. Pengembangan dan pelatihan usaha perikanan
j. Pelatihan dan pengembangan usaha budidaya ikan dan
udang
k. Program peremajaan dan perbaikan peralatan usaha
perikanan
l. Program beasiswa pendidikan
m. Pengadaan mainan dan peralatan untuk belajar
n. Pelatihan keterampilan kerja, misalnya di bidang tata
pertamanan, pertukangan kayu, perawatan kendaraan,
pengamanan, horeka (usaha hotel-restoran-kafe),
komputer dan bahasa Inggris
o. Pembangunan pusat layanan kesehatan terpadu
(posyandu)
p. Peningkatan program pengelolaan limbah padat
q. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan
r. Bantuan dan penyuluhan peremajaan pasar
s. Bantuan dan penyuluhan untuk memulai usaha
t. Program bantuan pinjaman untuk usaha mikro
u. Program peningkatan budaya seperti kerajinan tangan,
tarian dan musik tradisional, tenun kain tradisional
v. Program fasilitas dan peralatan olah raga seperti
lapangan sepak bola, bola, dan jaring.

Kegiatan pelatihan bagi masyarakat adat adalah sebagai


berikut:
a. Meningkatkan kesadaran pariwisata
b. Melakukan perjalanan wisata sebagai bagian dari
pendidikan
c. Program budaya dan pameran kesenian
d. Pelatihan bahasa asing seperti bahasa inggris atau

Teknik Evaluasi Perencanaan 30


mandarin
e. Pelatihan industri penginapan/horeka
f. Pelatihan usaha dan pemasaran
g. Pelatihan keterampilan
h. Pelatihan pekerja bangunan
i. Program beasiswa pendidikan.
Sumber Hasil analisis, 2019

4.5 Monitoring dan Evaluasi


Adapun monitoring dan evaluasi yang dapat dilakukan antara lain :

1. Membentuk dan mempertahankan prosedur pemantauan yang sepatutnya.

2. Menverifikasi kepatuhan pada tolok ukur dan indikator tertentu.

3. Mendokumentasikan dan menyingkapkan hasil monitoring, serta mengidentifikasi


tindakan korektif yang diperlukan.

4. Menindaklanjuti tindakan korektif.

5. Menyerahkan pada Bank kelengkapan laporan pemantauan berkala atas tolok ukur
lingkungan hidup dan sosial.

Monev segala parameter teridentifikasi dilaksanakan per triwulan selama masa


operasional Proyek. Ringkasan pelaporan kegiatan-kegiatan monitoring berikut hasilnya
disediakan setahun sekali

Teknik Evaluasi Perencanaan 31


BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
The Mandalika merupakan proyek besar Pemerintah yang akan menjadi salah satu
sumber ekonomi besar dan berkembang dimasa depan. Infrastruktur yang dibahas dalam
proyek “Mandalika Urban and Tourism Infrastructure Project” ini mencakup pasokan
air bersih, pengolahan air limbah, air penyiraman tanaman, pengelolaan limbah padat,
jalan dan koridor pekerjaan umum, drainase dan perlindungan terhadap banjir, pasokan
listrik, dan pengelolaan resiko bencana.

Dampak yang diprediksikan akibat proyek ini terdapat dampak lingkungan, sosial,
dan ekonomi. Terdapat dampak positif dan negatif. Untuk meminimalisir dampak negatif
yang akan ditimbulkan maka dari itu dengan pengadaan upaya mitigasi terhadap aspek-
aspek yang berpengaruh. Upaya mitigasi ini meliputi menghindari, meminimalkan,
menanggulangi, dan mengompensasi. Dan perlu ada nya monev agar segala parameter
teridentifikasi dilaksanakan per triwulan selama masa operasional Proyek. Ringkasan
pelaporan kegiatan-kegiatan monitoring berikut hasilnya disediakan setahun sekali.

5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan terkait proyek ini :
 Pemerintah telah mengeluarkan gagasan/ide untuk pengembangan wilayah
Mandalika. Proyek yang dalam jangka panjang ini tentu banyak memerlukan
anggaran dan biaya serta memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar.
Masyarakat terdampak bisa meningkat kesejahteraannya melalui terciptanya
lapangan usaha baru dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
nantinya.
 Proyek yang sangat besar dan menjadi salah satu sumber perekonomian yang
akan meningkatkan pendapatan dan pengembangan pariwisata ke depan lebih
baik. Pengelolaan yang diharapkan tidak merusak lingkungan alam yang
menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung nantinya.

Teknik Evaluasi Perencanaan 32

Anda mungkin juga menyukai