Anda di halaman 1dari 4

LELANG DALAM UPAYA DALAM PENAGIHAN

Rencana Mutu Kontrak


Penagihan Dan Pemeriksaan Pajak
Pertemuan ke-12

Oleh :
Ni Luh Gede Sri Wahyuni (202134121002)

Program Studi Akuntansi


Sekolah Vokasi
Universitas Warmadewa
Tahun 2023
DEFINISI LELANG

Secara umum, lelang didefinisikan sebagai transaksi jual beli yang


dilakukan dengan sistematika khusus. Lelang ini merupakan
kegiatan penjualan barang secara terbuka dan umum dengan nilai
jual yang dilakukan melalui penawaran secara lisan maupun tulisan
yang semakin meningkat untuk mencapai harga tertinggi. Lelang
sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Latin, yakni auctio yang
memiliki arti peningkatan harga yang dilakukan secara bertahap.

Di Indonesia sendiri, kegiatan lelang mulai diatur pada tahun 1908


pada saat negara Belanda masih menguasai Indonesia. Di tahun
tersebut yang menjadi landasan hukum lelang ialah Vendu
Reglement (Stbl. 1908 Nomor 189) dan Vendu Instructie (Stbl. 1908
Nomor 190). Hingga saat ini, landasan hukum lelang tersebut masih
diberlakukan di Indonesia sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan lelang.

Kegiatan lelang dapat dilakukan oleh pemerintah ataupun pihak


swasta, namun pelaksanaan tetap harus disesuaikan dalam aturan
ataupun ketentuan pemerintah. Berdasarkan pelaksanaannya,
lelang sendiri dilaksanakan di kantor KPKNL atau Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang, namun untuk yang diselenggarakan
oleh pihak swasta maka pelaksanaannya dilakukan di balai lelang.

Dalam hal ini, dari masing-masing tempat memiliki pelelangan


memiliki perbedaan kewenangan yang cukup signifikan, yang mana
pada KPKNL dapat dilakukan segala macam bentuk lelang dengan
ketentuan yang berlaku dan untuk melalui balai lelang hanya
digunakan pelelangan noneksekusi sukareka.

Terkait hal tersebut, adapun beberapa manfaat bagi mereka yang


mengikuti lelang serta menjadi pemenang lelang, yakni sebagai
berikut:

 Penjualan lelang telah didukung oleh dokumen yang resmi


ataupun sah karena sistem lelang yang mengharuskan Pejabat
Lelang memeriksa secara teliti terlebih dahulu mengenai
keabsahan penjual dan barang yang akan dijual (legalitas
subjek dan objek lelang), sehingga ketika seorang menjadi
pemenang lelang, tentu saja barang yang telah di miliki sudah
terjamin dari berbagai sisi legalitasnya
 Dalam hal barang, apabila yang dibeli adalah barang yang
dalam jenis tidak bergerak seperti tanah, maka pembeli tidak
perlu lagi untuk mengeluarkan biaya tambahan dalam
membuat akta jual beli ke PPAT namun dengan Risalah Lelang
pembeli bisa langsung ke Kantor Pertanahan setempat untuk
melakukan balik nama atas tanah tersebut. Hal tersebut
karena Risalah Lelang adalah sebuah akta otentik dan
statusnya sama dengan akta notaris.

Dalam perpajakan, kegiatan lelang dikenal dengan lelang eksekusi


pajak. Lelang ini didefinisikan sebagai lelang yang dilaksanakan
untuk melakukan eksekusi atas aset ataupun barang-barang miliki
wajib pajak bersangkutan yang sebelumnya sudah dilakukan
penyitaan pada saat penagihan utang pajak yang harus dibayarkan
kepada kas negara sebagai permintaan pejabat.

Lelang eksekusi itu sendiri juga merupakan sebuah putusan atau


penetapan pengadilan, dokumen-dokumen tertentu yang
dipersamakan dan/atau menjalankan ketentuan dalam perundang-
undangan yang berlaku. Di Indonesia, setidaknya terdapat 15 jenis
lelang eksekusi, di antaranya:

 PUPN
 Pengadilan
 Pajak
 Harta pailit
 Pasal 6 UUHT
 Benda sitaan Pasal 45 KUHAP (Polisi/Jaksa/Hakim)
 Benda sitaan Pasal 271 UU 22/2009 tentang LLAJ
 Benda sitaan pasal 94 UU 31/1997 tentang Peradilan Militer
 Barang rampasan (Jaksa)
 Jaminan fidusia
 Barang tidak dikuasai/dikuasai Negara eks Bea Cukai
 Barang temuan
 Barang bukti yang dikembalikan tetapi tidak diambil
pemiliknya
 Gadai
 Barang sitaan KPK.

Merujuk dalam Surat Edaran Bersama Kepala Badan Urusan Piutang


dan Lelang Negara dan Dirjen Pajak No.SE-214/PJ./1999,
SE-17/PN/1999 mengenai Lelang Eksekusi Pajak, dimana dalam
aturan tersebut lelang eksekusi pajak merupakan lelang yang
diselenggarakan sebagai upaya dalam mengeksekusi atas barang-
barang ataupun aset milik wajib pajak ataupun penanggung pajak
yang telah dilakukan penyitaan pada saat penagihan utang pajak
yang harus dibayarkan wajib pajak terkait kepada kas negara.

Adapun, aturan lainnya yang mengatur pelaksanaan lelang atas


barang ataupun aset yang telah disita, yakni dalam UU Nomor 19
Tahun 2022 mengenai Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU
PPSP). Terkait aturan dalam UU PPSP, pada pasal 1 angka 17 lelang
didefinisikan sebagai setiap penjualan barang di muka umum
dengan melakukan penawaran harga secara tertulis ataupun lisan
melalui usaha pengumpulan calon pembeli.

Anda mungkin juga menyukai