LANDASAN TEORI
Terori hukum murni menurut Hans Kelsen ialah suatu keinginan yang
digunakan untuk dapat membebaskan ilmu hukum dari beberapa unsur seperti
sosial, ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya sehingga mencetak suatu kata
yaitu keadilan. Jika melihat dari teori yang telah dikembangkan oleh Hans Kelsen
teori ini meliputi 2 ( dua ) aspek penting yang terdiri dari aspek statis yang melihat
perbuatan yang diatur oleh hukum dan juga aspek dinamis yang melihat hukum
mengatur perbuatan tertentu. Beberapa ahli juga mengatakan bahwa pemikiran dari
Hans Kelsen ini dapat menjadi jalan tengah dan beberapa teori yang dikembangkan
oleh Hans Kelsen sendiri dihasilkan dari analisis perbandingan sistem hukum
Tatanan hukum yang paling tertinggi dalam pandangan Hans Kelsen ialah
berpuncak pada norma dasar yang berupa konstitusi materiel bukan konstitusi
formil. Sedangkan menurut Nawiasky yang dimaskud dengan norma dasar ialah
14
15
kesamaan dari hirarki norma yang telah digagas oleh Hans Kelsen dan Hans
Nawiasky terletak pada lapisan dan jenjang bertingkat yang menjadi sumber dan
Istilah lelang sendiri sebenarnya berasal dari kata latin yaitu “auctio” yang
artinya peningkatan harta secara bertahap, sehingga Lelang adalah suatu proses
untuk membeli maupun menjual barang dengan cara menawarkan kepada penawar
yang dimaksud dengan lelang yaitu penjualan barang yang terbuka untuk umum
dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau
lelang. Menurut dombeerger dan Jensen mengatakan bahwa teori pelelangan ini
digital/online. Meskipun dapat dilaksanakan secara online jual beli lelang hanya
15
16
boleh dilakukan dihadapan pejabat lelang sehingga dapat dikatakan lelang tersebut
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang jenis lelang dibagi menjadi tiga yaitu Lelang
LAKU TAP
Lengkap
beberapa tahap yang perlu diperhatikan agar pelaksanaaan lelang dapat berjalan
A. Penerimaan Permohonan
digital
kelengkapan dokumen
4. Jika hasil pemeriksaan sudah lengkap maka akan muncul status veifikasi
KPKNL
3. Jika dokumen fisik tidak lengkap, maka pejabat lelang akan mengirimkan
5. Jika hasil verifikasi sesuai maka akan muncul status dokumen fisik sesuai
1. Pejabat Lelang memberitahukan tentag data nilai lot lelang dan waktu
pelaksanaan lelang
lelang sah
adil, terbuka dan akuntabel maka dalam pelaksanannya lelang harusnya sesuai
dengan beberapa asas yang mendasarinya seperti asas keterukaan, asas keadilan,
Hukum kepailitan tidak bisa lepas dari warisan Belanda, karena Belanda
telah menjajah selama 3,5 abad sehingga meninggalkan cukup banyak warisan
hukum untuk Indonesia. Pada awalnya kepailitan diatur dalam Wetboek Van
Verordenning yang berlaku berdasarkan Staatblaads No. 276 Tahun 1905 dan
masa keberlakuannya berlangsung cukup lama sejak tahun 1905 hingga 1998.
dikarenakan terhenti oleh badai yaitu pada saat krisis moneter yang melanda
Indonesia sehingga Presiden Soeharto yang pada saat itu sedang menjabat
tempo, dan dengan adanya Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 ini juga menjadi
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan
Pengawas. Sehingga secara singkatnya pailit adalah kondisi dimana debitor tidak
kreditor namun ketika debitor ini wanprestasi maka nantinya seluruh harta
kekayaannya akan dibagi sama rata kepada para kreditornya. Dalam hal
pengajuan ke pengadilan akan diajukan oleh debitor itu sendiri, kreditor ataupun
Salah satu syarat dari adanya kepailitan yaitu minimal memiliki 2 atau lebih
kreditor dikarenakan jika hanya memiliki 1 kreditor tidak selaras dengan pengertian
pasa 1 angka 1 Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004. Jika debitor sudah memiliki
minimanl 2 kreditor maka secara prosedur sudah masuk kedalam sita umum.
lelang yaitu penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga
secara tertulis dan/ atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk
menurut Pasal 1 ayat 1 Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Kepailitan
21
adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan
berkaitan satu sama lain. Hubungan antara kepailitan dengan lelang dapat dilihat
pada saat keadaan insolvensi dan pada saat tahap pemberesan harta pailit yag
1. Keadaan Insolvensi
insolvensi. Hal tersebut terdapat pada Pasal 178 (1) UUK dan PKPU.
meskipun dalam keadaan diluar kepailitan selain itu kurator juga dapat
barang milik debitor yang nantinya akan dijual dimuka umum (lelang)
oleh Undang-Undang.
Lelang merupakan salah satu cara penjualan yang sangat diutamakan dalam
lelang eksekusi harta pailit. Dalam pengaturannya lelang eksekusi tidak hanya
lelang eksekusi harta pailit namun terdapat beberapa lelang seperti Lelang Eksekusi
Eksekusi pajak, Lelang Eksekusi harta pailit, Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-
Undang Hak Tanggungan (UUHT), Lelang Eksekusi benda sitaan Pasal 45 Kitab
Pasal 271 UndangUndang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
1997 tentang Peradilan Militer, Lelang Eksekusi barang rampasan, Lelang Eksekusi
jaminan fidusia, Lelang Eksekusi barang yang dinyatakan tidak dikuasai atau
barang yang dikuasai negara eks kepabeanan dan cukai, Lelang Eksekusi barang
temuan, Lelang Eksekusi gadai, Lelang Eksekusi barang rampasan Lelang Eksekusi
barang bukti tindak pidana kehutanan, Lelang Eksekusi benda sitaan, Lelang
secara elektronik atau E-auction. Dengan adanya lelang ini bertujuan untuk
masrakat tidak perlu datang ke balai harta hanya dengan melakukan penawaran
pengadilan niaga setempat maka akan masuk kedalam proses penangguhan yang
berakhir dalam kurun waktu setelah 90 ( sembilan puluh ) hari setelah putusan pailit
diputuskan. Kemudian para kreditor akan melakukan eksekusi terkait aset aset yang
dimiliki debitor dalam kurun waktu 2 ( dua ) bulan. Jika dalam kurun waktu 2 ( dua
) bulan tersebut kreditor separatis tidak dapat melakukan eksekusi maka yang akan
sebagaimana mestinya. Pemenang dari lelang yang telah ditetapkan oleh pejabat
lelang nantinya wajib melunasi harga pokok lelang dan bea lelang dalam kurun
waktu 5 hari sehingga ketika pemenang tersebut tidak sanggup dan tidak mampu
untuk membayar maka uang jaminan yang digunakan untuk mengikuti proses
ditetapkan sebagai pemenang lelang oleh pejabat lelang akan menerima uang
dan kutipan risalah lelang yang dapat didapatkan dari Pejabat lelang yang bekerja
untuk menegakkan negara dengan supremasi hukum agar tercipta kebenaran dan
keadilan. Hal tersebut sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia Tahun
1945 pada pasal 1 ayat 3. Dengan adanya hukum dapat menetapkan apa yang
wajib untuk menaati peraturan yang berlaku dalam aspek kehidupan. Dikarenakan
Indonesia sendiri adalah negara hukum pasti memiliki banyak peraturan yang saling
mengatur antar hal satu dengan yang lainnya sehingga menyebkan adanya
lainnya dalam artinya dengan adanya dishramonisasi terdapat peraturan yang saling
26
tumpang tindih sehingga dibutuhkan tujuan sebagai penjelas, berkaca dari sifatnya
yaitu hukum bersifat keadilan, maka hukum dapat menjadi pedoman dalam
tidak berfungsi sebagai kontrol sosial dan terjadinya perbedaan penaafsiran yang
lelang, terdapat beberapa Pasal yang mengalami disharmonisasi seperti pada Pasal:
bantuan Debitor.
27
3. Pasal 15
Tidak diatur
Dari orang-orang miskin hanya
Beberapa Pasal tersebut yang berada pada Undang Undang Lelang ( Vendu
Reglement ) yaitu pada Pasal 1B, Pasal 10 dan Pasal 15. Sedangkan pada Undang
Lelang (Vendu Reglement ) yaitu pada Pasal 184 dan Pasal 186.
Pada Undang Undang Lelang ( Vendu Reglement ) pada Pasal awal yang
dimulai dari Pasal 1, 1A, 1B dan 2 adalah Pasal yang membahas tentang pengertian
28
yang sudah dilelang tetapi belum acta penawaran harga yang disetujui, penjual
dapat meminta agar cara pelelangannya diubah.” dengan Pasal 184 pada Undang
Undang Kepailitan yang berbunyi “Dalam putusan pernyataan pailit, harus diangkat
Kurator dan seorang Hakim Pengawas dan Kurator harus memulai pemberesan dan
menjual semua harta pailit tanpa perlu memperoleh persetujuan atau bantuan
Debitor” sehingga dari kedua Pasal tersebut mengalami disharmonisasi yang perlu
diselaraskan agar dalam cara pemnyelenggaraan lelang nya menjadi jelas dan tidak
menimbulkan kebingungan.
Selain itu pada Pasal 10 Undang Undang Lelang ( Vendu Reglement ) yang
Kepailitan yang terdapat pada Pasal 186. Sehingga dalam pengaturannya khususnya
pada upah lelang tidak dirinci lebih jelas yang menyebabkan kebingungan bagi
peraturan agar lebih jelas mengenai upah dari pelaksanaan penjualan di muka
umum ( lelangnya ).
diatur untuk uang miskin pada Undang Undang Kepailitan tidak diatur yang
upah dalam pelaksanaan lelang khususnya pemberesan hartanya, dan juga uang
miskin yang pada peraturan Undang Undang Lelang diatur dan pada Undang
Undang Kepailitan yang tidak diatur adanya uang miskin dari Harta debitor yang
sudah mengalami kepailitan. Dari beberapa Pasal tersebut yaitu Pasal 1B, 10 dan
15 pada Undang Undang Lelang dan Pasal 184 dan 186 pada Undnag Undang