Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN PAJAK DIBAYAR DI MUKA

Rencana Mutu Kontrak


Auditing
Pertemuan ke-14

Kelompok : 6
1. Ni Luh Gede Sri Wahyuni (202134121002)
2. Made Krisna Amanda Kusuma (202134121019)
3. I Gede Indra Bagus Hartawan (202134121013)

Program Studi Akuntansi Sekolah


Vokasi
Universitas Warmadewa
Tahun 2023
PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN PAJAK DIBAYAR DI MUKA

1. SIFAT DAN CONTOH BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN PAJAK DIBAYAR DI


MUKA

Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga dikelompokkan
sebagai harta lancar (current asset).

Menurut Standar Akuntansi Keuangan :

a. Biaya Dibayar di Muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan
untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari Biaya Dibayar di Muka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa periode
kegiatan diklasifikasikan sebagai aset tak lancar.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai Biaya Dibayar Di Muka adalah :

 Premi asuransi (prepaid insurance).


 Sewa Dibayar di Muka untuk masa satu tahun yang akan datang (prepaid rent).
 Biaya Lain-lain Dibayar di Muka (prepaid others), misalnya : biaya iklan di radio, televisi
yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (hadiah berupa gantungan kunci,
payung).

Pajak Dibayar di Muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun
(untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN).

Contoh dari Pajak Dibayar di Muka adalah :

 PPh 22 (dari impor barang)


 PPh 23 (dari bunga, dividen, royalty, management fee).
 PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan)
 PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh pengusaha kena pajak pada
waktu perusahaan membeli barang atau jasa kena pajak)
Yang dimaksud sewa dibayar di muka dalam buku ini adalah sewa operasi. Menurut SAK
ETAP (IAI, 2009 : 86) ;

Pembayaran sewa merupakan beban sewa yang diakui berdasarkan metode garis lurus selama
masa sewa, meskipun pembayaran sewa dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.

2. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) BIAYA DAN PAJAK DIBAYAR


DI MUKA

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan pajak
dibayar di muka.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas biaya dan pajak
dibayar di muka berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test
dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka adalah :
a. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
b. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-bukti yang
sah dan lengkap. Misalnya : polis asuransi, perjanjian sewa menyewa (lease agreement),
kontrak untuk advertensi, surat setoran pajak (SSP), faktur pajak masukan, bukti
pemotongan PPh 22, 23 dan lain-lain.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya sudah
dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang belum expired (mempunyai
kegunaan untuk periode yang akan datang) tidak dibebankan sebagai biaya, tetapi dicatat
sebagai biaya dibayar dimuka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang expired (masa manfaatnya
sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak akhir periode.
Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus mempunyai bukti
pendukung sebagai berikut :

PPh 22 : Bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD

(Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai).

PPh 23 : Bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar

dividen, sewa, royalty atau bank yang membayar bunga

deposito/jasa giro.

PPh 25 : SSP

PPN Masukan : Faktur pajak dari pengusaha kena pajak.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan keuangan
sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama
dengan satu tahun disajikan sebagai aset tak lancar.
Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di offset dengan
utang pajak yang sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan nilai).

DAFTAR PUSTAKA :

Agoes, Sukrisno. (2015). Auditing: Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Salemba Empat. Bab 13.

Majoo. (2021). Memahami Pengertian dan Contoh Biaya Bayar di Muka.

Anda mungkin juga menyukai