Sejarah N. Hutumuri
Sejarah N. Hutumuri
DI SUSUN OLEH :
Elsniela Latupeirissa
Dony Sairdetut
Michelle Waas
Valery Tanamal
Maryo Uktoseja
Samuel Rupiassa
2023
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penelitian sejarah Negeri
Hutumuri sampai dengan penyusunan buku sejarah Negeri Hutumuri ini dengan segala
baik. Penyusunan buku ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah dan
juga untuk menyampaikan informasi mengenai sejarah Negeri Hutumuri. Upaya penelitian
di negeri Hutumuri sampai dengan penyusunan buku sejarah negeri Hutumuri ini,
bukanlah hal yang sangat mudah dilakukan. kesulitan informasi mengenai sejarah hanya
mengandalkan ingatan sepintas. Penelitian ini dibantu oleh kerja sama dari berbagai pihak.
Untuk itu, Ucapan terima kasih kami sampaikan bagi opa Agus Thenu dan opa Cipu Waas
selaku Tua-tua adat dan kepala soa Negeri Hutumuri yang sangat ramah menerima kami
dan telah bersedia memberikan informasi-informasi berharga tentang sejarah Negeri
Hutumuri. Terima kasih bagi teman-teman sekelompok yang sudah membantu dalam
penyusunan buku ini baik, yang boleh turut dalam penelitian langsung di Negeri Hutumuri
maupun dukungan doa yang diberikan sebagai topangan bagi kami. Terima kasih juga
kami ucapkan bagi pak Nus Pattinasarany selaku guru sejarah yang telah membantu kami
dalam proses penulisan buku ini.
Besar harapan kami semoga buku ini bisa berguna untuk generasi kedepannya.
kami menyadari dalam penyusunan buku ini, masih terdapat banyak kesalahan. oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati dan
untuk kemajuan yang akan datang.
Penyusun
1. Elsniela Latupeirissa
2. Dony Sairdekut
3. Michelle Waas
4. Valery Tanamal
5. Maryo Uktoseja
6. Samuel Rupiassa
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana perjuangan Negeri Hutumuri melawan penjajah
2. Bagaimana Struktur Masyarakat dan Kepemerintahan di Hutumuri
3. Dimana Tempat bersejarah Negeri Hutumuri
4. Peninggalan apa saja di Negeri Hutumuri
5. Kegiatan adat apa saja yang diadakan di negeri Hutumuri
6. Siapa saja raja-raja negeri Hutumuri sampai saat ini
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan buku ini, di antaranya :
1. Untuk mengetahui bagaimana perjuangan Hutumuri melawan penjajah
2. Untuk mengetahui struktur masyarakat dan kepemerintahan di Hutumuri
3. Untuk mengetahui tempat-tempat bersejarah di Negeri Hutumuri
4. Untuk mengetahui peninggalan sejarah di Negeri Hutumuri
5. Untuk mengetahui adat-adat Negeri Hutumuri
6. Untuk mengetahui raja Negeri Hutumuri sampai saat ini
5
1.4 Manfaat
Manfaat dari buku ini adalah untuk pemahaman luas bagi setiap orang yang ingin
mengetahui isi dan sejarah negeri Hutumuri dan juga agar sejarah negeri Hutumuri ini
tidak terlupakan dan terus menjadi pembicaraan dari masa kemasa. Buku ini kami
persembahkan bagi para putera-puteri Maluku yang ingin mengetahui sejarah negeri
Hutumuri namun kesulitan mencari buku sejarah Hutumuri
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Ada yang bertanya, apa itu sejarah. Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari tentang
peristiwa yang terjadi di masa lampau. Sejarah juga bisa diumbarkan baik secara lisan
maupun tulisan . Banyak juga pengertian-pengertian sejarah yang dibuat oleh para ahli, dan
di sini akan dijelaskan tiga pendapat para ahli tentang sejarah:
1. Sartono kartoedirdjo :
“ Sejarah merupakan cerita tentang sebuah kejadian dengan membuat
kembali peristiwa tersebut secara verba l”.
2. Sir Charles Firth :
“ Sejarah merupakan kehidupan manusia yang mengalami perubahan yang terjadi
secara terus menerus.”
3. Ibnu Khaldun ;
“ Sejarah merupakan catatan perabadan manusia .”
Maka kesimpulan tentang sejarah menurut ketiga ahli diatas merupakan, suatu kejadian
yang terjadi dan mencatat manusia.
7
2. Koentjiaraningrat ; Desa atau negeri adalah komunitas kecil yang menetap disuatu
tempat dan memiliki aktivitas ekonomi yang beragam tidak hanya di sector pertanian.
3. Soetardjo ; Desa atau negeri memiliki suatu kesatuan adat atau hokum yang mengikat
dan berhak mengadakan kepemerintahan wilayahnya sendiri.
Kesimpulan mengenai desa atau negeri menurut ketiga ahli diatas ialah, suatu
perkumpulan masyarakat atau orang-orang di suatu tempat yang kecil untuk melakukan
aktivitas mereka tersendiri.
Sejarah Negeri Hutumuri merupakan suatu kejadian yang terjadi di masa lampau sehingga
terjadi perkumpulan masyarakat yang membentuk Negeri Hutumuri.
Negeri Hutumuri merupakan sebuah Negeri yang terletak di Provinsi Maluku, pulau
Ambon, kecamatan Leitimur selatan yang sejarah Negeri Hutumuri terjadi pada mulanya,
Pada zaman Sriwijaya dan Majapahit, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat
besar, bangsa yang memiliki kebudayaan dan kekayaan alam yang berlimpah sehingga
menyebabkan bangsa barat datang ke Indonesia khususnya pulau Ambon dengan tujuan
untuk melakukan perdagangan namun perdagangan terbesebut berubah menjadi
penjajahan. Sejarah Negeri Hutumuri dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan seperti:
Tongkat kepemimpinan
Rantai emas
Sebuah medali
8
BAB III
PEMBAHASAN
Pada Tahun 1708 penduduk negeri Hutumuri adalah penduduk yang terbanyak
dibandingkan dengan negeri lainnya di pulau Ambon, berbicara struktur masyarakat dan
kepemerintahan Negeri Hutumuri, sistimya mirip dengan sistem demokrasi sekarang ini
hanya saja yang sering menjalankan kekuasaan yang lebih menonjol adalah raja. Rajalah
yang memerintah dan memegang peranan penting dan dibantu oleh Saniri negeri, struktur
masyarakatnya dulu dilbagi-bagi menjadi 5 Soa. adat-istiadat yang dilakukan biasanya kita
ketahui di Negeri Hutumuri adalah Bikin Baileo, potong Ahunek, Lantik raja, Lantik
kepala soa, dan terima harta kawin. serta tempat-tempat bersejarah seperti: gunung Eril,
liang Gorong, Latar, Dati Tapang, gunung Maot, Hunilai dan Nurusumang.
Benda bersejarah yang hingga saat ini dikenang di Hutumuri yaitu: Baileo dan patung
kepala manusia.
9
3.2 Sejarah Negeri Hutumuri
Menurut cerita yang ada di buku sejarah, yang diceritakan oleh Jacob
Mantuankota(seorang Tua Negeri di Hutumuri) bahwa “ Negeri Hutumuri datang dari
Seram Selatan dari daerah gunung batu di Negeri Hatumeten”.
Cerita bermula dari Tua-tua dan rakyatnya melawan penjajah dan menolak penguasaan
bangsa Portugis dan Belanda di Negerinya. Pada zaman kedatangan bangsa barat
khususnya bangsa Belanda, penduduk Lounussa digiring ke pesisir. Mula-mula mereka
mendiami daerah Pegunungan Halat pada tanjung Halat (tempat ini diberi nama Hutumuri)
. Hutumuri berasal dari kata Hatu dan Mari, Hatu= Batu dan Mari=kusu(kuskus) nama
sejenis hewan yang suka berdiam pada batu-batu besar. Dari gunung halat diantarkan oleh
Belanda lagi ke pesisir pantai dan mengambil tempat di Hutumuri sekarang dengan nama
“Siwa Sama Suru Amalatu”.
Sekarang orang menerjemahkannya menjadi negeri yang banyak diperintahkan oleh raja.
Sama Suru mengandung arti ulisiwa yang membagi-bagi tempat singgah. Pengertian ini
mengingatkan kepada perjalanan tiga kakak beradik yang masing-masing dalam
perjalananya telah mengambil tempatnya, di Tamilou (Seram), Hutumuri (Ambon), dan
Siri-sori (Saparua).
Lounussa berada di atas gunung maot pada tahun 1634 karena adanya perang 1 yang
terjadi di Ambon dan dengan soa yang telah dibentuk masing masing pemimpin mereka
bergabung untuk perlawanan perang yang terjadi.
10
masing Soa dipilih untuk mewakili soanya dan duduk dalam badan pemerintahan yang
dikenal dengan Saniri Negeri atau suara rakyat dan dipilih juga seorang marinyo negeri
dengan maksud memberitahu berita negeri kepada rakyat melalui tabaus. Dan raja pula
dibantu oleh sekertaris negeri, bendahara negeri dan juga tuan tanah. Dengan jumlah
anggota Soa yang banyak. Sejak dulu, Hutumuri telah membagi penduduknya dalam lima
Soa yaitu;
1) Soa Patihutung
Pati= Pemimpin Hutung= banyak. Soa Patihutung artinya bagian dari penduduk negeri
terbanyak yang menjadi pemimpin. Pemimpin mereka adalah Ina Latu Sitipatiteru (waas).
Mereka menduduki gunung Amaputut yang artinya bapak terbakar. Lambang dari Soa ini
adalah seekor burung merpati yang tulus dan setia. Patihutung artinya orang-orangnya
banyak yang menjadi raja. Anggota Soa ini terdiri dari marga-marga yaitu;
1. Waas. 5. Pessy
2. Mantuankotta. 6. Lesiasel
3. Matakena. 7. Leiwakabessy
4. Paays. 8. Lekahatu
2) Mokihutung
Pemimpin mereka adalah Upulatu sefufudaging (Patiapon).
Mereka menduduki pegunungan Ehut yang artinya terkejut benar.
Lambang dari soa ini adalah seekor burung manggole yang artinya tetap berjaga dengan
penuh kelincahan. Mokihutung terbagi atas dua kata yaitu Moki= lebih. Hutung= banyak
yang artinya orang-orang banyak.
3) Soa Puasel
Pemimpinnya Upulatu Sumber Rala (Horhoruw)
Mereka menduduki pegunungan Nusurumang yang artinya pulau tempat pembuangan .
Puasel artinya Menjaga di tempat. Marga dari soa Puasel adalah
1.Horhoruw 9. Mole
2. Moniharapon. 10. Manuputty
3. Rehatalanit. 11. Ribok
4. Matuahitimahu. 12. Titawael
5. Matualatupau. 13. Tan
6. Hursepuny. 14. Muyu
11
7. Laturake. 15. Koten
8. Patianakotta
4) Soa Tutupasar
Pemimpin mereka adalah Upulatu Persunai. Lambang dari soa ini adalah seekor buaya
yang artinya kekuatan soa ini bagaikan seekor buaya. Tutupasar terbagi atas dua kata, Tutu
artinya nembungkukan dan Pasar artinya kayu Gupasa.
Pengertian Tutupasar merupakan lambang pekerjaan soa ini yaitu memotong kayu Gupasa.
Marga-marga dari soa ini terdiri dari
1. Persunai
2. Pattihahuan
3. Thenu
4. Asthenu
5. Lewaherilla
6. Harmusial
7. Tomaluweng
5) Soa lapaut
Pemimpin mereka adalah Upulatu Yanaputy (Sitanapessy) atau (Sameaputty).
Lapaut berasal dari dua kata yaitu; La artinya Selalu Paut artinya Berkelahi. Lapaut
mempunyai pengertian bahwa orang-orangnya selalu berkelahi. Lambang dari soa ini
adalah ular yang artinya orang-orangnya lincah seperti ular. Dan marga yang ada di soa
Lapaut adalah
1. Sameaputty
2. Souhuwat
3. Kailuhu
4. Patalala
5. Lilipory
Demikianlah penjabaran kelima soa yang terdapat di negeri Hutumuri dengan pimpinan-
pimpinannya, lambang marga dan kedudukannya masing-masing.
12
Struktur kepemerintahan
Pemerintah negeri dipimpin oleh kepala negeri yang digelar dengan nama Upulatu atau
tuan raja dan dibantu oleh kepala-kepala soa. Dari masing masing doa dipilih dua orang
kapitan yang kini dikenal dengan kepala soa. Untuk mewakili soanya juga dari dalam tiap-
tiap doa itu memilih seorang duduk bersama-sama dalam badan pemerintahan yang dikenal
dengan nama anggota Saniri negeri atau suara rakyat. Dari tiap-tiap soa juga mengangkat
kewang atau petugas keamanan yang bertugas menjaga keamanan dilaut maupun di darat.
Bagi siapa yang membuat pelanggaran misalnya, membawa hasil lautan maupun daratan
dengan tidak ketahuan yang empunya, Maueng atau Tuan Tanah pun diangkat dengan
maksud bertanggung jawab atas adat istiadat yang sudah dilakukan dan akan dilakukan.
Dan yang terakhir ditambah pula sekertaris negeri dan seorang lagi sebagai bendahara
negeri. Dan semua pimpinan-pimpinan diatas dipersatukan menjadi satu badan lengkap
yang dikenal dengan nama badan Saniri negeri yang dibawah pimpinan seorang raja.
Badan Saniri lengkap ini adalah merupakan kekuasaan tertinggi dalam masyarakat negeri.
Sidang Saniri besar dibuat sekali kepada rakyat mengenai keuangan negeri dan
pembangunan yang masih dikerjakan maupunyang belum dikerjakan dan juga perkara-
perkara yang sudah maupun belum diselesaikan.
C. Tempat Bersejarah
2. Hunilai
Pada tahun 1569 ketika orang Jawa meninggalkan Maluku, maka Portugis menyusun
rencana untuk menggempur Lounussa (Hutumuri). Portugis membuat suatu ekspedisi yang
disebut ekspedisi menghukum. Perjalan Portugis ke Lounusa dipimpin oleh Gonoalepareira
Maramaque dan setibanya di pelabuhan Hunilai yaitu pantai toisapu sekarang ini.
Ekspedisi ini menemukan seorang wanita yang hendak mengambil air laut. Wanita tersebut
ialah Tina Matutan Souhuwat yang biasa dipanggil Mahina. Mahina ketika melihat
Portugis ia langsung bersembunyi di balik pohon sagu. Namun waktu Mahina bersembunyi
anjingnya di temukan oleh orang Portugis. Mahina ditanyakan jalan menuju ke negeri
Lounusa namun Mahina tidak mau memberitahukan jalan tersebut. Dan akhirnya mereka
memukul dan mencelupkan Mahina ke dalam air. Mahina tetap bertekad walaupun ia
14
disiksa ia tidak akan memberitahukan jalan tersebut. Pada akhirnya Mahina disuruh jalan
dan Portugis mengikuti dari belakang. Maka sampailah mereka ke negeri Lounusa dan
terjadilah peperangan yang akhirnya Negeri Lounusa dibumihanguskan.
Pembuatan baileu
merupakan hal yang sangat diharuskan untuk dibuat di setiap tempat begitu juga dengan
negeri hutumuri yang membuat baileu untuk tempat-tempat berkumpul dalam
melaksanakan suatu hal yang berkaitan dengan adat.
Harta kawin 1
Harta kawin merupakan bayaran ketika seseorang masuk untuk meminang atau melemar
seseorang.
Negeri hutumuri adalah Patasiwa, dan karena itu semua harta kawin harus menurut
bupangan Patasiwa (9).
Di negeri Hutumuri tuan tanah Thenu telah membuat peraturan untuk proses perkawinan
dengan cara; jika seotang lelaki ingin melamar anak dari negeri hutumuri, maka harus
membayar harta kawin.
Adapun harta kawin ini diputuskan menurut hukum adat Patasiwa dengan melalui
musyawarah Saniri besar:
1. Kain putih - 9 kayu
15
2. Kain berang merah. - 9 kayu
3. Kain patola. - 9 kayu
4. Ular mas. - 9 ekor
5. Gong besar. - 9 buah
6. Piring batu besar. - 9 buah
7. Sageru. - 9 tempayan
8. Tempat siri tembaga. - 9 buah dengan isi lengkap
9. Trmbakau - 9 lempeng
Bukan itu saja, tapi juga Kepala manusia dalam dulang kayu dan jika perlu, harus
mengadukan kekuatan serta keputusan harta kawin disahkan kemudian diedarkan kenegeri-
negeri lain.
Harta kawin 2
Harta kawin negeri hutumuri adalah menurut hukum adat Patasiwa hingga menurut hukum
adat Patasiwa. Karena harta kawin yang pertama terlalu berat mahal dan susah diperoleh,
sehingga mengakibatkan banyak anak perempuan tidak mendapatkan pendampingnya
karena tidak mampu untuk menanggung harta sebanyak itu, maka pada tahun 1921 pada
waktu pemerintahan raja David Waas, harta kawin ini diperkecil kemudian pada masa
pemerintahan Yohanis Souhuwat diperkecil pula yaitu dengan
1. 1 Botol kain putih 40 meter
2. 1 Botol jenefer
3. 1 Kain pembungkus yang terdiri dari kain penutup meja.
Harta kawin 3
Karena masa sekarang susah untuk mendapatkan barang semacam harta kawin ke dua,
maka tuan tanah opa Agus Thenu pun mengubah harta kawin tersebut dengan cara
membayar menggunakan Uang. Dan harta kawin ini tetap masih berlangsung sampai
sekarang.
16
3.3 Raja-raja Negeri Hutumuri dari masa ke masa
Karena sekarang cerita sejarah sudah mulai memunah,maka kita pun tidak tahu tahun
tahun kepemimpinan para raja yang ada di negeri hutumuri.
Inilah daftar nama raja-raja yang memerintah negeri hutumuri dari pertama sampai
sekarang.
: Sandra Kailuhu
: Yan sowalo
: Markus Horhoruw
8. Johan Lewaherilla
9. Yakob Lilipory
Wakil pejabat : Siras Souhuwat
10. Verinan Waas
11. Andreas Tehupeiory
Wakil pejabat : Welem Waas
: Kolombia
: Markus Korseli
12. Derek Waas
13. Fredy. Benjamin. Waas: 2020-Sekarang.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Merangkum dari seluruh isi hal-hal yang telah diceritakan dari awal adalah rakyat
Hutumuri begitu gigih dalam semangat perjuangannya melawan penjajahan Yang dimana
bangsa Portugis dan Belanda masuk ke Maluku dengan tujuan penginjilan dan
perdagangan rempah-rempah namun kedua bangsa tersebut dianggap melakukan
perdagangan gelap dan akhirnya saling bermusuhan. Dan perjuangan negeri Hutumuri
masih terkenang hingga saat ini yang mencakup tempat bersejarah, dan struktur
Kepemerintahan yang masih bertahan hingga saat ini.
4.2 Saran
Untuk anak bangsa negeri dalam melihat sejarah Maluku khususnya di negeri Hutumuri
yang semakin hari semakin berkurang haruslah giat dalam penggalian sejarah demi usaha
pembangunan negeri agar tidak hilang cerita sejarah negeri yang sebenarnya karena cerita
sejarah hampir kabur karena banyak dipalsukan berubah menjadi mitos belaka.
Semoga buku ini bisa membantu anak negeri dalam mengetahui sejarah dan mendorong
masyarakat untuk melestarikan sejarah. Akhir penulis menyadari bahwa keterbatasan
dalam menulis buku sejarah ini sungguh mempunyai banyak keterbatasan. Oleh karena itu
Kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati.
18
DAFTAR PUSTAKA
Matulessy, M, dkk(dan kawan-kawan). 1996. Benih tumbuh bentuk Wujud Bongso. Siri-
sori.
Humaira, Natasya. 2023. 10 pengertian sejarah menurut para Ahli, Apa saja?:
www.detik.com. Jakarta
19
LAMPIRAN
20
Gambar Kantor Desa Negeri Hutumuri
21