Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENGENAL KARYA-KARYA TULIS TGKH.MUHAMMAD ZAINUDDIN


ABDUL MAJID

Dosen Pengampu :
H. Sami’in Hadi Harianto, Lc., MA.
Mata Kuliah Ke-NW-an

Disusun oleh Kelompok 8


1. Zalwa Nadia (NPM: 200302012)
2. Ulwatul Birriyah (NPM: 200302010)

Universitas Hamzanwadi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pendidikan Fisika
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyususnan
makalah ke NW an ini dengan judul “Menganalisis dan Mengenal Karya-Karya Tulis TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Majid”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ke NW an. Selain itu juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang ke NW an khususnya dalam menela’ah dan mengambil ibrah
dari karya-karya TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ustadz Sami’in Hadi Harianto, Lc., MA.
selaku dosen pengampu mata kuliah ke NW an. Dan terima kasih juga kepada teman-teman yang
telah memberi dukungan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini tentu saja belu bisa dikatakan sempurna baik dari segi penulisan makalah
maupun penyusunan materi makalah. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami
harapkan . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis dalam
menyusun makalah dan memahami materi berikutnya.

Pancor, 8 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

A. Tipologi Dakwah dan Karya Maulana Syaikh ............................................................. 2


B. Karya Tulis Maulana Syaikh ....................................................................................... 3
C. Karya Otentik Maulana Syaikh .................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya- karya seni islam terus berkembang selama proses islamisasi di Indonesia. Agama
Islam berpengaruh terhadap perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia, pengaruh tersebut
dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan kerajaan Islam di Indonesia, salah satunya adalah
karya sastra atau tulisan, baik itu berupa hikayat (cerita atau dongeng), babad (puisi), suluk
(kitab-kitab yang menceritakan tasawuf), sayair (sajak), dan kitab-kitab ilmu.
Proses islamisasi ini menyebar keseluruh pelosok negeri berawal dari penyebarannya oleh
Wali Songo dan kemudian dilanjutkan oleh para ulama di berebagai daerah. Tidak terkecuali di
Lombok, hingga sampai pada masa seorang ulama yang karismatik dan tersohor di Lombok,
NTB, yaitu TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Sejak pulangnya dari Mekah, TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid telah berdakwah dan berjuang membangun bangsa dan
negara. Berbagai pelosok desa dikunjunginya dalam rangka bertabligh dan membangun
madrasah. Selain berdakwah melalui pengajian umum dan sistem madrasi (formal), Maulana
Syaikh juga berdakwah dengan karya-karya Beliau dibidang tulisan seperti do‟a, kitab, dan syair-
syair.
Maulana Syaikh memberikan sumbangsih besar tehadap tanah air melalui karya-karyanya,
baik itu berupa pemikiran, mendirikan madrasah-madrasah, dan karya tulis seperti kumpulan
do‟a dan syair-syair. Karya tulis menjadi salah satu sebab berkembangnya pengetahuan agama
dan sebagai rujukan para murid Maulana Syaikh dalam menyebarkan ilmu agama khususnya.

B. Rumusan Masalah
Apa saja karya tulis TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui karya tulis TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tipologi Dakwah dan Karya Maulana Syaikh


Sejak pulangnya dari Mekah, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid telah berdakwah
dan berjuang membangun bangsa dan negara. Berbagai pelosok desa dikunjunginya dalam
rangka bertabligh dan membangun madrasah. Selain berdakwah melalui pengajian umum dan
sistem madrasi (formal), Maulana Syaikh juga berdakwah dengan karya-karya Beliau dibidang
tulisan seperti do‟a, kitab, dan syair- syair.
Jika dicermati dalam rentang sejarah TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dapat
dirumuskan 6 (enam) tahapan dakwah Maulana Syaikh, yaitu :
1. Tabligh
2. Pengajaran (ta,lim)
3. Pembentukan Pribadi (Takunu assyakhsiyah)
4. Pembentukan Umat atau organisasi (Takunul Ummah)hh
5. Optimalisasi Manajeral Dakwah (Tanzhimu addakwah)
6. Penyebarluasan (Tausiyah)
Enam tahapan rumusan di atas merupakan Gerakan dakwah TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid yang dengan disiplin dan istiqomah ditradisikan Maulana Syaikh kepada murid-
muridnya.
Dapat dicermati pemikiran dan perjuangan Maulana Syaikh yaitu ulama yang karismatik,
pahlawan nasional, dari Pulau Lombok yang menjadikan Nahdlatul Wathan sebagai basis
perjuangannya. Secara historis, terminology Nahdlatul Wathan sebagai “kebangkitan tanah air”
menemukan eksistensi dan idenitasnya pada kondisi-kondisi sosiologis lokal pada saat itu, dan
secara generic dapat diformulasi untuk membangun dua kekuatan sekaligus, yaiu kekuatan
perlawanan terhadap penjajah dan kekuatan perlawanan untuk membangun kehidupan
keberagaman saat itu.
Kehidupan keberagamaan yang lebih bebas dapat dijelaskan sebagai sebuah sistem
keagamaan yang transformative dan tidak terkekang oleh suatu aturan tertentu. Sehingga umat
islam di Lombok memiliki kebebasan ekspresif terhadap keyakinan mereka, namun tetap dalam

2
koridor bimbingan Tuan Guru dan Ahli Agama. Keberagamaan yang bebas dan bertanggung
jawab atas prinsisp-prinsip agama islam.
Sebagai seorang ulama, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memberikan banyak
kontribusi bagi perjuangan tanah ar, khususnya di Lombok, NTB. Perjuangan ini direalisasikan
pada aspek pemikiran dan Gerakan dakwahnya yang progrsif dan moderat. Berkaitan dengan
kegiatan dakwahnya, Maulana Syaikh secara mendasar mentransfoormasikan dakwah Islamiyah
begitu akrab bagi masyarakat. Nahdlatul Wathan sebagai objek perjuangannya selama ini
memiliki peran penting dalam menyebarluaskan dakwah islam di tanah air. Di samping itu,
terdapat beberapa manhaj dakwah yang relevan bagi metodelogi dakwah kontemporer. Dalam
hal ini dapat diamati dalam dua hal, yaitu Manajemen Dakwah (Tanzim ad-dakwah) dan kearifan
Dakwah (Masharif al-dakwah).
Maulana Syaikh memberikan sumbangsih besar tehadap tanah air melalui karya-karyanya,
baik itu berupa pemikiran, mendirikan madrasah-madrasah, dan karya tulis seperti kumpulan
do‟a dan syair-syair.
Nahdlatul Wathan dalam sejarah realitas isalmisasi di pulau Lombok telah menjadi dedikasi
dan karya yang tak terpisahkan dengan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Terdapat
dua madrasah yang menjadi cikal bakal berdirinay Nahdlatul Wathan yaitu Madrasan Nahdlatul
Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI).
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selain tergolong tokoh agama dengan bobot
keilmuan yang dalam, ia juga seorang peneliti dan pengarang yang produktif. Bakat dan
kemampuannya sebagai pengarang ini tumbuh dan berkembang dari sejak ia masih belajar di
Madrasah Asshalatiyah. Sehingga tidak heran kalau ia mendapat pujian dari dari salah seorang
maha gurunya, seorang penyair dan pujangga besar Arab, yaitu Syaikh Sayyid Muhammad Amin
Al-Qutbi dalam taqriznya. Karya tulis menjadi salah satu sebab berkembangnya pengetahuan
agama dan sebagai rujukan para murid Maulana Syaikh dalam menyebarkan ilmu agama
khususnya. Dimana seorang ulama akan tetap dikenang dengan adanya karya-karya yang
fundamental serat didukung murid-murid yang senantiasa menjaga dan mengamalkannya.

B. Karya Tulis Maulana Syaikh


TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bisa dikatakan seorang sastrawan dan
seniman. Dalam konteks seni, Maulana Syaikh adalah seorang musisi, dari segi lagu beliau

3
sebagai pengarang sekaligus penyanyi, dan dari segi musik Beliau adalah penikmat dan pengarah
musik, terlihat ketika rekaman wasiat dan lagu perjuangan, Maulana Syaikh memilih sendiri
jenis alat yang digunakan dan sekaligus instruktur dari aransemen musik lagu tersebut.
Beliau bisa dikatakan ahli arudl (ilmu syair), hampir sebagian besar karya Beliau
mempunyai unsur syair baik itu berupa puisi maupun pantun. Tak heran ketika masih belajar di
madrasah as-Shalathiyah, Beliau pernah menulis jawaban ujian menggunakan syair, hal tersebut
tentu saja menimbulkan ketakjuban luar biasa dari guru Beliau.
Karya-karyanya memang tidak dalam bentuk buku-buku besar, berisi studi panjang
muthawwalat, tetapi karyanya lebih merupakan studi dasar dan biasanya dalam bentuk syair dan
Nadzham-nadzham dalam bahasa Arab, Melayu, dan Sasak.
Di antara judul-judul karya adalah sebagai berikut:
1. Dalam bahasa Arab :
a. Risalah al-Tauhid dalam bentuk tanya jawab [Ilmu Tauhid]
b. Sullam al-Hija Syarh Safinah al-Naja [Ilmu Fiqih]
c. Nahdlah al-Zainiyah dalam bentuk nadzham [Ilmu Faraidh]
d. AI-Tuhfahl al-Anfananiyah Syarh Nahdlah al-Zainiyah [Ilmu Faraidh]
e. Al-Fawakih al-Nahdliyah dalam bentuk tanya jawab [Ilmu Faraidh]
f. Mi'raj al-Shibyan ila sama'i Ilm al-Bayan [Ilmu Balaghah)
g. Al-Nafahat 'ala al-Taqrirah al-Saniyah [Ilmu Mushthalah al-Hadist]
h. Nail al-Anfal (Pengetahuan Tajwid)
i. Hizbut Nahdlah al-Wathan [Do'a dan Wirid]
j. Hizib Nahdlah al-Banat [Do'a dan Wirid wanita]
k. Shalat al-Nahdlatain [Shalawa iftitah dan khotamah]
l. Thariqah Hizib Nahdlah al -Wathan [Wirid harian]
m. Ikhtisar Hizib Nahdlah al-Wathan [Wirid Harian, ikhtisar dari Hizib Nahdlah al-
Wathan]
n. Shalat Nahdlah al-Wathan [Shalawat Iftitah]
o. Shalat Miftah Bab Rahmah Allah [ Wirid dan Do'a ]
p. Shalah al-Mab'uts Rahmah li al-Alamin [ Wirid dan Do'a ]
Dan lain-lain.
2. Dalam bahasa Indonesia dan Sasak :

4
a. Batu Ngompal [Ilmu Tajwid]
Berupa syair-syair dengan tulisan arab pegon dan melayu, yang berisi aturan seni
tajwid membaca al-Qur‟an yang baik dan benar.
b. Anak Nunggal Taqrirat Batu Ngompal [Ilmu Tajwid]
c. Wasiat Renungan Masa I dan II [Nasihat dan bimbingan perjuangan untuk warga
Nahdlatul Wathan]
3. Karya berupa Nasyid/ Lagu Perjuangan dan Dakwah dalam bahasa Arab, Indonesia dan
Sasak :
a. Ta'sis NWDI [Antiya Pancor Biladi] k. Antiya Pancor [Wahai Pancor]
b. Imamuna al-Syafi'i l. Nahnu Fityanul‟ulum [Kita
c. Ya Fatta Sasak [Wahai Pemuda Sasak] adalah Pemuda Pencinta Ilmu]
d. Ahlan bi wafd al-zairin [Selamat Datang] m. Sakit Jahil
e. Tanawaro [Bercahayalah] n. Intisari Wasiat
f. Mars Nahdlatul Wathan o. Dasar Wasiat
g. Bersatulah Haluan p. Dasar Ikhlas
h. Nahdlatain q. Keistimewaan NW
i. Pacu Gama' r. Beguru Agame
j. Ya Manyarumul‟ula [Wahai Orang Yang dan lain-lain.
Menginginkan Ketinggian]

Dengan banyaknya karya yang telah beliau terbitkan mencerminkan ketinggian ilmu yang
dimilikinya, sehingga oleh guru-gurunya Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid
mendapat pujian dan kepercayaan yang besar. Diantaranya ia pernah diberi kesempatan untuk
memberikan kata pengantar dari gurunya, yakni asy-Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath.
Dalam kata pengantar yang beliau tulis untuk kitab Baqi‟ah al-Mustarsyidin karya asy-
Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath sambil mengutip hadits Nabi Saw. mengatakan:
“Janganlah kamu mempelajari ilmu syariat dari seseorang kecuali dari orang yang baik
riwayat hidupnya dan hatinya dan kamu sekalian telah menyelidiki atas keamanahannya”
Dari asy-Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath inilah, beliau pernah mendapatkan risalah
atau ijazah dengan seluruh isi kitabnya: “al-Irsyad bi adz-Dzikr ba‟da Ma‟alim al-Ijazah wa al-
Ashnaf”. Dari sinilah, beliau menukil sebagian ucapan gurunya tentang kehidupan pribadinya

5
yang mantap, tetapi tetap menganggap dirinya adalah orang yang hina dan fakir dalam
pengetahuan agama.
Asy-Syaikh Muhammad al-Masysyath pernah memberikan sanjungan kepada Tuan Guru
KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid: “Demi Allah saya kagum kepada Zainuddin, kagum
pada kelebihannya atas orang lain pada kebesaran yang tinggi dan kecerdasannya yang tiada
tertandingi. Jasanya bersih ibarat permata menunjukkan kebersihan ayah bundanya dan karya-
karya tulisnya indah lagi menawan penaka bunga-bungaan yang tumbuh di lereng pegunungan.
Di lapangan ilmu ia dirikan ma‟had, tetap dibanjiri thullab dab thalibat menuntut ilmu dan
menggali kitab. Ia kobarkan semangat generasi muda menggapai mustawa dengan karyanya
Mi‟raj ash-Sibyan ila Sama‟i „Ilm al-Bayan. Semoga Alah memanjangkan usianya dan dengan
perantaraannya ia memajukan ilmu pengetahuan agama di Ampanan bumi Selaparang.
Terkirimlah salam penghormatan harum semerbak bagaikan kasturi dari tanah Suci menuju
“Rinjani” (Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Majid dalam Mi‟raj ash-Sibyan ila Sama‟i „Ilm
al-Bayan).
Dengan demikian, Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid selain dikenal
sebagai ulama yang memiliki kepedulaian yang tinggi terhadap dunia pendidikan Islam, ia juga
mampu menuliskan pikiran-pikirannya untuk memberikan warisan yang paling berharga bagi
penerus-penerusnya.

C. Karya Otentik Maulana Syaikh


Wasiat Renungan Masa, Hizib Nahdlatul Wathan, Wirid Khusus Nahdlatul Wathan,
Shalawat Nadlatain dan Shalawat Nahdlatul Wathan adalah manuskrip karya Maulana Syaikh
yang paling menonjol. Keempatnya merupkan karya otentik Maulana Syaikh dalam bidang
keilmuan. Karya-karya tersebut menjadi kitab sakti warga NW, menjadi amalan, dan menjadi
terapan.
1. Wasiat Renungan Masa
Dalam syair-syair wasiat renungan masa karya Maulana Syaikh ini tidak hanya
memuat persoalan tertentu, namun memuat persoalan teologi, teosofi, sejarah, social,
etika, hukum dan politik menyatu di dalamnya. Begitu juga dengan sasarannya, ada yang
bersifat khusus untuk keluarga, kader Nahdlatul Wathan, murid, dan para guru, juga ada
yang umum untuk warga NW secara keseluruhan dan non-NW sekaligus.

6
Buku wasiat renungan masa berisi 433 buah syair, diselingi oleh 41 doa. Tiap bait
terdiri atas empat baris dan setiap barisnya bersajak a,a,a,a serta seluruh baris dalam tiap
bait merupakan isi. Keseluruhan syair tersebut, terbagi menjadi tiga bagian, bagian
pertama terdiri atas 233 syair, bagian kedua sebanyak 112 buah syair dan bagian ketiga
sebanyak 88 syair.
Yang unik dalam buku wasiat itu, Beliau menulis peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi, baik itu peristiwa yang menimpa eksistensi perjalanan NW maupun peristiwa
yang ada di dunia secara umum. Terbukti, setelah Maulana Syaikh wafat, prediksi-
prediksi yang ada dalam syair wasiat renungan masa tersebut dialami warga NW
khususnya dan keadaan lingkunga baik social amaupun alam semesta.
Wasiat Renungan Masa meruapakan sebauah karya sastra yang menggunakan
beberapa aliran karya sastra dalam bait-baitnya.
a. Aliran Realis, dspst ditrmukan dalam bait :
Sayanglah ananda dalam mengaji
Di NWDI dan NBDI
Di Pancor Bermi sana – sini
Asuhan HAMZANWADI sendiri

b. Aliran idealis, terdapat dalam bait :


Azas NW jangan diubah
Sepanjang masa sepanjang sanah
SUNNAH JAMA‟AH dalam „Aqidah
MADZHAF SYAFI‟I dalam Syari‟ah

c. Aliran didaktis, dapat ditemukan pada bait :


Orang yang bakti pada guru
Mendapat faidah hikmat yang baru
Tidak terduga lebih dahulu
Memang Allah pemberi restu

7
d. Aliran mistik, terdapat pada bait :
DEWI mengirim sebuah kelapa
Tinggi pohonnya lima ribu depa
Batu kelilingnya tugasnya menjaga
Pulau Lombok selama-lamanya

"Wasiat Renungan Masa" yang disusun sekitar tahun 1979-1981 itu, TGKH
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menulis:

Sunan Muria limpahkan hadyah


Setelah terbuka pintunya Ka‟bah
Anbar nyawa harumnya megah
Batu himpitan menambah hikmah

‫ال حمد اك برو هلل اك بر هللا و هللا اال هللا اال هول هلل وال حمد هللا س بحان‬

Setelah Anbar ninggalkan Semeru


Gunung bergoncang di saat itu
Akhirnya keluar lahar melulu
Hampir terganggu cemara sewu

Memang hebat upacaranya


Jarang terjadi sepanjang masa
Bila Allah yang Maha Kuasa
Hendaki suatu pastilah nyata

Adapun wasiat renungan masa yang lain yang ditulis Maulana Syeikh yaitu :

Wahai anakku yang telah mengaji


Jaga teguhlah jiwa santri
Siddik amanah ikhlas berani

8
Berjuang terus lewati Rinjani

2. Hizib Nahdlatul Wathan dan Hizib Nahdlatul Banat


Hizib Nahdlatul Wathan dan Hizib Nahdlatul Banat memuat amalan dan do‟a-do‟a
dari al-Qur‟an, hadits, sholawat, do‟a Nabi, Sahabat, Tabi‟in, para Wali, syair dan
qasidah. Tidak lupa disitu doa puji para guru besar ; Syaikh Hasan al-Masyath, Syaikh
Amin al-Quthbi, Syaikh Salim Rahmatullah dan Syaikh Marzuki, dan masih ada
karangan do‟a ulama lainnya.
Hizib Nahdlatul Wathan dan Hizib Nahdlatul Banat lahir sebagai bentuk
permohonan kepada Allah SWT untuk mempertahankan keutuhan madrasah
NWDI/NBDI dari para penentang sistem madrasah pada saat itu, orang-orang hasad dan
bahkan dari penjajah Jepang yang ingin menutup madrasah tersebut. Berkat pertolongan
Allah melalui pengalaman Hizib Nahdlatul Wathan, maka madrasah tersebut tidak
dibubarkan oleh Jepang.

3. Wirid Khusus Nahdlatul Wathan


Wirid Khusus Nahdlatul Wathan dipimpin oleh seorang koordiantor, yakni TGH.
Muhsin Makbul. Wirid khusus ini dikatakan juga sebagai Thariqat Hizib Nahdlatul
Wathan. Dalam perkembangannya tarekat mengandung arti kelompok atau perkumpulan
yang menjadi lembaga dan mengikat sejumlah pengikutnya dengaan peraturan-
peraturan. Jadi tarekat adalah tasawuf yang melembaga, dimana tiap tarekat mempunyai
syaikh, upacara ritual dan dzikir tersndiri. Sehingga di dalam Nahdlatul Wathan tarekat
Hizib Nahdlatul Wathan disebut Jamaah Wirid Nahdlatul Wathan yang masih ada
sampai saat ini.
Adapun syaran keanggotan thariqat diantaranya :
1. Ketaatan kepada pemimpin thariqat yaitu TGKH. Zainuddin Abdul Madjid
atau yang ditunjuknya.
2. Mengamalkan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan setiap selesai shalat lima
waktu.
3. Bersedia membantu perjuangan Nahdlatul Wathan.
4. Membayar Uang Selawat.

9
Tasawuf yang dikembangkan oleh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
adalah ajaran tasawuf yang dikembangakan oleh al-Ghazali dan Junaid al-Bagdadi.
Secara khusud Maulana Syaikh banyak benyak memperoleh ilmu tasawuf dari Syaikh
Amin al-Qutbi, sementara tarekat yang dikembangkan oleh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid adalah tarekat Hizib Nahdlatul Wathan yang diterimanya dari
dari gurunya, yaitu Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath di Mekah.
Tujuan dari munculnya Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan ini adalah unuk
melindungi masyarakat dari ajaran-ajaran tarekat lain yang menyimpang dari ajaran
islam. Selain itu, Thariqat muncul sebagai respon terhadap praktek pengalaman thariqat-
thariqat selama ini, seperti thariqat Qadariyah dan Naqsyabandiyah di Lombok yang
terkesan terlalu berat dan memilki persyaratan yang cukup ketat.

4. Shalawat Nadlatain dan Shalawat Nahdlatul Wathan


Shalawat Nadlatain dan Shalawat Nahdlatul Wathan merupakan shalawat yang memilki
kedudukan pernting, karena secara eksplisit memuat kata-kata Nahdlatul Wathan.
TGKH. Zainuddin menyebut Shalawat Nahdlatain sebagai shalawat informasi.
Maksudnya adalah menginformasikan kepada seluruh umat manusia dari semenjak Nabi
Adam AS hingga sekarang, bahwa telah berdiri dua madrasah induk, yaitu madrasah
NWDI dan NBDI beserta cabang-cabangnya. Shalawat ini disusun pada tahun
1947/1366 H, ketika ia mendapat tugas dari pemerintah untuk menjadi amirul haji dari
NTT.
Shalawat Nahdlatain berisikan sejumlah permohonan doa kepada Allah SWT, yakni
permohonan akan pertolonagan kepada Allah SWT dalam menghadapi segala macam
problematika kehidupan, terbukanya rahmat dan berkah dari Allah SWT, memohon
rezeki yang banyak, pemeliharaan dari segala macam bala atau bahaya, serta ampunan
dari Allah SWT atas segala noda dan dosa, sehingga pada saat meninggalkan dunia yang
fana ini seorang dapat meninggal dalam keadaan bersih.
Sedangkan pentingnya Shalawat Nandlatain, karena didalamnya termuatnya
kualifikasi-kualifikasi yang diharapkan dapat menjadi profil ideal warga NW, yaitu
mereka yang memenuhi kualifikasi mujahid (pejuang), mukhlis (ikhlas), mahfudzin

10
(terpelihara diri dan kehormatanya), mengerti arah perjuangan, arifin (memilki
kebijaksanaan), dsn muqarrobin (senantiasa dekat dengan Allah SWT).

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid telah berdakwah dan berjuang membangun
bangsa dan negara. Selain berdakwah melalui pengajian umum dan sistem madrasi (formal),
Maulana Syaikh juga berdakwah dengan karya-karya Beliau dibidang tulisan seperti do‟a, kitab,
dan syair- syair. Karya tulis Ma ulana Syaikh biasanya ditulis dalam bentuk syair dan Nadzham-
nadzham dalam bahasa Arab, Melayu, dan Sasak.
Wasiat Renungan Masa, Hizib Nahdlatul Wathan, Wirid Khusus Nahdlatul Wathan dan
Shalawat Nadlatain & Shalawat Nahdlatul Wathan adalah manuskrip karya Maulana Syaikh
yang paling menonjol. Ketiganya merupkan karya otentik Maulana Syaikh dalam bidang
keilmuan. Karya-karya tersebut menjadi kitab sakti warga NW, menjadi amalan, dan menjadi
terapan.
Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid selain dikenal sebagai ulama yang
memiliki kepedulaian yang tinggi terhadap dunia pendidikan Islam, ia juga mampu menuliskan
pikiran-pikirannya untuk memberikan warisan yang paling berharga bagi penerus-penerusnya
termasuk peninggalan berbagai syair nasehat dan ilmu.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, penyusun
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sehingga penyusun dapat
memperbaiki makalah ini sesuai dengan sumber yang relevan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Habib, Muslihan. 2014. Pendidikan KE-NW-AN Untuk Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta Timur: Bania
Publishing.
Haramain, Muhammad. 2019. DAKWAH MODERASI TUAN GURU Kajian Pemikiran dan
Gerakan Dakwah Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abd. Majid. Sulawesi Selatan:
IAIN Parepare Nusantara Press.
Husni, Munawir dan Asy‟ari, Hasan. 2015. TEOSOFI MAULANA Nilai Moral Kesufian dalam
Wasiat Renungan Masa TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.Yogyakarta:
Binafsi Publishing.
Thohri, Muhammad, dkk. 2015. Menyusuri Keagungan Cinta Maulana. Mataram: Majlis al-
Aufiya‟ wal-uqala‟.
Bageur, Aki. 2014. Karya-karya Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid. [Online].
https://kembangtafakur.wordpress.com/karya-karya-tuan-guru-kh-muhammad-zainuddin-
abdul-majid/, diakses pada 9 Desember 2021.
Zuhri, Saifuddin. 2013. DENGAN MENULIS TGKH M. Zainuddin Abdul Madjid. [Online].
https://pimpushimmahnw.blogspot.com/2013/10/judul-judul-karya-tulis-tgkh-m.html,
diakses pada 9 Desember 2021.
Noor, Mohammad. et al. 2004. Visi Kebangsaan Religius. Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu.

13

Anda mungkin juga menyukai