Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Sistem Gadai Emas pada PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah

(UPS) Jampue di Kabupaten Pinrang

Saat ini produk gadai pada pegadaian syariah sangat banyak diminati oleh

masyarakat baik dari kalangan muslim ataupun non muslim. Hal ini disebabkan

karena dalam proses menggadainya sangat mudah dan sederhana dalam artian tidak

berbelit-belit dan persyaratannya pun cukup mudah. Pegadaian syariah dapat

dimanfaatkan oleh banyak masyarakat yang membutuhkan dana secara cepat dalam

jangka waktu pendek untuk keperluan yang mendesak seperti untuk biaya sekolah

anak, untuk keperluan sehari-hari, biaya pengobatan anggota kelaurga yang sakit dan

lain-lainnya.

Pada Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, produk gadai yang

sering digunakan oleh masyarakat adalah gadai emas. Adapun ketentuan-ketentuan

yang terkait dengan sistem dan prosedur gadai emas pada pegadaian syariah Jampue
antara lain sebagai berikut:

1. Pemberian Pinjaman (Akad)

Aktivitas perjanjian gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang piutang yang

mana harus ada jaminan yang diberikan oleh pihak rahin kepada murtahin. Dalam

perjanjian utang piutang dimungkinkan terjadinya riba yang dilarang oleh syariat

Islam.

Riba terjadi jika dalam akad gadai ditentukan bahwa rahin harus memberikan

tambahan kepada murtahin pada saat membayar hutangnya atau pada waktu lain yang

42
43

telah ditentukan. Ada beberapa ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan

pemberian pinjaman antara lain sebagai berikut:

a. Persyaratan Pengajuan Pinjaman

Untuk memproleh pinjaman, maka nasabah harus memenuhi syarat-syarat

yang telah ditentukan oleh pihak pegadaian syariah sebagai berikut:

1) Memperlihatkan KTP atau indentitas resmi lainnya yang masih berlaku.

2) Membawa barang yang akan digadaikan berupa emas yang memenuhi syarat.

3) Mengisi Formulir yang disediakan.

4) Menandatangani akad.

Untuk mendapatkan pinjaman, persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah

yaitu cukup membawa identitas diri atau tanda pengenal berupa KTP dan membawa

barang yang akan digadaikan misalnya emas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Juliawan selaku Pengelola Unit Pegadaian Syariah Jampue):


Kalau untuk gadai emas harus bawa identitas diri atau KTP. Kalau untuk SIM
sekarang sudah tidak pakai. Karena yang diutamakan sekarang itu yah KTP.
Kemudian yang dibawa itu barangnya atau emasnya. Kalo untuk pemberian
pinjaman, ditaksir dulu emasnya setelah dites atau diuji baru bisa ditetapkan
uang pinjamannya dan juga dijadikan sebagai patokan perhitungan pengenaan
sewa simpanan (jasa simpan). Setelah itu nasabah dan staf penaksir
menandatangani akad rahn dan akad ijarah, lalu kasir yang membayarkan
sejumlah uang sesuai dengan kesepakatan dan menyerahkan Surat Bukti Rahn
(SBR) kepada nasabah. Kurang lebih 15 menitlah sudah cair kalau untuk
gadai emas.1

Hal yang serupa diungkapan oleh Ibu Surianti yang merupakana salah satu

nasabah pegadaian syariah Jampue mengatakan bahwa:

1
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Julii 2020.
44

Yang harus dibawa itu cuma KTP ji sama bawa emas yang mau digadaikan.
Tidak ada ji persyaratan lainnya yang na suruhkan. Cuma itu ji yang perlu
dibawa kalau mauki menggadaikan emas2

Peneliti melihat bahwa untuk mendapatkan pinjaman di pegadaian syariah

Jampue sangat cepat, prakstis dan menentramkan. Cepat karena hanya membutuhkan

waktu 15 menit kebutuhan dana sudah terpenuhi. Praktis karena nasabah tidak perlu

membuka rekening atau prosedur lain yang dapat memberatkan. Nasabah cukup

membawa identitas diri berupa KTP dan barang miliknya berupa emas yang akan

digadaikan. Menentramkan karena sumber dana pegadaian syariah berasal dari

sumber yang sesuai dengan syariah, proses gadai berlandaskan prinsip syariah, serta

didukung oleh petugas-petugas dan outlet dengan nuansa Islami sehingga lebih syar’i

dan menentramkan.

Pegadaian syariah mempunyai kebebasan menetapkan barang apa saja yang

boleh dan tidak boleh dijadikan sebagai marhun (jaminan). Pada PT. Pegadaian Unit

Pelayanan Syariah Jampue sendiri memiliki syarat-syarat dalam hal barang jaminan

khususnya gadai emas. Seperti yang dikemukakan oleh Juliawan selaku pengelola

pegadaian unit pelayanan syariah Jampue:


Kalau untuk kriteria emasnya sendiri kita ada ketentuannya yah, yang diterima
disini itu kadar emasnya mulai dari 6 karat, 8 karat, 10 karat, 12 karat, 14
karat, 15 karat, 16 karat, 17 karat, 18 karat, 19 karat, 20 karat, 21 karat, 22
karat, 23 karat dan 24 karat. Jadi kalau misal dibawa 6 karat itu nggak
diterima.3

Hal yang serupa diungkapkan oleh Ayub selaku kasir pegadaian unit

pelayanan syariah Jampue:

2
Surianti, Nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 29 Julii 2020.
3
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
45

Untuk ketentuan barang jaminan berupa emas itu ada kriteria tersendirinya
yang memang sudah ditentukan. Kalau disini itu yang diterima untuk emas
dari 6 karat sampai 24 karat. Tapi disini nasabahnya lebih banyak yang
gadaikan emasnya yang 22 , 23 sama 24 karat.4

Peneliti melihat bahwa barang jaminan sangat berpengaruh terhadap pinjaman

karena yang menentukan nilai pinjaman nantinya adalah marhun (barang jaminan).

Semakin tinggi karat emas maka semakin besar pula kandungan emas di dalamnya

dan semakin mahal juga harganya. Untuk itu barang jaminan yang diberikan harus

jelas sehingga dapat ditaksir nilainya sehingga nasabah memperoleh pinjaman seseuai

dengan taksiran dari barang jaminannya. Dalam hal ini pegadaian syariah sangat

transparan dalam hal ketentuan barang jaminan yang diterima.

Sistem gadai emas pada pegadaian syariah memiliki batas waktu pembayaran

pinjaman selama 4 bulan atau 120 hari. Nasabah dalam melakukan pelunasan

utangnya bisa dilkaukan dengan cara sekaligus atau dengan cara dicicil. Berdasarkan

hasil wawancara di PT. Pegadaian Syariah Jampue oleh bapak Juliawan yang

merupakan Pengelola Pegadaian Unit Pelayanan Syariah Jampue mengatakan bahwa:


Untuk jangka waktu pinjaman itu 120 hari, tapi tergantung dari nasabahnya.
Kalau misalnya rejekinya lebih cepat silahkan diambil barangnya. Jadi sewa
pemakaian saja yang dia bayar. Makanya kalau misalkan satu bulan dia tebus
barangnya, jadi cuma satu bulan saja yang dia bayar. 5

Hal yang serupa diungkapkan oleh salah satu nasabah pegadaian syariah

Jampue yaitu Ibu Surianti mengatakan bahwa:


Jangka waktu pinjamannya sekitar empat bulan seperti yang tertera di
suratnya. Tapi bisa juga tidak sampai empat bulan. Pernahka ini pinjam uang

4
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue,Wawancara oleh penulis,
20 Juli 2020.
5
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
46

tidak sampai 4 bulan, sekitar 2 bulan atau 3 bulan kalau tidak salah saya tebus.
dan saya bayar itu biayanya cuma 2 bulan.6

Peneliti meilhat bahwa pegadaian syariah dalam hal jangka waktu pelunasan

tidak memberatkan ataupun menyulitkan nasabah. Hal itu dapat dilihat dari hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Misalkan biaya simpanan yang harus

dibayar nasabah adalah Rp200.000 sebelum waktu 4 bulan, misalnya 3 bulan nasabah

sudah mampu mengembalikan pinjamannya. Maka pegadaian syariah memberikan

kebijakan dengan menjadikan sisa pembayaran 1 bulan sebesar Rp.50.000 sebagai

bonus bagi nasabah. Jadi yang dibayarkan nasabah hanya Rp150.000 saja.

b. Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Pinjaman

Adapun tata cara pelaksanaan pemberian pinjaman pada pegadaian syariah

adalah sebagaimana berikut:

1) Nasabah mengisi formulir aplikasi pegadaian rahn dan menandatanganinya.

2) Nasabah mendatangi loket penaksir dan menyerahkan barang gadaian berupa

emas untuk ditaksir nilainya.

3) Nasabah menandatangani Surat Bukti Rahn (SBR) dengan menyetujui akad

yang digunakan, kemudian nasabah menuju loket kasir untuk menerima


pinjaman.

c. Prosedur penaksiran emas

Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan adanya

penyerahan barang atau harta sebagai jaminan hutang yang telah ditentukan oleh

pegadaian. Besar kecilnya pinjaman yang diterima nasabah tergantung dari nilai

taksiran barang jaminan yang telah ditaksir oleh staf penaksir. Dalam melakukan

6
Surianti, Nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 29 Juli 2020.
47

penaksiran emas, pada dasarnya telah ditentukan oleh pegadaian agar penaksiran

emas tersebut dapat sesuai dengan nilai emas sebenarnya dan sama di semua kantor

cabang maupun unit pegadaian syariah. adapun pedoman penaksiran barang gadai

berupa emas menurut Juliawan selaku Pengelola Pegadaian Unit Pelayanan Syariah

Jampue:
Barang yang dijadikan jaminan ini akan ditaksir dan diteliti kualitasnya serta
akan diuji kemurniannya oleh petugas penaksir. Tujuannya kita lakukan
seperti itu yah untuk mengetahui kadar karat emas. Nah dari hasil ini dapat
ditetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat diambil oleh nasabah.7

Hal yang serupa diungkapkan oleh Ayub yang merupakan kasir pegadaian

syariah Jampue mengatakan bahwa:


Untuk prosedur penaksiran emasnya itu tugasnya penaksir. Penaksir ini akan
menaksir emas yang akan dijaminkan oleh nasabah. Penaksir ini akan melihat
kualitas emas, kadarnya berapa terus berat emasnya. Jadi staf penaksir yang
ada disini sangat menghindari hasil penaksiran yang dapat merugikan
nasabah.8

Peneliti melihat bahwa dalam penaksiran nilai barang gadai, pihak pegadaian

syariah Jampue sangat menghindari hasil penaksiran yang dapat merugikan nasabah

ataupun dari pihak pegadaian syariah itu sendiri. Karena itu pegadaian syariah

dituntut memiliki staf penaksir dengan kriteria memiliki kemampuan dan pengalaman
serta pengetahuan mengenai jenis barang gadai yang sesuai dengan syariah, dapat

memberikan penaksiran yang akurat atas nilai barang gadai sehingga tidak ada pihak

yang dirugikan. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh pegadaian syariah untuk

menguji dan menakasir barang jaminan diantaranya sebagai berikut:

7
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
8
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh penulis,
20 Juli 2020.
48

1) Uji fisik

Untuk melihat kondisi barang jaminan berupa emas apakah barang tersebut

layak untuk menjadi barang jaminan atau tidak, masih mulus atau banyak goresan dan

lain-lain.

2) Uji kimia

Perhiasan di cek terlebih dahulu dengan cairan kimia tertentu untuk

mengetahui kadar emasnya dan untuk mengetahui emas tersebut asli atau palsu.

Apabila emas tersebut asli maka warnanya akan menyesuaikan dengan warna aslinya.

3) Uji berat jenis

Untuk melihat berapa berat emas tersebut. Agar supaya lebih memudahkan

untuk menghitung berapa pinjaman yang akan didapatkan oleh nasabah.

d. Perhitungan Marhun bih dan Besarnya Tarif Administrasi

Dalam penetapan besarnya pinjaman nasabah pihak pegadaian syariah

memiliki persentase penetapan marhun bih yaitu 92% dari nilai takiran. Biaya

administrasi ysng dikenakan oleh pegadaian syariah ini didasarkan pada biaya rill

yang dikeluarkan seperti perlengkapan dan biaya tenaga kerja, besarnya biaya
administrasi ditetapkan dalam Surat Edaran (SE) itu sendiri dan dipungut dimuka

pada saat pinjaman dicairkan, Adapun penggolongan marhun bih dan biaya

administrasinya adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.1 Penggolongan Pinjaman (marhun bih) dan Biaya Administrasi

Golongan Marhun bih Plafon Marhun bih (Pinjaman) Biaya

(Pinjaman) Administrasi

A 50.000 – 500.000 2500


49

B1 510.000 – 1.000.000 10.000

B2 1.010.000 – 2.500.000 20.000

B3 2.550.000 – 5.000.000 36.000

C1 5.050.000 – 10.000.000 50.000

C2 10.050.000 – 15.000.000 75.000

C3 15.050.000 – 20.000.000 100.000

D 20.100.000 – 250.000.000 125.000

Sumber Data: Karyawan Pegadaian Syariah Jampue

Pinjaman yang diberikan berdasarkan dari nilai taksiran barang jaminan.

Dalam pegadaian syariah besarnya biaya administrasi didasarkan pada:

1) Biaya rill yang dikeluarkan seperti perlengkapan dan biaya tenaga kerja.

2) Besarnya diaya administrasi ditetapkan dalam Surat Edaran itu sendiri.

3) Dipungut dimuka pada saat pinjaman dicairkan.

Contoh perhitungan:

Nurhamidar menggadaikan emasnya seberat 2 gr. Dan setelah dihitung tenyata

nilai taksiran tersebut sebesar Rp450.000 dengan pinjaman maksimal Rp400.000


dengan jangka waktu pinjaman 10 hari. Maka berapakah biaya administrasinya?

Dari contoh tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Apabila Nurhamidar meminjam dari pegadaian sebanyak Rp390.000, maka dia

dikenakan biaya administrasi pada golongan A yaitu Rp2.500.

e. Perhitungan Besarnya Tarif Ijarah

Pada akad rahn, rahin berkewajiban untuk membayar pokok pinjaman sesuai

dengan jumlah pinjaman yang tercantum dalam akad. Bersamaan dengan dilunasinya

pinjaman, barang jaminan diserahkan kepada rahin dengan membayar biaya sewa.
50

Biaya ijarah (biaya sewa) atau tarif jasa simpanan merupakan biaya yang

dikenakan kepada nasabah atas sewa tempat, pengamanan dan pemeliharaan barang

jaminan yang telah disediakan oleh pihak pegadaian syariah terkait penyimpanan

barang jaminan dan merupakan pendapatan bagi pegadaian syariah. Tarif jasa simpan

ini mencakup biaya penyimpanan dan pemeliharaan barang gadaian yang dijaminkan.

Tarif jasa simpan ini tidak dikaitkan dengan besarnya jumlah pinjaman tetapi

ditentukan dari besarnya nilai taksiran. Adapun rumus dan perhitungan biaya ijarah

adalah sebagai berikut:

Rumus : taksiran/Rp10.000 x tarif ijarah x jangka waktu / 10 hari

Tabel. 4.2 Perhitungan Biaya Ijarah berdasarkan Jenis Barang

No. Jenis Barang Jaminan Perhitungan Tarif Ijarah

(marhun)

1 Emas, berlian Taksiran/Rp10.000 x Rp85 x jangka waktu/10

2 Eektronik Taksiran/Rp10.000 x Rp90 x jangka waktu/10

3 Kendaraan bermotor Taksiran/Rp10.000 x Rp95 x jangka waktu/10

Sumber Data: Karyawan Pegadaian Syariah Jampue

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pihak pegadaian syariah menetapkan

biaya ijarah bukan dari jumlah pinjam nasabah, karena yang dihitung adalah besarnya

nilai harga taksiran. Angka Rp10.000 merupakan angka konstanta yang digunakan

oleh pihak pegadaian syariah dalam menghitung biaya ijarah. Sedangkan untuk

tarifnya yaitu Rp85, Rp90, dan R95 merupakan penentuan tariff standar dari pihak

pegadaian syariah.
51

Dari proses penyimpanan tersebut maka akan timbul biaya-biaya yang

meliputi biaya perawatan dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini

dibenarkan bagi pegadaian biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati

oleh kedua belah pihak.

Pegadain syariah adalah lembaga keuangan yang dituntut untuk

mengembalikan modalnya, maka dalam pelaksanaanya pihak pegadaian melakukan

terobosan dengan adanya diskon ijarah, dimana fungsi diskon ini sendiri untuk

menarik minat nasabah. Tarif diskon ijarah di Pegadaian Syariah Jampue berlaku bila

nasabah meminjam uang dibawah nilai pinjaman maksimum yaitu meminjam uang

dibawah 92% dari harga taksiran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

dengan bapak Juliawan selaku Pengelola Pegadaian Unit Pelayanan Syariah Jampue:
Untuk biaya ijarah sendiri kita kenakan ke nasabah itu berdasarkan nilai
taksiran emasnya. Untuk nasabah yang meminjam dibawah nilai pinjaman
maksimum kita kasi diskon begitu juga dengan nasabah yang meminjam
sesuai dengan nilai taksiran emasnya. Simulasinya seperti ini seseorang
meminjam uang sebesar Rp200.000 dan nasabah yang lain pinjam uang sebsar
nilai taksiran yaitu Rp400.000. Nah kedua nasabah ini tetap mendapatkan
diskon tetapi nilai diskonnya berbeda. Dimana nasabah yang meminjam uang
dibawah nilai maksimun pinjaman diskonnya lebih besar dibandingkan
dengan nasabah yang meminjam sesuai dengan nilai taksiran.9

Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa jika nasabah meminjam dibawah

pinjaman maksimum maka nasabah akan mendapat diskon ijarah, penentuan diskon

ini dilihat dari presentase nilai barang. Pemberian diskon yang bervariatif sesuai

dengan resiko yang akan diterima pihak pegadaian, pemberian pinjaman yang

semakin tinggi mengakibatkan resiko yang akan diterima Pegadaian Syariah akan

semakin berat hal itu yang menyebabkan presentase diskon yang diberikan semakin

9
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
52

sedikit, begitupun sebaliknya jika nasabah meminjam dibawah harga taksiran maka

resiko yang akan diterima pegadaian semakin sedikit sehingga presentase yang

diberikanpun semakin banyak, hal inipun berlaku untuk biaya administrasi yang

dikenakan pegadaian syariah ketika pencairan uang pinjaman, semakin banyak uang

yang dipinjam maka semakin banyak pula biaya administrasi yang akan dikenakan

bagi nasabah.

2. Pelunasan Pinjaman (Tebus)

Adapun proses pelunasan pinjaman (marhun bih) dapat dilakukan dengan

beberapa cara antara lain sebagai berikut:

a. Nasabah membayar pokok pinjaman di pegadaian syariah.

b. Bersamaan dengan pelunasan pokok pinjaman, barang jaminan yang dipegang

atau dikuasai oleh pihak pegaadaian syariah dikembalikan kepada nasabah sesuai

dengan tarif perjanjian akad.

c. Pelunasan pinjaman dapat juga dilakukan dengan cara menjual barang jaminan

jika nasabah tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya setelah jatuh tempo.

Hasil dari pelelangan terseubt digunakan untuk emulunasi dan membayar jasa
penyimpanan.

d. Apabila harga jual barang jaminan melebihi kewajiban nasabah maka sisanya

akan dikembalikan kepada nasabah. sebaliknya jika jumlah pelelangan barang

jaminan ternyata tidak mencukupi pokok pinjaman dan membayar jasa

penyimpanan maka kekurangannya tetap menjadi kewajiban nasabah untuk

emmbayar atau melunasinya.

e. Nasabah dapat memilih skim pelunasan, apakah mau melunasi secara sekaligus

atau dengan cicilan. Selain itu jika dalam masa 4 bulan nasabah belum dapat
53

melunasi pinjamannya maka ia dapat mengajukan permohonan perpanjangan

jangka waktu pinjaman baru untuk masa 120 hari ke depannya beserta biaya yang

harus ditanggungnya.

Pada dasarnya orang yang menggadaikan barangnya di kantor pegadaian

syariah untuk mendapatkan pinjaman uang dapat melunasi pinjamannya kapan pun

tanpa harus menunggu jatuh tempo atau habisnya jangka waktu akad. Apabila pada

waktu jatuh tempo rahin belum bisa membayar utangnya, maka murtahin dapat

menjual barang milik rahin yang kemudian digunakan untuk melunasi utangnya.

Berdasarkan hasil wawancara di PT. Pegadaian Syariah Jampue oleh bapak

Ayub selaku kasir di PT. Pegadaian Syariah Jampue bahwa:


Untuk pelunasan sendiri nasabah cukup mendatangi pegadaian syariah
Jampue dengan membawa KTP, Surat Bukti Rahn dan sejumlah uang.
Kemudian nasabah menghadap ke kasir dengan menyerahkan KTP untuk
memudahkan kasir menginput data nasabah yang akan melunasi pinjamannya.
Disini nasabah cukup membayar pinjaman yang diambil dan biaya sewa.10

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Juliawan selaku pengelola pegadaian

unit pelayanan syariah Jampue yang mengatakan bahwa:


Bisa diwakilkan atau bisa juga ambil sendiri nasabahnya. Langsung datang
kesini dengan bawa uang dan KTPnya. Harus ada identitas diri kalau untuk
pengambilan barang. Kalau misalkan diwakilkan harus ada surat kuasanya
dibelakang Surat Bukti Rahn (SBR). Nanti kalau diwakilkan, ini kan ada surat
kuasanya, harus diisi dulu ini surat kuasanya. Tanpa ada tanda tangan pemberi
kuasanya disini siapapun yang ambil kita nggak bisa keluarkan barangnya.
Karena ini kan menjaga barangnya nasabah toh.11

Peneliti melihat bahwa pelunasan pinjaman yang dilakukan pada pegadaian

syariah Jampue dilakukan dengan cara nasabah hanya dibebankan membayar pokok

pinjaman dan jasa simpan sesuai dengan tarif yang telah ditentukan sesuai dengan

10
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
11
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
54

kesepakatan antara pihak nasabah dan pihak pegadaian syariah. Pada dasarnya

nasabah dapat melunasi kewajiban setiap waktu tanpa menunggu jatuh tempo baik

dengan cara mengangsur atau membayar sekaligus. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Surianti yang merupakan salah satu nasabah pegadaian syariah Jampue

mengatakan bahwa:
Mudah sekali kalau mau dilunasi bawaki saja KTP sama uang terus bawa juga
suratnya. Saya pernah pinjam uang belum cukup 1 bulan ku bayar. Jadi tidak
perluki tunggu waktu sampai 4 bulan kalau kita mau lunasi yang penting
sudah ada mi uangta bisa dilunasi.12

Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti melihat bahwa setiap saat uang

pinjaman dan pengambilan barang jaminan di pegadaian syariah dapat dilunasi dan

dilakukan tanpa perlu menunggu waktu jatuh tempo atau habisnya jangka waktu

akad. Proses pengembalian pinjamannya sampai penerimaan barang jaminan tidak

dikenakan biaya apapun, kecuali membayar jasa penyimpanan sesuai dengan tarif

yang berlaku.

Jangka waktu peminjaman dan penyimpanan maksimal 120 (seratus dua

puluh) hari. Apabila sampai pada waktu yang telah ditentukan nasabah belum juga

melunasi pinjamannya, maka nasabah dapat memperpanjang waktu peminjaman


dengan membuat akad kembali Disamping itu pelunasannya sangat mudah karena

nasabah bisa diwakilkan untuk melunasi pinjamannya di pegadaian syariah. hal

tersebut diungkapkan oleh Ibu Wahyuni yang merupakan salah satu nasabah

pegadaian syariah Jampue mengatakan bahwa:

12
Surianti, Nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
55

Mudah sekali pelunasannya bawa saja surat sama uang. Terus bisa juga
diwakilkan sama keluarga. Kebetulan ini saya wakilkan mamaku untuk bayar
pinjamannya disini.13

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa pegadaian

syariah sangat memudahkan nasabahnya dalam hal pelunasan yaitu nasabah bisa

diwakilkan untuk melunasi pinjamannya ke pegadaian syariah. Asalkan harus ada

surat kuasa yang ditandatangani oleh nasabah yang bersangkutan. Surat kuasa itu

sendiri berada di belakang Surat Bukti Rahn (SBR). Hal ini bertujuan agar supaya

pihak pegadaian syariah percaya bahwa orang yang menjadi wakil nasabah

merupakan orang yang memang diberi kuasa oleh nasabah. Sehingga barang nasabah

tidak jatuh ke tangan yang salah.

3. Pelelangan Jaminan (Lelang)

Lelang adalah suatu upaya eksekusi yang dilakukan oleh pihak pegadaian

syariah terhadap barang jaminan yang sudah jatuh tempo dan tidak ditebus oleh

nasabah. Lelang adalah salah satu upaya terakhir yang dilakukan oelh pegadaian

syariah jika ada nasabah yang wanprestasi. Hukum lelang dalam pandangan Islam

adalah salah satu jenis jual beli dimana penjual menawarkan barang ditengah

keramaian lalu para pembeli saling menawar dengan suatu harga. Dan pihak penjual
menentukan yang berhak membeli adalah pembeli yang mengajukan harga tertinggi.

Adapun hukum lelang syariah (muzayyadah) terkandung dalam sebuah hadist:


“Dari Anas RA. Ia berkata, Rasulullah Saw. menjual sebuah pelana dan
sebuah mangkok air dengan berkata siapa yang mau membeli pelana dan
mangkok ini? Seorang laki-laki menyahut, aku bersedia membelinya seharga
satu dirham. Lalu Nabi berkata lagi, siapa yang berani menambahi? Maka
diberi dua dirham oleh seorang laki-laki kepada beliau, lalu dijuallah kedua
benda itu kepada laki-laki tadi”. (HR. Tirmidzi)

13
Wahyuni, Nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 29 Juli 2020.
56

Sebelum dilakukan pelelangan akan dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

Memberikan peringatan secara lisan melalui telepon, Memberikan surat peringatan

secara tertulis dan Meminta nasabah datang ke kantor pegadaian syariah atau pihak

pegadaian syariah mendatangi nasabah untuk melakukan negosiiasi dalam rangka

mencari solusi dari masalah gagal bayar tersebut. Adapun proses pelelangan barang

jaminan sebagai berikut:

a. Satu minggu sebelum pelelangan barang gadai dilakukan, pihak pegadaian

syariah akan memberitahukan kepada nasabah bahwa barang jaminan akan

dilelang.

b. Hasil pelelangan akan digunakan untuk menutupi pinjaman yang diberikan dan

biaya sewa dan sisanya akan dikembalikan kepada nasabah.

c. Sisa kelebihan (uang kelebihan) yang tidak diambil oleh nasabah akan

disedekahkan kepada lembaga-lembaga sosial.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh pegadaian syariah Jampue

sebelum melakukan pelelangan barang jaminan nasabah menurut Bapak Ayub selaku

kasir Pegadaian Unit Pelayanan Syariah Jampue mengatakan bahwa:


Sebelum melalkukan pelelangan kami dari pihak pegadaian memberitahukan
terlebih dahulu ke nasabah melalui telepon, sms ke nomor nasabah. kalau
memang ketika dihubungi nomor nasabah tidak aktif, maka kita datang
kerumahnya untuk mencari solusi dari masalah wanprestasinya. Kita kasi
nasabah solusi dengan cara perpanjang gadainya, menambah pinjaman dari
yang semestinya kalau memang pengambilan pinjamannya tidak maksimal
dari yang diberikan.14

Hal yang serupa diungkapkan oleh salah satu nasabah pegadaian syariah

Jampue yaitu ibu Surianti mengatakan bahwa:

14
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
57

Sebelum dilelang ini emasta, na hubungiki dulu pihak pegadaian. Biasanya itu
di sms ki satu minggu sebelum jatuh tempo. Begitu dulu saya kalau terlambat
ka bayar pinjamanku.15

Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa pihak pegadaian syariah

tetap amanah kepada nasabah dan tetap mengikuti pedoman dari Fatwa Dewan

Syariah Nasional. Karena pihak pegadaian tidak langsung melakukan pelelangan

tetapi mereka memberikan peringatan terlebih dahulu kepada nasabah untuk

membayar pinjamannya. Hal itu sebagaimana tercantum dalam Fatwa Dewan Syariah

Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn bagian kedua butir 5a yang

berbunyi apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk segera

melunasi utangnya.

Dalam pegadaian syariah apabila nasabah (rahin) tidak mampu untuk

membayar pinjamannya (marhun bih) dan tidak melakukan perpanjangan gadai atau

pada saat jatuh tempo rahin tidak sanggup untuk memperpanjang pembayaran

marhun bih. Maka marhun akan melalukan pelelangan. Sebelum melakukan

pelelangan, pihak pegadaian syariah akan memberitahukan terlebih dahulu kepada

nasabah baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan hasil wawancara di PT. Pegadaian Syariah Jampue oleh bapak


Juliawan yang merupakan Pengelola Pegadaian Unit Pelayanan Syariah Jampue

mengatakan bahwa:
Sebelum jatuh tempo kita ada sms yang masuk ke nomornya nasabah, nah itu
satu minggu sebelum jatuh tempo. Nanti satu minggu setelah jatuh tempo kita
akan telpon yang belum perpanjang. Kalau misalnya satuminggu lagi dia
tidak datang baru kita lelang barangnya. Itu bisa tiga kali kita pemberitahuan
ke nasabahnya. Untuk lelang itu yang harus terbayarkan kan uang pinjaman
atau yang harus tertutupi dari uang pinjaman, kemudian sewa selama empat
bulan. Itu yang harus tertutupi pada saat lelang. Jadi kalau misalnya lewat dari

15
Surianti, Nasabah Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue,
Wawancara oleh penulis, 20 Juli 2020.
58

jatuh tempo dikasi waktu tujuh hari dia tidak datang juga, itu sudah masuk
data lelang.16

Berdasarkan praktik lelang di pegadaian syariah apabila hasil penjualan

barang lelang itum terdapat kelebihan, maka sisanya harus dikembalikan kepada

nasabah. Namun, apabila uang kelebihan dalam satu tahun tidak diambil, maka uang

tersebut akan diserahkan kepada lembaga ZIS (Zakat, infaq dan shadaqah). Begitupun

sebaliknya apabila harga penjualan barang jaminan kurang dari jumlah biaya-biaya

yang dikeluarkan, maka nasabah harus menanggung kekurangannya. Misalnya

nasabah menggadaikan emasnya pada saat pelelangan barang jaminan nasabah terjual

dengan harga Rp1.000.000 dimana pinjaman yang diambil nasabah Rp800.000 dari

nilai taksiran emasnya sebesar Rp.1.000.000, maka pihak pegadaian syariah akan

mengembalikan kelebihan uang sebesar Rp200.000 kepada pihak nasabah agar

terhindar dari unsur riba.

Hal yang serupa diungkapkan oleh Ibu Wahyuni yang merupakan salah satu

nasabah pegadaian syariah Jampue mengatakan bahwa:


Sebelum dilelang ini barangnya mamaku ada memang sms pemberitahuan
masuk dari pegadaian disini bilang jatuh tempo mi. Karena kebetulan ini
sudah dua hari jatuh tempo.17

Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti melihat bahwa sebelum

melakukan pelelangan atau penjualan terhadap barang jaminan, maka sebelumnya

pihak pegadaian syariah melakukan pemberitahuan kepada nasabah sebelum

dilakukan pelelangan baik itu melalui surat pemberitahuan ke masing-masing alamat,

16
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
17
Wahyuni, Nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 29 Juli 2020.
59

dihubungi melalui telepon, sms, mendatangi rumah nasabah dan papan pengumuman

yang ada kantor cabang atau unit.

B. Penerapan Sistem Gadai Emas pada PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah

(UPS) Jampue di Kabupaten Pinrang

Produk gadai emas sangat marak di jalankan oleh jasa keuangan syariah baik

lembaga keuangan perbankan maupun lembaga keuangan non bank. Gadai emas ini

memiliki keistemewaan tersendiri dibandingkan dengan barang gadaian lainnya.

Emas merupakan logam mulia yang bernilai tinggi dan harganya yang relatif stabill.

Emas juga merupakan barang atau harta yang dapat dengan mudah dimiliki oleh

setiap orang khususnya dalam bentuk perhiasan emas.

Sistem gadai emas yang dijalankan oleh pegadaian syariah Jampue yaitu

memberikan pinjaman kepada nasabah dengan akad rahn dengan menggadaikan emas

sebagai jaminan dan nasabah diwajibkan membayar biaya pemeliharaan/sewa kepada

pihak pegadaian syariah berdasarkan prinsip ijarah. Hal ini berkaitan dengan kegiatan

gadai, dimana kegiatan gadai ini berfungsi untuk membantu dan memudahkan

manusia dalam mencukupi kebutuhannya dengan mekanisme yang tidak keluar dari
konsep rahn (gadai syariah) dan ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional.

Pelaksanaan gadai emas dalam aplikasinya di pegadaian syariah adalah pihak

pegadaian memberikan pinjaman kepada nasabah dalam akad rahn dengan

menggadaikan emas nasabah sebagai jaminan dan nasabah diwajibkan membayar

biaya pemeliharaan/sewa kepada pihak pegadaian syariah. Gadai emas yang

dijalankan oleh pegadaian syariah berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.

25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn yang menyatakan bahwa pinjaman dengan

menggadaiakan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn dibolehkan dan
60

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn emas.

Pelaksanaan gadai emas pada pegadaian syariah harus memenuhi beberapa ketentuan-

ketentuan sebagai berikut:

1. Murtahin mempunyai hak untuk menahan marhun sampai semua utang rahin

dilunasi.

Marhun yang telah diserahkan kepada murtahin tidak dapat diambil kembali

oleh pihak rahin kecuali hutangnya dilunasi. Konsep ini sejalan dengan teori gadai

syariah dalam hal hak dan kewajiban para pihak gadai yang berbunyi selama marhun

bih belum dilunasi, maka murtahin berhak untuk menahan marhun yang diserahkan

oleh pemberi gadai. Dalam artian rahin percaya bahwa barang yang digadaikan dapat

dijaga dengan baik oleh murtahin, begitu pula murtahin percaya bahwa jumlah

pinjaman dapat dikembalikan kembali oleh rahin dengan persetujuan diawal akad.

Selain itu, Kehatian-hatian juga harus diterapkan oleh pihak murtahin agar tidak

terjadi kesalahan atau kelalaian dalam memberikan pinjaman. Hal ini sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Singh dan Sindermukh, bahwa kepercayaan merupakan

salah satu landasan dasar guna untuk memenuhi dan memelihara hubungan jangka
panjang. Itulah mengapa sifat kepercayaan harus selalu ada, baik dari pihak

pegadaian maupun dari pihak nasabah.

Dalam hal ini pihak pegadaian syariah berhakn menahan jaminan yang

dimiliki oleh nasabah sebelum nasabah menebus barangnya. Hal yang senada

diungkapkan oleh salah satu karyawan pegadaain unit pelayanan syariah Jampue

yang mengatakan bahwa:


Nasabah yang belum mampu membayar pinjamannya naka kami dari pihak
pegadaian belum bisa mengembalikan barangnya nasabah. Hal ini agar
dimaksudkan apabila nasabahnya tidak mampu melunasi pinjamannya maka
61

kami dari pihak pegadaian akan melelang barang tersebut untuk mengganti
biaya sewa dan pinjaman yang telah diambil oleh nasabah.18

Hal yang serupa diungkapkan oleh salah satu nasabah pegadaian syariah

Jampue yang mengatakan bahwa:


Sebelum lunas ini pinjamanku belum bisa ku ambil emasku, karena memang
begitu peraturannya. Nanti kalau sudah lunas baru bisa diambil.19

2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahin

Penerapannya di PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue

menjelaskan bahwa pegadaian hanya bertugas untuk menyimpan dan memeliharanya

saja tanpa mengambil manfaatnya. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh

Juliawan selaku pengelola Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue

mengatakan bahwa:
Kalau untuk tempat penyimpanannya kita ada brankas tersendiri. Itu brankas
barangnya disimpan berdasarkan penggolongan tadi. Misalkan golongan A
golongan A semua ada tempatnya sendiri dan barangnya tersegel seperti ini
jadi kemungkinan untuk tertukarnya itu sangat minim karena sudah ada
fotocopy KTPnya dibelakang sama nomor barang jaminannya. 20

Hal yang serpa diungkapkan oleh Ayub selaku kasir Pegadaian Unit

Pelayanan Syariah Jampue yang mengatakan bahwa:


Tempat penyimpanan barang yang digadaikan nasabah ada tempat khususnya
semacam brankas. Misalnya barang yang digadaikan nasabah ini berupa emas,
kita dari pihak pegadaian akan menyimpan emas tersebut dalam suatu
brankas. Emasnya ini disimpan di brankas berdasarkan golongan pinjamannya
nasabah. Jadi kalau nasabahnya mau melunasi pinjamannya kita dari pihak
pegadaian tidak kesusahan dalam mencari barangnya nasabah. 21

18
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
19
Surianti, Nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
20
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
21
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
62

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti melihat bahwa pihak

pegadaian syariah (murtahin) tidak memanfaatkan barang jaminan yang digadaikan

oleh nasabah. Karena sudah dijelaskan bahwa barang tersebut memiliki tempat

penyimpanan berupa brankas. Satu tempat penyimpanan barang jaminan digunakan

untuk beberapa barang sesuai dengan golongan pinjaman yang diambil. Selain itu

barang jaminan tersebut disegel menggunakan plastik kemudian diberi fotocopy tanda

pengenal atau ktp dan dicantumkan nomor barang jaminan. Sehingga kemungkinan

tertukarnya dan terpakainya sangat minim.

3. Hak biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya merupakan

kewajiban rahin

Secara lapangan dalam praktik menggadai sifat pemeliharaan dan penyimpanan

tetap dibebankan kepada rahin itu dilakukan sebagai upah untuk murtahin selaku yang

menjaga marhun. Pada PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, pihak

pegadaian tidak mengambil keuntungn selain dari biaya pemeliharaan dan

penyimpanan. Hal ini selaras dengan wawancara yang dilakukan bersama bapak

Ayub selaku pengelola Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue mengatakan
bahwa:
Hak dari pihak kami itu pada biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang
dan kewajiban kami itu menjaga barangnya nasabah. Jadi dari situlah pihak
kami mendapatkan keuntungan dari jasa pemeliharaan barang jaminan itu.22

Dapat disimpulkan bahwa nasabah dalam hal pelaksanaan gadai emas syariah

diharuska membayar biaya administrasi dan biaya pemeliharaan serta biaya

penyimpanan barang jaminan. Mengenai hal itu, terdapat banyak perbedaan mengenai

22
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
63

siapa yang menanggung biaya-biaya untuk terjadinya akad gadai. Jadi

kesimpulannya, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang

jaminan merupakan tanggungan nasabah berdasarkan hadis Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa Sallam:
Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya.
Ia memperoleh manfaat dan menanggung resikonya.

Adapun pemeliharaan barang jaminan sepenuhnya menjadi tanggung jawab

pihak pegadaian. Jika ada kejadian seperti hilang atau rusaknya barang jaminan

nasabah maka menurut para Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa

murtahin (penerima gadai) tidak menanggung kerugian apapun jika kerusakan atau

hilangnya barang tersebut tanpa disengaja. Sedangkan jika barang gadai rusak atau

hilang yang disebabkan kesalahan murtahin, maka dalam hal ini murtahin yang

menanggung kerugian tersebut dan berhak memperbaiki kerusakan atau mengganti

yang hilang.

Untuk nasabah yang mengalami kerusakan atau hilang, pihak pegadaian

berkewajiban untuk memberikan ganti rugi. Jelas bahwa penguasaan secara langsung

terhadap barang jaminan milik nasabah mengandung tanggung jawab yang tidak kecil
bagi pihak pegadaian. Keberadaan barang jaminan tersebut pada prinsipnya

mengandung dua unsur bagi pihak pegadaian. Unsu4 pertama karena keamanan

pinjaman yang diberikan terjaga dan unsur kedua di lain pihak adanya beban untuk

menjaga barang agar barang jaminan tidak rusak atau hilang.

Pada saat keadaan tidak normal yang bisa terjadi adalah adanya peristiwa

force majeure seperti perampokan, bencana alam dan sebagainya yang

mengakibatkan barang jaminan milik nasabah mengalami kerusakan atau hilang yang

berada di luar kekuasaan pihak pegadaian. Dalam hal ini pihak pegadaian
64

berkewajiban untuk memberikan ganti rugi. Namun dalam praktiknya pihak

pegadaian telah mengambil langkah-langkah pencegahan dengan memberikan

asuransi kerugian sehingga dapat dilakukan penyelesaian yang adil. Hal itu

dikemukakan oleh Juliawan selaku pengelola pegadaian unit pelayanan syariah

Jampue bahwa:
Kalau untuk kerugian sendiri kita akan ganti rugi kalau memang barangnya itu
hilang selama disimpan disini. Ganti ruginya ini sesuai dengan kerugian yang
dialami. Tapi sampai saat ini nggak ada sih nasabah yang merasa kehilangan
barang atau komplain kalau barangnya itu rusak, karena memang dari pihak
kami itu sudah melakukan antisipasi sebelumnya yaitu dengan cara penjagaan
yang ketat terhadap tempat penyimpanan barang dan juga kami ada
asuransinya terhadap barang jaminan nasabah.23
Hal yang serupa diungkapkan oleh Ayub selaku kasir pegadaian syariah
Jampue mengatakan bahwa:

Kalau misalnya ada nasabah yang mengalami kerugian seperti barangnya


rusak ataukah hilang kami dari pihak pegadaian akan ganti rugi sebesar
jumlah kerugian yang dialami oleh nasabah tersebut.24

Peneliti melihat bahwa pihak pegadaian syariah sangat hati-hati dalam hal

terjadinya kerugian-kerugian yang ditimbulkan baik dari pihak nasabah maupun

pihak pegadaian syariah sendiri. Oleh karena itu, pihak pegadaian syariah telah

membuat perjanjian akad yang tertulis dalam Surat Bukti Rahn (SBR) yang berisi

tentang hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak serta

mengenai kemungkinan resiko yang timbul. Ini dimaksudkan apabila terjadi musibah

maka dapat ditentukan bagaimana dan siapa saja yang menanggung resiko sehingga

tidak menimbulkan perselisihan dikemudian hari.

23
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
24
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
65

Dalam perjanjian tersebut telah disebutkan dalam Ayat 4 Surat Bukti Rahn

(SBR) bahwa “Murtahin (Pegadaian) akan memberikan ganti kerugian apabila

marhun (barang jaminan) yang berada dalam penguasaan murtahin mengalami

kerusakan atau hilang yang tidak disebabkan oleh suatu bencana alam (force

majeure).

Sampai saat ini tidak ada nasabah yang mengalami kerugian baik berupa

kehilangan barang jaminan maupun kerusakan barang jaminan. sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ibu Wahyuni selaku nasabah pegadaian syariah Jampue yang

mengatakan bahwa:
Sudah bertahun-tahunka menggadai disini sampai sekarang belum pernah
mengalami kehilangan barang atau kerusakan barang. Karena memang
pegadaian disini sangat berhati-hati simpan barangnya nasabah. Saya pernah
lihat emasku yang ku gadaikan itu tersegel sekali jadi memang betul
pegadaian disini sangat menghindari kejadian yang seperti itu. Makanya saya
lebih memilih menggadai disini.25

Agar barang jaminan tidak mengalami kerusakan atau hilang maka pihak

pegadaian mengambil langkah-langkah pencegahan. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh bapak Juliawan selaku selaku pengelola pegadaian unit pelayanan syariah

Jampue bahwa:
Sebelum dilakukan akad, kita uji dulu keaslian dari barang jaminan. kita
periksa dulu barangnya apakah barangnya ini cacat atau tidak. Terus untuk
tempat penyimpanan barang jaminan kita ada penjagaan yang ketat
diruangannya. Jadi kecil kemungkinan untuk hilang.26

Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut, peneliti melihat bahwa pihak

pegadaian syariah sangat berhati-hati dalam hal barang jaminan. Untuk

25
Wahyuni, Nasabah PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh,
29 Juli 2020.
26
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 20 Juli 2020.
66

meminimalisir kehilangan atau kerusakan barang jaminan, maka pihak pegadaian

melakukan langkah- langkah pencegahan.

Pertama, pihak pegadaian sendiri telah melakukan uji keaslian barang

jaminan. Sebelum dilakukannya akad gadai, pihak pegadaian lebih dulu melakukan

pemeriksaan barang jaminan untuk memastikan kondisi barang jaminan tersebut baik

tidak ada kecacatan ataupun jika ada kecacatan dipastikan kecacatan tersebut bawaan

dari pihak nasabah atau sebelum dilakukannya akad bukan disebabkan oleh pihak

pegadaian dan jika kondisi barang jaminan tersebut dalam kondisi tidak layak, maka

pegadaian tidak menerimanya. Kedua, pihak pegadaian syariah melakukan penjagaan

yang ketat pada gudang penyimpanan sehingga kecil kemungkinan barang jaminan

tersebut hilang. Sampai saat ini tidak ada nasabah yang mengalami kerugian baik

berupa kehilangan barang jaminan maupun kerusakan barang jaminan.

4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan

berdasarkan jumlah pinjaman

Biaya pemeliharaan atau sewa pada gadai emas syariah didasarkan pada

prinsip ijarah yaitu akad yang digunakan untuk jasa penitipan/sewa/pemeliharaan


barang gadai. Hal tersebut didadasrkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No.

26/MUI-DSN/III/2002 bahwa biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang

didasarkan pada akad ijarah.

Pada akad rahn, rahin berkewajiban untuk membayar pokok pinjaman sesuai

dengan jumlah pinjaman yang tercantum dalam akad. Bersamaan dengan dilunasinya

pinjaman, barang jaminan diserahkan kepada rahin dengan membayar biaya p. Biaya

ijarah (biaya sewa) atau tarif jasa simpanan merupakan biaya yang dikenakan kepada

nasabah atas sewa tempat, pengamanan dan pemeliharaan barang jaminan yang telah
67

disediakan oleh pihak pegadaian syariah terkait penyimpanan barang jaminan dan

merupakan pendapatan bagi pegadaian syariah. Hal ini diungkapkan oleh bapak

Juliawan selaku pengelola pegadaian unit pelayanan syariah Jampue bahwa:


Untuk biaya sewa dari penyimpanan barangnya sendiri itu tidak ditentukan
berdasarkan jumlah pinjaman. tetapi dari nilai taksiran emasnya nasabah. 27

Disini dapat dilihat bahwa biaya sewa itu tidak ditentukan berdasarkan nilai

pinjaman tetapi berdasarkan nilai taksiran. Pelaksanaan gadai emas pada Pegadaian

Unit Pelayanan Syariah Jampue dalam hal biaya pemeliharaan dan penyimpanan

tidak boleh berdasrkan jumlah pinjaman. hal ini selaras dengan konsep rahn menurut

Nurul Huda dan Muhammad Heykal yang mengatakan bahwa:


Gadai Islam (rahn) merupakan skema dimana pihak pegadaian memberikan
pinjaman kepada nasabah atas dasar pinjaman dan atas dasar pemeliharaan
jaminan tersebut, maka pihak pegadaian akan mengenakan biaya
pemeliharaan tertentu. Hal yang paling penting diperhatikan adalah metode
penentuan biaya pemeliharaan dan sewa tempat penyimpanan barang jaminan,
dimana biaya tersebut tidak dibenarkan menggunakan sistem bunga yang
didasarkan pada nilai jaminan.28

Pelaksanaan gadai emas pada pegadaian syariah dalam hal perhitungan baiaya

pemeleiharaan dan penyimpnanan barang ditentukan berdasarkan nilai taksiran bukan

dari nilai pinjaman. Jika perhitungan biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang
jaminan didasarkan pada nilai pinjaman, maka hal tersebut sama dengan mengambil

keuntungan seperti yang dilakukan oleh pegadaian konvensional.

5. Penjualan Marhun apabila sudah jatuh tempo, murtahin harus memperingati rahin

untuk segera melunasi hutangnya dan apabila rahin tidak dapat melunasinya maka

marhun akan dilelang.

27
Juliawan, Pengelola PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 29 Juli 2020.
28
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis (Jakarta: Prenada Kencana, 2010), h. 280.
68

Lelang adalah suatu upaya eksekusi yang dilakukan oleh pihak pegadaian

syariah terhadap barang jaminan yang sudah jatuh tempo dan tidak ditebus oleh

nasabah. Hasil dari pelelangan tersebut digunakan untuk melunasi utang dan

kelebihan hasil penjualan akan diberikan kepada rahin. Dalam praktiknya jika barang

sudah jatuh tempo pihak pegadaian bertugas untuk mengkonfirmasi kembali atau

mengingatkan kembali kepada nasabah untuk segera melunasinya, akan tetapi jika

tidak ada respon balik dari pihak nasabah maka pegadaian mengambil jalan lelang

guna untuk melunasi kekurangan dari pembiayaan pinjaman nasabah. Hal ini senada

dengan wawancara dengan bapak Ayub selaku kasir di pegadaian unit pelayana

syariah Jampue mengatakan bahwa:


Sebelum melalkukan pelelangan kami dari pihak pegadaian memberitahukan
terlebih dahulu ke nasabah melalui telepon, sms ke nomor nasabah. kalau
memang ketika dihubungi nomor nasabah tidak aktif, maka kita datang
kerumahnya untuk mencari solusi dari masalah wanprestasinya. Kita kasi
nasabah solusi dengan cara perpanjang gadainya, menambah pinjaman dari
yang semestinya kalau memang pengambilan pinjamannya tidak maksimal dari
yang diberikan.29

Pihak pegadaian syariah Jampue menghubungi nasabah yang sudah jatuh tempo

terlebih dahulu sebelum melelang barang jaminan nasabah. Pegadaian syariah


terlebih dahulu mengkonfirmasi kembali kepada nasabah yang bersangkutan guna

untuk mengingatkan kembali dengan cara yaitu menelfon atau mengirimkan

peringatan melalui SMS (send message short). Dan apabila barang yang dilelang

sudah terjual, maka hasil penjualannya digunakan untuk melunasi pinjamannya

terdahulu. Dalam hal penjualan marhun didasarkan pada prinsip keadilan dan adanya

sikap toleransi kepada nasabah dalam hal penagihan piutang. Pegadaian syariah

29
Ayub, Kasir PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue, Wawancara oleh
penulis, 29 Juli 2020.
69

sebagai pihak yang memberikan pinjaman berlaku longgar dan memberikan

kesempatan atau tambahan jangka waktu kepada nasabah untuk melunasai

pinjamannya. Hal itu sesuai dengan maksud dari pengertian hakikat gadai itu sendiri

yaitu sebagai kepercayaan dari suatu utang untuk dipenuhi harganya apabila orang

yang berhutang tidak sanggup membayar utangnya dari orang yang berpiutang.

Para ulama tidak melarang adanya pelelangan terhadap barang jaminan.

karena yang terpenting adalah :

a. Hasil pelelangan itu dijadikan untuk menutupi marhun bih (pinjaman) maupun

biaya sewa.

b. Apabila ada kelebihan maka pihak pegadaian syariah akan mengembalikannya

kepada nasabah.

c. Apabila ada kekurangan maka pihak nasabah harus memberikan tambahannya

kepada pihak pegadaian syariah.

Pelaksanaan sistem gadai emas yang dijalankan oleh PT. Pegadaian Unit

Pelayanan Syariah (UPS) Jampue di Kabupaten Pinrang setelah dari beberapa segi

ketentuan maka menurut penulis pelaksanaan gadai emas yang dijalankan secara

keseluruhan sudah sejalan atau relevan dengan konsep rahn dan sesuai dengan Fatwa

Dewan Syariah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002 mengenai rahn emas. Kesesuaian

tersebut dapat dilihat dari:

1) Pemberian nilai pinjaman sebanding dengan nilai taksiran emas.

2) Pencairan dan penandatanganan akad dilakukan ketika semua persyaratan telah

terpenuhi sesuai dengan ketetntuan akad rahn dan standar operasional prosedur

pegadaian syariah.
70

3) Perhitungan biaya pemeliharaan dan penyimpanan tidak berdasarkan pada jumlah

pinjaman tetapi berdasarkan nilai taksiran emas Pegadaiansyariah memperingatkan

nasabah mengenai tanggal jatuh tempo pembayaran pinjaman, pihak pegadaian

syariah memberikan penambahan waktu selama dua minggu apabila nasabah belum

bisa membayar pinjamannya dan memberikan kesempatan kepada nasabah untuk

melakukan gadai ulang.

4) Nasabah yang tidak mampu membayar pinjamannya maka barang yang digadaikan

akan dijual/dilelang. Jika ada kelebihan akan dikembalikan kepada nasabah dan

apabila kekuarangan maka nasabah harus membayar kekurangannya.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa penerapan sistem gadai emas

pada PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Jampue di Kabupaten Pinrang telah

sesuai prinsip syariah. sesuai syariat Islam. Dengan demikian pegadaian syariah memiliki

perbedaan mendasar dengan pegadaian konvensional dalam pengenaan biaya. Pegadaian

komvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat

ganda, lain halnya dengan biaya di pegadaian syariah yang tidak berbentuk bunga, tetapi

berupa biaya pemeliharaan dan penyimpanan. Biaya tersebut dihitung dari nilai barang

jaminan yaitu taksiran emas bukan dari jumlah pinjaman.

Anda mungkin juga menyukai