1. Jasa Gadai, merupakan kredit jangka pendek yang memberikanb pinjaman uang tunai mulai dari Rp.5000-hingga Rp.20.000.000. dengan jaminan benda gerak (perhiasan emas/berlian, kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga yang bernilai, dan barang- barang elektronik) dengan prosedur muda dan layanan cepat. Sehingga pemohon kredit ini tidak perlu berekening, memiliki deposito atau cara lain yang menyulitkan. Hanya dalam waktu 15 menit dana yang diinginkan sudah tersedia. 2. Jasa Taksiran, suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga dan nilai harta benda miliknya dengan biaya yang relatif ringan masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah diperiksa dan ditaksirkan oleh juru taksir yang berpengalaman. 3. Jasa Titipan, yaitu jasa dimana memberikan jaminan rasa aman dan ketenangan kepada masyarakat luas akan harta simpanannya terutama bila hendak meninggalkan rumah cukup lama, pegadaian memberikan layanan jasa titpan barang berharga seperti perhiasan, emas, batu permata, kendaraan bermotor, serta surat-surat berharga seperti surat tanah, ijazah, dll. 4. Koin Emas ONH, adalah emas yang berbentuk koin yang dapat digunakan untuk tujuan persiapan menunaikan ibadah haji bagi pembelinya. Nasabah hanya cukup membeli sejumlah koin emas ONH yang tersedia dalam pilihan berat baik sekali saja maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH milik nasabah telah mencapai sekitar 250-300 gram secara otomatis nasabah akan di daftarkan sebagai calon jama’ah haji melalui sistem haji tepadu ( SISKOAT ). Selain utnuk haji, koin emas ONH dapat dibeli untuk investasi. 5. Galeri 24, yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dan sertifikat jaminan sesuai karatase perhiasan emas. 6. Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai, yaitu pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman. Jangka waktu sewa modal (bunga) pinjaman dipegadaian selama 4 bulan. Aabila nasabah telah melewati batas pinjamannya nasabah dapat memperpanjang dengan membayar sewa modal (bunga) atau dapat menebus barang jaminannya. Jika hal tersebut tidak dilaksanakan maka pegadaian berhak untuk melelang barang jaminannya.
Manajemen dan Instrumen Kebijakan
Dalam menjalankan usahanya perum pegadaian melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan menetapkan kebijakan-kebijakan dan yang menjadi patokan bagi kanda maupun kanca. Kebijakan-kebijakan dan fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh perum pegadaian sebagai berikut. a. Kebijakan Pendanaan Perum pegadaian memiliki beberapa sumber dana sebagai sumbe utamanya adalah modal awal perum pegadaian yang berjumlah Rp 205 miliar, penyertaan modal pemerintah Rp 46,25 miliar dan dari saldo laba sebesar Rp 139,456 miliar (per 31 Maret 1998). Tetapi modal tersebut tidak mencukupi, sehingga perum pegadaian mencari sumber-sumber pendanaan baru untuk menambah modal kerja mereka melalui pinjaman bank dan penerbitan obligasi dengan nilai nominal keseluruhan Rp 330,6 miliar. Dana yang dihimpun ini kemudian didistribusikan dari kantor pusat ke kanca melalui masing-masing kanda. Penghimpunan dana ini hanya dapat dilakukan kantor pusat, sehingga kanda dan kanca melaksanakan penanaman dana berdasarakan alokasi dana yang diberikan. Bila trjadi kekurangan dana, maka kanca harus meminta tambahan dana kepada kandanya masing-masing. b. Kebijakan Penanaman Dana Penanaman dana perum pegadaian dilakukan dalam bentuk kredit, deposito, surat-surat berhaga, dan penyertaan perusahaan lain. Penanaman dana dalam bentuk kredit merupakan porsi terbesar yang mencapai Rp 3,229 miliar pada akhir Desember 1999. kredit yang dijamin dengan jaminan nasbah. Batas maksimum kredit yang diberikan oleh masing-masing cabang mencapai Rp 20 juta per SBK (Surat Bukti Kredit). c. Alokasi Penanaman Dana Sesuai dengan PP NO. 13/1998. Setelah diaudit dari laba bersih yang diterima perum pegadaian, sebesar jumlah tertentu disisihkan untuk cadangan tujuan, penyusutan dan pengurangan yang wajar lainnya. Kemudian 45% dari sisa penyisihan tersebut dialokasi untuk 5 hal yang masing-masing presentase alokasinya ditetapkan oleh menteri keuangan. d. Sistem Pengelolaan Barang Jaminan Barang jaminan yang diterima oleh pegadaian ditatausahakan dalam buku gudang. Pegawai yang bertanggung jawab atas pengelolan gudang dan semua yang ada didalamnya disebut petugas gudang. Petugas gudang yang mengelol barang kantong seperti barang emas,perhiasan, dan barang kecil lainnya disebut penyimpanan. Sedangkan yang mengelola barang-barang gudang dan barang kain disebut pemegang gudang. Untuk mencegah terjadinya kesalahan atau penyimpangan dalam pengelolaan gudang,maka perum pegadaian membuat prosedur pemeriksaan barang jaminan e. Sistem Lelang Lelang merupakan upaya pengembalian uang pinjaman beserta sewa modalnya yang tidak dilunasi sampai batas waktu yang ditentukan. Untuk menentukan tanggal lelang, setiap kanda membuat suatu daftar ikhtisar lelang berdasarkan usulan dari masing-masing kancanya. Pelaksanaan lelang sesuai dengan tanggal yang taelah ditentukan. Tetapi, apabila dikemudian hari lelang tidak dapat dilakukan di tanggal yang telah ditentukan, maka pelaksanaan lelang itu harus diundur pada hari berikutnya. Sebelum pelaksanaan lelang, tim pelaksanaan lelang akan mengawasi calon pembeli. Barang-barang yang telah laku pada saat lelang hardibayar tunai, setelah lelang ditutup. Untuk barang-barang jaminan yang telah ditaksir dengan wajar, tetapi tidak laku dilelang disebut sebagai Barang Sisa Lelang (BSL). BSL ini ditetapkan menjadi asset perusahaan yang diakui dan dicatat sebagai transaksi mutasi asset dari pinjaman yang diberikan (aktiva lancar) menjadi aktiva lainnya (aktiva lancar). Cara penyelesaian BSL ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dibawah tangan dan mutasikan antar cabang. Penjualan dibawah tangan merupakan penjualan yang terbuka bagi siapa saja yang berminat, dengan suatu patokan harga minimal tertentu. Sedangkan mutasi antar-cabang, merupakan upaya penjualan di kantor cabang yang berada di daerah lain yang diyakini dapat terjual lebih cepat. f. Sitem Pelaporan dan Auditing Setiap kanca pegadaian harus membuat laporan operasional rutin secara berkala. Laporan operasional adalah laporan tentang perkembangan operasional kanca yang meliputi lapran mingguan, bulanan, dan tahunan. Lapran operasional tersebut dibuat oleh kanca kemudian dikonsolidasikan oleh kanda sebelum dikirim ke kantor pusat. Di kantor pusat laporan-laporan dari seluruh kanda dikumpulkan, sehingga dapat dibuat suatu laporan keuangan konsolidasi secara nasional yang diaudit setiap tahun dan diperiksa oleh pihak eksternal. Tujuan pembuatan laporan operasional ini adalah untuk menyediakan informasi tentang perkembangan operasional kepada manajer, sebagai dasar untuk pengambialan keputusan lebih lanjut pembinaan kanca. Selain kewajiban mengirim laporan ke kantor pusat, masing-masing kanca perum pegadaian secara internal juga diperiksa oleh SPI. Tugas SPI tersebut adalah melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap jalannya kegiatan perusahaan. Aspek-aspek yang dilihat dalam melakukan pemeriksaan oleh SPI mencakup tiga hal yaitu system dan prosedur yang menyangkut kendali, kewajiban atas untuk mengawasi bawahan (waskat) dan aparat pengawasan fungsional. Tolok ukur yang dipakai dalam melakukan pemeriksaan adalah membandingkan antara kondisi sebenarnya (fakta).