PRESENTASI BOKONG
DISUSUN OLEH:
Muhammad Rias Sukiman
111 2021 2155
PEMBIMBING:
dr. Hj. Nuraini Abidin, Sp.OG(K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:
Mengetahui,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Letak sungsang merupakan letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Letak sungsang
terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang
berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi
pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28
minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke-32 dan
terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm. Sebagai
contoh, 3,5% dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai
1999 di Parkland Hospital merupakan letak sungsang. (1–3)
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni: Presentasi bokong
(frank breech) (50-70%), presentasi bokong kaki sempurna (complete
breech) (5-10%). Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping
bokong dapat diraba kaki. Sedangkan, presentasi bokong kaki tidak
sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling) (10-30%).
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh
persalinan tunggal. Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak
janin memanjang dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki
merupakan bagian terendahnya. Angka kejadiannya adalah 3-4% dari
seluruh kehamilan. Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan
kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%.
Sedangkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri
pada tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar
8,63%. Kematian perinatal letak sungsang 13 kali lenih tinggi dari pada
kematian perinatal pada presentasi kepala. Sebab utama kematian
perinatal pada presentasi bokong adalah hipoksia, trauma persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definsi
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3 -
4 % dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (>
37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling
sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi
bokong berkisar antara 25 – 30%, dan sebagian besar akan berubah
menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. (3)
2.2 Klasifikasi
Terdapat tiga macam presentase bokong yaitu :
a. Letak bokong murni (frank breech), yaitu apabila bagian bawah
janin adalah bokong saja tanpa disertai lutut atau kaki. Terjadi
Ketika kedua paha janin fleksi dan ekstremitas bawah ekstensi. (3)
b. Letak bokong kaki (complete breech), yaitu apabila bagian bawah
janin adalah bokong lengkap disertai kedua paha yang tertekuk
atau kedua lutut tertekuk (duduk dalam posisi jongkok) .(3)
c. Letak kaki (footling breech/incomplete breech), yaitu apabila bagian
bawah janin adalah kaki atau paha. Bisa satu kaki atau kedua kaki,
bisa kaki dan paha atau kedua lutut. (3)
Pada saat aterm 65% adalah frank breech, 25% complete breech
dan 10% footing. (3)
2.3 Epidemiologi
Presentasi bokong terjadi pada 3% sampai 4% dari
semuakehamilan tunggal pada kehamilan cukup bulan (>37
minggu). Sebelum umur kehamilan 28 minggu.
Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan kejadian
persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%. Di Parkland
Hospital 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun
1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang. Sedangkan di
RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-
2007 didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar 8,63%.
Pada penelitian yang dilakukan di RSUP Wahidin
Sudirohusodo pada periode 2012 ditemukan dari 863 orang
bersalin tersebut ditemukan 16 orang ibu hamil yang melahirkan
dengan janin letak sungsang sebesar 1,85%. (4)
Secara khusus, setelah satu persalinan sungsang, tingkat
kekambuhan untuk kehamilan kedua hampir 10%, dan untuk
kehamilan ketiga berikutnya, itu adalah 27%. (2)
2.4 Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presentasi bokong
adalah:
1. Polihidramion
Polihidramnion adalah akumulasi cairan ketuban yang
berlebihan (AFI >25 cm). gejala polihidramion ringan
umumnya tidak menyebabkan apapun, namun pada kondisi
berat akan menyebabkan gejala yaitu salah satunya
malposisi janin (sungsang).
2. Multiparitas
Paritas juga merupakan faktor risiko terjadinya persalinan
sungsang semakin tinggi paritasnya yang pernah dialami ibu
hamil semakin tinggi pula risiko terjadinya persalinan
sungsang. Hal ini berhubungan dengan teregangnya dinding
abdomen secara berlebihan karena Riwayat multiparitas
pada ibu bersalin. Namun, berdasarkan penelitian Firdaus
dkk, tidak ada hubungan antara usia dan paritas terhadap
kejadian sungsang di RSUD Uli Banjarmasin pada 2013.
3. Oligohidramnion
Berdasarkan penelitian hikmaratmika tahun 2010, terdapat
hubungan oligohidramnion dengan persalinan letak
sungsang. Hal ini dikarenakan, pada kehamilan trimester
tiga janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang. karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar dibandingkan kepala, maka bokong
dipaksa untuk menempati ruangan yang lebih besar di
fundus uteri, sedangkan kepala berada di segmen bawah
uterus. Namun, karena etiologi sekunder misalanya
oligohidramnion sehingga janin posis letak sungsang.
4. Anomali uterus, tumor pelvis
Anomali uterus dan tumor pelvis akan menyebabkan
penyempitan dibagian uterus sehingga posisi janin bisa
malposisi. Anomali uterus seperti uterus arcutus, bicornus,
didelphys, septus dapat menyebabkan posisi sungsang.
5. Plasenta previa
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta
menutupi jalan lahir, sehingga uterus semakin sempit dan
janin akan mencari posisi yang lebih luas. Hamper 12,5%
plasenta previa menyebabkan kelahiran sungsang.
2.5 DIAGNOSIS
2.5.1 Pemeriksaan luar
Manuver Leopold untuk memastikan presentasi janin.
Dengan Leopold pertama, kepala janin yang keras dan bulat
menempati fundus. Leopold kedua mengidentifikasi punggung
berada di satu sisi perut dan bagian kecil di sisi lain. Dengan
Leopold ketiga, bokong yang lebih lunak dapat digerakkan di atas
pintu atas panggul. Leopold keempat menunjukkan bokong berada
di bawah simfisis. (2)
2.5.2 Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah, dapat diraba adanya bokong yang
ditandai adanya sakrum, kedua tubercle iliac dan anus.
Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan
tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidk sejajar dengan jari-jari
lain dan Panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan.
Untuk membedakan bokong dan muka, jari yang
dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang rahang
Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat
diraba di samping bokong, sedangkan pada presentase
bokong kaki tidak sempurna hanya teraba satu kaki
disamping bokong.(3)
2.5.2 Pemeriksaan Penunjang
Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan
penilaian risiko pada presentasi bokong. Tafsiran berat janin,
penilaian volume air ketuban, komfirmasi letak plasenta jenis
presentasi bokong, keadaan hiperektensi kepala, kelainan
kongenital, dan kesejahteraan janin dapat diperiksa menggunakan
utrasonografi. Berat janin dapat perkirakan secara ultrasonografi
berdasarkan ukuran diameter biparietal, lingkaran kepala,lingkaran
perut dan panjang tulang femur. Gambaran ultrasonografi tentang
ekstremitas bahwa dapat memberikan informasi tentang jenis
presentasi bokong. Kesejahteraan janin dinilai berdasarkan skor
profil biofisik janin. (3)
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Presentasi bokong pada masa kehamilan (3)
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah
malpresentasi pada waktu persalinan. Pada saat ini ada tiga cara
yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala yaitu versi luar.
Perubahan spontan menjadi presentasi kepala sebagian
besar akan terjadi pada umur kehamilan 34 minggu, sehingga
penemuan adanya presentasi bokong mulai umur kehamilan 34
minggu akan bermanfaat untuk pertimbangan melakukan Tindakan
versi luar.
Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan
menggunakan tekanan dan menuver tertentu pada perut ibu untuk
mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala. Keadaan
yang harus diketahui sebelum menawarkan versi luar adalah
perkiraan berat janin, volume air ketuban, letak plasenta dan
morfologi janin normal.
2.6.2 Dalam Persalinan
2.6.2.1 Jenis Persalinan
Untuk memilih jenis persalinan pada letak sungsang Zachtuchni
dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai
apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau
perabdominan. Jika nilai kurang atau sama dengan 3 dilakukan
persalinan perabdominan, jika nilai 4 dilakukan evaluasi kembali
secara cermat, khususnya berat badan janin; bila nilai tetap dapat
dilahirkan pervaginam, dan jika nilai lebih dari 5 dilahirkan
pervaginam.
2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai
lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin
mulai masuk pintu atas panggul, sehingga kemungkinan tali pusat
terjepit. Oleh karena itu fase ini harus segera diselesaikan dan tali
pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin dapat
bernafas lewat mulut.
Teknik
1. Sebelum melakukan persalinan, penolong harus memperhatikan
sekali lagi persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada
persiapan kelahiran janin harus selalu disediakan cunam Piper.
9. Kerugian
a) Klasik ( Deventer )
b) Mueller
c) Louvset
d) Mauriceau
e) Najouks
f) Wigan Martin-Winckel
g) Prague terbalik
h) Cunam Piper
Teknik
Tahap pertama : dilakukan persalinan secara bracht sampai pusat
lahir.
Tahap kedua : melahirkan bahu dan lengan oleh penolong.
a. Cara Klasik
1. Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan
lengan belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di
ruang yang luas (sacrum), kemudian melahirkan lengan depan
yang berada di bawah simpisis.
2. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada
pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin
sehingga perut janin mendekati perut ibu.
3. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam
jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu
janin sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan
dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin.
4. Untuk melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti
dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah
sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
5. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
6. Bila lengan depan sukar dilahirkam, maka harus diputar menjadi
lengan belakang. Lengan yang sudah lahir dicengkam dengan
kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
tangan penolong terleak dipunggung dan sejajar dengan sumbu
badan janin sedangkan jari-jari lain mencekam dada. Putaran
diarahkan ke ke perut dan dada janin, sehingga lengan depan
terletak dibelakang. kemudian lengan belakang ini dilahirkan
dengan teknik tersebut.
7. Deventer melakukan cara klasik ini dengan tidak mngubah lengan
depan menjadi lengan belakang. cara ini lazim disebut cara
deventer. Kemudian Keuntungan cara klasik adalah pada
umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang
tetapi kerugiannya lengan janin relative tinggi didalam panggul
sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang
dapat manimbulkan infeksi.
Gambar 2.3 kedua kaki janin dibawah ke atas perut ibu, kemudian lengan
belakang dilahirkan
b. Cara Mueller
1. Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah
melahirkan bahu dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi,
baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.
e. Umur kehamilan:
d) Paralisis brakialis
e) Fraktur femur.
f) Dislokasi bahu.
h) Hematoma otot-otot.
Mengingat penyulit pada janin akibat persalinan pervaginam cukup
berat, maka perlu dilakukan evaluasi obstetrik dengan teliti, sebelum
memutuskan untuk melahirkan janin secara pervaginam. Bila sudah
diputuskan melahirkan janin pervaginam, maka penolong dituntut untuk
menguasai teknik persalinannya secara terampil. Cara persalinan secara
ekstraksi total (total extraction) merupakan cara persalinan dengan
penyulit janin yang sangat buruk, yaitu kematian janin 3 kali lebih banyak
dibanding persalinan spontan. Oleh karena itu cara persalinan ini
sekarang sudah tidak dianjurkan lagi pada janin hidup. Kematian perinatal
pada letak sungsang dibanding dengan letak belakang kepala rata-rata 5
kali lebih banyak. (6)
2.9 Komplikasi persalinan pertolongan letak sungsang (7,8)
Pertolongan persalinan letak sungsang secara fisiologis dilakukan
menurut metode Brach. Kegagalan pertolongan secara Brach diikuti oleh
persalinan dengan ekstraksi bokong partial atau dengan ekstraksi bokong
total yang dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi persalinan letak
sungsang dapat dibagi sebagai berikut :
1. Komplikasi pada ibu
Trias komplikasi ibu : perdarahan, robekan jalan lahir ( pada vagina
atau serviks), infeksi ( endometritis )
2. Komplikasi pada bayi
Trias komplikasi pada bayi : asfiksia, trauma persalinan, infeksi
Asfiksia bayi
Dapat disebabkan oleh :
o Kemacetan persalinan kepala : aspirasi air ketuban-lendir
o Perdarahan atau edema jaringan otak
o Kerusakan medula oblongata
o Kerusakan persendian tulang leher
o Kematian bayi karena asfiksia berat
Trauma persalinan
o Dislokasi-fraktura persendian, tulang ekstrimitas
o Kerusakan alat vital : lien, hati, paru-paru, jantung
o Dislokasi fraktura persendian tulang leher.
Infeksi dapat terjadi karena :
o Persalinan lama
o Ketuban pecah dini
o Manipulasi pada pemeriksaan dalam]
2.10 Golongan resiko tinggi kehamilan sungsang
Kehamilan letak sungsang yang tergolong beresiko tinggi adalah :
a. Kehamilan sungsang pada kasus infertilitas
b. Kehamilan sungsang dengan riwayat obstetri buruk : sering mengalami
abortus/ keguguran, persalinan prematur, IUFD.
c. Kehamilan sungsang dengan perdarahan
d. Kehamilan sungsang dengan hipertensi/ tekanan darah tinggi
e. Kehamilan sungsang dengan umur ibu kurang dari 20 tahun atau diatas
35 tahun
f. Kehamilan sungsang yang terjadi pada ibu primigravida
g. Kehamilan sungsang dengan penyakit sistemik ibu : penyakit jantung,
penyakit ginjal, penyakt paru-paru
h. Kehamilan sungsang inpartu dengan keadaan abnormal : bayi besar,
ketuban pecah dini/ ketuban pecah awal, terjadi prolapsus funikuli, bayi
prematur, infeksi pada ibu, terjadi distres janin.
BAB III
KESIMPULAN
Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses
persalinan, jika yang terjadi adalah presentasi bokong murni, maka
persalinan normal masih relatif mudah dilakukan. Namun, hanya berlaku
bagi ibu yang sudah pernah melahirkan bayi cukup bulan pervaginam.
Sedangkan jika yang terjadi adalah presentasi kaki, pada saat ketuban
pecah spontan mungkin saja tali pusat ikut keluar (prolapsus tali pusat).
Jika tidak segera dilakukan persalinan, janin mungkin tidak terselamatkan.
Untuk mencegahnya, persalinan dapat dilakukan dengan cara sesar.
Meskipun seksio sesarea adalah pilihan terbaik untuk mengurangi
morbilitas dan mortilitas perinatal pada proses persalinan sungsang,
pertolongan persalinan pervaginam pada letak sungsang masih bisa
dilakukan denga naman dengan syarat harus memenuhi kriteria tertentu
untuk bisa dilakukan dan perencanaan pengelolaan yang baik dan akurat.
Diskusi, konseling dan inform concent terhadap pasien dan keluarga
penting dilaksanakan terkait tindakan yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Morris S, Geraghty S, Sundin D. Breech presentation management: A critical review of
leading clinical practice guidelines. Vol. 35, Women and Birth. 2022.