LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AGROTEKNOLOGI
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ASISTEN PRAKTIKUM
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2.Tujuan Praktikum........................................................................... 2
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat ........................................................................ 3
2.2. Alat dan Bahan .............................................................................. 3
2.3. Cara Kerja ..................................................................................... 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan .......................................................................... 6
3.2. Pembahasan .................................................................................. 8
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan ................................................................................... 17
4.2. Saran ............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tinggi Tanaman Timun Kyuri (Cucumis sativus L.) .................... 6
iv
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Persiapan Media Tanam di Lahan ............................................. 8
Gambar 2. Penanaman di Lahan ................................................................. 9
Gambar 3. Pemeliharaan di Lahan .............................................................. 9
Gambar 4. Pemanen di Lahan ..................................................................... 10
Gambar 5. Indikator Pertumbuhan di Lahan ............................................... 11
Gambar 6. Persiapan Media Tanam di Polibag ........................................... 13
Gambar 7. Penyemaian di Polibag .............................................................. 13
Gambar 8. Penanaman di Polibag ............................................................... 13
Gambar 9. Pemeliharaan di Polibag ............................................................ 14
Gambar 10. Pemanenan di Polibag ............................................................. 15
Gambar 11. Indikator Pertumbuhan di Polibag........................................... 15
v
I. PENDAHULUAN
seperti penyuluhan dan pemasaran. Sistem ketahanan pangan juga merupakan satu
kesatuan dapat mendukung oleh adanya berbagai input sumberdaya alam,
kelembagaan, budaya, dan teknologi (Sinaga, (2020). Proses hasil dan berjalan
dengan efisien adanya partisipasi masyarakat dan fasilitasi pemerintah atau
lembaga, penyuluh dalam mendukung kebutuhan pangan. Kegiatan diversifikasi
ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan pokok alternatif selain beras,
penurunan konsumsi beras dan peningkatan konsumsi pangan pokok alternatif yang
berimbang dan bergizi serta berbasis pada pangan lokal. tetapi mengubah pola
konsumsi, sehingga masyarakat akan mengonsumsi lebih banyak jenis pangan
dengan gizi yang cukup, berimbang, dan aman (Efendi, 2016).
Sejalan dengan perkembangan semua ilmu pengetahuan ke arah spesialisasi
yang menyempit dan mendalam maka ilmu agronomi juga berkembang menjadi
dua disiplin ilmu, yaitu ilmu tanaman (crop science) dan ilmu tanah (soil science).
Selanjutnya kedua disiplin ilmu tersebut berkembang menjadi beberapa subdisiplin
ilmu seperti pemuliaan tanaman, ekologi tanaman, ilmu fisika tanah, ilmu kimia
tanah, ilmu kesuburan tanah, ilmu genesa dan klasifikasi tanah (Nasrudin, 2020).
Dalam proses perkembangan ilmu agronomi, peranan biokimia, ekologi dan
biometrika makin tampil ke depan. Ilmu-ilmu penunjang ini makin terasa
diperlukan untuk menerangkan hasil-hasil kuantitatif yang ditemukan dalam
penelitian ilmu agronomi. Dalam perkembangan ilmu agronomi lebih lanjut, terjadi
perkembangan bioteknologi modern berbasiskan ilmu biologi molekuler antara lain
memungkinkan persilangan antar spesies, tanaman transgenik dan kultur jaringan
(Bayfurqon, 2019).
2
3
3
4
Bedengan dibuat dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter serta
tinggi 40 cm. Membuat parit untuk pembuangan dengan ukuran lebar 50 cm
antar baris dan 40 cm dalam baris. Membuat jarak tanam dengan ukuran 50
cm × 40 cm dan jumlah lubang tanam 24 lubang. Memberi pupuk kandang
dengan dosis 10 ton/ha dan diinkubasikan selama 2 minggu. Mengisi setiap
lubang tanam dengan pupuk organik sesuai dosis diatas.
2. Menanam benih bisa langsung dilahan apabila ukurannya relatif besar.
3. Melakukan pemeliharaan dengan penyiraman dilakukan sejak penanaman
atau pemindahan bibit kelapangan setiap pagi dan sore.
4. Melakukan penyulaman dilakukan untuk menggantikan bibit tanaman yang
mati atau kurang baik pertumbuhannya. Dilakukan seawal mungkin yaitu
sejak tanam hingga umur 15 hari setelah tanam.
5. Melakukan pemasangan tajar (turus) apabila sudah mengeluarkan alat
pembelit.
6. Melakukan pemupukan satu minggu setelah tanaman dipindahkan ke
bendengan dengan dosis disesuaikan dengan rekomendasi pemupukan yang
ada. Pemberian pupuk dapat ditugal atau diberikan disekeliling tiap tanaman
dengan jarak 15 cm dari tanaman.
7. Melakukan penyiangan rumput-rumput liar dilakukan setelah tanaman
berumur 14 hari bersamaan dengan penggemburan.
8. Melakukan pemangkasan bagian cabang atau bagian pucuk apabila tanaman
mempunyai banyak percabangan dan terlalu rimbun dedaunannya.
9. Melakukan pengendalian HPT dengan menyemprotkan insektisida nabati
atau fungisida nabati.
10. Melakukan pemanenan apabila buah sudah mencapai masak fisiologis atau
sesuai dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. Pemanenan dapat
dilakukan beberapa kali.
2.3.2. Pelaksanaan Budidaya di Polibag
1. Menyiapkan media tanam dalam polibag dengan mencampur tanah dengan
pupuk kandang kotoran kambing dan sekam dengan dosis yang disesuaikan
4
5
lalu diaduk secara merata. Setelah itu dimasukkan ke dalam polibag. Media
tanam diinkubasikan selama dua minggu sebelum tanam.
2. Menyiapkan benih atau bibit tanam dengan melakukan penyemaian
menggunakan media rockwool.
3. Melakukan penanaman benih atau bibit kedalam polibag dengan
memindahkan benih/bibit dari media tanam semaian ke media tanam dalam
polibag.
4. Melakukan pemeliharaan dengan penyiraman dilakukan sejak penanaman
atau pemindahan bibit kelapangan setiap pagi dan sore.
5. Melakukan penyulaman dilakukan untuk menggantikan bibit tanaman yang
mati atau kurang baik pertumbuhannya. Dilakukan seawal mungkin yaitu
sejak tanam hingga umur 15 hari setelah tanam.
6. Melakukan pemupukan satu minggu setelah tanaman dipindahkan ke media
tanam dalam polibag dengan dosis disesuaikan dengan rekomendasi
pemupukan yang ada. Pemberian pupuk dapat ditugal atau diberikan
disekeliling tiap tanaman dengan jarak 15 cm dari tanaman.
7. Melakukan penyiangan rumput-rumput liar dilakukan setelah tanaman
berumur 14 hari bersamaan dengan penggemburan.
8. Melakukan pemangkasan bagian cabang atau bagian pucuk apabila tanaman
mempunyai banyak percabangan dan terlalu rimbun dedaunannya.
9. Melakukan pengendalian HPT dengan menyemprotkan insektisida nabati
atau fungisida nabati.
10. Melakukan pemanenan apabila buah sudah mencapai masak fisiologis atau
sesuai dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. Pemanenan dapat
dilakukan beberapa kali.
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 21 10
7 6 10
13. 14 20 9
21 25 10
7 6 8
14. 14 15 10
21 26 9
7 4 8
15. 14 17 9
21 19 9
7 4 10
16. 14 20 10
21 18 11
7 8 10
17. 14 19 12
21 28 11
7 7 9
18. 14 19 9
21 29 11
7 5 9
19. 14 14 10
21 28 10
7 8 8
20. 14 10 8
21 32 9
7 10 9
21. 14 18 9
21 29 9
7 6 8
22. 14 14 10
21 17 11
7 7 8
23. 14 16 10
21 27 11
7 8 10
24. 14 19 9
21 23 10
Total 1.147 684
Rata-rata 47,791 28,5
8
3.2. Pembahasan
-Budidaya Tanaman di Lahan
3.2.1. Persiapan Media Tanam
3.2.2. Penanaman
pada umumnya benih timun akan tumbuh pada hari ketiga atau keempat setelah
tanam, jadi apa bila hingga satu minggu setelah tanam benih tidak ada tanda-tanda
kehidupan dapat dilakukan penyulaman. Untuk penyiangannya dilakukan dua hari
sekali, karena setiap dua hari sekali rumput akan mulai tumbuh hingga tinggi
kurang lebih 3-5 cm jadi perlu dilakukan penyiangan agar rumput atau gulma tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Pemasangan turus
dilakukan kurang lebih tiga minggu setelah tanam saat tanaman mulai
mengeluarkan sulur dan siap untuk merambat. Pemupukan dilakukan pertama
dilakukan seminggu setelah tanam dan pemupukan kedua dilakukan empat minggu
setelah tanam, pupuk yang digunakan dalam praktikum ini adalah pupuk NPK
Mutiara. Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman mulai memasuki fase
generative, hal ini dilakukan bertujuan agar tanaman dan hasil fotosintesisnya fokus
terdap pertumbuhan bunga betina yang akan menjadi bakal buah. Sedang kan untuk
HPT sendiri apa bila tidak telalu parah maka dapat dilakukan pengendalian dengan
menggunakan insektisida nabati dan bukan pestisida atau bahan kimia, hal ini
bertujuan meminimalisir kerusakan pada lingkungan dan hasil panan yang baik
untuk dikonsumsi.
3.2.4. Pemanenan
Umumnya timun dapat dipanen pada umun kurang lebih lima minggu setelah
tanam. Dalam satu kali pemanenan biasanya dalam satu pohon bisa terdapat 2-3
buah yang siap panen. Pemanenan kedua dan seterusnya dapat dilakukan 2 hari
setelah pemanenan pertama hingga pohon timun mati.
11
daun pada 21 hst. Sampel tanaman kesebelas pada 7 hst memiliki tinggi 7 cm dan
10 helai daun, 16 cm dengan 10 helai daun pada 14 hst, dan 24 cm dengan 11 helai
daun pada 21 hst. Sampel tanaman kedua belas pada 7 hst memiliki tinggi 8 cm dan
8 helai daun, 19 cm dengan 11 helai daun pada 14 hst, dan 21 cm dengan 10 helai
daun pada 21 hst. Sampel tanaman ketiga belas pada 7 hst memiliki tinggi 6 cm dan
10 helai daun, 20 cm dengan 9 helai daun pada 14 hst, dan 25 cm dengan 10 helai
daun pada 21 hst. Sampel tanaman keempat belas pada 7 hst memiliki tinggi 6 cm
dan 8 helai daun, 15 cm dengan 10 helai daun pada 14 hst, dan 26 cm dengan 9
helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman kelima belas pada 7 hst memiliki tinggi 4
cm dan 8 helai daun, 17 cm dengan 9 helai daun pada 14 hst, dan 19 cm dengan 9
helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman keenam belas pada 7 hst memiliki tinggi 4
cm dan 10 helai daun, 18 cm dengan 10 helai daun pada 14 hst, dan 11 cm dengan
8 helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman ketujuh belas pada 7 hst memiliki tinggi
10 cm dan 10 helai daun, 19 cm 12 helai daun pada 14 hst, dan 28 cm dengan 11
helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman delapan belas pada 7 hst memiliki tinggi 2
cm dan 9 helai daun, 19 cm dengan 9 helai daun pada 14 hst, dan 29 cm dengan 11
helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman kesembilan belas pada 7 hst memiliki
tinggi 5 cm dan 9 helai daun, 14 cm dengan 10 helai daun pada 14 hst, dan 28 cm
dengan 10 helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman kedua puluh pada 7 hst memiliki
tinggi 8 cm dan 10 helai daun, 10 cm dengan 8 helai daun pada 14 hst, dan 32 cm
dengan 9 helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman kedua puluh satu pada 7 hst
memiliki tinggi 10 cm dan 9 helai daun, 18 cm dengan 9 helai daun pada 14 hst,
dan 29 cm dengan 9 helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman kedua puluh dua pada
7 hst memiliki tinggi 6 cm dan 8 helai daun, 14 cm dengan 10 helai daun pada 17
hst, dan 32 cm dengan 11 helai daun pada 21 hst. Sampel tanaman kedua puluh tiga
pada 7 hst memiliki tinggi 7 cm dan 8 helai daun, 16 cm dengan 10 helai daun pada
14 hst, dan 27 cm dengan 11 helai daun pada 21 hst. Dan pada sampel tanaman
kedua puluh empat pada 7 hst memiliki tinggi 8 cm dan 10 helai daun, 19 cm dengan
9 helai daun pada 14 hst, dan 23 cm dengan 10 helai daun pada 21 hst. Secara
keseluruhan, setelah dijumlahkan, tinggi tanaman mencapai total 1.147 cm dengan
13
rata-rata 47,791 cm. Jumlah helai daun secara total adalah 684 dengan rata-rata 28,5
helai.
- Budidaya di Polibag
3.2.6. Persiapan Media Tanam
sawi siapp tanam. Hal ini dilakukan dengan tujuan memaksimalkan fungsi media
tanam. Karena polybag yang digunakan ukuran 30x30 maka jika dalam satu
polybag berisi lebih dari 3 tanaman akan mengakibatkan terjadinya persaingan dan
tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, jika dalam satu polibak ditanami kurang
dari 3 tanaman makan untuk menanam 30 bibit akan membutuhkan polybag yang
banyak dan memalkan banyak ruang serta media yang digunakan.
3.2.8. Pemeliharaan
meminimalisir kerusakan pada lingkungan dan hasil panan yang baik untu
dikinsumsi.
3.2.9. Pemanenan
ulangan kesembilan memiliki berat rata-rata sebesar 32,15, dan ulangan kesepuluh
memiliki berat rata-rata sebesar 29,92. Dengan demikian, total berat hasil
pengamatan untuk kesepuluh ulangan sampel tersebut adalah 316,41.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Peningkatan pendapatan masyarakat diiringi dengan meningkatnya permintaan
pangan, yang dapat diakomodasi melalui pemanfaatan potensi sumber daya alam
yang beragam di Indonesia. Untuk mencapai kemandirian pangan yang
berkelanjutan, perlu adanya upaya dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati melalui pengembangan pangan sumber karbohidrat non-
beras, sumber protein, dan gizi mikro di berbagai daerah. Pentingnya pendekatan
holistik dari produksi, pasca panen, pengolahan, distribusi, hingga pemasaran juga
ditekankan untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan, produktivitas, dan
efisiensi guna memenuhi kebutuhan pangan secara nasional.
Untuk mencapai ketahanan pangan, terdapat dorongan untuk menghadapi
perubahan lingkungan dan mengarah pada desentralisasi dan partisipasi
masyarakat. Program jangka pendek, menengah, dan panjang dalam sub-bidang
pertanian dan peternakan diharapkan dapat mendukung kemandirian pangan
dengan memperhitungkan risiko dan dampak perubahan ekonomi. Pentingnya
peran petani sebagai ujung tombak kemajuan bangsa juga ditekankan, dengan
upaya memperhatikan sumber daya alam, kelembagaan, budaya lokal, dan
pembangunan ekonomi. Dalam konteks ini, dukungan kebijakan yang memadai,
teknologi, dan informasi menjadi krusial untuk mendukung strategi diversifikasi
dan kemandirian pangan.
4.2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya agar selalu menetapkan keselamatan kerja
bersama agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Terutama saat sedang menggunakan
alat yang sedikit berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA