BAB I
KONSEP PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN
MULUT
Sejarah Dental Hygiene bermula pada tahun 1913 ketika Dr. Albert C. Fones, seorang dokter gigi
Amerika, mempelopori berdirinya lembaga pendidikan untuk para wanita yang disiapkan untuk menjadi
tenaga penyuluh kesehatan gigi dan pelaksana perawatan pencegahan penyakit gigi khusus untuk anak-
anak di daerah Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat.
Teori dental hygiene tersebut menekankan pentingnya peranan upaya pendidikan dan penyuluhan
kesehatan gigi guna meningkatkan status kesehatan gigi masyarakat secara optimal. Sedangkan para
pelaku konsep dental hygiene tersebut dinamakan dental hygienist dan bukan dental nurse, hal ini
dikarenakan Dr. Fones berpendapat bahwa dental hygienist ini lebih terfokus kepada pekerjaan
pendidikan dan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut dan tidak hanya berorientasi kepada sakit dan
penyakit (Darby dan Walsh, 2003).
TOPIK
I
BAB I
TOPIK
I
BAB I
TOPIK
I
BAB I
1. Kesehatan gigi dan mulut adalah kondisi mulut klien yang terdapat dalam satu rentang (kontinum)
yang dimulai dari kondisi kesehatan yang optimal sampai kepada kondisi sakit. Kondisi tersebut
bersifat fluktuatif sepanjang waktu yang dipengaruhi oleh kondisi biologis, psikologis, spiritual, serta
faktor-faktor perkembangan. Kesehatan mulut dan kesehatan umum merupakan kondisi yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2. Tindakan dental hygiene adalah intervensi-intervensi yang dilakukan oleh dental hygienist yang
ditujukan untuk peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut klien serta untuk mencegah dan
mengontrol terjadinya penyakit gigi dan mulut. Tindakan tersebut melibatkan unsur-unsur kognitif,
afektif serta psikomotor. Tindakan dental hygiene dapat merupakan tindakan mandiri serta kolaborasi
dengan klien dan tenaga kesehatan lain.
TOPIK
I
BAB I
TOPIK
I
BAB I
Klien
BAB I
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada individu dilakukan dalam rangka tercapainya kemampuan pelihara
diri di bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal, diawali dari diri individu itu sendiri. Setiap orang hendaknya
peduli dengan kesehatan diri sendiri. Setelah individu tersebut peduli terhadap kesehatannya sendiri, diharapkan dapat
menjadi contok bagi orang lain, baik dalam keluarga maupun masyarakat dalam kesehatan gigi dan mulut.
Kemampuan dasar yang diharapkan dalam kesehatan gigi dan mulut individu adalah;
1. Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut bagi diri sendiri,
2. Mampu melaksanakan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut bagi diri sendiri
3. Mampu mengidentifikasi kelainan-kelainan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, serta mengambil tindakan
yang tepat untuk mengatasinya, dan
4. Mampu menggunakan sarana pelayanan kesehatan gigi yang tersedia.
TOPIK
I
BAB I
Sesuai dengan konsep dasar dari pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, dalam
memberikan pelayanan asuhan, perawat gigi perlu memperhatikan 5 (lima)
kebutuhan dasar manusia yang diambil dari teori Maslow, (1943) yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis; meliputi nutrisi dari makanan, cairan, oksigen, istirahat,
tidur, latihan, kebersihan dan lain lain.
2. Kebutuhan rasa aman (perlindungan), bebas dari ketakutan, aman dari tindakan
yang tidak sesuai dengan profesionalisme.
3. Kebutuhan rasa cinta, mendapat simpati dan empati dari pelayan kesehatan.
4. Kebutuhan aktualisasi diri (ingin dipuji) bekerja sesuai dengan bakat dan
potensi serta dilakukan dengan senang hati dan diakui orang lain.
5. Kebutuhan akan harga diri meliputi dihargai dalam pekerjaan, profesi,
TOPIKkecakapan dalam lingkungan keluarga, kelompok dan masyarakat.
I
BAB I
Selanjutnya Darby dan Walsh, (2003) mengidentifikasi delapan kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan
kesehatan gigi dan mulut seseorang dalam pelayanan dental hygiene. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berhubungan
dengan dimensi-dimensi fisik, emosional, intelektual, sosial, dan budaya klien yang melekat pada proses pelayanan
dental hygiene.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perlindungan terhadap risiko-risiko kesehatan
Artinya adalah kebutuhan untuk menghindari risiko-risiko/ kontraindikasi medis yang berhubungan dengan
perawatan dental hygiene. Sebagai contoh, klien membutuhkan tindakan pengobatan karies untuk mencegah
terjadinya penyakit sistemik seperti penyakit jantung.
2. Bebas dari stress
Artinya, klien membutuhkan kondisi yang bebas dari tekanan, ketakutan, ketidaknyamanan emosi pada
lingkungan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, selanjutnya klien juga membutuhkan pujian, penghargaan dan
TOPIKperhatian. Contohnya, klien membutuhkan perawatan yang tidak menyakitkan, klien juga butuh diberi
I penghargaan ketika berhasil merubah perilaku pelihara dirinya menjadi lebih baik.
BAB I
BAB I
TOPIK
I